Anda di halaman 1dari 1

ASHFA JAUHAROH Berdasarkan jumlah nodul :bila

30901800020 jumlah nodul satu disebut


nodosa soliter (uninodusa) dan
bila lebih dari satu disebut
strauma multinodusa
DEFENISI : Strauma Nodusa Non Toksik
adalah pembesaran kelenjar tyroid yang
secara klinik teraba nodul satu atau lebih
Berdasarkan kemampuan
tanpa disertai tanda-tanda hypertirodisme
Berdasarkan konsistensinya : KLIASIFIKASI menangkap yodium radiokatif :
nodul lunak, keras dan nodul dingin, nodul hangat dan
sangat nodul panas
keras
Tiroid membesar
dengan lambat

Jika strauma membesar Kelainan metabolik Hiperplasi dan


akan menekan area MANIFESTASI KLINIK kongenital yang involusi kelenjar
trakea yang dapat menghambat
tiroid
sisntesa hormon
mengakibatkan
gangguan respirasi ETIOLOGI

benjolan pada leher


Defisiensi
SNNT yodium

( Strauma Nodusa Non Toksik )

PENATALAKSANAAN :

1. Pemberian kapsul minyak berodium


tinggi
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN PENUNJANG :
2. Edukasi dalam perubahan perilaku pola
makan
Osteoporosis 1. Pemeriksaan laboratorium ditemukan
3. Penyuntikan lipidol
serum T4 (toksin) dan T3 (tryodotiroin)
4. Tindakan operasi (stumektomi) Gangguan menelan Gangguan jantung
dalam batas normal.
5. L-tiroksin selama 4-5 bulan
2. Pemeriksaan USG dapat dibedakan
6. Biopsi aspirasi jarum halus (FNAB)
padat atau tidaknya nodul
3. Pemeriksaan sidik tiroid

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Resiko tinggi terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d


obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan spasme
laringeal
2. Gangguan komunikasi verbal b.d cedera pita suara/kerusakan
laring, edema jaringan/otot
3. Resiko terjadinya perdarahan b.d terputusnya pembuluh darah
sekunder terhadap pembedahan

Resiko tinggi terjadi ketidakefektifan bersihan jalan


Gangguan komunikasi verbal b.d cedera pita Resiko terjadinya perdarahan b.d terputusnya pembuluh
nafas b.d obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan
suara/kerusakan laring, edema jaringan/otot darah sekunder terhadap pembedahan
dan spasme laringeal
INTERVENSI : INTERVENSI :
INTERVENSI :
1. Kaji pembicaraan klien secara periodik 1. Pantau TTV dan catat adanya peni ngkatan suhu
1. Monitor pernafasan dan kedalaman kecepatan
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman tubuh, takikardi, distrimia
nafas
2. Evaluasi refleksi secara periodik
2. Observasi kemungkinana adanya stridor,
3. Pertahankan penghalang tempat tifur
sianosis
3. Atur posisi semi fowler 4. Monitoring kadar kalsium dalam serum
4. Bantu klien untuk relaksasi nafas dan batuk
efektif

Daftar Pustaka :
Inayah, Lin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernafasn.Edisi 1, Salemba Medika:Jakarta
Smeltzer,Suzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
BedaghBunner dan Suddarth. Edisi 8 EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai