Anda di halaman 1dari 44

Psikologi

Perkembangan
Remaja 2
Contents

1 Perkembangan Bahasa

2 Perkembangan Moral
PERKEMBANGAN BAHASA
Status Bahasa Remaja

 Usia 16 s/d 18 tahun : menguasai 80.000 kata.


 Terjadi peningkatan pemahaman fungsi permainan kata dalam
kalimat.
 Dapat mendefinisikan dan mendiskusikan kata-kata abstrak
seperti cinta, keadilan dan kebebasan.
 Menggunakan terminologi seperti bagaimanapun, di sisi lain,
namun demikian, maka daripada itu, sesungguhnya, mungkin
untuk mengungkapkan hubungan logis antar klausul atau
kalimat.
Status Bahasa Remaja

 Lebihmenyadari bahwa kata-kata merupakan simbol yang


dapat memiliki makna ganda : mampu memahami dan
menggunakan kata dalam bentuk ironi, satire, sindiran
maupun metafora.
 Metafora : perbandingan dua ide yang dinyatakan dalam makna abstrak
yang tergantund di dalam kata0kata yang digunakan untuk
perbandingan.
 Satire : a literary work in which irony, derision, or wit are used to
expose folly or wickedness.
Status Bahasa Remaja

 Terdapatpeningkatan ketrampilan menulis, remaja lebih baik


dalam hal:
 Mengorganisasikan ide sebelum memulai menulis.
 Menentukan ide utama yang paling penting dalam sebuah tulisan.
 Membedakan ide umum dan khusus dalam tulisan yang mereka buat.
 Memilih dan menyusun kata menjadi kalimat yang masuk akal.
 Mengorganisasikan tulisan dalam format pendahuluan, isi dan
kesimpulan.
Status Bahasa Remaja

 Lebihterlatih dalam social perspective-taking


(dapat memahami sudut pandang orang lain
dan tingkat pengetahuan dan berbicara sesuai
dengan apa yang diketahuinya tersebut,
terutama untuk :

 Mempengaruhi orang lain

 Menjaga percakapan tetap berlangsung


Slang

 Menggunakan bahasa yang berbeda ketika berbicara dengan


peer dan orang dewasa.
 Halini merupakan bagian dari proses membangun identitas diri
yang terpisah dari dunia orang tua dan orang dewasa pada
umumnya.
 Fungsi : menentukan keunikan gereasi dalam hal nilai, selera
dan pilihan.
 Bro, sist, bob, bor…
 Coy, Gan...
PERKEMBANGAN MORAL
Kohlberg
Perkembangan
Moral

Level 1 Moralitas Level 3 Moralitas


Prekonvensional Poskonvensional
Kontrol eksternal Kepatuhan hukum
Mematuhi aturan Level 2 Moralitas
didasarkan pada
untuk menghindari prinsip-prinsip
Konvensional
hukuman atau moral yang telah
Standar sosok yang
meraih hadiah, atau terinternaliasi dan
memiliki otoritas
bertindak di luar dapat membuat
lebih internal.
kepentingannya keputusan pada
Mematuhi aturan
sendiri. (usia 4 – 10 konflik berdasar
untuk menjadi “baik”,
tahun) pada standar moral.
menyenangkan orang
(remaja akhir atau
lain dan menjaga
dewasa awal, tapi
keteraturan sosial.
banyak yang tidak
(usia 10 tahun - ….)
mencapai level ini.
6 Tahap Moral Kohlberg
Level Tahap Reasoning
Level 1 Moralitas Prekonvensional Stage 1 : Berorientasi pada hukuman dan
(usia 4 – 10 tahun) kepatuhan.
Stage 2 : Prinsip bertujuan tertentu dan
untuk mendapatkan sesuatu (pertukaran)
Level 2 Moralitas Konvensional Stage 3 : Menjaga hubungan baik,
(usia 10 – 13 atau lebih) persetujuan orang lain, dan menjaga aturan
umum (golden rules).
Stage 4 : Mempertimbangkan kepentingan
dan kesadaran sosial.
Level 3 Moralitas Poskonvensional Stage 5 : Moralitas merupkan kontrak yang
(remaja akhir atau dewasa awal, atau mengikat antar individu dan hukum
tidak pernah sama sekali. demokratis.
Stage 6 : Moralitas berdasar pada prinsip etis
universal.
6 Tahap Moral Kohlberg
Levels Stages Of Reasoning
Level 1 Preconventional Morality Stage 1 : Orientation toward punishment
(4 – 10 years old) and obedience.
Stage 2 : Instrumental purpose and
exchange
Level 2 Conventional Morality Stage 3 : Maintaining mutual relations,
(10 – 13 or beyond) approval of others, the golden rules.

