Anda di halaman 1dari 49

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATUR RIVIEW : GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI


DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

TAHUN 2020

HAFNI LUBIS
P07520117074

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATUR RIVIEW : GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI


DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

TAHUN 2020

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma-III


Keperawatan

HAFNI LUBIS
P07520117074

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DALAM


PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI TAHUN 2020
NAMA : HAFNI LUBIS
NIM : P07520117074

Telah diterima dan disetujui untuk diseminarkan dihadapan penguji


Medan,2020
Menyetujui

Pembimbing

Sri Siswati, SST , M.Psi


NIP. 196010201989032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution,SKM,M.Kes


NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LITERATUR RIVIEW : GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN


HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI TAHUN 2020

NAMA : HAFNI LUBIS

NIM : P07520117074

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Medan, Juni 2020

Penguji I Penguji II

Suriani Ginting, S.Kep., Ns., MKep Adelima Simamora, S.Kep, Ns, M.Kes
NIP. 196810211984032005 NIP. 19591191994032001

Ketua Penguji

Sri Siswati, SST, M.Psi


NIP. 1960102001989032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes


NIP. 196505121999032001

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hafni lubis


NIM : P07520117074
Jurusan : Keperawatan

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul “LITERATUR RIVIEW:
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN
KOMPLIKASI HIPERTENSI TAHUN 2020” ini benar-benar hasil karya saya sendiri
dengan melakukan penelusuran studi literatur. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.

Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung jawab.

Medan, Juni 2020


Yang menyatakan,

Hafni lubis

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2020

HAFNI LUBIS
P07520117074

LITERATUR RIVIEW: GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DALAM


PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI TAHUN 2020

V BAB+33 HALAMAN+ 1 TABEL+ 2 LAMPIRAN

ABSTRAK

Pendahuluan: Hipertensi atau tekanan darah tinggi i adalah gangguan sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal , sehingga memiliki
resiko penyakitjantung Menurut Sudoyono dkk (dalam Kartiyani 2019:2) .Penyakit
hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut ke
suatu organ sehingga menimbulkan beberapa komplikasi seperti gagal jantung, stroke
dan gagal ginjal. Penyakit ini menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia.

Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan pasien hipertensi dalam


pencegahan komplikasi hipertensi . berdasarkan studi Literature Review.

Metode: Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
bersifat analitik berdasarkan studi literatur review. Literature review dilakukan berdasarkan
issue, metodologi, persamaan, kekurangan, kelebihan dan proposal penelitian lanjutan.

Hasil: Hasil menunjukan Terdapat 3 penelitian yang memiliki persamaan dalam hal

iv
tujuan dan metodologi dan 1 penelitian yang memiliki tujuan yang sama tetapi
metodologi yang berbeda
Kesimpulan: Dapat disimpulkan hasil dari 3 riview litelatur jurnal mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik dan 1 mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik
Kata Kunci: Pengetahun, Komplikasi Dan Hipertensi

v
POLYTECHNIC OF HEALTH, MINISTRY OF MEDAN MEDAN

NURSING MAJOR

SCIENTIFIC WRITING, JUNE 2020

HAFNI LUBIS

P07520117074

RIVIEW LITERATURE: OVERVIEW OF HYPERTENSION PATIENTS 'KNOWLEDGE

IN PREVENTION OF HYPERTENSION COMPLICATIONS IN 2020

V CHAPTER + 33 PAGE + 1 TABLE + 2 APPENDIX

ABSTRACT

Introduction: Hypertension or high blood pressure i is a circulatory system disorder that

causes an increase in blood pressure above normal, so that it has a risk of heart

disease. According to Sudoyono et al. (In 2019 Kartiyani: 2) causing several

complications such as heart failure, stroke and kidney failure. This disease is a major

problem in public health in Indonesia and in several countries in the world.

Objective: To determine how the knowledge of hypertensive patients in the prevention

of complications of hypertension is described. based on the Literature Review study.

