Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERDAPAT

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

Didalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang
baik dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari saat terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses, sepanjang proses,
atau pada akhir proses. Untuk kepentingan perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk
yang hilang sepanjang proses harus dapat ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa produk
yang hilang tersebut terjadi.

Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Awal Proses terhadap Perhitungan Harga
Pokok Produk per Satuan

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi,
sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan.
Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses mempunyai
akibat menaikkan harga pokok produksi per satuan.
Pada departemen setelah departemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal
proses mempunyai dua akibat yaitu :
1. Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya
2. Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam produksi setelah
departemen produksi yang pertama tersebut.

Contoh Kasus
PT Eliona sari memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu
departemen A dan departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen sebagai
berikut :

Data Produksi Departemen A & Departemen B

Departemen A Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -

Produk selesai yang ditransfer ke gudang - 400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian


sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100%, biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg
2

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya Produksi Departemen A & Departemen B

Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -

Biaya bahan penolong Rp 26.100 Rp 16.100

Biaya tenaga kerja Rp 35.100 Rp 22.500

Biaya overhead pabrik Rp 46.800 Rp 24.750

Jumlah biaya produksi Rp 130.500 Rp 63.350

Perhitungan Harga Pokok Produksi di Departemen A

Jumlah Produk yang Biaya Produksi Biaya per kg


Dihasilkan oleh Departemen A Departemen A Produk yang
(unit ekuivalensi) Dihasilkan oleh
Departemen A
unit produk selesai + ( TP% x
unit dalam proses)

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

Biaya bahan baku 700 kg + 100% x 200kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25

Biaya bahan penolong 700 kg + 100% x 200kg = 900 kg Rp 26.100 Rp 29

Biaya tenaga kerja 700 kg + 40% x 200kg = 780 kg Rp 35.100 Rp 45

Biaya overhead pabrik 700 kg + 40% x 200kg = 780 kg Rp 46.800 Rp 60

Rp 130.500 Rp 159

Karena produk yang hilang terjadi pada awal proses, maka produk tersebut tidak ikut menyerap
biaya produksi yang dikeluarkan oleh departemen A. Oleh karena itu, produk hilang tersebut
tidak dikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen
A. Akibatnya biaya produksi yang dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih tinggi.
Misalnya produk tidak hilang, maka perhitungan unit ekuivalensinya menjadi
700 + (100% x 200kg + 100kg) = 1.000kg dan biaya bahan baku per kg adalah sebesar Rp
22.500 : 1.000kg = Rp 22,50

Perhitungan Biaya produksi dari Departemen A ke Departemen B


3

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B :


700 x Rp 159 Rp 111.300

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan


(200kg) :
Biaya bahan baku 200 kg x 100% x Rp 25 Rp 5.000
Biaya bahan penolong 200 kg x 100% x Rp 29 Rp 5.800
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40% x Rp 45 Rp 3.600
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40% x Rp 60 Rp 4.800

Rp 19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

Laporan Biaya Produksi Departemen A bulan Januari 2021. Produk Hilang pada Awal Proses

PT Eliona Sari

Laporan Biaya Produksi Departemen A

Data Produksi

Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian ;


biaya bahan baku dan penolong 100%; biaya konversi 40% 200 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg

1.000 kg

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen A :

Total Per Kg

Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp 25

Biaya bahan penolong Rp 26.100 Rp 29

Biaya tenaga kerja Rp 35.100 Rp 45

Biaya overhead pabrik Rp 46.800 Rp 60

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500 Rp 159

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B :


700 x Rp 159 Rp 111.300
4

Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan (200 kg):

Biaya bahan baku Rp 5.000

Biaya bahan penolong Rp 5.800

Biaya tenaga kerja Rp 3.600

Biaya overhead pabrik Rp 4.800

Rp 19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

Produk yang Hilang pada Awal Proses di Departemen setelah Departemen Pertama
Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah departemen
produksi pertama mempunyai dua akibat terhadap :
1. Harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya
2. Harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen dimana produk
yang hilang tersebut terjadi

Karena pada departemen B terjadi produk hilang sebanyak 200kg, maka harga pokok
produk selesai dari departemen A Rp 111.300 yang semula ditanggung 700kg menjadi
ditanggung oleh jumlah yang lebih sedikit atau sebanyak 500kg.
Perhitungan Penyesuaian Harga Pokok Per Unit dari Departemen A

