Kelas : PAI 3 F
NIM/NIRM : 19112221/002.14.0537.19
ARTIKEL
(A S W A J A)
Ketika itu, Khalifah Usman bin Affan mengirimkan utusan ke Tiongkok untuk
memperkenalkan negara Islam yang baru saja berdiri. Dalam kesempatan tersebut,
utusan Islam beberapa kali mampir ke daratan Nusantara hingga mampu membangun
relasi perdagangan di pantai Sumatra bagian barat pada tahun 674 Masehi.
Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Nur Kholis, S. Ag., S.E.I., M.Sh.Ec dalam
webinar Culture Session : Understanding Indonesia Islam and Its Culture in Indonesia
sebagai bagian dari pengenalan Indonesia kepada mahasiswa asing UII tahun akademik
2021/2022 pada Sabtu (21/8).
Nur Kholis menuturkan Aceh menjadi daerah pertama kunjungan tersebut. Hal
ini kemudian dibuktikan dengan berdirinya kerajaan Islam pertama di daerah tersebut
bernama Samudra Pasai.
Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari hidup pada paruh kedua abad ketiga dan paruh
pertama abad ke 4 H. Pada saat ini kita bisa mengetahui beberapa peristiwa penting
yang terjadi. Saat itu menjadi masa keemasan dalam dunia ilmu keislaman, terutama
dalam ilmu teologi (pemikiran, pengetahuan ketuhanan). Masa ini adalah masa
kebebasan berpikir bagi setiap orang, inilah yang membuat ilmu teologi mengalami
perkembangan. Setiap orang boleh menyampaikan pandangannya terhadap suatu hal,
dengan syarat mereka punya bukti dan argumentasi atas apa yang ia ucapkan.
Dari kebebasan berpendapat ini muncul berbagai aliran baru yang berkembang
cukup pesat, yang menjadi tantangan dan ancaman bagi aliran yang sudah terdahulu
muncul. Seperti yang dikatakan Abu al-Ma’ali Azizi bin Abdul Malik Syaidzalah (w.
494 H/ 1100 M ) berikut ini;
“Setelah tahun 260 H berlalu, tokoh-tokoh ahli bid’ah angkat kepala dan
masyarakat awam berada dalam ancaman, bahkan ayat-ayat agama mulai terhapus
bekasnya dan bendera kebenaran mulai terhapus kabarnya”.
Referensi :
https://akamawa.unusa.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/MATERI-KULIAH-
PAKAR_10-APRIL-2016.pdf