Anda di halaman 1dari 12

07/10/19

GARIS-GARIS BESAR RENACANA PEMBELAJARAN


&
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

HUKUM PERDATA

II. Hukum Perdata Indonesia.


1. istilah dan pengertian:

a. istilah:
Hukum perdata terjemahan dari “Burgerlijkrecht”.

Hukum perdata, disebut juga hukum sipil (civilrecht); dan

Hukum perdata juga disebut hukum privat (privatrecht),


yaitu ketentuan yang mengatur tentang kepentingan
peribadi manusia.

1
07/10/19

b. Dari sudut etimologi:

Hukum Perdata terdiri dari dua kata:


1. Hukum: Norma atau ketentuan yang mengatur
manusia dalam hidup bermasyarakat.

2. Perdata,yaitu kepentingan (hak dan kewajiban)


yang bersifat pribadi.

(1+2) Hukum Perdata, yaitu norma atau ketentuan


yang mengatur manusia dalam hidup bermasyarakat
dengan senantiasa melibatkan kepentingan
(hak dan kewajiban) yang bersifat pribadi.

Pandangan beberapa sarjana:


• antara lain:

• Van Dune, bahwa hukum perdata merupakan suatu peraturan


yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi
kebebasan individu;

H. F. A. Volmer, hukum perdata adalah aturan-aturan atau norma-


norma yang memberikan pembatasan dan oleh karenanya
memberikan perlindungan pada kepentingan-kepentingan
perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan
yang satu dengan kepentingan yang lain dari orang-orang dalam
suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan
keluarga dan hubungan lalu lintas

2
07/10/19

kesimpulan

Hukum Perdata (Burgerlijkrecht), Hukum Sipil,


Hukum Privat;
ketiganya mengandung pegertian yang sama,
yaitu norma atau ketentuan yang mengatur “manusia”
dalam hidup bermasyaakat yang senantiasa melibatkan
kepentingan yang bersifat pribadi.

2. Sumber-sumber
Hukum Perdata;

• Sumber Utama Hukum Perdata adalah Burgerlijk Wetboek (BW);


• Berbagai Undang-Undang yang merupakan produk Hukum Nasional
dan Hukum Tidak Trtulis, antara lain:
• TERTULIS
• Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Undang-Undang Pokok Agraria = UUPA;
• Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
• Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan;
• Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;
• Undang-Undang No. .. Tahun .... Tentang Yayasan;
• Undang-Undang No. .. Tahun .... Tentang Kepailitan.
• Dan lain-lain.
• TIDAK TERTULIS
• Hukum Adat & Hukum Islam

3
07/10/19

Sejarah dan Perkembangan


Hukum Perdata indonesia

1. sistem hukum adat, salah satu sub sistemnya yaitu hukum perdata (adat);

2. Setelah kedatangan saudagar Islam dari Timur Tengah yang menyebarkan


Agama Islam sekali berlaku sistem hukumnya yaitu sistem Hukum Islam
yang di dalamnya terdapat lapangan Hukum Perdata Islam;

3. Setelah kedatangan bangsa Eropa Kontinental, berdasarkan asas


konkordansi (persamaan) diberlakukan sistem Hukum Eropa Kontinental
yang di dalamnya terdapat lapangan Hukum Perdata.

atau:

• Hukum perdata > bagian dari Hukum Adat disebut


hukum perdata adat;

• Hukum Perdata > bagian dari Hukum Islam disebut


hukum perdata Islam;

• Hukum Perdata > bagian dari Burgerlijk Wetboek (BW)


Indonesia (1848); turunan dari Burgerlijk Wetboek
Belanda (1838) sebagian besar turunan dari hukum
Perancis ( Code Napolion “Code Civil” Perancis (1811)
disebut hukum pedata barat.

4
07/10/19

1. Kodifikasi Hukum Perdata

• Sumber pokok Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah Kitab Undang-Undang


Hukum Sipil (Burgerlijk Wetboek), disingkat KUHS (BW);

• KUHS sebagian besar adalah hukum perdata Perancis, yaitu code Napoleon
Tahun 1811-1838;

• Akibat pendudukan Perancis di Belanda dengan sedikit mengambil dari (bagian


kecil) hukum Belanda Kuno, berlaku di Negeri Belanda sebagai KUHS yang
resmi;

• Meskipun penyusunan hukum perdata Belanda sudah selesai 5 Juli 1830 tetapi
Hukum Perdata Belanda baru diressmikan pada 1 Oktober 1838.

• Kodifikasi Hukum Peredata di Indonesi resmi berelaku sejak 1 Mei 1848.

Catatan:

Code Napoleon adalah Code Sivil substansinya meliputi pendapat ahli hukum
Perancis tentang hukum Romawi (Corpus Juris Civilis) sebagai hukum yang
paling sempurna. Juga unsur-unsur hukum kanonik (hukum Agama Katholik)
dan hukum kebiasaan setempat .