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 111.300 : 700 Rp 159,00

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A setelah adanya
produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 :
(700 kg -200 kg) Rp 222,60

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 63,60

Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen B

Jumlah Produk yang Jumlah Biaya Biaya per kg


Dihasilkan oleh Departemen B Produksi yang Produk yang
(unit ekuivalensi) Ditambahkan di Ditambahkan
Departemen B Departemen B
unit produk selesai + ( TP% x
unit dalam proses)

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

Biaya bahan penolong 400 kg + 60% x 100kg = 450 kg Rp 16.100 Rp 35

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50% x 100kg = 450 kg Rp 22.500 Rp 50


5

Biaya overhead pabrik 400 kg + 50% x 100kg = 450 kg Rp 24.750 Rp 55

Rp 63.350 Rp 140

Perhitungan Biaya Produksi Departemen B

Harga pokok produk selesai yang ditransfer


ke gudang 400 x Rp 362,60 Rp 145.040

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg) :


Harga pokok dari Departemen A 100kg x Rp 222,60
Biaya bahan penolong 100kg x 60% x Rp 35 Rp 22.260
Biaya tenaga kerja 100kg x 50% x Rp 50 Rp 2.100
Biaya overhead pabrik 100kg x 50% x Rp 55 Rp 2.500
Rp 2.750

Rp 29.610

Jumlah biaya kumulatif dalam Departemen B Rp 174.650

Laporan Biaya Produksi Departemen B. Produk Hilang Pada Awal Proses di Departemen Setelah
Departemen Pertama

PT Eliona Sari

Laporan Biaya Produksi Departemen B

Data Produksi

Jumlah produk yang diterima dari Departemen A 700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg

Jumlah produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian ;


biaya bahan penolong 60%; biaya konversi 50% 100

Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200

700 kg

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen B :

Total Per Kg

Harga pokok produk yang diterima dari Departemen A Rp 111.300 Rp 159,00

Penyesuaian harga pokok per satuan karena adanya produksi yang hilang
dalam proses Rp 63,60

Rp 111.300 Rp 222,60
6

Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B :

Biaya bahan penolong Rp 16.100 Rp 35,00

Biaya tenaga kerja Rp 22.500 Rp 50,00

Biaya overhead pabrik Rp 24.750 Rp 55,00

Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp 63.350 Rp 140,00

Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp 174.650 Rp 362,60

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk yang selesai ditransfer ke gudang:


400kg x Rp 362,60 Rp 145.040

Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan (100 kg):

Harga pokok produk dari Departemen A: 100kg x Rp 222,60 Rp 22.260

Harga pokok yang ditambahkan dalam Departemen B:

Biaya bahan penolong Rp 2.100

Biaya tenaga kerja Rp 2.500

Biaya overhead pabrik Rp 2.750

Rp 29.610

Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp 174.650

PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR PROSES


TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PER SATUAN
7

Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung dan diperlakukan
sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen selanjutnya. Hal
tersebut akan mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.

Contoh Kasus
PT Eliona sari memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu
departemen A dan departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen sebagai
berikut :

Data Produksi Departemen A & Departemen B

Departemen A Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -

Produk selesai yang ditransfer ke gudang - 400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian


sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100%, biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya Produksi Departemen A & Departemen B

Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -

Biaya bahan penolong Rp 26.100 Rp 16.100

Biaya tenaga kerja Rp 35.100 Rp 22.500

Biaya overhead pabrik Rp 46.800 Rp 24.750

Jumlah biaya produksi Rp 130.500 Rp 63.350


Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen A

Jumlah Produk yang Dihasilkan Biaya Biaya per kg


oleh Departemen A (unit Produksi Produk yang
8

ekuivalensi) Departemen Dihasilkan


A oleh
unit produk selesai + ( TP% x unit Departemen
dalam proses + produk hilang) A

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

Biaya bahan baku 700 kg + (100% x 200 kg + 100 kg) = Rp 22.500 Rp 22,50
1000 kg

Biaya bahan penolong 700 kg + (100% x 200 kg + 100 kg) = Rp 26.100 Rp 26,10
1000 kg

Biaya tenaga kerja 700 kg + (40% x 200 kg + 100 kg) = Rp 35.100 Rp 39,89
880 kg

Biaya overhead pabrik 700 kg + (40% x 200 kg + 100 kg) = Rp 46.800 Rp 53,18
880 kg

