Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Makalah ini bertujuan supaya kita dapat memahami lebih dalam mengenai tanah
perjanjian yang telah Allah janjikan melalui Abraham hingga keturunannya. sehingga kita
mampu menyampaikan hal ini dengan baik kepada mereka yang belum memahami tentang
tanah perjanjian, dan apa alasannya bangsa Israel harus 40 tahun lamanya untuk sampai ke
tanah perjanjian. Bangsa Israel diperintahkan Tuhan untuk menuju tanah kanaan agar lepas
dari perbudakan bangsa mesir, tetapi bangsa Israel tegar tengkuk sehingga memerlukan
waktu untuk perjalanan menuju tanah Kanaan. Tetapi disamping itu Tuhan tetap mengasihi
bangsa Israel dengan tetap memberikan pertolongan - pertolongan melalui mujizat. dalam
makalah ini penulis juga membahas tentang perjalanan bangsa Israel yang penuh dengan
banyak perjuangan untuk melatih Iman, bangsa Israel memegang janji Tuhan yaitu akan
menjadi bangsa yang besar dan dituntun ke tanah kanaan. Tanah Perjanjian yang dijanjikan
Tuhan Allah kepada Abraham dan kepada keturunan Abraham adalah tanah yang berlimpah
susu dan madu. Sebelum bangsa Israel menduduki tanah tersebut, sudah lebih dahulu orang
lain mendudukinya. karena berlimpah susu dan madu maka kerajaan-kerajaan yang ada di
sekeliling bangsa Israel ingin menduduki tanah tersebut. Tuhan Allah telah berjanji maka Ia
akan menepati janji-Nya. Hal ini sangat menarik untuk dipelajari maka akan dibahas mulai
dari latar belakang tanah perjanjian dan apa yang terjadi disana.
I.II Rumusan masalah :
1. Apa itu tanah perjanjian ?
2. Mengapa bangsa Israel memerlukan waktu 40 tahun menuju tanah Kanaan?
3. Apa tantangan yang dihadapi oleh bangsa Israel ketika memasuki tanah perjanjian.

I.III Tujuan
1. agar kita memahami makna dan pengertian yang benar dari tanah perjanjian.
2. agar kita dapat mengerti apa alasan tersembunyi Allah membuat bangsa Israel
berputar-putar selama 40 tahun saat perjalanan ke tanah Kanaan.
3. agar kita paham bahwa perjalanan bangsa Israel untuk menduduki tanah perjanjian
sangatlah susah dan penuh dengan rintangan.

I.IV. Manfaat
supaya kita dapat memahami lebih dalam mengenai tanah perjanjian yang telah Allah
janjikan melalui Abraham hingga keturunannya. sehingga kita mampu menyampaikan hal ini
dengan baik kepada mereka yang belum memahami tentang tanah perjanjian, dan apa
alasannya bangsa Israel harus 40 tahun lamanya untuk sampai ke tanah perjanjian.

I.V Batasan Masalah


hasil yang diperoleh penulis dari sebuah penelitian menggunakan metode Studi
pustaka adalah penulis mengambil suatu batasan masalah yakni dalam Alkitab Perjanjian
Lama.
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Apa itu tanah perjanjian.

Menurut Alkitab Perjanjian Lama, tanah suci atau tanah perjanjian merupakan tanah
yang Allah janjikan kepada bangsa Israel sewaktu mereka berada di Mesir. Allah berjanji
melalui Abraham dan keturunannya untuk memberikan tanah tersebut, yang disebut tanah
Kanaan. Janji tersebut tidak diberikan kepada Abraham dalam waktu yang singkat, bahkan
Abraham pun belum dapat mengklaim tanah itu menjadi miliknya sewaktu ia hidup.
Tanah Kanaan merupakan tujuan dari orang Israel setelah keluaran (peristiwa
eksodus), walaupun Allah menciptakan seluruh dunia (Maz 95:4; Yesaya 40:28), namun
Allah telah menentukan suatu tanah yang khusus bagi orang yang khusus yaitu bagi
keturunan Abraham (Kej 12:2; Ul 26:5) yaitu tanah Kanaan. Dalam Perjanjian Lama, ada
beberapa kali diungkapkan mengenai pemberian tanah ini, seperti contohnya dalam kitab
Yehezkiel.1
Konsep tanah dalam perjanjian lama memiliki banyak istilah, Misalnya dengan kata
adama yang artinya tanah, istri. Kata tanah juga disebut dengan kataeret, yang artinya bumi,
negeri. Kata tanah juga biasa disebut dengan kata akhuzza, yang artinya milik, tanah milik.
Selain itu juga, bahwa kata adama dan kata erets ini juga memiliki persamaan dengan kata
Shindahe yang artinya adalah sebidang tanah.2. Wilayah tanah Kanaan memiliki porsi
muatan makna teologis yang sangat besar dalam seluruh kitab PL, karena tanah Kanaan
merupakan komponen utama dalam perjanjian Allah dengan bangsa pilihan-Nya, Israel. Hal
ini dimulai ketika Abraham dipanggil untuk pergi ke tanah yang akan Tuhan berikan
kepadanya dan bangsa keturunannya, yaitu Tanah Perjanjian, (Kej. 11:31 - 12:10). Wilayah
Tanah Perjanjian itu disebutkan "mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu,
sungai Efrat" (Kej. 15:18) dan janji itu dikonfirmasi lagi kepada Ishak (Kej. 26:3) dan juga
kepada Yakub (Kej. 28:13).

konsep tanah dan perjanjian dalam PL saling memiliki keterkaitan satu dengan yang
lain. dimana tanah merupakan anugerah Tuhan yang dijamin di atas perjanjian.(covenant)

1 Carl. Barth, Teologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,2008), 10.


2 Day Alfred Ely, “‫ ”א ֶֶרץ‬dalam James Orr, International Standard Bible Encyclopedia,
(Michigan : Grand Rapids,1980), 1826.
yang sah. oleh karena itu Tanah Perjanjian merupakan sebuah simbol akan ketergantungan
mereka kepada Tuhan. hubungan bangsa Israel dengan tanah itu merupakan indikasi
hubungan mereka dengan Tuhan. apabila mereka taat pada setiap perintah Tuhan, maka
kemakmuran yang luar biasa akan terjadi diatas tanah itu. (lih. Ul 22). dan sebaliknya, jika
bangsa Israel tidak taat pada perintah Tuhan maka mereka akan berakhir dengan dibuangnya
mereka dari Tanah Perjanjian. (Ul. 4: 25-28; 28: 63-68; Yos 23: 13-16; dll). dan itu sebabnya
pada masa itu Israel harus hidup di tanah pembuangan dan dijajah oleh bangsa-bangsa lain.
Namun karena janji bahwa Tuhan akan setia menyertai bangsa ini, maka tidak untuk
selamanya bangsa Israel tinggal di tanah pembuangan. Pada zaman Ezra, sejarah PL mulai
diwarnai dengan pertobatan dan perjanjian untuk menjauhkan diri dari pencemaran dosa dari
bangsa kafir (Ez. 9:10-15) sehingga bangsa Israel akhirnya pulang kembali ke tanah airnya
dan tinggal di tanah yang Tuhan janjikan itu.3

II.II Mengapa bangsa Israel memerlukan waktu 40 tahun menuju tanah Kanaan?

