Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

FILOSOFI POSTPOSITIVISTIK, FILOSOFI PENELITIAN KUALITATIF DAN MODEL


PENELITIAN KUANTITATIF

Dosen Pengampu : Dr.E.Kus Eddy S.M.Si

DISUSUN OLEH :
BETI DIANITA NIM: 21112251064
ROSELLA ARANDA A.W NIM: 21112251067
INDRIA KUSUMAWATI NIM: 21112251126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan
kepada Allah swt karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah Makalah
berjudul “FILOSOFI POSTPOSITIVISTIK, FILOSOFI PENELITIAN KUALITATIF DAN
MODEL PENELITIAN KUANTITATIF“.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada : Bapak Dr.Kus Eddy,S.M,Si selaku dosen mata kuliah filsafat ilmu yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan,
dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.

Klaten, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penelitian Filosofi PostPositivistik ……………………………………………3
2.2 Model Model Penelitian Kualitatif ............................................…………….…6
2.3 Perbandingan Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif ...............……………...13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................……………..15
3.2 Saran ...........................................................................................…………….15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba menjelaskan unsur-
unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur
pengamatan, metode-metode penggantian dan perhitungan. Saat peneliti akan
memulai suatu penelitian, maka ia akan memulai suatu proyek penelitian
dengan asumsi-asumsi tertentu tentang bagaimana mereka akan mempelajari
apa yang akan mereka pelajari dalam penelitian. Asumsi ini berupa asumsi
yang memenuhi filosofis. Secara filosofis menurut Emzir (2013: 10) peneliti
membuat rancangan tentang apa itu pengetahuan (ontologi), bagaimana kita
mengetahuinya (epistemologi), apa nilai-nilai yang masuk kedalamnya,
bagaimana kita menulis tentangnya (retorika), dan proses untuk mengkajinya
(metodologi).
Filsafat dibagi dalam dua buah pertanyaan utama, pertanyaan pertama
adalah persoalan tentang ilmu dan yang kedua adalah persoalan tentang
duduk perkara ilmu yang itu tidak terjawab pada persoalan yang pertama.
Dari sinilah muncul tiga paradigma penelitian penting yang kemudian kita
kenal dengan paradigma positivisme, post-positivisme dan konstruktivisme.
Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian post-
post-positivistik yang mengarah ke ilmu pengetahuan murni, yaitu ilmu-ilmu
eksak (sains) atau logika matematis. Post-positivistik mengutamakan sumber
pengtahuan didalam pengaplikasiannya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan filosofi postpositivistik?
2. Apakah yang dimaksud dengan filosofi penelitian kualitatif?
3. Apa saja model-model peneltian kuantitatif?

1
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk:
1. Memahami filosofi postpositivistik
2. Memahami filosofi penelitian kualitatif
3. Memahami model penelitian kuantitatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. FILOSOFI POSTPOSITIVISTIK
Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an.
Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Tokohnya; Karl R. Popper,
Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry).
Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin menyamaratakan
ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak
bisa di prediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia
selalu berubah.
Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap
memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan
kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara
ontologis aliran post-positivisme bersifat kritikal realism dan menganggap
bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam
tetapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara
epistomologis: Modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas
yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas
seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/
manipulatif.
Post-positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah
positivisme dan memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah
satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa post positivisme
lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi
melalui berbagai macam metode. Dengan demikian suatu ilmu memang betul
mencapai objektivitas apabila telah diverifikasi oleh berbagai kalangan
dengan berbagai cara.
Asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-
positivisme menurut Phillips dan Burbules (2000):

