Anda di halaman 1dari 3

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

MATA KULIAH : Paradigma Promosi Kesehatan


NAMA : RESTI HAPSARI NUGRAHANI
NIM : 2009047003
SEMESTER : 3 / PROMKES
DOSEN : Dr. Tati Nuryati, SKM., M.Kes
Dr. P.A. Kodrat Pramudho, SKM., M.Kes.
PROGRAM STUDI : Ilmu Kesehatan Masyarakat

1. Menurut saya persepsi Promosi kesehatan merupakan sebuah proses untuk membuat
masyarakat lebih mampu mengontrol, menjaga, dan memperbaiki kesehatan. Biasanya
proses ini dilakukan oleh para tenaga kesehatan dengan melakukan Home Care atau
kunjungan ke rumah-rumah masyarakat maupun memberikan pendidikan kesehatan
melalui penyuluhan di komunitas maupun desa. Namun saat ini konsep promosi
kesehatan ini bukan hanya disampaikan melalui teori saja tetapi juga melalui demonstrasi
tentang pentingnya menjaga kesehatan atau langkah-langkah untuk menangani penyakit,
karena memang tingkat pemahaman setiap masyarakat berbeda. Ada beberapa hal yang
menghambat maksimalisasi promosi kesehatan di Indonesia.
a. Tenaga kesehatan yang masih sedikit sehingga sumber daya manusia untuk
melakukan promosi kesehatan seperti Home Care, penyuluhan, dan demostrasi
juga terbatas. Terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Terbatasnya
tenaga kesehatan ini berakibat pada banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh
promosi kesehatan.
b. Masyarakat Indonesia masih banyak percaya pada mitos. Contohnya jika ada
orang yang sakit lebih baik di bawa ke dukun dari pada di periksakan ke ahli
kesehatan atau jika ada yang sakit maka akan dikaitkan dengan hal yang berbau
mistis seperti santet, gangguan mahluk halus dan lain sebagainya. Hal ini
merupakan masalah terbesar dalam melaksanakan promosi kesehatan. Pola pikir
masyarakat yang dekat dengan mitos, sering membuat masyarakat sulit penerima
pendidikan kesehatan yang diberikan oleh para ahli kesehatan. Dikarenakan untuk
merubah budaya juga tidak bisa secara revolusioner namun harus perlahan,
sehingga perlu saat ini bagi para tenaga kesehatan untuk menciptakan sebuah
metode pendidikan kesehatan yang dikolaborasi dengan kepercayaan msayarakat
sehingga bisa lebih bisa diterima penjelasan mengenai pendidikan kesehatan
tersebut.

2. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan selalu melibatkan anggota keluarga dari target
yang akan dibimbing, dengan promotor kesehatan merawat anggota keluarga yang sakit,
baik secara fisik maupun psikis terkait pola pikir terhadap kesehatan masyarakat.
Contoh : jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes maka anggota keluarga yang
lain di ajari menyiapkan pola makan yang baik, dan lain-lain. karena promosi kesehatan
ini bukan hanya untuk individu saja namun juga keluarga,

3. Peran para promotor di era Pandemi Covid-19 ini adalah sebagai pendidik kesehatan
promkes yaitu untuk mengkomunikasikan upaya-upaya kesehatan dalam konteks
promotif dan preventif secara luas dan komprehensif. Salah satunya adalah dengan
menerapkan strategi komunikasi dan perubahan perilaku di era gaya hidup baru atau ‘new
normal’ yang saat ini sudah dijalankan oleh masyarakat umum.
Strategi komunikasi yang dilakukan adalah dengan berfokus pada penerapan
penyampaian pesan kebijakan physical distancing dan penggunaan masker yang
dilakukan untuk proses flattening the curve, yaitu melandaikan kurva dari penderita.
Dalam melakukan strategi komunikasi tersebut dikenal dengan sasaran kelompok
tertentu, yaitu kelompok dengan pengetahuan tinggi dengan tingkat kepedulian yang
tinggi hingga kelompok dengan pengetahuan rendah dan tingkat kepedulian yang rendah.
Selain dengan strategi komunikasi, promosi kesehatan di era pandemi dapat dilakukan
dengan strategi perubahan perilaku, meliputi education, engineering, enforcement, dan
empowerment. Keempat poin strategi perubahan perilaku ini berperan penting dalam
membentuk kebiasaan yang dilakukan masyarakat di era new normal terhadap pandemi
COVID-19. Peran dari promotor kesehatan di Era Pandemi Covid-19 adalah dengan
memilih puskesmas sebagai garda terdepan dengan menggerakkan masyarakat agar tetap
sehat dalam pencegahan COVID-19. Penyelenggaraan puskesmas dilakukan dengan
membentuk paradigma sehat di masyarakat, pertanggung jawaban wilayah, kemandirian
masyarakat, ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna keterpaduan
dan kesinambungan.

4. Pelayanan kesehatan selama masa pandemi ada beberapa yang berjalan secara langsung
dan tertahan, namun pelayanan essensial tetap menjadi prioritas. Pelayanan Kesehatan
esensial yang dimaksud adalah pelayanan Kesehatan rutin dasar yang kebutuhannya akan
terus ada di masyarakat. Dilakukan untuk mendukung tercapainya standar pelayanan
minimal (SPM) bidang Kesehatan melalui Upaya Kesehatan Masyarakat esensial maupun
Upaya Kesehatan Primer. Pelayanan Kesehatan yang dimaksud meliputi Imunisasi,
pemeriksaan Ibu hamil, pengobatan pasien TB, HIV, Penyakit kronis seperti Diabetes,
Hipertensi, dan sebagainya. Sayangnya program promosi kesehatan terkait HIV belum
bisa berjalan dengan baik terlebih beberapa RS yang dijadikan RS Rujukan Covid, dan
pelayanan kesehatan primer yang SDM nya berfokus menjadi petugas tracer covid-19.
Sehingga pelayanan HIV di pusat-pusat kesehatan primer tidak menjadi maksimal,
ditambah pasien yang terdiagnosa HIV dengan kondisi klinisnya kurang bisa mendapat
pelayanan pada RS yang membutuhkan pelayanan intensif.
Sebagian kasus yang baru terkuak pasien HIV menjadi naik perawatannya setelah angka
kasus covid-19 turun di RSUD Cempaka Putih tempat saya bekerja, dengan disertai
diagnosa Terkonfirmasi covid-19, artinya, jika pasien HIV tidak terdiagnosa covid
penderita HIV ini belum menjadi prioritas penanganan medis yang utama untuk bisa
mensupport kondisi klinisnya.

Anda mungkin juga menyukai