Rp 130.500 Rp 142,67

Perhitungan Biaya produksi dari Departemen A

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B :


700 x Rp 141,67 Rp 99.169

Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang


hilang pada akhir proses: 100 x Rp 141,67 Rp 14.167

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B


setelah disesuaikan: 700 x Rp 161,91 Rp 113.336

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200kg) :


Biaya bahan baku 200 kg x 100% x Rp 22,5 Rp 4.500
Biaya bahan penolong 200 kg x 100% x Rp 26,1 Rp 5.220
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40% x Rp 39,89 Rp 3.191
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40% x Rp 53,18 Rp 4.254

Rp 17.165

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp. 130.500

Produk yang Hilang pada Akhir Proses di Departemen Produksi setelah Departemen
Produksi Pertama
Produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di departemen setelah departemen
produksi pertama hanya berakibat terhadap harga pokok per satuan produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau gudang.
Karena produk yang hilang telah menyerap biaya produksi, maka harus diperhitungkan
dalam unit ekuivalensi biaya produk yang bersangkutan. Produk yang hilang pada akhir proses
9

tidak mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya.

Jumlah Produk yang Dihasilkan Biaya Biaya per kg


oleh Departemen B (unit Produksi Produk yang
ekuivalensi) yang Ditambahkan
Ditambahkan Departemen
unit produk selesai + ( TP% x unit Departemen B
dalam proses + produk hilang) B

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

Biaya bahan penolong 400 kg + (60% x 100 kg + 200 kg) = Rp 16.100 Rp 24,39
660 kg

Biaya tenaga kerja 400 kg + (50% x 100 kg + 200 kg) = Rp 22.500 Rp 34,62
650 kg

Biaya overhead pabrik 400 kg + (50% x 100 kg + 200 kg) = Rp 24.750 Rp 38,08
650 kg

Rp 63.350 Rp 97,09

Perhitungan Biaya Produksi Departemen B

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:


Harga pokok dari Departemen A: 400 kg x 161,91 Rp 64.764
Harga pokok yang ditambahkan dalam Departemen B:
400 kg x Rp 97,09 Rp 38.836
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses:
200 kg x (Rp 161,91 + Rp 97,09) Rp 51.800
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Rp 155.400

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg) :


Harga pokok dari Departemen A 100kg x Rp 161,91 Rp 16.191
Biaya bahan penolong 100kg x 60% x Rp 24,39 Rp 1.463
Biaya tenaga kerja 100kg x 50% x Rp 34,62 Rp 1.731
Biaya overhead pabrik 100kg x 50% x Rp 38,08 Rp 1.904

Rp 21.289

Jumlah biaya kumulatif dalam Departemen B Rp 176.689

Laporan Biaya Produksi Departemen B. Produk Hilang Pada Akhir Proses di Departemen Setelah
Departemen Pertama

PT Eliona Sari
10

Laporan Biaya Produksi Departemen B

Data Produksi

Jumlah produk yang diterima dari Departemen A 700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg

Jumlah produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian ;


biaya bahan penolong 60%; biaya konversi 50% 100

Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200

700 kg

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen B :

Total Per Kg

Harga pokok produk yang diterima dari Departemen A Rp 113.336 Rp 161,91

Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B :

Biaya bahan penolong Rp 16.100 Rp 24,39

Biaya tenaga kerja Rp 22.500 Rp 34,62

Biaya overhead pabrik Rp 24.750 Rp 38,08

Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp 63.350 Rp 97,09

Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp 176.686 Rp. 259,00

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:


Harga pokok dari Departemen A: 400 kg x 161,91 Rp 64.764
Harga pokok yang ditambahkan dalam Departemen B:
400 kg x Rp 97,09 Rp 38.836
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses:
200 kg x (Rp 161,91 + Rp 97,09) Rp 51.800
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Rp 155.400

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg) :


Harga pokok dari Departemen A 100kg x Rp 161,91 Rp 16.191
Biaya bahan penolong 100kg x 60% x Rp 24,39 Rp 1.463
Biaya tenaga kerja 100kg x 50% x Rp 34,62 Rp 1.731
Biaya overhead pabrik 100kg x 50% x Rp 38,08 Rp 1.904

Rp 21.289

Jumlah biaya kumulatif dalam Departemen B Rp 176.689

Anda mungkin juga menyukai