Anda di halaman 1dari 4

Nama : Erni Nuraeni

Nim. : 192001010

ZUBAIR BIN AWWAM

Zubair bin Awwam adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang mulia. Ia
termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga walaupun ia belum meninggal
dunia.
Ia salah seorang dari enam ahli syura, yang memusyawarahkan pengganti
khalifah Umar bin Khattab, yang diakui keilmuan dan kematangannya. Zubair
merupakan keponakan dari ibunda Khadijah. Ayahnya adalah saudara laki-laki
sang ummul mukminin. Ibunya adalah bibi Rasulullah, Shafiyyah binti Abdul
Muthalib.
Zubair dilahirkan 28 tahun sebelum hijrah, masuk Islam di Mekah saat berusia 15
tahun melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq. Tentu saja keislamannya
menimbulkan kemarahan orang-orang kafir Quraisy, terutama dari kalangan
keluarganya. Pamannya menggulung badannya dengan tikar, lalu dipanaskan
dengan api agar ia kembali ke agama nenek moyangnya. Namun dengan
keyakinan yang kuat ia katakan, “Aku tidak akan kembali kepada kekufuran
selama-lamanya”.
Zubair merupakan salah seorang pejuang yang hebat. Bila diserukan “Mari
berjihad fi Sabilillah”, maka ia akan segera menjadi orang pertama yang datang
menyambut seruan itu. Oleh karena itulah Zubair selalu mengikuti seluruh
peperangan bersama Rasulullah SAW. Selama hidupnya ia tidak pernah absen
berjihad.
Rasulullah SAW merasa bangga terhadap Zubair, dan ia bersabda: “Setiap nabi
mempunyai pengikut pendamping yang setia (Hawari) dan hawariku adalah
Azzubair ibnul Awwam”. Kecintaan Rasulullah SAW kepada Zubair bukan hanya
disebabkan ia anak bibi Rasulullah SAW tetapi karena memang seorang pemuda
yang setia, ikhlas, jujur, kuat, berani, murah tangan dan telah menjual diri dan
hartanya kepada Allah SWT. Dia adalah seorang pengelola perdagangan yang
berhasil dan hartawan, tapi hartanya selalu diinfakan untuk perjuangan Islam.
Di antara keistimewaan Zubair yang lainnya adalah ia turut serta dalam dua kali
hijrah, hijrah ke Habasyah lalu menikah dengan putri Abu Bakar, Asma binti Abu
Bakar. Kemudian ke Madinah dan mendapat anugerah putra pertama yang
diberi nama Abdullah dan putra kedua Mush’ab.
Utang Yang Membawa Keberkahan
Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah entrepreneur sejati. Mereka
pedagang yang tangguh, negosiator yang ulung, dan mujahid yang tak kenal rasa
takut. Bahkan, tujuh dari 10 sahabat yang dijanjikan Nabi SAW masuk surga
adalah para pengusaha sukses, termasuk Zubair. Imam Bukhari meriwayatkan
tentang kisah utang Zubair bin Awwam. Sebelum meninggal dunia, sahabat ini
berwasiat kepada puteranya, Abdullah bin Zubair.
Ia menjelaskan kepada Abdullah bahwa ia mempunyai utang sebesar 2,2 juta.
Tidak dijelaskan apakah dalam kurs dinar atau dirham. Jika dalam kurs dinar,
jumlah utang jika dirupiahkan bisa mencapai Rp 4 triliun lebih. Jika dalam kurs
dirham, utangnya bisa mencapai Rp 100 miliar. Sebuah angka yang sangat
fantastis.Orang-orang pun dibuat bingung, bagaimana mungkin seorang sahabat
saleh seperti Zubair bin Awwam bisa mempunyai utang sebesar itu. Setelah
diselidiki, ternyata utang-utang tersebut merupakan uang titipan dari umat
kepada beliau.
Suatu kali, semasa hidup Zubair, ada orang yang menitipkan uang dalam jumlah
besar pada beliau. Orang itu percaya kalau uangnya akan aman di tangan Zubair.
Ternyata, orang-orang lain mengikuti jejak orang itu yang kemudian menitipkan
uang mereka, sehingga jumlahnya mencapai 2,2 juta. Zubair tidak mau kalau
hanya menerima titipan uang, karena titipan uang tersebut tidak akan
bermanfaat, hanya sekadar titipan.
Zubair lalu meminta izin kepada para penitip itu dengan transaksi utang piutang.
Jadi, semua uang yang dititipkan berarti menjadi utang Zubair.
Uang itu pun dikelola Zubair untuk dibelikan aset berupa tanah dan rumah di
beberapa tempat, seperti di Madinah, Mesir, dan beberapa tempat lain. Setelah
menjelaskan tentang jumlah utang tersebut berikut aset yang ia miliki, Zubair
pun mewasiatkan sepertiga aset setelah dibayar utang dihadiahkan untuk putera
puteri Abdullah bin Zubair, atau cucu beliau dari Abdullah. Zubair memiliki
empat isteri dan beberapa anak, selain Abdullah. Setelah Zubair meninggal
dunia, Abdullah pun bekerja keras untuk menjual aset-aset properti tersebut
untuk membayar utang. Ia mengumumkan bahwa dirinya sebagai penjamin
semua utang ayahnya. Walaupun, ayahnya sudah memberikan catatan siapa saja
yang telah memberikannya utang.
Jadi, ada tiga hal yang dilakukan putera Zubair, yaitu: mengumumkan diri
sebagai penjamin, menjual aset, dan menenangkan para ahli waris lain bahwa
hak mereka akan dibayar setelah urusan selesai.
Di luar dugaan, semua aset yang terjual ternyata mencapai 50 juta lebih, atau
hampir 25 kali lipat dari utang yang dimiliki sang ayah. Dalam waktu singkat,
semua utang-utang itu pun terbayarkan dengan baik.
Setelah pelunasan selesai, para ahli waris dari Zubair bin Awwam pun mendesak
agar jatah warisan mereka segera dibagikan. Namun, Abdullah menolak. Ia
mengatakan, “Aku tidak akan membagikan warisan ini sebelum aku umumkan ke
seluruh jamaah haji untuk empat periode.“
Setelah menunaikan wasiat, yaitu membayar sepertiga harta warisan untuk
anak-anak Abdullah, atau cucu-cucu Zubair dari anak-anak Abdullah, sisa hasil
penjualan itu kemudian dibagikan ke ahli waris. Imam Bukhari juga
menyebutkan bahwa keempat isterinya masing-masing mendapat warisan
sebesar 1,2 juta.
Selain kekayaan yang dia tinggalkan setelah wafat. Selama hidupnya pun Zubair
termasuk sahabat Rasulullah yang memiliki kekayaan melimpah, antara lain:
1. 50.000 dinar atau sekitar Rp 60 miliar
2. 1000 ekor kuda perang
3. 1000 orang budak (yang kemudian dimerdekakan)

Anda mungkin juga menyukai