Method: The type of research used in this research is descriptive analytical research

based on a literature review study. Literature reviews are conducted based on issues,

methodologies, equations, weaknesses, strengths and further research proposals.

vi
Results: The results showed that there were 3 studies that had the same objectives

and methodology and 1 study which had the same goal but different methodologies.

Conclusion: It can be concluded that the results of 3 journal literature reviews have a

good level of knowledge and 1 has a poor level of knowledge

Keywords: Knowledge, Complications and Hypertension

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada allah SWT telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul
“GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PENCE
GAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI ”.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada ibu Sri Siswati M.Psi selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, dukungan, arahan dan masukkan kepada penulis
sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebasar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
3. Ibu Afniwati S.Kep, NS, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Keperwatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan Program Studi D-III.
5. Ayah Halim Abadi Lubis dan Ibu saya Yusnita Siregar dan Kakak saya Rina
Sari Lubis dan Adik saya Putri Halimah Lubis, Dini Fadillah Lubis yang selalu
mendukung dan memotivasi saya selama ini.
6. Untuk teman-teman angkatan XXXI, terima kasih buat semangatnya selama
ini. Semoga kita dapat sukses kedepannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dan hal ini disebabkan karena
keterbatasan waktu, wawasan ataupun karena kesilapan penulis . Maka dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.
Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.Harapan penulis, semoga

viii
proposal ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi
keperawatan.

Medan, Juni 2020


Penulis

HAFNI LUBIS
NIM: P07520117074

ix
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ................................................................................... i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………..ii
Pernyataan………………………………………………………………………..iii
Abstrak…………………………………………………………………………….iv
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi ...................................................................................................... x
Bab I............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
Bab II ............................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
2.1 Pengetahuan ...................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................ 6
2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................................. 7
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ................................................. 8
2.1.4 Proses Perilaku “Tahu” ............................................................... 9
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan....................... 10
2.1.6 Kriteria Tingkat Pengetahuan ...................................................... 11
2.2 Hipertensi ........................................................................................... 12
2.2.1 Definisi Hipertensi ....................................................................... 12
2.2.2 Penyebab ................................................................................... 13
2.2.3 Patofisiologi ................................................................................ 15
2.2.4 Manifestasi Klinis ........................................................................ 17
2.2.5 Pencegahan................................................................................ 18
2.2.6 Komplikasi Hipertensi ................................................................. 21
2.2.7 Pengobatan ................................................................................ 22
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................... 24

x
Bab III ........................................................................................................... …26
METODE PENELITIAN................................................................................. …26
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ............................................... …26
Bab IV……………………………………………………………………………...26
Hasil dan pembahasan……………………………………………………………27
4.1 hasil jurnal……………………………………………………………………..27
4.2 Pembahasan…………………………………………………………….……29
Bab v………………………………………………………………………………32
Kesimpulan dan saran…………………………………………………………....32
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………32
5.2 Saran…………………………………………………………………….…….32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ….33
LAMPIRAN

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan


kenaikan tekanan darah di atas normal , sehingga memiliki resiko penyakitjantung
Menurut Sudoyono dkk (dalam Kartiyani 2019:2) .Penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut ke suatu organ sehingga
menimbulkan beberapa komplikasi seperti gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Penyakit ini menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia (Darmojo , 2012) .

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor 1 karena komplikasi


yang di timbulkannya. Komplikasi yang di timbulkan tergantung pembuluh darah
yang mengalami kerusakan/ sumbatan akibat tekanan yang terlalu tinggi (Puspitorini
,2015). Bila tidak teratasi, tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja
keras sehingga pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung,
otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya ketika
memompa terjadi terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan
kontraksinya berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi akan
menyababkan kerusakan pembuluh darah pada otak (stroke) dan gagal ginjal
(Herlambang, 2013).Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan karena
merupakan penyakit “the silent killer” karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala
yang dapat dilihat dari luar, yang akan menyebabkan komplikasi pada organ target
(WHO, 2015) .