Stage 4 : Social concern and conscience.

Level 3 Postconventional Morality Stage 5 : Morality of contract, of


(early adolescence, or not until young individual tights, and of democratically
adulthood or never) law.

Stage 6 : Morality of universal ethical


principles.
Perkembangan Moral Remaja
Tingkat 2 Moralitas Konvensional – Tahap 3

• Nilai kepercayaan, kepedulian dan • Mempunyai gambaran sendiri


loyalitas individual berdasar pada tentang siapakah orang baik itu.
penilaian moral.
• Mengevaluasi suatu tindakan
• Memperhatikan apakah dirinya menurut motifnya atau menurut
menjadi orang yang baik atau buruk siapa yang melakukan hal tersebut.
• Ingin menyenangkan orang lain.
• Mengikutsertakan faktor keadaan
• Dapat menilai maksud orang lain. yang melingkupi sesuatu dalam
memutuskan moralitas.
Perkembangan Moral Remaja
Tingkat 2 Moralitas Konvensional – Tahap 4

• Penilaian moral berdasar • Menitikberatkan pada


pada pemahaman dan melakukan kewajibannya.
keteraturan sosial, hukum, • Menunjukkan rasa hormat pada
keadilan dan kewajiban. otoritas yang lebih tinggi.
• Menitikberatkan pada akibat • Menjaga keteraturan sosial.
suatu moral terhadap • Suatu tindakan pasti salah, apa
masyarakat  Apa yang pun alasan atau situasi yang
akan terjadi jika semua orang melingkupinya, jika tindakan
melakukan ini? tersebut melanggar aturan dan
menyakiti orang lain.
Topik Pembicaraan

Tugas
Perkembangan Perkembangan
Emosi Remaja

Perkembangan Identitas
Diri Remaja Remaja
TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
17

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang
dengan rekan seusia dari lawan jenis maupun sesama
jenis.
2. Mencapai peran maskulin atau feminin.
3. Menerima keunikan fisik yang dimiliki dan
menggunakan tubuhnya dengan efektif.
4. Mencapai independensi emosi dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
18

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


5. Persiapan untuk perkawinan dan kehidupan
bekeluarga.
6. Persiapan untuk karir ekonomi.
7. Mencapai suatu sistem nilai dan etis yang menjadi
panduan perilaku baginya – membangun ideologi.
8. Menginginkan dan meraih perilaku sosial yang
bertanggungjawab.
19

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
• Pada masa ini timbul pertanyaan “who am I” dan
sejumlah pertanyaan yang menyangkut masa depan
• Issue yang paling penting  identity
• Erikson : identity vs identity confusion
• Pertanyaan ini muncul sebagai akibat adanya
perubahan fisik serta genital maturity yang sangat cepat
: - pertanyaan tentang peran mereka di dalam
masyarakat
- vocational role - social role
20

James E. Marcia  penelitian tentang identity 1966, 1980


Ada 4 status identitas remaja :
1) Achievement : crisis leading to commitment
2) Foreclosure : commitment with no crisis
3) Diffusion : no commitment, crisis no
4) Moratorium : crisis, no commitment
21