3
1. Pengetahuan bersifat konjektural/ terkaan (dan antifondasional/ tidak
berlandasan apapun) bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan
kebenaran absolut. Bukti yang dibangun dalam penelitian sering kali
lemah dan tidak sempurna. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa
mereka tidak dapat membuktikan hipotesisnya, tidak jarang mereka juga
gagal untuk menyangkal hipotesisnya.
2. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring
sebagian klaim tersebut menjadi “klaim-klaim lain” yang kebenarannya
jauh lebih kuat. Sebagian besar penelitian kuantitatif, misalnya selalu
diawali dengan pengujian atas suatu teori.
3. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan
logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan
menggunakan instrument-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh
para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi
penelitian.
4. Peneliti harus mampu mengembangkan statement-statement yang relevan
dan benar, statement-statement yang dapat menjelaskan situasi yang
sebenarnya atau dapat mendeskripsikan relasi kausalitas dari suatu
persoalan.
5. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif, para peneliti
harus menguji kembali metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan yang
sekiranya mengandung bias.
Sedangkan pandangan postpositivistik menurut Creswell (Dwiningrum,
2013: 4) sebagai berikut:
1. Berpegang pada filsafat deterministik, timbulnya akibat atau outcome
diduga ditentukan oleh sejumlah faktor penyebab
2. Masalah yang dikaji adalah mengidentifikasi dan menilai faktor penyebab
timbulnya hasil atau outcome sebagaimana dalam eksperimen
3. Cenderung mereduksi gagasan menjadi lebih sempit, merumuskan ide-ide
untuk diuji dan dirumuskan menjadi hipotesis yang terdiri atas sejumlah
variabel atau pertanyaan penelitian

4
4. Pengetahuan yang dikembangkan melalui lensa postpositivistik didasarkan
pada kehati-hatian pengamatan dan pengukuran terhadap objektivitas
realitas yang ada.
Selanjutnya menurut Guba (1990:23) sistem keyakinan dasar pada
peneliti Postpositivisme adalah sebagai berikut:
Asumsi ontologi: “Critical realist – reality exist but can never be fully
apprehended. It is driven by natural laws that can be only incompletely
understood.” Yang artinya “Realis kritis – artinya realitas itu memang ada,
tetapi tidak akan pernah dapat dipahami sepenuhnya. Realitas diatur oleh
hukum-hukum alam yang tidak dipahami secara sempurna.
Asumsi epistomologi: “Modified objectivist – objectivity remains a
regulatory ideal, but it can only be approximated with special emphasis placed
on external guardians such as the critical tradition and critical
community.”yang artinya“Objektivis modifikasi - artinya objektivitas tetap
merupakan pengaturan (regulator) yang ideal, namun objektivitas hanya dapat
diperkirakan dengan penekanan khusus pada penjaga eksternal, seperti tradisi
dan komunitas yang kritis.”
Asumsi metodologi: “Modified experimental/manipulative – emphasize
critical multiplism. Redress imbalances by doing inquiry in more natural
settings, using more qualitative methods, depending more on grounded theory,
and reintroducing discovery into the inqury process.” Yang artinya
“Eksperimental/manipulatif yang dimodifikasi, maksudnya menekankan sifat
ganda yang kritis. Memperbaiki ketidakseimbangan dengan melakukan
penelitian dalam latar yang alamiah, yang lebih banyak menggunakan metode-
metode kualitatif, lebih tergantung pada teori-grounded (grounded-theory) dan
memperlihatkan upaya (reintroducing) penemuan dalam proses penelitian.”
Postpositivistik mulai dari teori, mengumpulkan data, melakukan analisis,
dan pengujian terhadap hipotesis nihil serta menarik kesimpulan sebagai
generalisasi temuan penelitian sampel terhadap populasinya.

5
B. FILOSOFI PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk


mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan oleh sejumlah individu atau sekelompok orang
(Creswell, 2010:4). Penelitian kualitatif digunakan ketika peneliti ingin
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang suatu fenomena atau
gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang
diteliti, berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang
yang diteliti dan tidak dapat diukur dengan angka.
Sugiyono (2013:24) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
digunakan ketika masalah penelitian belum jelas sehingga peneliti perlu
melakukan eksplorasi terhadap objek/masalah yang akan diteliti, untuk
memahami makna di balik data yang tampak, dan untuk memahami interaksi
sosial yang terjadi. Selain itu, penelitian kualitatif juga dapat digunakan untuk
meneliti sejarah perkembangan dengan menggunakan data dokumentasi
maupun wawancara mendalam kepada orang yang dianggap tahu mengenai
sejarah perkembangan yang diteliti, untuk mengembangkan teori dengan
mengembangkan data yang diperoleh dari lapangan yang diawali dengan
melakukan penjelajahan, pengumpulan data mendalam, penemuan hipotesis,
verifikasi dengan pengumpulan data lebih mendalam, sehingga menjadi teori
baru, dan untuk memastikan kebenaran data dengan melakukan triangulasi.
Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yaitu
memandang realita sosial sebagai sesuatu yang holostik/utuh, kompleks,
dinamis, penuh makna dan hubungan gejala yang bersifat interaktif. Menurut
Creswell (2010:263) pandangan menyeluruh (holistic account) merupakan
suatu pandangan dimana peneliti berusaha membuat gambaran kompleks dari
suatu masalah atau isu yang diteliti. Penelitian kualitatif dilakukan dalam
kondisi yang alamiah (natural setting) dimana proses pengumpulan data dan
informasi dilakukan di lapangan/lokasi penelitian tempat objek mengalami
isu atau masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan

6
treatment atau manipulasi terhadap objek yang diteliti, tetapi berkomunikasi
secara langsung, dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diteliti.
Karakteristik penelitian kualitatif antara lain sebagai berikut:
1. Peneliti berperan sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument),
peneliti mengumpulkan data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau
waancara dengan para partisipan.
2. Beragam sumber data (multiple sources of data), peneliti mengumpulkan
data dari berbagai sumber seperti wawancara, observasi dan dokumentasi,
kemudian mereview semua data, menelaah dan mengolahnya.
3. Analisis data induktif (inductive data analysis), peneliti membangun pola,
kategori dan tema dari hal yang bersifat khusus ke umum (induktif).
4. Makna dari partisipan (participant’s meaning), peneliti fokus pada usaha
mempelajari makna yang disampaikan partisipan tentang masalah atau isu
penelitian.
5. Perspektif teoritis (theoritical lens), peneliti menggunakan perspektif
tertentu dalam penelitiannya, misalnya konsep kebudayaan, etnografi,
perbedaan gender dan sebagainya.
6. Bersifat penafsiran (interpretive), peneliti membuat suatu interpretasi atas
apa yang dilihat, dengar dan pahami.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri. Ciri tersebut dapat
dikaitkan dengan peranan peneliti, hubungan yang dibangun, proses yang
dilakukan, peran makna dan interpretasi serta hasil temuan. Ciri tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut (Finlay 2006)
a) Peranan Peneliti dalam membentuk pengetahuan

Dalam proses pembentukan/konstruksi pengetahuan, peneliti merupakan


figur utama yang mempengaruhi dan membentuk pengetahuan. Peran ini
dilakukan melalui proses pengumpulan, pemilihan dan interpretasi data.
Jadi, sangatlah tidak mungkin untuk melakukan penelitian, jika
penelitian tidak terjun langsung pada obyek yang diteliti.
Konsekuensinya, peneliti harus terlibat secara langsung dalam setiap

7
tahap kegiatan penelitian dan harus berada langsung dalam setting
penelitian yang dipilih.

b) Arti penting hubungan peneliti dengan pihak lain

Penelitian kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta (yang


diteliti), peneliti dan pembaca serta relationship yang mereka bangun.
Jadi, peneliti dipengaruhi oleh lingkungan sosial, historis dan kultural
dimana riset dilakukan. Konsekuensinya, ketika melakukan penelitian,
peneliti harus mampu membangun hubungan yang baik dengan obyek
penelitian dan mampu menyajikan hasil penelitian sehingga pembaca
dapat mengikuti dengan jelas alur pemikiran peneliti dalam membangun
suatu pengetahuan.

c) Penelitian bersifat inductive, exploratory dan Hypothesis‐Generating

Penelitian kualitatif selalu didasarkan pada fenomena yang menarik dan


dimulai dengan pertanyaan terbuka (open question); bukan dimulai
dengan hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Jadi, penelitian
bertujuan menginvestigasi dan memahami social world bukannya
memprediksi perilaku. Penelitian dilakukan secara induktif dan
exploratif dengan melihat apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan
bagaimana terjadinya sehingga diharapkan dapat menghasilkan hipotesis
baru.

d) Peranan Makna (Meaning) dan Interpretasi

Penelitian kualitatif difokusan pada bagaimana individu memahami


dunianya dan bagaimana mereka mengalami peristiwa tertentu. Jadi,
penelitian ini berusaha menginterpretasikan fenomena dari kacamata
pelaku berdasarkan pada interpretasi mereka terhadap fenomena tersebut.

8
e) Temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif

Penelitian kualitatif didasarkan pada deskripsi yang jelas dan detail,


karena mejawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Oleh karena
itu, penyajian atas temuan sangatlah kompleks, rinci dan komprehensif
sesuai dangan fenomena yang terjadi pada setting penelitian.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini masih bersifat sementara,


tentatif dan akan mengalami perkembangan, bahkan mengalami perubahan
berdasarkan fakta yang ditemui peneliti di lapangan (fleksible). Proses
penelitian kualitatif berkembang secara dinamis. Hal ini berarti rencana awal
penelitian tidak harus terlaksana sepenuhnya karena dalam prosesnya setelah
peneliti masuk ke lapangan dan mulai mengumpulkan data, tahapan
penelitian dapat mengalami perubahan (misalnya pertanyaan-pertanyaan
penelitian, strategi penelitian, objek penelitian, dan lokasi penelitian).
Tahapan dalam penelitian kualitatif yaitu (1) orientasi/deskripsi; (2)
reduksi/focus; dan (3) selection/seleksi.
1. Tahap Orientasi atau deskripsi, dengan grand tour question.
Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan ditanyakan. Yakni baru mengenal serba sepintas terhadap
informasi yang diperolehnya.

2. Tahap reduksi/focus.
Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah
diperoleh pada tahap pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti
mereduksi data yang ditemukan pada tahap 1 untuk memfokuskan pada
masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan
cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data
yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi
berbagai kategori yang ditetapkan sebagai focus penelitian.

9
3. Tahap selection/seleksi.
Pada tahap ini peneliti menguraikan focus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci. Setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat
menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh
menjadi suatu pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru. Hasil akhir
penelitian kualitatif bukan sekedar menghasilkan data atau informasi
yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu
menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau
ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan
meningkatkan taraf hidup manusia.

Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan ( deskripsi,


reduksi, seleksi ) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan
berbagai cara dan dari berbagai sumber. Dalam proses pengumpulan data
dilakukan 5 tahapan, yaitu :
1) Setelah peneliti memasuki obyek penelitian atau sering disebut sebagai
situasi sosial, peneliti berfikir apa yang akan ditanyakan.
2) Sesudah berfikir dan menemukan apa yang ingin ditanyakan, maka
peneliti selanjutnya bertanya pada orang-orang yang dijumpai pada
tempat tersebut.
3) Pertanyaan diberikan jawaban, peneliti menganalisis apakah jawaban
yang diberikan betul atau salah.
4) Jika jawaban dirasa betul, maka dibuatlah kesimpulan.
5) Peneliti mengoreksi kembali terhadap kesimpulan yang dibuat, apakah
sudah kredibel atau tidak. Untuk memastikan kesimpulan yang telah
dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan lagi, mengulangi
pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama.
Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka
pengumpulan data dinyatakan selesai.

10
Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila
dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan
metode kualitatif digunakan.
a) Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin
malah masih gelap. Kondisi peneliti kualitatif akan langsung masuk ke
obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour question sehingga
masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini,
peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek.Ibarat orang
akan mencari sumber minyak, tambang emas dan lain-lain
b) Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering
tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang.
Setiap ucapan dan tindakan orang Sering mempunyai makna tertentu.
Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut , mengedipkan
mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi , menurut penelitian
kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya menurut penelitian
kualitatif.Sebagai contoh ada 99 orang menatakan bahwa A adalah
pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu
orang ini yang benar. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan
tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
c) Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode
kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap
interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-
pola hubungan yaang jelas.
d) Memahami perasaan orang. Perasaan orang yang sulit dimengerti kalau
tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan dan
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut
merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
e) Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan
untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh

11
melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun oleh grounded
research. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya
melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang
mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan
antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi dengan
pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka
akan menjadi tesis atau teori.
f) Untuk memastikan kebenaran data, Datasosial sering sulit dipastikan
kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan
data secara triangulasi/gabungan(karena dengan teknik pengumpulan
data tertentu belum dapat menemukan apa yang ditujumaka ganti teknik
lain), maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode
kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian
berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator , maka sebelum ditemukan
siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belumdinyatakan
belum selesai.
g) Meniliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan
seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode
kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara
mendalam kepada pelaku atau yang dipandang tahu, maka sejarah
Perkembangan kehidupan seseorang. Misalnya akan meneliti sejarah
perkembangan kehi-dupan raja-raja di Jawa, sejarah perkembangan
masyarakat tertentu sehingga masyarakattersebut menjadi masyarakat
yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini juga
bisa dilakukan dibidng pertanian, bidng teknik seperti meneliti kinerja
mobildan sejenisnya, eengan melakukan pengamatan secara terus
menerus yang dibantu kamera terhadap proses berkembangnya bunga
tertentu, atau mesin mobil tertentu.

12
C. MODEL PENELITIAN KUANTITATIF
Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan
Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 69 – 78).
1. Penelitian deskriptif
Menurut Whitne (1960), metode deskriptif merupakan suatu
pencarian fakta menggunakan interprestasi yang tepat. Dalam penelitian
ini mempelajari tentang masalah-masalah yang ada didalam masyarakat
dan juga tata cara yang digunakan dalam masyarakat serta dalam situasi-
situasi tertentu. Penelitian deskriptif merupakan jenis metode yang
menggambarkan suatu objek dan subjek yang sedang diteliti tanpa adanya
rekayasa. Termasuk mengenai hubungan tentang kegiatan, pandangan,
sikap dan proses-proses yang berpengaruh dalam suatu fenomena yang
terjadi.
2. Penelitian korelasi
Merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
menggambarkan dua atau lebih fakta dan juga sifat-sifat objek yang
sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antar
persamaan dengan perbedaan atau fakta berdasarkan kerangka pemikiran
yang sudah ada shingga hasilnya dapat terlihat jelas.
3. Penelitian kausal komparatif
Metode komparatif sering dilakukan pada jenis penelitian yang
mengarag pada perbedaan variabel dalam suatu aspke yang diteliti. Dalam
penelitian ini tidak terjadi sebuah manipulasi dari peneliti, hingga datanya
benar-benar akurat. Penelitian ini dilakukan sealami mungkin dengan
melakukan pengumpulan data dengan suatu perintah. Dan hasilnya dapat
dianalisa secara statistik untuk mencari suatu perbedaan variabel yang
sedang diteliti.
4. Penelitian Quasy eksperimen
Desain dan rancangan dalam Metode Quasi Experiment
mempunyai kelompok kontrol yang dapat membantu proses penelitian,

13
akan tetapi tidak berfungsi sepenuhnya karena untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang masih mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
5. Survey
Menurut Zikmund (1997), metode survei merupakan metode dalam
penelitian yang informasinya dikumpulkan dari beberapa sampel. Menurut
Gay dan Diel (1992), metode survei adalah metode yang penggunaanya
sebgai kategori umum dalam penelitian yang langsung menggunakan
kuesioner dan wawancara. Menurut Bailey (1982), metode survei adalah
suatu metode penelitian yang mempunyai teknik pengambilan keputusan
beruppa data pertanyaan secara tertulis maupun lisan.
6. Metode Ex Post Facto
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan untuk
penelitian yang sedang meneliti hubungan antara sebab dan akibat yang
dapat dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab dan akibat
berdasarkan atas kajian teoritis, jika suatu variabel tertentu dapat
mengakbitakan variabel tertentu lainya

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Postpositivistik merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki


kelemahan-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologis aliran
post-positivisme bersifat kritikal realism dan menganggap bahwa realitas
memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam tetapi mustahil
realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara epistomologis:
Modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang diteliti
tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas seminimal
mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/ manipulatif.
2. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan oleh sejumlah individu atau sekelompok orang.
Penelitian kualitatif digunakan ketika peneliti ingin memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang suatu fenomena atau gambaran seutuhnya mengenai
suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti, berhubungan dengan ide,
persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan tidak dapat
diukur dengan angka.
3. Model penelitian kuantitatif terdiri dari deskriptif, korelasional, komparatif,
quasy eksperimen, survey,ex post facto.

. B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin terdapat kesalahan
dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kedalaman materinya, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan
motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald,et al. 2010. Introduction to research in Education 8th. Wadsworth.


United State of America

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:


UNY Press.

John W. Creswell. 2013. Research Design Pendekatan Kulitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. 3th. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D.


Bandung:Alfabeta.

Muslich Anshori, Sri Iswati.2009. Metode Penelitian Kuantitattif. Surabaya: Unair

16

Anda mungkin juga menyukai