World health organization (WHO) meliris,hipertensi sering kali menjadi penyebab


kematian yang tidak terdiagnosa. Penderita hipertensi yang tidak terdiagnosa, tidak
mendapat perawatan sehingga tidak dapat mengontrol tekanan darah dalam jangka

-1-
panjang mengakibatkan terjadi komplikasi hipertensi, peningkatan penyakit
kardiovaskuler (WHO,2016).

Di Amerika Serikat, 20% dari populasinya menderita hipertensi dari setiap


tahunnya ada 2 juta penderita hipertensi baru, sementara WHO mencatat dari 50%
penderita WHO yang terdeteksi, hanya 25% yang mendapat pengobatan dan 12,5%
bisa diobati dengan baik, bahkan diprediksi akan meningkat jadi 1,6 miliyar orang
menjelang tahun 2025. Keberadaan penyakit hipertensi sering kali tidak disadari
oleh sipenderita sehingga dia dikenal juga sebagai The Silent Killer (Wanda, 2008) .
Di Indonesia sendiri, menurut laporan hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar
Indonesia) tahun 2014, pravelensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% prevalensi
hipertensi di kota malang lebih besar dari angka prevalensi nasional yaitu 33,5% .
prevalensi hipertensi di provinsi sumatera utara mencapai 6,7% dari jumlah
penduduk di sumatera utara, berdasarkan data badan litbangkes kementrian
kesehatan . Ini berarti bahwa jumlah penduduk sumatera utara yang menderita
hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di beberapa kabupaten ( Kemenkes,
2015) . Data tersebut tercatat bahwa paling menderita hipertensi adalah wanita
dengan jumlah 27,021 jiwa . Umur yang paling banyak menderita yaitu umur di atas
55tahun dengan jumlah 22,618 jiwa kemudian umur 18-44tahun dengan jumlah
14,984 jiwa dan umur 45-55 tahun dengan jumlah 12,560 jiwa.

Menurut zuhrina aidha dan azhari (Dalam jurnalSurvey Hipertensi Dan


PencegahanKomplikasinyaDi Wilayah Pesisir Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun
2018) menyatakan bahwa setelah dilakukan intervensi senam antistroke rata-rata
tekanan darah dari 30 responden mengalami penurunan sekitaran angka 140/85
mmHg.Hipertensi memilki berbagai faktor resiko yang memiliki keterkaitan erat
dengan pemicu terjadinya penyakit tersebut terjadinya penyakit tersebut. Berbagai
faktor resiko hipertensi meliputi genetik, ras ,usia, jenis kelamin, merokok, obesitas,
serta stress psikologis dan factor ysng menyebabkan kambuhnya hipertensi antara
lain pola makan, merokok dan stress (Yogiantoro, 2006 & Marliani, 2007).Faktor
resiko hipertensi di Indonesia adalah umur, pendidikan rendah, kebiasaan merokok,

-2-
menkonsumsi minuman berkafein > 1 kali per hari , konsumsi alkohol, kurang
aktivitas fisik, obesitas dan obesitas abdominal ( Rahajeng, 2009).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan di dapatkan data dari puskesmas dari


bulan Januari-Desember dengan usia 20-44 tahun 100 orang, usia 45-
59 tahun 250orang tahun 2019.

Penyakit hipertensi menjadi masalah kesehatan keluarga yang perlu segera di


tanggulangi sebelum timbulnya komplikasi atau kerusakan diberbagai organ sasaran
, seperti jantung , pembuluh darah otak, pembuluh darah perifer , ginjal dan
retina(Soeparman dan Waspadji, 2011) . Terdapat faktor pemicu terjadinya
komplikasi hipertensi di antaranya: gaya hidup, merokok, minuman alkohol,
konsumsi tinggi natrium dan lemak , kegemukan , aktivitas (olahraga), bertempat
tinggal di daerah pantai (Bustan, 2013).

