PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Menurut WHO (2002), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa defenisi komunitas, keperawatan dan keperawatan komunitas ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi keperawatan komunitas ?
3. Siapa saja sasaran keperawatan komunitas ?
4. Bagaimana strategi intervensi keperawatan komunitas?
5. Apa prinsip keperawatan komunitas ?
6. Bagaimana falsafah keperawatan komunitas ?
7. Apa perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dengan di komunitas ?
8. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas ?
1
9. Bagaimana tanggungjawab perawat komunitas ?
10. Apa peran perawat komunitas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui tentang konsep komunitas dan konsep keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
1. Defenisi komunitas, keperawatan dan keperawatan komunitas
2. Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
3. Sasaran keperawatan komunitas
4. Strategi intervensi keperawatan komunitas
5. Prinsip keperawatan komunitas
6. Falsafah keperawatan komunitas
7. Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dengan di komunitas
8. Sejarah perkembangan keperawatan komunitas
9. Tanggungjawab perawat komunitas
10. Peran perawat komunitas
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep komunitas dan konsep
keperawatan komunitas
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui konsep komunitas dan konsep
keperawatan komunitas
3. Mengetahui bagaimana konsep komunitas dan konsep keperawatan komunitas
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definis
1. Komunitas
a. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
linggkunggan ,umumnya memiliki ketetarikan dan habitat yang sama. (Wenger,
2002)
b. Komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting
dalam hidupnya (Spradley,1985)
c. Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa
identitas suatu komunitas (Koentjaraningrat,1990)
d. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama degan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi,2007)
e. Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk,2006)
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan
spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007)
3. Keperawatan Komunitas
a. Komunitas adalah sekelompak masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang kelompok khusus dengan batas-batas geografi
3
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (sumijatun et. Al,
2006).
Misalny didalam kesehatan dikenal kelompak ibu hamil, kelompak ibu
menyusui, kelompak anak balilka, kelompak lansia, kelompak masyarakat
suatu wilayah b inaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompak
masyarakat ada masyarakat petani, pedagang,pekerja,masyarakat terasing dan
sebagainya (mubarak, 2006).
b. Keprawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupan
perpaduan anatara keperawatan dan kesahatan masyarakat(public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan tertadu yang ditunjukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan pungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mampu mandiri dalam uapaya kesehatan (mubarak, 2006).
c. Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersipat alamiah, sistematis, dinamis, kontinew, dan berkesinambugan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompak serta
masyarakat serta langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi keperawatan (wahyudi, 2010).
d. Sasaran pelayan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/kelompok dan
masyarakat dengan pokus upaya kesehatan primer, skunder, dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial
akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merewat diri
sendiri, hidup mandiri dan mentukan nasibny sendiri dalam menciptakan derajat
kesehatan yang optimal (elisabet, 2007).
4
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general
community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok .
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat
dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak,2006)
5
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
D. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media
masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
6
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan
sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas.
Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
7
F. Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan
komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau
paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan
bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas
yang terdiri dari 4 komponen dasar , seperti yang digambarkan sebagai berikut :
MANUSIA
KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan (SEHAT-SAKIT)
Pencegahan.
LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.
8
b. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak
dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
d. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
G. Perbedaan Pelayanan Keperawatan Di Klinik / Rumah Saki Dengan Di Komunitas
Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
9
Masyarakat
10
Perkembangan kesehatan masyarakat sebelum ilmu pengetahuan tidak dapat
dipisahkan dari sejarah kebudayan yang ada di dunia, di antaranya adalah budaya dari
bangsa Babilonia, Mesir, Yunani dan Romawi. Bangsa-bangsa tersebut menunjukkan
bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah
kesehatan masyarakat dan penyakit. Dari dokumen lain juga tercatat bahwa pada
zaman Romawi Kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan kepada
masyarakat untuk (Halon,1974) :
1. Mencatat pembangunan rumah
2. Melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya
3. Melaporkan binatang peliharaan/ternak yang dapat menimbulkan bau
4. Pemerintah melakukan supervise ke tempat-tempat minuman, warung, warung
makanan, tempat prostitusi dan lain-lain.
Setelah itu kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya di awal abad ke-1 sampai
ke-7 dengan alasan sebagai berikut :
1. Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan
telah menjadi epidemi, bahkan ada yang menjadi endemis
2. Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika
muncul penyakit kolera yang telah tercata sejak abad ke-7 bahkan penyakit kolera
di India telah menjadi endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke Mesir, Asia
keil, dan Eropa melalui para emigran.
Berbagai upaya telah diupayakan untuk mengatasi kasus epidemic dan endemis , di
antaranya masyarakat mulai memperhatikan masalah :
1. Lingkungan terutama hygiene dan sanitasi lingkungan
2. Pembuangan kotoran manusia (latrin)
3. Mengusahakan air minum bersih
4. Pembuangan sampah
5. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang dahsyat di China dan Indoia. Pada
tahun 1340 telah tercatat 13 juta orang meninggal karena wabah pes. Di India, Mesir
dan Gaza dilaporkan bahwa 13 ribu orang meninggal tiap hari karena serangan pes.
Berdasarkan catatan, jumlah orang yang meninggal karena wabah penyakit pes di
seluruh dunia pada waktu itu mencapai lebih dari 60 juta orang, sehingga kejadian
11
pada waktu itu disebut “The Black Death”. Serangan wabah penyakit menular ini
berlangsung sampai abad ke-18. Di samping wabah pes, awabah kolera dan tifus juga
masih berlangsung. Pada tahun 1603 lebih dari 1 dari 6 orang meninggal karena
penyakit menular, dan tahun 1665 sekitar 1 dari 5 orang meninggal. Pada tahun 1759
dilaporkan 70 ribu orang penduduk di kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit
menular. Penyakit lain yang menjadi wabah antara lain difteri, tifus, disentri dan lain-
lain
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Pada akhir abad ke-18 dan diawal abad ke-19, bangkitnya ilmu pengetahuan
mempunyai dampak yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan manusia,
termasuk pada aspek kesehatan. Pada abad ini pendekatan dalam masalah kesehatan
tidak hanya memandang pada aspek biologis saja, tetapi sudah komprehensif dan
multisektoral. Selain itu, telah ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan
vaksin sebagai pencegahan penyakit.
12
2. Sebagai pendidik (health educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas , yang dilaksanakan dirumah, di puskesmas, dikomunitas secara
terorganisir , menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi perubahan perilaku
untuk mencapai tingkat kesehatan optimal
3. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor ).