5
07/10/19

SEJARAH HUKUM PERDATA


• CORPUS JURIS CIVILIS / CODEX JUSTIANUS
ROMAWI ABAD 15

CODE CIVIL DES FRANCAIS/CIVIL CODE


NAPOLEON
(PERANCIS 1805)

B.W (BURGELIJK WETBOOK 1848)

Hukum Perdata
Stelah Kemerdekaan

• Hukum perdata sejak Indonesia merdeka


• telah mengalami banyak perubahan antara lain:

• Di bidang perkawinan telah terjadi unifikasi hukum


• dengan dibentuknya uu perkawinan;

• Di bidang pertanahan telah terjadi unifikasi hukum


• pertanahan dengan dibentuknya UUPA.

• Dll.

6
07/10/19

III. Pembagian dan sistematika


hukum perdata:

a. Menurur KUH Perdata (BW):


Buku I berjudul Perihal Orang (van Personen)
yang memuat hukum perorangan dan
Hukum Kekeluargaan;

Buku II berjudul Perihal Benda (Van Zaken) yang


memuat Hukum Benda dan Hukum Waris;

Buku III berjudul Perihal Perikatan (Van Verbintennissen) memuat


Hukum Harta Kekayaan, berkenaan dengan hak dan
kewajiban yang berlaku bagi orang atau pihak tertentu;

Buku IV berjudul Perihal Pembuktian dan Daluwarsa atau lewat


Waktu (Van Bewijs en Verjaring), memuat perihal alat-alat
pembuktian dan akibat hukum lewat waktu terhadap suatu
perhubungan hukum.

7
07/10/19

b. Berdasarkan Ilmu Pengetahuan

1. Hukum Perorangan (Personenrecht) yang


memuat peraturan tentang antara lain:

a. peraturan-peraturan tetang manusia sebagai subjek hukum;

b.peraturan-peraturan tentang kecakapan untuk memiliki


(memanku) hak dan kewajiban; dan

c.kecakapan melaksaakan hak dan kewajiban.

2. Hukum Keluarga (Familierecht), memuat


antara lain:
a. perkawinan beserta hubungan dalam hukum harta
antara suami/isteri;

b. hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya


(kekuasaan orang tua – ouderlijke macht);

c. perwalian (voogdij);

d. pengampuan (curatele);

8
07/10/19

3. Hukum Harta Kekayaan (vermogensrecht), mengatur tentang


hubungan hukum yg dapat dinilaikan dengan uang

Hukum harta kekayaan meliputi:

a. Hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku


terhadap setiap orang;

b. Hak perorangan, yaitu hak-hak yang hanya berlaku


terhadap seorang atau suatu pihak tertentu saja.

4. Hukum Waris (Erfrecht), mengatur tentang benda atau


kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia (mengatur
akibat-akibat dari hubungan keluarga terhadap harta
peninggalan seseorang)

9
07/10/19

• Manusia sebagai subjek hukum;


• kecakapan memangku dan melakanakan
hak dan kewajiban
• Subjek Hukum selain manusia

IV. Hukum Orang


(Personenrecht)
1. Pengertian orang sebagai subyek hukum:
Orang, adalah manusia sebagai pribadi dalam hidup
bermasyarakat.

Orang “persoon”, disebut pemangku /pendukung hak


dan kewajiban = subjek hukum.

Segala sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban


adalah Subjek Hkum

10
07/10/19

Jenis-jenis subyek hukum

• 1. manusia (naturlijke persoon)


• 2. badan hukum (rechts persoon)

Manusia sebagai subyek hukum

1. berlaku sejak manusia dilahirkan; dan


2. berahir setelah ia meninggal.

Janin yang ada dalam kandungan, karena kepentingannya


menghendaki, ia dianggap telah lahir, tetepi jika ia lahir dalam keadaan
mati maka ia dianggap tidak pernah telah ada

Pasal 2 BW
Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah
lahir, setiap kali kepentingan si anak menghendakinya. Bila telah mati
sewaktu dilahirkan, dia dianggap tidak pernah ada

11
07/10/19

Badan hukum sebagai subjek hukum

• Yang dimaksud badan hukum atau perkumpulan (rechtpersoon),


berarti orang “persoon” yang diciptakan oleh hukum sepert:
1. negara; propinsi; kabupaten;

• 2. perseroan terbatas;

• 3. koperasi;

• 4. yayasan;

• 5. wakaf;

• 6. gereja; dll

Perkumpulan dapat dimintakan pengesahan sebagai


badan hukum dengan cara:

1. Didirikan dengan Akta Notais;

2. Didaftarkan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri setempat;

3. Dimintakan pengesahan Anggaran Dasarnya kepada Menteri


Hukum dan HAM;

4. Diumumkan di dalam Berita Negara;

5. Menurut hukum tiap-tiap orang harus mempunyai tempat


kediaman (domicili) demikian pula halnya setiap badan hukum
harus pula mempunyai domicili.

12

Anda mungkin juga menyukai