Anda di halaman 1dari 10

2.

Majas, idiom, peribahasa

a. Majas penegasan

Yang termasuk majas penegasan, antara lain:

1) Repetisi

Repetisi merupakan majas pengulangan kata-kata tertentu dengan maksud untuk

menegaskan.

Contoh: tempatku memang di sini, karena di mana pun aku berada selalu ingat

tempat ini, tempat yang penuh dengan kebahagiaan.

2) Pleonasme

Pleonasme termasuk majas penegas yaitu menambahkan kata sebagai penegas yang

sebenarnya tidak perlu.

Contoh:

- Kami menundukkan kepala ke bawah.

- Suara mesin pesawat terbang menyebabkan kami mendongakkan kepala ke

atas.

3) Paralel

Paralel adalah majas yang menjajarkan beberapa kalimat atau kata untuk

diulang. Pengulangan kata di depan dinamakan anaphora sedangkan di belakang

dinamakan epifora.

Contoh:

- Biarpun engkau tidak dilihat.

- Biarpun engkau tidak diminat engkau turut menjaga zaman.

4) Klimaks

Klimaks merupakan penguraian hal-hal mulai dari yang rendah semakin lama

semakin tinggi.
Contoh: Pertandingan olahraga itu diikuti oleh seluruh warga setempat mulai

dari anak kecil, remaja, orang tua, bahkan manula.

5) Antiklimaks

Antiklimaks merupakan penguraian mulai dari yang tinggi kemudian menurun.

Contoh: pesawat terbang, mobil, motor, sepeda merupakan alat perhubungan.

6) Tautologi

Tautologi maksudnya mengulang sepatah kata yang sama atau hampir sama

pengertiannya dalam sebuah kalimat.

Contoh:

- Baik, baik aku akan menghadap Dia.

- Ya, ya semua akan menjadi pendukungmu.

7) Preterito

Preterito merupakan majas yang berisi teka-teki, maksudnya ada bagian yang

disembunyikan.

Contoh: Pemenang karya tulis ilmiah dari kelas kita, dengarkan saja

pengumuman nanti.

b. Idiom

Idiom atau ungkapan ialah bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna

katanya tidak dapat dijabarkan dari unsur gabungan. Ungkapan atau idiom disebut pula

sebagai kelompok kata yang khusus menyatakan suatu maksud dalam arti kiasan.

Contoh idiom:

1) Perusahaan besar itu berkembang karena tangan kanan direktur sangat piawai.

2) Sifatnya yang ringan tangan membuatnya disukai banyak orang.

3) Setiap hari dia bermuram durja.


4) Dokter itu bertangan dingin.

5) Dia selalu menjadi kambing hitam.

6) Kamu menimba ilmu di luar negeri?

7) Dia orang yang sangat rendah hati.

8) Ibu Malin Kundang mengurut dada melihat kelakuan anaknya.

9) Anak itu memang berotak kancil.

10) Perusahaan besar itu akhirnya gulung tikar, karena manajernya melakukan

kesalahan.

c. Peribahasa

Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan

biasanya mengisahkan maksud tertentu.

Contoh:

Disangka panas hingga petang, kiranya hujan tengah hari.

Artinya:

Disangka kebahagiaan akan kekal tiba-tiba berubah, menjadi susah (karena celaka

misalnya).

D. TATA CARA DAN SOPAN SANTUN BERBAHASA KETIKA WAWANCARA

Setelah pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat mewawancarai seseorang.

Mewawancarai seseorang, memang memerlukan sesuatu keahlian khusus.

Apakah Anda pernah mewawancarai seseorang? Apakah Anda tahu arti wawancara?

Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya)

yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk
dimuat dalam surat kabar, majalah, atau ditayangkan di televisi.

Wawancara dapat pula berlangsung antara direksi (kepala personalia dan kepala

humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan. Selain itu, wawancara dapat pula

dilakukan oleh peneliti dengan manusia sumber.

Berdasarkan definisi di atas, wawancara dapat dilakukan antara:

1. wartawan, penyiar tv dengan pejabat, kaum selebritis, masyarakat awam;

2. pejabat dengan anggota masyarakat;

3. kepala personalia dengan pelamar pekerjaan;

4. peneliti dan responden;

5. dan lain-lain.