Monitoring terhadap perubahan yg terjadi pada individu, keluarga, kelompok,
komunitas tentang masalah kesehatan/keperawatan yang timbul serta dampak
terhadap status kesehatan melalui :
a. Kunjungan rumah
b. Pertemuan-pertemuan
c. Observasi
d. Pengumpulan data
4. Koordinator Yankes (coordinator of servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya yankesmasy dalam mencapai tujuan kesehatan
melalui kerjasama dengan team kesehatan lainya sehingga tercipta keterpaduan dalam
sistem yankes . Yankes merupakan kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-
pisah
5. Sebagai pembaharu ( inovator )
Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, komunitas yang dapat merubah
perilaku dan pola hidup sehingga tercapai peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
6. Pengorganisir yankes (organisator)
Berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan peran serta
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya yankes yang
dilaksanakan oleh masyarakat . Misalnya : kegiatan posyandu, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap penilaian,à ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
7. Sebagai panutan ( Role Model )
Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang
dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
13
8. Sebagai Tempat Bertanya ( Fasilitator )
a. Tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan/ keperawatan yang
dihadapi sehari-hari.
b. Dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan yang mereka hadapi.
c. Penghubung antara masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait
9. Sebagai Pengelola ( Manager )
a. Dapat mengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.
b. Mengkoordinasikan upaya-upaya kesehatan yang dijalankan, melalui puskesmas
sebagai institusi pelayanan dasar utama, baik di dalam atau di luar gedung ataukah
di keluarga, terhadap kelompok-kelompok khusus seperti kelompok ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas/menyususi, anak balita, usia lanjut, sesuai dengan peran, fungsi
dan tanggung jawabnya.
K. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
Menurut Betty Neuman Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau
kelompok adalah sebagai berikut.
1. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai
berikut:
a. Inti (Core) meliputi
1) Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilainilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya
karena dapat menjadi stressor bagi penduduk
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
14
apakah sering mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,
ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat/ memantau gangguan yang terjadi.
6) System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di
manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
7) System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan,
apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun
Regional (UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.
8) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat di jangkau oleh masyakarat.
3. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi
komunitas terhadap stressor yang ada.
4. Perencanaan
Intervensi Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosis keperawatan komunitas yang muncul.
5. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di
rencanakan.
6. Evaluasi/ penilaian
a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi .
b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Meencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS .
15
BAB III
A. Pendahuluan
Sehubungan dengan pelaksanaan Praktek Komunitas profesi ners yang
diadakan di Dusun 1 Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan, maka Mahasiswa
kelompok Curup telah melakukan pengamatan secara umum ( Winshield Survey )
tentang situasi dan keadaan wilayah di Dusun I.
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah di Dusun 1 Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan didapatkan melalui wawancara dengan penduduk setempat,
tokoh masyarakat dan observasi lingkungan, sehingga dapat diperkirakan faktor risiko
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang untuk peningkatan
kesehatan masyarakat..
B. Hasil Winshield Survey
a. Core atau Inti
1) Riwayat atau Sejarah Perkembangan Komunitas
Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas desa watas marga adalah
wilayah adiministratif dari kecamatan Curup Selatan. Desa Watas Marga ini
yang pada awalnya masih termasuk desa Rimbo Recap kemudian karena
terjadi peluasan lahan untuk kecamatan curup selatan maka terbentuk lah Desa
Watas Marga dan kemudian dibagi menajadi 4 Dusu yaitu dusun I, II, III, IV.
2) Batas Wilayah
Batas wilayan Desa Watas Marga
Utara : Desa Lubuk Ubar
Timur : Desa Sukamarga
Selatan : Kabupaten Kepahiyang
Barat : Pungguk Lalang
b. Data Demografi
Dari hasil observasi 20 KK selama lebih kurang 1 minggu di dusun I desa
Watas Marga, Usia penduduknya bervariasi namun didominasi oleh Anak usia
sekolah, dengan jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki.
16
Untuk suku di dusun I sebagian besar masyarakatnya dengan suku Rejang dan
Jawa, pendidikan penduduk terdiri dari tamat SMA, DIII, dan S1, . Bahasa
keseharian yang digunakan adalah bahasa Rejang. Jenis pekerjaan sebagian besar
adalah Petani. Agama yang di anut di dusun I adalah islam.
c. 8 Sub Sistem
1) Lingkungan Fisik
Perumahan di wilayah Dusun I pada umumnya adalah bangunan
permanen dan semi permanen dengan menggunakan seng, multirup, genteng
dan asbes dinding tembok dan kayu, lantai rata-rata menggunakan keramik.
Adapun jarak antara rumah satu dengan 1-2 meter, dan ada beberapa
rumah yang tidak berjarak. Sebagian besar rumah di dusun I mempunyai
pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanam pohon pelindung dan bunga,
dan tanaman obat namun ada juga yang tidak dimanfaatkan, sedangkan ada
beberapa siring terlihat tergenang air karena selokan sebagai saluran limbah,
dan sebagian selokan masih banyak sampah yang menumpuk. Penduduk di
dusun I sebagian besar penduduk memiliki tempat pembuangan sampah
khusus, dan ada yang di tempat pembuangan umum. Dan sebagian warga
dusun I memiliki kandang ternak yang jarak nya tidak jauh dari rumahnya.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Dari hasil windshield survey di dusun I Pusat pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan oleh warga adalah puskesmas yang teletak di dusun desa
Watas Marga yang biasanya digunakan untuk memantau status kesehatan
terutama bayi, balita dan ibu hamil. tetapi ada juga sebagian dari masyarakat
dusun I lebih memilih berobat ke praktek bidan atau praktek dokter swasta
yang ada di dusun I. Apabila sakitnya berat, masyarakat langsung berobat ke
rumah sakit umum. Dengan demikian akan terjadi potensial terhadap dukungan
peningkatan derajat kesehatan.
3) Ekonomi
Di dusun I pada umumnya kepala keluarga (KK) mempunyai mata
pencaharian sebagian besar adalah Petani. Dan di wilayah dusun I ada rumah
penduduk yang memiliki warung-warung manisan. Dengan adanya mata
pencarian yang tetap maka akan terjadi peningkatan terhadap status kesehatan.
4) Keamanan dan Transportasi
17
Sarana dan transportasi yang biasa digunakan masyarakat setempat
umumnya menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan roda 2 dan roda
4, sebagian besar lalulintas diwilayah ini lancar, terdapat 1 pos kamling di
setiap Dusun dan dijaga oleh LINMAS secara bergantian.
5) Politik dan Pemerintahan
Di wilayah dusun I dari observasi yang dilakukan terdapat sekretariat
partai politik Dan terlihat bendera papan partai politik diidepan rumah.
