Anda di halaman 1dari 3

Prolog: Di sudut kekelaman terlihat pria sedang menerjemahkan luka dalam hatinya, ia duduk

menyendiri di pojok sunyi yang sedang merayakan kelahiran duka seorang pencinta.

L: Selamat malam aksara, kita bertemu lagi di bab yang sama

Sekali lagi biarkan ku habiskan tinta ini di lembaran nestapa

Teruntuk luka yang sedang ku tanggung

Aku berterima kasih selama ini bertahan

Menguatkanku dengan berbagai cobaan

Namun mungkin kini waktunya salah satu dari kita menghilang

Aku teramat lelah dengan jiwaku

Aku teramat pasrah dengan pikirku

Batinku sekarat,

Mentalku sarat,

Hatiku tersayat.

//

Hari hari yang ramai hanyalah kiasan

Itu tak lebih dari sekedar kerumunan sepi yang kurasakan

Dan aku berada di antara mereka: terasingkan

Dengan raga yang kuyup oleh kesepian

(Nada telpon berbunyi)

P: Hei..

L: Ada apa?

Sudah berulang kali ku katakan bahwa aku ingin sendiri

P: Hei..

L: Hentikan suara itu, kelembutan mu atau apa yang kudengar mungkin hanya sekedar gemar,
seperti serangan fatamorgana di tengah gurun pasir .

P: Aku peduli, itulah mengapa aku memperlakukanmu dengan penuh arti.

L: Hehe,

Haruskah aku mempercayai itu?


Apakah aku bisa memegang kalimat diksimu?

Atau kau akan pergi seperti kawanan pemangsa yang setelah kenyang memakan semua daging
hingga hanya meninggalkan bangkai?

E.. maaf, lebih baik ku akhiri saja panggilan ini daripada mulutku melontarkan kalimat yang meajam
di hati dan pikiranmu.

P: Hei !

Tunggu dulu,

Setelah kau mengucap maaf kau pergi begitu saja?

Aku ingin disampingmu

L: Kau berdusta

P: Lalu apa gunaku dusta ketika aku jelas jelas menghubungi mu yang sedang merasakan pedih dan
menanggung nya sendirian?

Enggan kah dirimu membagi nya denganku?

Enggan kah dirimu menolak kepedulian yang kuberikan ini?

L: Semoga bicaramu benar,

Maka silahkan dengar

Jeritanku yang berpura tegar

Seperti seekor burung yang bernyanyi di dalam sangkar

//

Pernahkah dirimu melihatku meringkuk di balik sunyi?

Pernahkah dirimu menyawangku terpuruk di sangkar hampa?

Pernahkah dirimu memandangku tertunduk di rundung sepi?

Dan pernahkah dirimu merasakan batinku menumpuk berbagai nelangsa?

Haha,

Maaf aku naif untuk peduli kepada diriku

Maaf tentang rinduku yang membuatmu merasa malu

Maaf perihal cintaku yang merangkul hatimu menjadi pilihanku

//

Sedari dulu aku memang bagian dari kehilangan,

Harapan,
Impian,

Yang entah mengapa jika kulakukan merasa menjadi angan

//

Orang-orang disekitarku berpendar

Mereka seolah peduli namun nyatanya hanya sebatas gemar

Menjadikan iba sebagai dalih prestasi yang nantinya di gunakan sebagai kabar

Bahwa katanya baru saja “aku menyelamatkan seseorang yang terpuruk dan menjadikan nya tegar”

Semesta memang layaknya panggung komedi,

Banyak manusia lalu lalang tanpa henti

Setiap langkah mereka memiliki tujuan tersendiri

Tidak terkecuali meraihku yang benci persoalan pura-pura peduli

Atau hanya sekedar tempat singgah yang tak sungguh kemudian pergi

//

Tapi,

Pada dimensi lain dari realita: paralel disebutnya

Kau dan aku saling tatap menetap menganyam helai asmaraloka

Hingga anyaman itu menyatu dan menjadikan kita saling mencinta

Melahirkan berbagai renjana dalam kisahnya

Perasaan kita Ananta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Zhafir
    Zhafir
    Dokumen30 halaman
    Zhafir
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Dari D' - 3
    Dokumen Dari D' - 3
    Dokumen6 halaman
    Dokumen Dari D' - 3
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Dialog Pendek
    Dialog Pendek
    Dokumen1 halaman
    Dialog Pendek
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Surah Kopi
    Surah Kopi
    Dokumen8 halaman
    Surah Kopi
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • DOA
    DOA
    Dokumen2 halaman
    DOA
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Gigolo Yang Filsuf
    Gigolo Yang Filsuf
    Dokumen3 halaman
    Gigolo Yang Filsuf
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Daun Kering
    Daun Kering
    Dokumen4 halaman
    Daun Kering
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Antara Gigolo Dan Petuah
    Antara Gigolo Dan Petuah
    Dokumen1 halaman
    Antara Gigolo Dan Petuah
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat
  • Surah Kopi
    Surah Kopi
    Dokumen8 halaman
    Surah Kopi
    9Doors Purwokerto
    Belum ada peringkat