Identity status Crisis Commitment

Achievement Present Present

Foreclosure Absent Present

Moratorium Yes Absent

Diffusion No Absent
22

• Semakin tinggi usia remaja, semakin ke arah identity


achievement
• Mahasiswa tingkat terakhir akan lebih mencapai identity
achievement dibandingkan dengan mahasiswa tingkat
awal
• Young adolescent  identity diffusion
• Terutama untuk religious beliefs dan ideologi politik
masih banyak mahasiswa tingkat akhir yang belom
mencapai status “achieved”
• Waktu pencapaian identitas tergantung dari life area
tertentu
23

Identity dan Intimacy

Erikson : identity dulu baru intimacy


Remaja menunjukkan 5 jenis intimate relationship :
1. Intimate style : individual forms and maintains one or
more deep and long lasting love relationship
2. Pre-intimate style : individual shows mixed emotion about
commitment  offering love without obligation or lasting
bond
24

3. Stereotype style : individual has superficial relationships


that tends to be dominated by friendship ties with some
sex rather that opposite-sex individual
4. Pseudo intimate style : individual maintains long lasting
sexual attachment with little or no depth or closeness
5. Isolated style : individual withdraws from social
encounters and has little or no attachment to same or
opposite-sex individuals
PERKEMBANGAN IDENTITAS
REMAJA
Identitas Remaja

Erikson

Identitas & 4 Status


Intimacy Identitas

IDENTITAS
REMAJA
Perubahan
Gender
Perkembangan

Identitas Pengaruh
Etnis Kultural Keluarga
Identitas Remaja
Menurut Erikson – Identity vs Identity Confusion

 Dihadapkan pada suatu keputusan tentang siapa diri mereka,


menjelaskan tentang apa saja tentang dirinya, dan akan kemanakah
hidup mereka ini akan menuju.

 Konflik timbul dari berbagai macam peran yang berbeda-beda, seperti


sebagai murid, sebagai teman, sebagai pacar, sebagai anak remaja, dst.

 Remaja juga mengalami apa yang disebut psychosocial moratorium,


yaitu gap antara rasa aman yang didapat dari statusnya sebagai anak-
anak dan otonomi yang dimiliki sebagai orang dewasa.
Identitas Remaja
Menurut Erikson – Identity vs Identity Confusion

– Remaja yang berhasil mengatasi konflik-konflik tersebut


mencapai identitasnya sedangkan yang tidak berhasil mengatasi
konflik tersebut akan berada pada status identitas confusion.

– Tanda-tanda berada dalam status identity confusion adalah :

– Menarik diri atau mengisolasi diri dari teman dan keluarga,

– Menenggalamkan diri dalam kelompok seusianya.

– Kehilangan identitas diri di keramaian/crowd.


Identitas Remaja
Menurut Erikson – Identity vs Identity Confusion

 Proses mencapai identitas diri :


 Mencoba berbagai peran dan kepribadian yang
berbeda.
 Mencari tahu kemana hidup akan menuju.
 Meraih meaningful identity.
Komposisi Kepribadian
Menurut Erikson

Identitas
Remaja

Vocational/career identity Sexual identity


Political identity Cultural/Ethnic identity
Religious identity Interest
Relationship identity Personality
Achievement, intellectual identity Physical identity
Identitas Status
Menurut James Marcia

1 2 3 4
Identity Identity Identity Identity
Achievement : Moratorium : Foreclosure : Confusion :
Telah melalui Sedang berada Telah membuat Belum mengalami
serangkaian krisis dalam krisis, tapi komitmen tetapi krisis dan belum
dan membuat tidak membuat tidak pernah membuat
komitment terhadap komitmen yang jelas mengalami krisis. komitmen.
suatu pilihan.
Tiga Aspek Yang Menentukan Marcia

A
B C
Dukungan Self-
Membangun
Orang tua: reflective
Sense
-Individualitas
Industri
-Keterhubungan
Identitas & Gender
 Erikson (60-an) :

 Remaja laki-laki berorientasi pada karir dan komitmen ideologi

 Remaja perempuan berorientasi pada pernikahan dan pengasuhan


anak.