6) Sistem Komunikasi
Dari Hasil observasi di Dusun I, Masjid merupakan salah satu pusat
penyebaran informasi dan tempat berkumpul warga dusun I, warga dusun I
rata-rata mempunyai handphone dan TV sebagai alat komunikasi
7) Pendidikan
Pada wilayah Dusun I Terdapat 1 buah sarana pendidikan yaitu TK
(Taman Kanak- kanak ) di wilayah dusun I, sedangkan tingkat SD anak-anak
bersekolah diwilayah lain yang memiliki fasilitas pendidikan,Tingkat
pendidikan penduduk dusun I mayoritas tamat SMA
8) Rekreasi
Di wilayah ini tidak ada tempat khusus rekreasi dan tidak ada fasilitas
rekreasi. Kegiatan rekreasi masyarakat Dusun I Desa Watas Marga Kecamatan
Curup Selatan biasanya dilaksanakan pada hari libur dan hari raya. Tempeat
rekreasi yang dikunjungi biasanya tidak jauh dari wilayah Watas Marga seperti
taman rekreasi Pesona Curup yang terletak di desa Lubuk Ubar. Untuk tempat
bermain sehari-hari anak-anak biasanya bermain di halaman rumah dan
lapangan, apabila kurang pengawasan dari orang tua maka dapat terjadi resiko
cidera pada anak-anak.
18
19
HASIL PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagram. 1
0-1 thn
2-5 thn
15% 6-12 thn
13-21 thn
22-35 thn
36-54 thn
>55 thn
29% 15%
20
b) Distribusi Penduduk berdasarkan Agama
Tabel.2
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Agama Frekuensi Persen
Islam 72 100%
Kristen 0 0%
Total 72 100%
Diagram 2.
Islam
Kristen
100%
21
c) Distribusi Penduduk berdasarkan Suku
Tabel. 3
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Suku di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Suku Frekuensi Persen
Sunda 4 5%
Rejang 25 35%
Jawa 35 49%
Serawai 8 11%
Total 72 100%
Diagram 3
35%
Sunda
Rejang
Jawa
Serawai
49%
22
d) Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan
Tabel. 4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Pendidikan Frekuensi Persen
Tidak tamat SD 8 11%
SD 20 28%
SLTP 8 11%
SLTA 19 27%
D3 1 1%
S1 11 15%
Belum sekolah 5 7%
Total 72 100%
Diagram 4
Tidak tamat SD
SD
1% SLTP
28%
SLTA
D3
S1
Belum sekolah
27% 11%
23
e) Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan
Tabel. 5
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Pekerjaan Frekuensi Persen
PNS/POLRI/TNI 5 7%
Wiraswasta 10 13%
Pensiunan 2 3%
Buruh 0 0%
Bertani 18 25%
Tidak Bekerja 7 10%
Pedagang 7 10%
Belum Bekerja 23 32%
Lain-lain
0%
(Nelayan) 0
Total 72 100%
Diagram 5
24
a. Data Status Kesehatan
1) Distribusi Penduduk berdasarkan Keluarga Yang Merokok
Tabel.1
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga Yang Merokok di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Meroko Frekuensi Persen
Ada 23 32%
Tidak Ada 49 68%
Total 72 100%
Diagram 1
Ada
Tidak Ada
68%
25
2) Distribusi Penduduk berdasarkan Siapa Keluarga Yang Merokok
Tabel.1
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Siapa Keluarga Yang Merokok di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Yang Merokok Frekuensi Persen
Anak 4 17%
Remaja 0 0%
Ayah 15 66%
Ibu 0 0%
Lain-Lain /
17%
Dewasa 4
Anak 23 100%
Diagram 2
Anak
Remaja
Ayah
Ibu
Lain-Lain / Dewasa
66%
26
3) Distribusi Penduduk berdasarkan Tempat Keluarga Yang Merokok
Tabel. 3
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Keluarga Yang Merokok di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Tempat Frekuensi Persen
Merokok
Didalam Rumah 14 61%
Diluar Rumah 9 39%
Anak 23 100%
Diagram 3
39%
Didalam Rumah
Diluar Rumah
61%
27
4) Distribusi Penduduk berdasarkan Jumlah Rokok
Tabel. 4
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Rokok di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Jumlah Rokok Frekuensi Persen
<12-16 batang 5 22%
Total 23 100%
Diagram 4
<12-16 batang
12-16 batang
>12-16 batang
61%
28
5) Distribusi Penduduk berdasarkan Tempat Berobat
Tabel. 5
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Berobat di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Tempat Berobat Frekuensi Persen
Pelayanan Kes 63 88%
Pengobatan
1 1%
Alternatif
Dukun 8 11%
Lain-lain 0 0%
Total 72 100%
Diagram 5
11%
1%
Pelayanan Kes
Pengobatan Alternatif
Dukun
Lain-lain
88%
29
b. Status Ekonomi
1) Distribusi Penduduk berdasarkan Pendapatan Keluarga
Tabel. 1
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendapatan Keluarga di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Pendapatan Keluarga Frekuensi Persen
Kurang dari UMK 7 35%
Lebih dari UMK 13 65%
Total 20 100%
Diagram 1
35%
65%
30
2) Distribusi Penduduk berdasarkan Pengeluaran Total Keluarga
Tabel. 2
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran Total Keluarga di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Diagram 2
5%
35%
≤750.000
750.000-1.500.000
≥ 1.500.000
60%
31
3) Distribusi Penduduk berdasarkan Keluarga Menabung
Tabel. 3
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga Menabung di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Diagram 3
Ya
Tidak
75%
32
4) Distribusi Penduduk berdasarkan Keluarga Tidak Menabung
Tabel. 4
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga Tidak Menabung di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Keluarga Tidak
Frekuensi Persen
Menabung
Penghasilan tdk
0 0%
mencukupi
Kebutuhan keluarga
5 100%
banyak
Tdk terbiasa menabung 0 0%
Lain-lain 0 0
total 5% 100%
Diagram 4
100%
33
1) Distribusi Penduduk berdasarkan Pengeluaran Total Keluarga
Tabel. 2
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran Total Keluarga di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Diagram 1
5%
35%
≤750.000
750.000-1.500.000
≥ 1.500.000
60%
34
5) Distribusi Penduduk berdasarkan Dana Khusus Untuk Berobat
Tabel. 5
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dana KhususUntuk Berobat di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Dana KhususUntuk
Berobat Frekuensi Persen
Ya 18 90%
Tidak 2 10%
total 20% 100%
Diagram 5
Ya
Tidak
90%
35
6) Distribusi Penduduk berdasarkan Kartu Berobat
Tabel. 6
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kartu Berobat di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Kartu Berobat Frekuensi Persen
ASKES 12 60%
Jamsostek 2 10%
Tabungan pribadi 1 5%
Dana sehat 0 0%
Lain-lain (ASKESKIN) 5 25%
total 20% 100%
Diagram 6
ASKES
Jamsostek
Tabungan pribadi
Dana sehat
5%
Lain-lain (ASKESKIN)
60%
10%
36
7) Distribusi Penduduk berdasarkan Kartu Berobat
Tabel. 7
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kartu Berobat di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Kartu Berobat Frekuensi Persen
ASKES 12 60%
Jamsostek 2 10%
Tabungan pribadi 1 5%
Dana sehat 0 0%
Lain-lain (ASKESKIN) 5 25%
total 20% 100%
Diagram 7
ASKES
Jamsostek
Tabungan pribadi
Dana sehat
5%
Lain-lain (ASKESKIN)
60%
10%
37
c. Data Kesehatan Lingkungan
1. Cahaya Matahari yang masuk kedalam rumah
Distribusi cahaya matahari yang masuk kedalam rumah Dusun 1 Desa Watas Marga
Pencahayaan Frekuensi Persen
Ya 20 100%
Tidak 0 0%
Total 20 100%
Diagram.
Pencahyaan
Ya
Tidak
100%
2. Ventilasi
Diagram. 8
Ventilasi
Ya
Tidak
100%
38
3. Jendela Rumah dibuka setiap hari
Jendela dibuka tiap hari Frekuensi Persen
Ya 20 100%
Tidak 0 0%
Total 20 100%
Diagram. 8
Ya
Tidak
100%
45%
Sumur Gali
PDAM
55%
39
5. Jarak Rumah dengan septi tank
100%
40
7. Keadaan Penampungan air
Keadaan penampungan air Frekuensi Persen
Tertutup 14 70%
Tidak tertutup 6 30%
Total 20 100%
Diagram. 8
Keadaan penampung air
30%
Tertutup
Tidak Tertutup
70%
Diagram. 63
1x seminggu
2x seminggu
tidak pernah
85%
41
O
1 1 x seminggu 15 75%
2 2 x seminggu 5 15%
3 Tidak pernah 0 0%
Jumlah 20 100%
Diagram. 63
1x seminggu
2x seminggu
tidak pernah
75%
Diagram. 63
Jenis WC
Septitank
Dialirkan kesungai
Cemplung
100%
11. Membersihkan WC
42
O
1 1x sehari 10 50%
2 2x seminggu 0 0%
3 1x seminggu 10 50%
4 Tidak pernah 0 0%
Jumlah 20 100%
Diagram. 43
Membersihkan WC
1x sehari
50% 50% 2x seminggu
1x seminggu
tidak pernah
Diagram. 43
Pengolahan Sampah
15%
15% Dibakar
Dibuang kelobang sampah
dibuang ke kebun
55% diangkut petugas kebersihan
15%
43
N Gotong Royong Frekuensi Prsentase
O
1 Ada 20 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 20 100%
Diagram. 43
Gotong Royong
Ada
Tidak
100%
Diagram. 43
<3x
>3x
100%
44
1 Got 17 85%
2 Sungai 1 5%
3 Kekebun 2 10%
Jumlah 20 100%
Diagram. 43
SPAL dirumah
5%
10%
GOT
Sungai
Kekebun
85%
Diagram. 43
Keadaan SPAL
10%
Terbuka Mengalir
50% Tertutup Mengalir
Terbuka Tergenang
Tertutup Tergenang
40%
45
Pekarangan Rumah Frekuensi Persen
Ada 16 80%
Tidak 4 20%
Total 20 100%
Diagram. 8
Pekarangan Rumah
20%
Ada
Tidak
80%
Diagram. 43
24% 14%
Tanaman Obat
Bunga
Pohon Pelindung
Dibuat Kandang Ternak
14%
48%
46
Tidak 12 60%
Total 20 100%
Hewan Peliharaan
40%
Ya (Ayam)
Tidak
60%
40%
Ya (Ayam)
Tidak
60%
47
1 1x sehari 3 37%
2 1x seminggu 0 0%
3 Bila terlihat kotor 5 63%
4 Tidak pernah 0 0%
Jumlah 8 100%
Diagram. 43
38%
1x sehari
1x seminggu
Bila terlihat kotor
Tidak Pernah
63%
Diagram. 43
38% 38%
Kolam/Sungai
Ditimbun
Dijadikan Pupuk
Dibiarkan Saja
25%
48
N Jarak Kandang dengan Rumah Frekuensi Prsentase
O
1 1-3 M 2 25%
2 5 – 10 M 2 25%
3 Hanya batas dinding rumah 4 50%
4 Lain-lain.. 0 0%
Jumlah 8 100%
Diagram. 43
1-3 m
50% 5-10 m
hanya batas dinding
lain-lain
25%
24. Kolam
Kolam Frekuensi Persen
Ya 4 20%
Tidak 16 80%
Total 20 100%
KOLAM
20%
Ya
Tidak
80%
49
Tidak 16 80%
Total 20 100%
Ya
Tidak
80%
Diagram. 43
Membersihkan Kolam
25%
1x seminggu
1x sebulan
1x 6 bulan
Tidak Pernah
75%
50
Total 20 100%
Perlu
Tidak Perlu
100%
Bersedia
Tidak Bersedia
75%
51
d. Keluarga berencana
1) Distribusi Penduduk berdasarkan Keluarga Yang Menggunakan KB
Tabel. 1
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga Yang Menggunakan KB di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Keluarga Yang
Frekuensi Persen
Menggunakan KB
Ya 12 60%
Tidak 8 40%
Total 20% 100%
Diagram 1
40%
Ya
Tidak
60%
52
2) Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis KB yang digunakan
Tabel. 2
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis KB yang digunakan di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Jenis KB yang
Frekuensi Persen
digunakan
Suntik 10 84%
Spiral/ IUD 1 8%
PIL 1 8%
Kondom 0 0%
Implant 0 0%
MOP/MOW 0 0%
Total 20% 100%
Diagram 2
Suntik
Spiral/ IUD
PIL
Kondom
Implant
MOP/MOW
84%
53
3) Distribusi Penduduk berdasarkan Alasan Tidak KB
Tabel. 3
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak KB yang digunakan di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Alasan Tidak KB Frekuensi Persen
Dilarang suami istri 0 0%
Tidak cocok dengan alat KB 1 13%
Ingin mendapatkan anak
0 0%
lagi
DLL (Janda/lansia) 7 87%
Total 8 100%
Diagram 3
13%
87%
54
4) Distribusi Penduduk berdasarkan Alasan Tidak KB
Tabel. 4
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak KB yang digunakan di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Lama Penggunaan KB Frekuensi Persen
<5 Tahun 12 100%
>5 Tahun 0 0%
Total 12 100%
Diagram 5
<5 Tahun
>5 Tahun
100%
55
5) Distribusi Penduduk berdasarkan Manfaat KB
Tabel. 5
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Manfaat KB yang digunakan di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
Manfaat KB Frekuensi Persen
Menjarangkan kehamilan 10 83%
Membatasi jumlah anak 2 17%
Kesejahteraan ibu dan bayi 0 0%
Total 12 100%
Diagram 5
17%
Menjarangkan kehamilan
Membatasi jumlah anak
Kesejahteraan ibu dan bayi
83%
56
6) Distribusi Penduduk berdasarkan Keluhan Menggunakan Alat KB
Tabel. 6
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluhan Menggunakan Alat KB
yang digunakan di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten
Rejang Lebong
Keluhan Menggunakan
Frekuensi Persen
Alat KB
Haid tidak teratur 6 50%
Pusing 2 17%
Keputihan 1 8%
Perdarahan 0 0%
Perubahan berat badan 2 17%
DLL / tidak aa keluhan 1 8%
Total 12 100%
Diagram 6
17%
57
7) Distribusi Penduduk berdasarkan Efek Samping Menggunakan KB
Tabel. 7
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Efek Samping Menggunakan KB
yang digunakan di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten
Rejang Lebong
Efek Samping
Frekuensi Persen
Menggunakan KB
Kegemukan 3 25%
Keputihan 1 8%
Perdarahan 0 0%
Plek hitam pada wajah 0 0%
Mengurangi kesuburan 5 42%
DLL / pusing 3 25%
Total 12 100%
Diagram 7
Kegemukan
Keputihan
Perdarahan
Plek hitam pada wajah
Mengurangi kesuburan
DLL / pusing
8%
42%
58
8) Distribusi Penduduk berdasarkan Memperoleh Pelayanan KB
Tabel. 8
Distribuusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Memperoleh Pelayanan KB yang
digunakan di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang
Lebong
Memperoleh Pelayanan
Frekuensi Persen
KB
Rumah sakit 0 0%
Puskesmas 3 25%
Praktek dokter 0 0%
Praktek bidan 9 75%