Peristiwa Keluar dari Mesir (atau Keluaran; bahasa Inggris: The Exodus; dari bahasa
Yunani: ἔξοδος, exodos, berfaedah "pergi ke luar") adalah suatu peristiwa penting dalam
sejarah bangsa Israel, di mana mereka diproduksi menjadi tidak terikat dari perbudakan
selama semakin dari 400 tahun di tanah Mesir. Bangsa Israel mula-mula menetap di Mesir
pada zaman Yusuf bin Yakub diproduksi menjadi perdana menteri. Yakub, ayah Yusuf, dan
saudara-saudara Yusuf beserta keluarga mereka, sejumlah 75 orang, pindah dari tanah
Kanaan untuk tinggal di tanah Gosyen, di delta sungai Nil, untuk menghindari bencana
kelaparan yang berlangsung selama 7 tahun. Setelah Yusuf meninggal, munculnya raja-raja
Mesir, yang dinamakan para Firaun, yang lupa akan perbuatan yang berguna Yusuf.
Sebaliknya mereka takut untuk orang Israel yang terus berlipat ganda banyaknya dengan
pesat. Akibatnya mereka memutuskan untuk menekan dan menjadikan orang-orang itu
diproduksi menjadi budak untuk mendirikan kota-kota perbekalan. Di bawah pimpinan Musa,
yang diutus oleh Allah untuk membebaskan umat Israel, bangsa itu keluar dari tanah Mesir
dan mengembara untuk masuk ke "Tanah Perjanjian" yaitu Tanah Kanaan

Bagian-bagian penting dari kisah perjalanan ini dicatat dalam kitab-kitab Taurat,
terutama Kitab Keluaran, Kitab Imamat dan Kitab Bilangan. Asalnya catatan ini bukanlah
dimaksudkan sebagai catatan sejarah (historiografi), tetapi maksud keseluruhan memang

3 http://stephenjois.blogspot.com/2016/08/tanah-perjanjian.html
untuk mengingat sejarah menurut pengertian para penyusunnya: guna mengenang perbuatan-
perbuatan agung Allah dalam sejarah bangsa tersebut, mengingat kembali masa perbudakan
dan pembebasan, serta pemenuhan perjanjian Allah dengan umat Israel. Sangat sedikit
terdapat bukti arkeologis yang berhubungan langsung dengan Kitab Keluaran, sehingga
banyak arkeolog yang meninggalkan penelitian tentang Musa dan peristiwa Keluaran ini
sebagai "upaya yang tidak berbuah". Konsensus beberapa agung pandai Alkitab kala ini
adalah dengan memandang kisah ini sebagai teologi, kisah yang menggambarkan bagaimana
Allah Israel memainkan pekerjaan menyelamatkan dan menguatkan umat pilihannya, dan
tidak sebagai sejarah.