Tujuan seseorang melaksanakan wawancara antara lain untuk memperoleh:

1. bahan informasi; soal politik, ekonomi, social budaya, pendidikan, hankamnas, dan

lain-lain;

2. bahan opini; pendapat orang yang diwawancarai terhadap suatu masalah;

3. bahan cerita; ingin mengetahui bagaimana sebuah perusahaan tumbuh, maju, dan

berkembang menjadi besar; dan

4. bahan biografi; riwayat hidup seorang pengusaha yang sukses, dan lain-lain.

Persiapan wawancara

1. mengetahui identitas yang akan diwawancarai secara umum: pendidikan

kedudukan, usia, sikap, dan sifat;

2. menghubungi orang yang akan diwawancarai, yaitu:

a. menanyakan kesediaan untuk diwawancarai;

b. masalah yang dibahas; dan

c. waktu yang tersedi.

3. mempersiapkan garis besar pertanyaan yang akan diajukan, yaitu:


a. sesuaikan pertanyaan dengan tema pokok;

b. perhatikan urutan pertanyaan (pertanyaan dimulai dengan hal-hal yang ringan);

dan

c. sesuaikan waktu yang tersedia dengan pertanyaan yang akan diajukan;

4. mempelajari masalah yang berkaitan dengan hal yang akan diwawancarakan; dan

5. mempersiapkan peralatan menulis atau mencatat atau alat perekam.

Pelaksanaan wawancara

1. datang tepat waktu sesuai perjanjian;

2. besikap sopan, wajar, namun ramah;

3. pertanyaan pendahuluan dimulai dengan hal yang ringan atau sederhana;

4. menyampaikan pertanyaan secara jelas, singkat (tidak bertele-tele), sesuai dengan

tema atau pokok pembicaraan;

5. tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, jika tidak ada hubungannya dengan

masalah yang tengah dibahas;

6. mencatat hal yang penting dan menyimpulkan sendiri hasil wawancara (dapat pula

menggunakan alat perekam);

7. bahasa; ragam bahasa, komunikatif, intonasi, mimik, volume suara, gerak-gerik

harus baik, dan pandangan mata;

8. jangan menyela apabila orang yang diwawancarai sedang berbicara; namun bila

pembicaraan keluar dari tema yang dibicarakan kita dapat mengingatkannya dengan

cara yang sopan; dan

9. bila selesai wawancara, kita harus berterima kasih dan mohon diri.

Selain itu, jika perlu mengungkapkan pendapat ketika mewawancarai maka

perhatikanlah bagaimana caranya berpendapat.


Dalam mengungkapkan pendapat, berikan komentar atau tanggapann secara

tepat. Bila menyatakan persetujuan ungkapkan secara wajar jangan berlebihan. Bila

tidak setuju ungkapkan penolakan secara bersahaja, hindarkan sikap mencemooh,

merendahkan, dan sikap-sikap lain yang dapat menyinggung perasaan.

Dalam mengemukakan pendapat, kita harus memperhatikan beberapa hal di

antaranya:

1. Pendapat harus objektif;

2. Pahami masalah yang akan kita komentari;

3. Pendapat harus disertai fakta dan alsan yang logis;

4. Gunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun. Tiga syarat yang harus dipenuhi

dalam sebuahh kalimat, yaitu:

a. kaidah bahasa;

b. nalar atau logika;

c. ketesampaian pesan disertai contoh.

E. MENULISKAN HASIL WAWANCARA

Setelah pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat menuliskan hasil wawancara.

Menuliskan laporan wawancara dilakukan setelah wawancara. Oleh karena itu,

selama wawancara berlangsung usahakan mencatat atau merekam dengan jelas isi

wawancara sebab bila ada hal yang kurang jelas, kita tidak mungkin mengulangi

wawancara. Meskipun dmikian, selama wawancara, sebaiknya tidak terus-menerus

mencatat.

Mencatat dengan jelas bukan berarti setiap uraian atau penjelasan, kita tulis

dengan terperinci. Namun, kita tulis hal-hal yang penting atau pokok pembicaraan saja.

Pokok pmbicaraan inilah yang kita kembangkan setelah wawancara.


Penulisan laporan hasil wawancara harus berdasarkan hasil wawancara.

Penulisan laporan wawancara tidak boleh mencampuradukkan hasil wawancara;

pendapat orang yang diwawancarai, dengan pendapatnya sendiri.

Selain itu, orang yang kita wawancarai harus kita hormati keinginannya. Dalam

dunia wartawan ada istilah “off the record”, kita harus mengabulkannya.

Penulisan laporan hasil wawancara dapat:

1. berbentuk uraian;

2. berbentuk Tanya jawab; dan

3. bentuk perpaduan uraian dan tanya jawab.

Rangkuman

 Bagan adalah alat peraga berupa gambaran secara analisis dan statistik tentang

proses yang terjadi dalam alam, teknologi, dan masyarakat manusia. Bagan

merupakan salah satu contoh teks nonverbal.

 Membaca teknik pindai sering digunakan untuk: mencari nomor telepon, mencari

kata di dalam kamus, melihat acara siaran televisi, melihat daftar penjualan, mencari

angka-angka statistik.

 Membaca teknik layap berarti membaca dengan layap atau terbang, secara cepat

pada halaman demi halaman pada sebuah tulisan baik artikel maupun buku.

 Hal-hal yang harus diperhatikann ketika mengemukakan pendapat, yaitu:

1. pendapat harus objektif;

2. memahami masalah yang akan kita komentari;

3. pendapat harus disertai fakta dan alas an yang logis;

4. gunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun. Tiga syarat yang harus dipenuhi

dalam sebuah kalimat, yaitu:


a. kaidah bahasa harus sesuai;

b. nalar atau logika digunakan;

c. ketersampaian pesan disertai contoh.

Kata bijak

Kuman di seberang lautan tampak, gajah di plupuk mata tidak tampak.

Indonesia

Kecantikan membuat wanita sombong, kebaikan membuat mereka dikagumi, tetapi

kerendahan hati membuat mereka agung.

Pepatah Cina

Glosarium

Teks nonverbal : naskah bukan berupa uraian kata-kata, contoh grafik, table.

Bagan : alat peraga berupa gambaran secara analisis dan statistik tentang

proses yang terjadi dalam alam, teknologi, dan masyarakat manusia.

Teknik pindai : cara membaca langsung menuju satu sasaran atau satu tujuan, misal

mencari nomor telepon, mencari kata di dalam kamus.

Teknik layap : cara membaca, menyapu sebuah halaman-halaman sebuah tulisan

dengan cepat untuk menemukan sesuatu yang dicari.

Off the record : tidak untuk disiarkan ke hadapan publik.


Pelajaran 5

RAGAM BAHASA

Setelah pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat mengenali ragam atau laras

bahasa.

Bahasa yang Anda gunakan dalam situasi formal dengan situasi nonformal

akan berbeda, ya bukan? Dapat Anda bayangkan jika dalam setiap situasi Anda selalu

menggunakan bahasa yang sifatnya formal. Kira-kira bagaimana keadaannya, ya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita telaah beberapa wacana di bawah

ini!
A. WACANA RAGAM BAHASA

1. wacana Ragam Bahasa Resmi

PENDIDIKAN BANGSA

Pendidikan harus membentuk watak bangsa

Pendidikan haruslah membentuk watak bangsa. Karena itu, strategi pendidikan

harus dapat mengubah mental bangsa agar menjadi bangsa yang berwatak dinamik,

aktif, kreatif, dan produktif. Menjadi bangsa yang tidak senang diam, yang bergerak

terus, seperti kodrat alam yang bergerak terus-menerus. Untuk mencapai itu, ada tiga

komponen utama dalam diri manusia yang harus dididik dan dikembangkan secara

seimbang, yakni otak, jiwa, dan tangan.

Watak bangsa

Dalam seminar A. A. Navis merujuk pendapat Prof. Slamet Imam Santoso.

Yang dimaksud dengan watak bangsa ialah pandai, jujur, berdisiplin, tahu atas

kemampuan diri, serta punya rasa kehormatan diri.

Anda mungkin juga menyukai