DLL 0 0%
Total 12 100%
Diagram 8
Rumah sakit
Puskesmas
Praktek dokter
Praktek bidan
DLL
75%
59
e. Data Anak Sekolah
1) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Usia
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Usia Frekuensi Persen
6-12 th 7 100%
Total 7 100%
Diagram 1
6-12 th
100%
100%
60
3) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Berat Badan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Berat Badan di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan
Berat Badan Frekuensi Persen
Normal 7 100%
Tidak Normal 0 0%
Total 7 100%
Diagram 3
Normal
Tidak Normal
100%
Diagram 4
43% 1 kali
2 kali
3 kali
57%
61
5) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Porsi Makan yang Dihabiskan Dalam Sehari
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Porsi Makan yang Dihabiskan
Dalam Sehari di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Porsi yang Dihabiskan Frekuensi Persen
1 piring 6 86%
Lebih dari 1 0 0%
Kurang dari 1 1 14%
Total 7 100%
Diagram 5
14%
1 piring
Lebih dari 1
Kurang dari 1
86%
14%
71%
Ya (Sebutkan)
Tidak
100%
14%
Ya (Gigi Berlubang)
Tidak
86%
63
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Menggosok Gigi Dalam Sehari di
Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 9
1 kali
2 kali
Lebih dari 2 kali
Tidak Pernah
100%
64
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Memeriksakan Gigi Ke Pelayanan
Kesehatan di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 10
43%
Ya Pernah Sebutkan 1 kali
Tidak
57%
65
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Gangguan Dalam Belajar di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 11
29%
71%
66
12) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan Anak Sekolah
Diluar Waktu Sekolah
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan Anak
Sekolah Diluar Waktu Sekolah di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 12
25% 25%
Bermain
Menonton
Lain-lain
Mengaji
Les Tambahan
Tidak Ada
25% 25%
67
13) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Suka Jajan Diluar
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Suka Jajan Diluar di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 13
100%
68
14) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Minum Susu
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Minum Susu di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan
Diagram 14
43%
Selalu
Kadang-kadang
Jarang/ Tidak Pernah
29%
69
15) Distribusi Anak Sekolah Berdasarkan Sakit 1 Bulan Terakhir
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Berdasarkan Sakit 1 Bulan Terakhir di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 15
100%
70
f. Data Remaja
1) Distribusi Remaja Berdasarkan Usia
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Usia di Desa Watas Marga Kecamatan
Curup Selatan
Frekuens
Usia Persen
i
Usia 7 100%
Jumlah 7 100%
Diagram 1
Usia
100%
71
2) Distribusi Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
Jenis Kelamin Persen
i
Laki-laki 3 43%
Perempuan 4 57%
Jumlah 7 100%
Diagram 2
43%
Laki-laki
Perempuan
57%
72
3) Distribusi Remaja Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
Kegiatan Remaja Persen
i
sekolah 7 100%
Sekolah sambil kerja 0 0%
Bekerja 0 0%
Kursus 0 0%
Penganguran 0 0%
Jumlah 7 100%
Diagram 3
Kegiatan Remaja
sekolah
Sekolah sambil kerja
Bekerja
Kursus
Penganguran
100%
73
4) Distribusi Remaja Berdasarkan Pemanfaatan Waktu Luang
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Pemanfaatan Waktu Luang di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
Pemanfaatan Waktu Luang Remaja Persen
i
Diagram 4
71%
74
5) Distribusi Remaja Berdasarkan Bila Mendapatkan Masalah Apa yang Akan Dilakukan
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Bila Mendapatkan Masalah Apa yang
Akan Dilakukan di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
Jika ada masalah, yg dilakukan remaja... Persen
i
Diagram 5
75
6) Distribusi Remaja Berdasarkan Penyebab Utama Remaja Menggunakan Narkoba
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Penyebab Utama Remaja Menggunakan
Narkoba di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
penyebab remaja gunakan narkoba Persen
i
Coba -coba 2 9%
Mengatasi masalah 0 0%
Ingin dianggap orang hebat 3 13%
Pengaruh lingkungan atau teman 10 43%
Lain-lain(Tidak Tahu) 8 35%
Jumlah 23 100%
Diagram 6
9% 13%
35%
Coba -coba
Mengatasi masalah
Ingin dianggap orang hebat
Pengaruh lingkungan atau teman
Lain-lain(Tidak Tahu)
43%
76
7) Distribusi Remaja Berdasarkan Efek Samping Narkoba
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Efek Samping Narkoba di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan
Diagram 7
24% 18%
Sukar tidur
12% Malas melakukan aktifitas
Kehilangan nafsu makan
Menambah semangat
Mudah marah
Tidak tahu
29% 18%
77
8) Distribusi Remaja Berdasarkan Remaja Merokok
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Remaja Merokok di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan
Remaja Merokok
Ya
Tidak
100%
78
9) Distribusi Remaja Berdasarkan Hubungan Dengan Orang Tua
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Jumlah Rokok Perhari di Desa Watas
Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
Hubungan Remaja Dengan Orang Tua Persen
i
Harmonis/akrab 9 64%
Biasa biasa saja 4 29%
Tidak harmonis 0 0%
Lain-lain 1 7%
Jumlah 14 100%
Diagram 10
7%
29%
Harmonis/akrab
Biasa biasa saja
Tidak harmonis
Lain-lain
64%
79
10) Distribusi Remaja Berdasarkan yang Dilakukan Orang Tua Jika Ada Masalah
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan yang Dilakukan Orang Tua Jika Ada
Masalah di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
apa yang dilakukan ortu jika ada masalah Persen
i
Memarahi remaja 0 0%
Mendiamkan masalah 0 0%
Mengajak remaja berdisksi 11 79%
Lain-lain 3 21%
Jumlah 14 100%
Diagram 11
21%
Memarahi remaja
Mendiamkan masalah
79% Lain-lain
80
11) Distribusi Remaja Berdasarkan Organisasi Remaja
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Organisasi Remaja di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
Organisasi remaja Persen
i
Diagram 12
organisasi remaja
43%
81
12) Distribusi Remaja Berdasarkan Keaktifan Mengikuti Organisasi
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Keaktifan Mengikuti Organisasi di Desa
Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
keaktifan mengikuti organisasi Persen
i
Ya 2 29%
Tidak 5 71%
Jumlah 7 100%
Diagram 13
Ya
Tidak
71%
82
13) Distribusi Remaja Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Mengikuti Organisasi
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Mengikuti
Organisasi di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Ya 3 43%
Tidak 4 57%
Jumlah 7 100%
Diagram 14
43%
Ya
Tidak
57%
83
14) Distribusi Remaja Berdasarkan Perlu Dibentuk Organisasi Pemuda di RW
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Perlu Dibentuk Organisasi Pemuda di
RW di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
perlu dibentuk organisasi remaja Persen
i
Ya 5 71%
Tidak 2 29%
Jumlah 7 100%
Diagram 15
Ya
Tidak
71%
84
15) Distribusi Remaja Berdasarkan Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi dan Seks
Bebas
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi
dan Seks Bebas di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
Frekuens
dapat info tentang kespro remaja Persen
i
Ya 3 43%
Tidak 4 57%
Jumlah 7 100%
Diagram 17
43%
Ya
Tidak
57%
85
16) Distribusi Remaja Berdasarkan Kesehatan Reproduksi
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Kesehatan Reproduksi di Desa Watas Marga
Kecamatan Curup Selatan
Ya 4 57%
Tidak 3 43%
Jumlah 7 100%
Diagram 17
43%
Ya
Tidak
57%
86
17) Distribusi Remaja Berdasarkan Tanggapan Mendengarkan Informasi Tentang Seks
Bebas
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Tanggapan Mendengarkan Informasi
Tentang Seks Bebas di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan
biasa 2 29%
malu 3 43%
tahu 2 29%
tertarik 0 0%
Jumlah 7 100%
Diagram 18
87
Tanggapan Tentang Seks Bebas
29% 29%
biasa
malu
tahu
tertarik
43%
88
Jumlah 9 100%
Diagram 19
44%
Hamil diluar nikah
AIDS
Penyakit kelamin
Lain-lain(tidak Tahu)
33%
89
g. Data Lanjut Usia
1. Berdasarkan usia
Usia frekuensi Persen
Usia 18 100%
jumlah 18 100%
lansia
usia
100%
2. Tinggi Badan
Tinggi badan frekuensi Persen
Normal 7 39%
Tidak normal 11 61%
Jumlah 18 100%
tinggi badan
39%
normal
tidak normal
61%
90
3. Berat Badan
Berat badan frekuensi Persen
Berat badan kurang 4 22%
Berat badan ideal 3 17%
Berat badan lebih 8 44%
gemuk 3 17%
Sangat gemuk
jumlah 18 100%
berat badan
17% 22%
17%
44%
4. Agama
agama frekuensi Persen
islam 18 100%
kristen
jumlah 18 100%
agama
islam
kristen
100%
91
5. Status Perkawinan
Status perkawinan frekuensi Persen
Kawin 16 88%
Tidak kawin 1 6%
duda
janda 1 6%
jumlah 18 100%
status perkawinan
6%
6%
kawin
tidak kawin
duda
janda
88%
6) Tinggal Serumah
Tinggal serumah frekuensi Persen
keluarga 10 56%
Tinggal sendiri 8 44%
jumlah 18 100%
tinggal serumah
keluarga
44%
tinggal sendiri
56%
92
7) Pendidikan
pendidikan frekuensi Persen
/tidak sekolah 1 6%
Tamat sd 4 22%
SLTA
Tamat SLTP
Tamat slta 13 72%
PT
jumlah 18 100%
pendidikan
6%
22%
tidak sekolah
tamat sd
slta
tamat sltp
tamat slta
pt
72%
8) Pekerjaan
Pekerjaan frekuensi Persen
Pns/tni/polri 5 28%
wiraswasta 8 44%
pensiunan
Buruh/nelayan
bertani 5 28%
Tidak bekerja
jumlah 18 100%
pekerjaan
28% 28%
pns/polri/tni
wiraswasta
pensiunan
buruh/nelayan
bertani
tidak bekerja
44%
93
9) Penyakit Dahulu
Penyakit dahulu frekuensi Persen
Tidak ada
Darah tinggi 11 61%
Jantung 1 6%
Dm 2 11%
Rematik 4 22%
Sesak nafas
Lain-lain
Jumlah 18 100%
penyakit dahulu
22%
tidak ada
darah tinggi
jantung
dm
rematik
11%
sesak nafas
lain lain
61%
6%
6%
22%
1bln-1 thn
lbh dari 1 thn-3thn
lebih dari 3-5 thn
50% lebih dari 5 thn
22%
94
11) Apa Yang Dilakukan Untuk Mengatasinya
Apa Yang Dilakukan U Frekuensi Persen
Mengatasinya
Berobat Ke Pukesmas 13 72%
Berobat Kedukun
Minum Obat Tradisional 5 28%
Di Biarkan Saja
Jumlah 18 100%
28%
berobat ke pukesmas
berobat kedukun
72%
demam
sesak nafas
darah tinggi
rematik
dan lain-lain
83%
95
13) Tindakan Yang Dilakukan Pada Penyakit Saat Ini
Tindakan Yg Dilakukan Frekuensi Persen
Pada Penyakit Saat Ini
Minum Obat Tradisional 4 22%
Berobat Kepeskes 10 56%
Berobat Kedukun
Dibiarkn Saja 4 22%
Jumlah 18 100%
56%
ya
tidak
50% 50%
96
15) Frekuensi
Frekuensi Frekuensi Persen
1 Kali Sebulan 4 22%
1 Kali 3 Bulan
1 Kali 6 Buln 4 22%
1 Kali Setahun 10 56%
Jumlah 18 100%
frekuensi
22%
1 kali sebulan
1 kali 3 bulan
1 kali 6 bulan
1 kali setahun
56%
22%
28%
39% duduk-duduk
mengasuh cucu
kegiatan rumah tangga
membaca
lain-lain
33%
97
17) Usaha Menjaga Kesehatan
Usaha Menjaga Frekuensi Persen
Kesehatan
Jalan Pagi 4 22%
Senam Pagi
Kegiatan Rumah Tangga 14 78%
Lain-Lain
Jumlah 18 100%
jalan pagi
senam pagi
kegiatan rumah tangga
lain-lain
78%
kegiatan sosial
33%
pengurus rt/rw
pengurus mesjid
pengajian
lain-lain
67%
98
19) Di Bentuk Posyandu
Dibentuk Posyandu Frekuensi Persen
Ya 18 100%
Tidak
Jumlah 18 100%
di bentuk posyandu
ya
tidak
100%
17%
pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan
senam lansia
konsultasi kesehatan
lain-lain
55%
28%
99
21) Ikur Senam Lansia
Ikut Senam Lansia Frekuensi Persen
Pernah 9 50%
Tidak 9 50%
Jumlah 18 100%
pernah
tidak
50% 50%
100
ANALISA DATA
Hasil Wawancara
Warga mengatakan kondisi air PAM tidak berwarna, tidak
berbau.
Warga mengatakan sampah dibuang di tong sampah sementara
Warga mengatakan sistem pembuangan air limbah mengalir
2 Anak Usia sekolah Resiko deficit kesehatan komunitas Resiko deficit kesehatan
Hasil Quisioner dari 7 Anak Usia Sekolah ( karies dentis) komunitas ( karies dentis) d.d
101
1. Hasil Quisioner : sebesar :
86% gigi anak sekolah mengalami karies dentis 86% gigi anak sekolah
100% anak sekolah menyikat gigi 2 kali dalam sehari mengalami karies dentis
57% anak tidak pernah meriksakan gigi ke pelayanan kesehatan 100% anak sekolah menyikat
100% suka jajan cokelat dan snack gigi 2 kali dalam sehari
Hasil Wawancara : 57% anak tidak pernah
Sebagian besar orang tua mengatakan anaknya sering jajan meriksakan gigi ke pelayanan
terbuka seperti permen dan coklat di luar rumah atau di sekolah kesehatan
Masih ada orang tua mengatakan anaknya tidak pernah 100% suka jajan cokelat dan
memeriksakan gigi snack
Hasil Observasi : .
Sering terlihat anak sekolah membeli cokelat dan permen
3 Lansia Manajemen kesehatan tidak efektif Manajemen kesehatan tidak efektif
Hasil Quesioner dari 18 Orang lansia b.d gagal melakukan tindakan
Hasil Quesioner : untuk mengurangi resiko d.d
61 % lansia menderita hipertensi 100 % Lansia ada keluhan
11 % lansia menderita DM 61 % lansia menderita
22 % lansia menderita rematik hipertensi
6 % Lansia ada keluhan lainya (Jantung) 11 % lansia menderita DM
100% Lansia memiliki keluhan 22 % lansia menderita
72% penanganan penyakit lansia ke sarana kesehatan rematik
28% penanganan penyakit lansia dengan obat tradisional 6 % Lansia ada keluhan
22% pemeriksaan kesehatan lansia setiap bulan lainya (Jantung)
22% lansia memeriksakan kesehatan setiap 6 bulan sekali
56% lansia memeriksakan kesehatan lebih 6 bulan sekali
Hasil wawancara :
Lansia mengatakan malas keluar rumah karena lelah jika
banyak beraktivitas
Lansia mengatakan tidak dibolehkan beraktivitas oleh anaknya
Lansia mengatakan jarang melakukan pemeriksaan kesehatan.
Lansia mengatakan adanya senam lansia
102
Hasil Observasi:
Para lansia terlihat tidak banyak diluar rumah
103
104
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan
komunitas, yaitu :
105
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DIAGNOSA TUPAN TUPEN STRATEGI RENCANA SUMBER TEMPAT WAKTU KRITERIA STANDAR EVALUATOR
KEPERAWATAN KEGIATAN EVALUASI
Resiko Defisit Setelah Setelah STRATEGI : Lakukan Masyarak Rumah Senin, 2 Verbal Minimal 60% Mahasiswa
keperawatan dilakukan dilakukan Komunikasi program at dan bapak Agustus Psikomotor Masyarakat
komunitas d.d intervensi intervensi Informasi edukasi dari mahasisw Kadus 1 2021 yang hadir
55% keperawatan keperawata kelompok a mampu
edukasi
selama 1 n selama 1 beresiko menjelskan
menggunakan
minggu minggu - Penyuluh kembali
PAM sebagai diharapkan diharapkan an tentang tentang
sumber air masyarakat pengetahua perilaku
untuk PHBS
dapat n (Perilaku hidup bersih
memasak dan menerapkan masyarakat dan sehat
minum. Hidup
perilaku m tentang
100 % tempat hidup besih lingkungan
Bersih
penampungan dan sehat dapat dan
air sementara meningkat Sehat)
terbuka Penyebar
15 % an leaflet
penduduk PHBS
membersihkan
tempat
penampungan
air lebih dari 1
minggu sekali Masyarak Rumah Verbal Minimal 60% Mahasiswa
15% - Pembagia at, dan bapak Psikomotor leaflet terbagi
pembuangan n Liflet mahasisw Kadus 1 kepada
sampah perilaku a masyarakat.
pendudukan hidup
dengan cara bersih dan
106
dibakar sehat
(PHBS).
100%
melakukan
kegiatan
gotong royong
lebih dari 3
bulan
50%
membersihkan
jamban
dibersihkan 1
minggu sekali
50% jarak
kandang
hewan hanya
berbatas
dinding
Resiko deficit Setelah Setelah STRATEGI : 1. Penyuluhan Masyarak Dirumah Rabu, 4 Verbal Minimal 60% Mahasiswa
kesehatan dilakukan dilakukan Komunikasi Cara at dan KADUS 1 Agustus Psikomotor Masyarakat
komunitas intervensi intervensi Informasi meggosok mahasisw 2021 yang hadir
( karies dentis) keperawatan keperawata gigi yang a mampu
edukasi
selama 1 n selama 1 menjelaskan
d.d sebesar : baik dan
minggu minggu di kembali
86% gigi anak diharapkan harapkan
benar. tentang
sekolah resiko peningkata materi yang
mengalami penurunan n sudah
karies dentis derajat pengetahua dijelaskan
100% anak kesehatan n motivasi
sekolah anak usia dan
107
menyikat gigi sekolah keaktifan
2 kali dalam tidak terjadi Masy. Ttg
sehari kesehatan Masyarak
57% anak anak usia 2. penyebaran at dan Dirumah Rabu, 4 Psikomotor Minimal 60% Mahasiswa
sekolah mahasisw leaflet terbagi
tidak pernah leaflet KADUS 1 Agustus
meriksakan tentang a 2021 kepada
gigi ke gosok gigi masyarakat
pelayanan yang baik
kesehatan dan benar.
100% suka
jajan cokelat
dan snack
Manajemen Setelah Setelah STRATEGI : 1. penyuluh Masyarak Dirumah Jum’at, 6 Verbal Minimal 60% Mahasiswa
kesehatan tidak dilakukan dilakukan Komunikasi an tentang at dan Kadus 1 Agustus Psikomotor Masyarakat
efektif b.d gagal intervensi intervensi Informasi penyakit mahasisw 2021 yang hadir
melakukan keperawatan keperawata yang a mampu
edukasi
selama 1 n selama 1 menjelaskan
tindakan untuk sering
minggu minggu di kembali
mengurangi resiko diderita
diharapkan harapkan tentang
d.d tidak terjadi peningkata lansia materi yang
kegagalan n sudah
100 % Lansia
dalam pengetahua dijelaskan
ada keluhan
memenejem n motivasi
61 % lansia en kesehatan dan
menderita pada lansia keaktifan Minimal 60%
hipertensi Masy. Ttg Mahasis Dirumah Jum’at, 6 Psikomotor leaflet terbagi
11 % lansia kesehatan 2. Penyebar wa Kadus 1 Agustus kepada
menderita lansia an leafleat 2021 masyarakat
DM tentang
22 % lansia Penyakit
menderita yang
sering
108
rematik diderita
6 % Lansia lansia
ada keluhan
lainya Jum’at, 6
(Jantung) Mahasis Dirumah Agustus Minimal 60%
3. Pemeriks wa Kadus 1 2021 Verbal
Psikomotor Masyarakat
aan
yang hadir
tekanan untuk
Darah pemeriksaan
Tekanan
Darah
109
PLAN OF ACTION (POA)
KESEHATAN LINGKUNGAN
110
PLAN OF ACTION (POA)
ANAK USIA SEKOLAH
Resiko deficit kesehatan 1. Penyuluhan Setelah dilakukan Anak usia Rumah Mahasiswa
komunitas ( karies dentis) d.d Cara intervensi sekolah yang Mahasiswa Rabu, 4 Agustus KADUS 1
sebesar : meggosok keperawatan berada di 2021
86% gigi anak sekolah gigi yang selama 1 minggu Dusun 1 Desa
mengalami karies dentis baik dan di harapkan Watas Marga
100% anak sekolah menyikat benar. peningkatan
gigi 2 kali dalam sehari 2. Demonstrasi pengetahuan
57% anak tidak pernah Gosok Gigi motivasi dan
meriksakan gigi ke keaktifan Anak
pelayanan kesehatan tentang
100% suka jajan cokelat dan menggosok gigi
snack meningkat
111
PLAN OF ACTION (POA)
LANSIA
3. Pemeriksaa
n tekanan
112
darah
113
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Asuhan keperawatan komunitas di dusun 1 Desa Watas Marga dilakukan 2 minggu
mulai tanggal 26 Juli 2021 sampai dengan 07 Agustus 2021. Tahap pengkajian
merupakan tahap awal dalam proses asuhan keperawatan komunitas guna untuk
mengumpulkan infirmasi dari kelompok sasaran, riwayat penyakit, serta sampai berbagai
masalah yang ada dikelompok. Setelah selesai melakukan pengumpulan data, kemudian
selanjutnya melakukan pengelompokan data yang sesuai untuk mendukung analisa data
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berbeda dengan diagnose medis, dimana diagnose
keperawatan adalah respon klien terhadap masalah mdis atau bagaimana masalah
mempengaruhi fungsi klien sehari-hari yang merupakan perhatian utama diagnose
keperawatan (Nurjanah,2005).
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan sesuai dengan diagnose keperawatan
secara teoritis yang ada pada teori. Data yang memperkuat penulis mengangkat diagnose
Resiko Defisit keperawatan komunitas, Resiko deficit kesehatan komunitas ( karies
dentis), Manajemment kesehatan tidak efektif.
C. Perencanaan
Pada tahap perencanaan mulai melksuksn kegistsm mempriorotaskan masalah,
merumuskan tujuan, menetapkan rencana serta merumuskan rencana evaluasi. Sehingga
memudahkan dalam melaksanakan kegiatan kedepannya guna membantu mengatasi
masalah pada kelompok khusus.
Dalam menetapkan rencana tindakan, tidak berbeda jauh dengan teori yaitu tetap
mempertimbangkan apa yang direncanakan dan kapan dilaksanakan, oleh siapa yang
melaksanakan, siapakah sasarannya dan bagaimana kegiatan yang akan dilaksanakan.
D. Pelaksanaan/ Implementasi
Pada umumnya tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori yaiut
berfokus pada upaya meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan,
mencegah penyakit, Healt Promotion dan Partnership. Pelaksanaan kegiatan berjalan
sesuai dengan apa yang sudah direncankan, sehingga diharapkan mampu membantu
meningkatkan kesehatan pada Warga Dusun 1 Desa Watas Marga.
114
E. Evaluasi
Evaluasi adalah berkelanjutan untuk menilai efek dari tindkan keperawatan pada
klien, Evaluasi dibagi dua yaitu, evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap
selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah ditentukan
(Nurjanah, 2005).
Materi evaluasi dilaksanakan meliputi evaluasi program yang disusun dengan
kebutuhan, rencana yang dibuat, dan efektifitas program serta dampak dari program.
Evaluais kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas kegiatan sesaat setelah
dilakukan evaluasi pada akhir kegiatan.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan komunitas yang telah
dilakukan di Dusun 1 Desa Watas Marga adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan sesuai dengan pengkajian teoritis yaitu
terjadinya masalah pada usia anak sekolah, lansia, dan kesehatan lingkungan
2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan sesuai dengan diagnose keperawatan
teoritis yaitu Resiko Defisit keperawatan komunitas, Resiko deficit kesehatan
komunitas ( karies dentis), Manajemment kesehatan tidak efektif.
3. Rumusan intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai rumusan
intervensi keperawatan teoritis yaitu: mendukung klien untuk menghadiri dan
berpartisipasi di dalam kegiatan yang mendukung meningkatkan kesahatan
masyarakat.
4. Implementasi keperawatan yang diberikan seluruhnya sesuai dengan
intervensi yang sudah disusun secara teori tetapi pelaksanaannya disesuaikan
situasi dan keadaan masyarrakat.
5. Evaluasi asuhan keperawatan pada menunjukan bahwa asuhan keperawatan
yang diberikan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat.
B. Saran
Kesehatan masyarkat atau komunitas akan terwujud secara maksimal pabila
didukung dari sumber daya masyarakat, kesadaran masyarakat akan pola hidup
sehat, dukungan petugas kesehatan setempat, dan tersedianya sub system lain
yang mendukung.
116
117