Peristiwa Keluaran ini sentral untuk Yudaisme: berfungsi untuk mengarahkan orang
Yahudi terhadap peringatan perbuatan Allah dalam sejarah, yang berlawanan dengan
penyembahan politeistik dewa-dewa di alam, dan sampai sekarang terus diucapkan dalam
wujud doa harian oleh orang Yahudi dan dirayakan sebagai Hari Raya Paskah Yahudi.
Sejarah sekuler telah diproduksi menjadi sumber ilham dan teladan untuk banyak
kelompokan, dari para pengembara Kristen yang melarikan diri dari penganiayaan di Eropa
sampai dengan orang Amerika Afrika (kaum berkulit hitam) yang berjuang untuk kebebasan
dari perbudakan dan persamaan hak-hak azasi. Kitab Keluaran mencatat bagaimana asal
mulanya terjadi perbudakan terhadap bangsa Israel di tanah Mesir, sampai mereka berteriak
untuk Allah untuk rindu kebebasan, dan kemudian berfokus untuk lahir, masa muda sampai
waktu dipanggilnya Musa untuk diproduksi menjadi pemimpin bangsanya. Firaun Mesir
tidak mau begitu saja membiarkan orang Israel pergi, sehingga Allah menghukum Firaun dan
orang Mesir dengan sepuluh Tulah Mesir. Di belakang tulah kesepuluh, yaitu kematian anak-
anak sulung, orang Israel diizinkan pergi dan di bawah pimpinan Musa sekitar 2 juta umat
berlangsung keluar, meninggalkan tanah Mesir dan melewati padang gurun menuju ke
gunung Sinai. Di gunung tersebut Allah menyatakan diri-Nya untuk bangsa Israel serta
mengikat perjanjian dengan mereka: Orang Israel harus melaksanakan torah (yaitu bermakna
"hukum", "instruksi") Allah dan sebagai balasannya, Beliau akan diproduksi menjadi Allah
mereka serta memberikan untuk mereka tanah Kanaan sebagai milik pusaka. Kitab Imamat
mencatat hukum-hukum Allah, sedangkan Kitab Bilangan benar pokoknya kisah perjalanan
umat itu, sekarang dipimpin oleh Allah mereka, menuju ke tanah Kanaan. Namun, bangsa
Israel tidak berteguh hati percaya untuk Allah. Ketika mata-mata yang mereka kirim untuk
mengintai tanah Kanaan melaporkan bahwa tanah itu ditinggali oleh "raksasa-raksasa",
mereka menolak untuk pergi ke sana dan memberontak terhadap pimpinan Allah. Akibatnya
Allah dibuatnya menjadi murka dan menghukum mereka untuk tetap mengembara di padang
gurun selama 40 tahun, sampai semua orang dari generasi pertama yang meninggalkan Mesir,
yang berusia 20 tahun ke atas, mati di padang gurun. Setelah 40 tahun itu karenanya generasi
baru itu sampai di perbatasan Kanaan. Kitab Ulangan benar pokoknya kisah bagaimana,
sambil memandang Tanah Perjanjian, Musa mengulangi kisah perjalanan dan hukum-hukum
Allah untuk generasi baru ini. Kematian Musa (yang ditulis di babak paling belakang dari
Kitab Taurat) mengakhiri perjalanan keluar dari Mesir tersebut.

II.III Tantangan yang dihadapi oleh bangsa Israel ketika memasuki tanah perjanjian.

bangsa israel mengalami beberapa tantangan dalam perjalanan mereka menuju tanah
kanaan.

Ketika Musa disuruh Allah untuk naik ke Gunung Sinai untuk menerima perintah
Tuhan (Keluaran 24:12) dia tinggal di atas gunung selama 40 hari 40 malam, Bangsa Israel
takut Musa tidak kembali dan bercakap untuk Harun untuk membuatkan untuk mereka allah
(Keluaran 32:1).

Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui
jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah:
"Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga
mereka kembali ke Mesir." Jalur yang paling dekat ini disebut: "Jalan Kerajaan" (royal roads
atau "king's highways") yang telah dijalani selama berabad-abad sebelum dan sesudah
peristiwa ini. Jalan yang juga dinamakan "jalan ke negeri orang Filistin" (Way of the
Philistines) ini menyusuri pantai utara sepanjang Laut Tengah.[12] Garis ungu di peta di
sebelah kanan menunjukkan jalan ke Shur (Way of Shur) yang menuju ke dalam daratan ke
arah Shur, Asshur atau Syria melalui "jalan ke negeri orang Filistin". Menurut Ulangan 1:2,
jarak dari Horeb (Gunung Sinai) ke Kadesh-Barnea (Kanaan Selatan) adalah sebelas hari
perjalanan.

Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut
Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.
Jalur Perniagaan Arab (Arabian Trade Route) yang berwarna hijau dan "jalan ke Seir"
(Way of Seir) yang berwarna hitam dianggap jalur yang tidak mungkin dilalui. Jalan
perniagaan Arab sebenarnya mempunyai keuntungan karena mengarah ke Kadesh-Barnea
tetapi kemudian berputar ke timur ke arah Petra di sebelah utara Teluk Aqaba/Eilat.

Dan untuk memasuki tanah Kanaan bangsa Israel harus peperangan melawan Yerikho
dan kota Ai, pertempuran tersebut harus terjadi dikarenakan mereka harus melewatinya agar
sampai ke tanah Kanaan.. setelah menang dan merobohkan tembok Yerikho, bangsa Israel
dapat masuk ke tanah Kanaan.

BAB III

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai