Orientasi
Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi “Buru” yang ditulis oleh
salah satu sastrawan terbesar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, ketika
mendekam di penjara di pulau Buru pada tahun1975. Buku ini sempat dilarang
terbit pada tahun 1981 karena dianggap mengandung ajaran yang kurang baik.
Padahal, nyatanya buku ini justru kaya akan sejarah terutama di masa
penjajahan Belanda dan pesan yang terkandung justru membangkitkan rasa
nasionalisme. Novel ini dianggap sangat berpengaruh besar dan Pramoedya
Ananta Toer hampir mendapatkan diusulkan untuk mendapatkan penghargaan
Nobel karenanya. Bagaimana tidak, hingga tahun 2005 saja buku ini telah telah
diterbitkan ke 33 bahasa yang berbeda.
Novel ini berlatar akhir abad 18, menampilkan suasana dengan sangat apik dan
detail. Lokasi yang diceritakan pada buku Bumi Manusia yatiu Wonokromo
pada akhir abad 19, yang merupakan kawasan perkebunan tebu, Surabaya,
Blora.
Ketika membacanya seolah-olah pembaca berada pada abad masa itu.
Pembaca akan dibuat seolah-olah berada pada zaman itu dengan hiruk pikuk
suasana kolonial yang menimbulkan romansa tersendiri.
Kelebihan
Keunggulan dari buku ini adalah cerminan sejarah yang sangat kaya dan
mendetail. Novel dengan seksama memperhatikan seluruh suasana dan
keadaan sosial politik pada masa itu. Apa yang dibawakan tidak seklise kisah
penjajahan semata, namun kepelikan yang jarang tersoroti justru muncul dan
dibawakan dengan lebih lirih dalam kisahnya.
Kekurangan
Hampir tidak ada kekurangan yang menyelubungi novel ini. Pada sebagian
bagian mungkin terdapat beberapa istilah dan pemikiran yang akan lebih sulit
untuk dicerna. Terutama bagi kaum awam atau seseorang yang literasinya
tidak secemerlang Pram.
Namun justru itulah salah satu keistimewaan novel ini, mampu membukakan
cakrawala ilmu pengetahuan baru sembari memberikan hiburan baik secara
konkret lewat narasi dan kisahnya yang mendebarkan maupun secara spiritual
melalui pemikiran baru yang mencerahkan.