 La Voie (70-an) :

 Remaja laki-laki lebih memperhatikan masalah pekerjaan

 Remaja perempuan lebih memperhatikan pada hubungan afiliative.

 Madison & Foster Clark (era 90-an :

 Perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan semakin sedikit.


PERKEMBANGAN DIRI REMAJA
Self Remaja

 Self : semua karakteristik yang melekat pada seseorang. Diantara


berbagai dimensi self yang paling penting adalah self-
understanding, self-regulation, self-esteem dan self-concept.

 Identitas : siapakah seseorang itu. Remaja percaya bahwa dirinya


memiliki peran yang penting.

 Kepribadian : Karakteristik personal yang menetap pada diri


seseorang.
 Perubahan yang sangat cepat pada seorang remaja mengakibatkan
peningkatan self awareness dan self consciousness, yang pada
akhirnya menimbulkan perasaan ragu-ragu terhadap siapa dirinya
dan segi dari dirinya yang manakah yang nyata.
 James Marcia membagi tiga fase :
 Dekonstruksi : terjadi kontradiksi dalam dirinya
 Rekonstruksi : berusaha menyelesaikan kontradiksi tersebut
 Konsolidasi : mengintegrasikan berbagai dimensi dirinya.
Indikator
Positif
Gives others directives and commands

Uses voice quality appropriate for situation

Expresses opinions Negatif


Sits with others during social activities Put down others by teasing, name-calling or goosiping

Works cooperatively in a group


Uses gestures that are dramatic or out of context

Faces others when speaking or being spoken to Enganges in inappropriate touching or avoids physical contact

Maintains eyes contact during conversation Gives excuses for failure

Initiatives friendly contact with others


Text
Brags exessively about achievement, skills, appearance

Maintains comfortable space between self and others Verbally puts self down; self-deprecation

Has little hesitation in speech, speaks fluently Speaks too loudly, abruptly, or in a dogmatic tone
Sumber Percaya Diri Remaja

.62 .65
Physical Appearance

.41 .48
Scholastic Competence

.40 .46
Social Acceptance

.45 .45
Behavioral Conduct

.30 .33
Athletic Competence
PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
www.themegallery.com

Perasaan atau affek yang


melibatkan gugahan fisiologis,
ekspresi perilaku dan kadang
disertai pengalaman yang
Emosi disadari.
Remaja

EMOSI

Hormon,
Kompetensi Pengalaman
Emosi &
Emosi Company Logo
Kompetensi Emosi

Kompetensi Emosi Contoh

Tahu jika mengekspresikan marah


Sadar jika ekspresi emosi sangat kepada teman dengan cara biasa
berperan dalam suatu hubungan akan dapat membahayakan
hubungan pertemanan itu.

Coping adaptive terhadap emosi Mengurangi marah dengan menjauh


negatif dengan menggunakan strategi dari situasi yang menjadi sumber
self regulation yang dapat kemarahan dan melakukan aktivitas
mengurangi intensitas dan durasi lain yang dapat mengalihkan
kondisi emosi tersebut. perhatian.
Kompetensi Emosi

Kompetensi Emosi Contoh


Mengerti bahwa keadaan emosi di
dalam diri tidak selalu berkaitan
dengan ekspresi yang tampak.
Dapat mengenali bahwa seseorang itu
Semakin matang seorang remaja,
sebenarnya sedang marah dan
mereka mulai mengerti bagaimana
mengendalikan ekspresinya sehingga
ekpresi emosi mereka dapat
kelihatan natural/tidak marah.
mempengaruhi orang lain dan mulai
menimbang-nimbang dalam
berekspresi ini.
Kompetensi Emosi

Kompetensi Emosi Contoh


Dapat membedakan keadaan
emosi seperti sedang sedih atau
Dapat menyadari kondisi emosi
cemas, dan fokus pada
yang sedang dialami tanpa
bagaimana mengatasinya
merasa terbebani dengan itu.
daripada merasa terbebani
dengan itu.

Dapat membedakan emosi yang Dapat melihat seseorang yang


dialami orang lain. lain itu sedang sedih bukan takut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai