Seseorang Berkaca di Senjakala

Aku aadalah seseorang yang berkaca di senjakala

Menatap panorama jingga hingga malam tiba

Langit seperti terbelah ketika aku menatap nya

Saat itu suasana meluapkan tirta pada netra

Dan terjadilah derai yang melambai kala senja

Rasanya seperti bendungan sanubari jebol karena luka

Aku adalah seseorang yang berkaca di senjakala

Merasakan kelu renjana yang kerap membawa lara

Tertikam jingga yang menari bahagia di atas perasaan merana

Oh sial, aku tak dapat menghindari belati surya yang mengoyak kalbu

Ah, matilah aku dibawah ratapan senja

Melihatmu bersanding dengan nya

Inilah aku yang berkaca di senjakala

Memecah cermin senja

hingga di hujam kepingan beling asmara

Rumpun Rindu, 2021

Kita Yang Melihat di Pagi Hari

Pada pembuka buana yang ramai

Wajahmu bersembunyi dibalik embun pagi

Menggantung elok di antara daunan para dewi

Dan aku melihatnya: wajahmu masih lelap di dalam sunyi

Perlahan fajar menjamah bentala

Membias di antara harmoni yang lulu lala

Kemudian membelai wajahmu dengan cinta

Nampak kau terbangun: melihatku di antara bias sinar surya

Rumpun Rindu, 2021

Rinduan

Di layar ku melihat sekeping gambar

Di layar ku melihat sepintas bayang

Gambar itu ialah kenangan

Bayang itu ialah kita

Menjelma di kedua netra berwujud fatamorgana

Aku lamunkan namun semakin dalam

Aku pejamkan namun semakin semayam

Kembali kubuka berharap amnesia

Ternyata sama saja,

Intinya ada rindu untuk mencinta

Nyonya

Sudikah engkau dirindukan ?

Nyonya

Sudikah engkau kasmaran ?

Nyonya

Aku merindu seperti kumandang adzan maghrib kala berpuasa

Nyonya

Jangan engkau tanya kenapa, mengapa atau bagaimana

Bagaikan suhu

Cinta bisa hadir dimana saja

Tak dapat di jelaskan ia ada

Nyonya

Bukankah kita memang saling butuh cinta ?

Maka jangan sungkan apalagi enggan

Datanglah seperti senja

Meskipun sekejap hilang namun ia tetap ada dan nyata

Rumpun Rindu, 2021

Lautan

Aku ingin seperti lautan

Menjadi rahim habitatmu: ikan

Iringi hari yang kau arungi dengan perasaan

Aku ingin seperti lautan

Luas yang lapang tanpa batasan

Menghargai jengkal keputusan dengan keihlasan

Aku ingin seperti lautan

Membiru di bentang semesta meski hanya pantulan

Di naungan biru dengan setiap cerita yang tak terlupakan

Aku ingin seperti lautan

Tidak pernah menangis meski beribu kali di kecewakan

Bagaimana caraku menangisi sebuah perasaan?

Sedang aku sendiri sudah menjadi bagian dari lautan yang penuh air kenangan

Rumpun Rindu, 2021

Martabak Mini

Biarkan aku menjadi martabak mini

Wujud mungil yang selalu di nikmati

Membuatmu ingin lagi lagi dan lagi

Biarkan aku menjadi martabak mini

Tidak di pandang fisik namun membuat candu

Menjadi bagian harimu: di suatu pagi

Biarkan aku menjadi martabak mini

Sangat sederhana dan murah

Sejak itu aku menyatu padamu dalam darah

Setelah aku menjadi martabak mini

Dirimu mencari kesukaan lain dengan nosan sebagai dalih

Dan pada akhirnya aku hanya sekedar martabak mini

Yang kehilangan cinta di pagi hari

Rumpun Rindu, 2021