Masyarakat di Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang penyekit


hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga penderita hipertensi juga rendah. Hal ini terbukti masyarakat lebih memilih
makanan siap saji yang umumnya rendah serat , tinggi lemak, tinggi gula dan
mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu
penyakit hipertensi (Dinkes,2008) . Beberapa faktor yang menyebabkan komplikasi
pada penderita hipertensi diantaranya adalah tingkat pengetahuan dan sikap
keluarga terhadap pencegahan komplikasi hipertensi.

Dalam Mahannad (2010) menyatakan: tekanan darah tinggi merupakan factor


resiko mayor untuk berbagai macam penyakit lainnya . menurut AHA (American
Heart Association) melaporkan, sebanyak 69% dari penderita serangan jantung,
77% dari penderita stroke, 74% penderita gagal jantung mengidap hipertensi.
Hipertensi dapat menimbulkan efek yang lebuh serius jika tidak dilakukan
penanganan dan pengobatan.Kebanyakan masyarakat baru mengetahui efek dari
penyakit hipertensi yang tidak terkontrol saat mereka sudah terserang
komplikasinya.

-3-
Berdasarkan hasil penelitian dari Kristiana Puji dkk, tentang Gambaran
Pengetahuan Klien Hipertensi Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi
disimpulkan dimana bahwa dapat dilihat dari 52 responden, sebanyak 28 responden
(54%) memiliki pengetahuan yang cukup terhadap pencegahan komplikasi
hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian dari Siprianus Abdu dkk, tentang Analisis


Pengetahuan Klien Hipertensi Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi
disimpulkan bahwa responden terbanyak berada pada pengetahuan kategori baik
sebanyak 21 (52,5%) responden dan pengetahuan kategori kurang sebanyak 19
(47,5%) responden.

Berdasarkan data diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang


“Gambaran Pengetahuan Pasien Hipertensi Dalam Pencegahan Komplikasi
Hipertensi ” berdasarkan literature riview

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti membuat rumusan


masalah yaitu: “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Pasien Hipertensi Dalam
Pencegahan Komplikasi Hipertensi” Berdasarkan studi Literatur Review.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mencari persamaan,kelebihan dan kekurangan Gambaran pengetahuan pasien


hipertensi dalam pencegahan komplikasi hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan acuan referensi


di perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan program studi
D-III Keperawatan dan sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi
mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian mengenai Gambaran

-4-
Pengetahuan Pasien Hipertensi Dalam Pencegahan Komplikasi
Hipertensi yang sudah menjalani kemoterapi serta dapat menjadi bahan
informasi yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawat
an.
2. Bagi peneliti
Pengalaman baru bagi peneliti,meningkatkan ilmu dan menambah
wawasan peneliti tentang Gambaran Pengetahuan Pasien Hipertensi
Dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi, dalam melakukan penelitian.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk
meneliti selanjutnya.

-5-
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui
mata dan telinga. (Notoatmodjo, 200)

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.


Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Akan tetapi perlu di tekankan, bukan berarti seseorang yang
berpididkan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.Hal ini mengingat bahwa
peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui pendidikan non
formal.Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek yaitu
aspek positif dan askep negative. Kedua aspek ini yang menentukan sikap
seseorang semakin banyak aspek positif dan objek diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap ojek tertentu. Menurut teori WHO (World
Halth Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek
kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
sendiri.

-6-
2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lenih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup dalam
dominan kognitif mempunyai 6 tingkat:(Notoatmodjo,2003)

1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di
pelajari atau rangsangan yang telah di terima.Oleh sebab itu “tahu” ini adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan
secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau pengguaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisi (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)

-7-
Sintesis yang dimaksud menunujukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
kesuluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kempuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penialaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2013) terdapat 2 cara untuk memperoleh pengetahuan


1) Cara tradisional
a) Cara coba salah (Trial and Eror)
Cara coba salah ini dilakukan dengan penggunaan kebudayaan,bahk
an memungkinkan sebelum adanya peradaban, dan apabila kemungk
inan dalam memecahkan masalah tidak berhasil maka akan dicoba
dengan kemungkinan yang lain, jika kemungkinan kedua tidak
berhasil, maka akan dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan jika
kemungkinan ketiga juga gagal maka akan dicoba lagi kemungkina
seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat sumber pengetahuan
yang berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau
informal, ahli agama, pemegang, pemerintah. Kebiasaan-kebiasaan
ini biasanya diwariskan ke generasi ke generasi berikutnya
.kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyrakat tradisional aja
melainkan masyrakat modern juga.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Dalam kehidupan manusia, semua manusia pastinya mempunyai
pengalaman tersendirinya, pengalaman adalah sumber pengetahuan,

-8-
atau merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh karena itu, pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam pemecahan
masalah yang dihadapi masa lalu masing-masing tiap manusia, jika
dengan cara ini dapat memecahkan masalah yang dihadapi orang
lain, maka orang tertarik pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila
gagal menggunakan cara tersebut, maka ia tidak menggunakan cara
ini lagi, tetapi tetap berusaha cari cara lain untuk dapat memecahkan
masalah tersebut.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern ini memperoleh pengetahuan pada deawasa
disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular dapat disebut juga
dengan metodologi penelitian.

2.1.4 Proses perilaku “TAHU”

Menurut rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) , perilaku


adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari
maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi
perilaku baru di dlam diri orang tersebut terjadi peroses yang berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) diaman individu mulai menaruh perhatian dan
tertarik pada dtimulus.
3. Evalution (menimbang-nimbang) indivindu akan mempertimbangkan baik
buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti
sikap respomden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru
5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus

-9-
Pada peneletian selanjutnya, rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003), menyimpulkan baha pengapdosian perilaku yang memaluli proses seperti
diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran positif , maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifa sementara atau
tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu
aspek fisik, psikis, dan social secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak
kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang di
tentukan dan di pengetahuan oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
social budaya.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

A. Faktor internal

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan


orang lain menu ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidika diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB
Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
memotivasi untuk sikap berperan serta dlam pembangunan (Nusalam,2003) pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah mnenerima informasi.

2. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, teetpai lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

- 10 -
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunayi pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

Menurut elisabet BH yang dikutp Nursalam (2003) , usia aindividu adalah umur
individu yang terhitung muali saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
sesorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang belum tinggi kedeawsaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan lematangan jiwa.

B. Faktor eksternal

1. Faktor lingkungan

Menurut ann.mariner yang dikutip oleh Nursalam (2003) lingkungan merupakan


seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok

2. Sosial budaya

System social budaya yang ada di masyrakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam
menerima informasi.

2.1.6 Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut arikunto(2006) pengetahuan seseorang dapat diperoleh dan


diinterpretasikan dengan skala yang kualitatif, yaitu:

1. Baik : Hasil presentase 76%-100%


2. Cukup : Hasil presentase 56-75%
3. Kurang : Hasil presentase >56%

- 11 -
2.2 Hipertensi

2.2.1 Defenisi Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbitas) dan angka kematian/mortalis. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan
pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase dalam setiap denyut jantung
yaitu fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang diompa oleh jantung
dan fase distolik 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.

Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi, dan di antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi.
(batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa si atas 18tahun). Batas
tekanan darah yang masih di anggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah
jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan
darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembukuh
darah (CBN,2006).

Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan darah didalam arteri. Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah
yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke aneurisma, gagal jantung,

serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan distolik kurang dari 90 mmHg
dan tekanan diastolic masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan
pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80tahun dan tekanan diastolic terus meningkat sampai usi 55-60tahun , kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

- 12 -
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak
diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang
terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi secara alami.Bayi dan anak-anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.

2.2.2 Penyebab

Menurut smeltzer dan bare (2000) penyebab hipertensi dibagi 2, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau primer


Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
dapa diketahui.Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi
esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset hipertensi
primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi
hipertensi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan
(Lewis,2000) . Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovaskuler,
aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya.
Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya
hipertensi primer, termasuk factor lain yang diantaranya adalah factor stress,
intake alkohol moderat, merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) . Golongan
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial , maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensial esensial.
3. Faktor resiko

- 13 -
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi
di dalam keluarga.Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua
orangtua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monosigot (satu telur) , apabila
salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyongkong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi.Riwayat keluarga
juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya
hipertensi.Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan.Jika
seseorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang
hidup kita memilki kemungkinan 25% terkena hipertensi.
Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak
menderita hipertensi.Dari laporan surigi di jawa tengah di dapakan angka
prevelensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari sumatre barat
menunjukkan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan
semarang di dapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di
daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan wanita 13,7% pada
wanita.
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semkain tinggi mendapat resiko hipertensi.
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering
disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi
jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang
dari 35tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri dari coroner dan
kematian premature (jukianti,2005) . Jenis kelamina juga sangat erat
kaitannya terhadap terjadinya dimana pada masa muda dan paruh baya
lebuh tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebuh tinggi
setelah umur 55tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause.
Faktor lingkungan seperti stress berpengaruh terhadap timbulnya
hipertensi esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi , diduga
memaluli aktivasi saraf simpatis. Saraf simpastis adalah saraf yang bekerja
pada saat kita berativitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada

- 14 -
saat kita tidak beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat
meingkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu) .apabila stres
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti, tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh stress yang di
pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal kota. Penigkatan tekanan darah sering
intermiten pada awl perjalanan penyakit.Bahkan pada kasus yang sudah
tegak disgnosanya, sangat berfluktuasi sebagai akibat dari respon terhadap
stres emosional dan aktivitas fisik.Selama terjadi rasa takut ataupun stres
tekanan arteri sering kali meningkat sampai setinggi dua kali normal dalam
waktu beberapa detik.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang
erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari.Walaupun belum dapat
dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esesnsial, tetapi
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi lebih
tinggi dibandingkan dengan penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan
normal.Terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah
penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita
hipertensi dengan berat badan normal.

2.2.3 Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa


cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit dari pada biasanyadan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah

- 15 -
yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. Bertambahnya cairan
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan
darah juga meningkat.

Sebaiknya jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami


pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan system saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur
berbagai fungsi secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan
tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
menyebabkan kurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
normal.

Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam


dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
Ginjal juga bisa mrningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicupembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormone aldosterone. Ginjal merupakan organ penting dalam
mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada
ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.Misalnya penyempitan
arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan
hipertensi.Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah.

System saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon flight-or-

- 16 -
flight (reaksi tubuh terhadap ancaman dari luar) meningkatkan kecepatan dan
kekutan denyut jantung dan juga mempersempit sebagian besar arteriola di daerah
tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan menungkatkan
volume darah dalam tubuh, melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin), yang merangsangkan jantung dan pembuluh darah.
Faktor stress merupakan satu faktor pencetus terjadinya peningkatan teakanan
darah dengan proses pelepasan hormone epinefrin dan norepinefrin .

2.2.4 Manifestasi klinis

Menurut Adinil (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
hipertensi biasanya berupa: pusing, mudah marah, telinga berdenung, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang , da n
mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakan gejala sampai bertahun-tahun.Gejala bila ada menunjukkan adanya
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.Perubahan patologis pada ginjal
dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azetoma peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kretinin. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien
yang bermanifestasi seabagai paralisis smentara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan ( Wijayakusuma,2000).

Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul


setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah
intracranial. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain teakanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan) , penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus opyikus). Gejala lain yang umumnya
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala keluaran
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

- 17 -
2.2.5 Pencegahan

Pencegahan adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda, mengu


rangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dengan menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yang telah dibuktikan efektif.

A. Tahap primer
Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor resiko atau
mencegah berkembangnya faktor resiko, sebelum dimulainya perubahan
patologis dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru
penyakit.Tahap primer penatalaksanaan penyakit hipertensi merupakan
upaya awal pencegahan sebelum seseorang menderita hipertensi melalui
program penyuluhan dan pengendalian faktor-faktor resiko kepada
masyarakat luas dengan memprioritaskan pada kelompok resiko tinggi.
Tujuan pencegahan primer untuk mengurangi insidrnsi penyakit hipertensi
dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko agar tidak terjadi penyakit
hipertensi. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan diet,
perubahan gaya hidup, manajemen stress dan lainnya.
Modifikasi gaya hidup yang penting adalah mengurangi berat badan
untuk individu yang obesitas atau gemuk , mengadopsi pola makan DASH
(Diearty Approach To Stop Hyprtension) yang kaya akan kalium dan kalsium,
dirt rendah natrium, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol sedikit saja. Pada
sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan
terapi satu obat antihipertensi, mengurangi garam, dan berat badan dapat
membebaskan pasien dari menggunkan obat.
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, di smping perlu diperhatikan oleh
seorang yang sedang dalam terapi obat.Pada pasien hipertensi yang
terkontrol, pendekatan farmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis
obat pada sebagaian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup
merupakan hal yang penting diperhatikan karena berperan dalam
keberhasilan penanganan hipertensi. Upaya mencegah terjadinya hipertens

- 18 -
adlah dengan cara merubah faktor resiko yang ada pada kelompok beresiko.
Upaya-upaya yang dilakuan dalam pencegahan primer terhadap penyakit
hipertensi antara lain:

1. Pola makan yang baik


Nasihat pengurangan garam, harus memrhatikan kebiasaan
makan penderita. Pengurangan asupan gram secara drastis akan
sulit dilaksanakan. Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat
penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet
adalah mengatur makanan sehat yang dapat mengontrol kenan
darah tinggi dan mengurangi penyakit kardiovaskuler. Secara
garis besar, ada 4 macam diet untuk menanggulangi atau minimal
mempertahankan keadaan tekanan darah yaitu diet rendah
garam, diet rendah kolestrol, lemak terbatas serat tinggi serat ,
dan rendah kalori bila kelebihan berat badan. Diet rendah garam
diberikan oada pasien dengan edema atau asites serta
hipertensi.Tujuannya untuk menurunkan tekanan darah dan untuk
mencegah edema dan penyakit jantung (lemah jantung).
2. Perubahan gaya hidup
a. Olahraga teratur
Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifar aerobic,
karena kedua sifat inilah yang dapat menurunkan tekanan
darah.Olahraga aerobic maksudnya olahraga yang dilakukan
terus menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenu
hi tubuh, misalnya jogging, senam, renang dan bersepeda.
b. Menghentikan merokok
Merokok sangat besar perannya meningkatkan tekanan
darah, hal ini disebabkan nikotin yang terdapat di dalam rokok
yang memicu hormone adrenalin yang menyebabkan tekanan
darah meningkat.Nikotin di serap oleh pembuluh-pembuluh

- 19 -
darah didalam paru dan diedarkan ke suluruh aliran darah
lainnya sehungga terjadi penyempitan pembuluh darah.
c. Membatasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari
pola makan yang sehat dan bervariasi tidak merusak
kesehatan.Namun demikian, minum alkohol secara berlebihan
telaj dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.Pesta
minuman keras (binge drinking) sangat berbahaya bagi
kesehatan karena alcohol berkaitan dengan stroke.
d. Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan
adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan
hipertensi.Penurunan berat badan pada penderita hipertensi
dapat dilakukan melalui perubahan pola makan dan olah raga
secara teratur.Menurunkan berat badan bisa menurunkan
tekanan darah 5-20 mmHg per 10 kg penurunan BB.
B. Tahap Sekunder

Penanganan tahap sekunder yaitu upaya pencengahan hipertensi yang


sudah pernah terjadi akibat serangan berulang atau untuk mencegah menjadi
berat terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis melalui deteksi dini
(early detection).Pencegahan ini ditujukan untuk mengobati para penderita dan
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit, yaitu melalui diagnosis
dini dan pemberian pengobatan.

Melalui penegakan diagnose sedini mungkin, penanganan dapat dilakukan


untuk memperlambat perkembangan munculnya penyakit dan meminimalkan
kerusakan akibat yang ditimbulkan penyakit. (Setyoadi & Triyanto, 2012)

- 20 -
2.2.6 Komplikasi hipertensi

Orang yang mengidap penyakit tekanan darah tinggi berpotensi penyakit-


penyakit berikut, antara lain:

1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Kebutaan
4. Payah jantung

Stroke dapat ditimbulkan akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak,


atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
darah.Storoke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran daerah ke
daerah-daerah yang diperdarahinya berkkurang.Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba
seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah
satu bagian tutbuh terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau
lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara dengan jelas) serta tidak sadarkan diri
secara mendadak.

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus
yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut .hipertensi kronik
dan hipetensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen mikardium mungkin tidak dpat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan
resiko pembentukan bekuan (Corwin,2000)

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah
tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah

- 21 -
akan mengalir ke unut-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomelurus,
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang,
menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik .

Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembali kejantung


dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering
sering di sebut edema. Cairan di dalam paru-paru menyababkan sesak nafas,
timbunan cairan di tungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan
edema.Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang
cepat).Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan
kepiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf
pusat.Neuron-neuron di sekitarnya kolap dan terjadi koma.

2.2.7 Pengobatan

Pengobatan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas


dan mengontrol tekanan darah ada 2 cara yaitu pengobatan non-farmakologik
(perubahan gaya hidup) dan pengobatan farmakologik.

1. Pengobatan farmakologik
Pengobatan ini dilakukan dengan cara:
- Pengurangan berat badan: penderita hipertensi yang obesitas
dianjurkan untuk menurunkan berat badan, membatasi asupan kalori
dan peningkatan pemakaian kalori dengan latihan fisik yang teratur
- Menghentikan merokok: merokok tidak berhubungan langsung
dengan hipetensi tetapi merupakan faktor utama penyakit
kardiovaskuler. Penderita hipertensi sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti merokok.
- Menghindari alkohol: alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan resistensi terhadap oabt anti hipertensi. Penderita yang
minum alkohol sebaiknya membatasi asupan etanol sekitar satu ons
sehari.

- 22 -
- Melakukan aktifitas fisik: penderita hipertensi tanpa komplikasi dapat
meningkatkan aktivitas fisik secara aman. Penderita dengan penyakit
jantung atau masalah kesehatan lain yag serius yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih lengkap misalnya dengan exercise test dan
bila perlu mengikuti program rehabilitasi yang diawasi oleh dokter.
- Membatasi garam: kurangi asupan garam sampai kurang dari 100
mmol perhari atau kurang dari 2,3gram natrium atau kurang dari
6gram Nacl. Penderita hipertensi dianjurkan juga untuk menjaga
asupan kalsium dan magnesium.
2. Pengobatan farmakologik
Pengobatan farmakologik pada setiap penderota hipertensi
memerlukan pertimbangan bebrbagai faktor seperti beratnya hipertensi,
kelainan organ dan faktor resiko lain.
Hipertensi dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup.
Pengobatan dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup
tidak berhasil. Dokter pun memiliki alasan dalam memberikan obat mana
yang sesuai dengan kondisi pasien saat menderita hipertensi.Tujuan
pengobatan hipertensi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
tekanan darah tinggi. Artinya tekanan darah harus diturunkan serendah
mungkin yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung , maupun
kualitas hidup sambil dilakukan pengendalian faktor resiko kardiovaskuler
.
Berdasarkan cara kerjanya, obat hipertensi terbagi menjadi beberapa
golongan, yaitu diuretic yang dapat mengurangi curah jantung, brta
bloker, penghambat ACE, antagonis kalsium yang dapat mencegah
vasokonstriksi. Mayoritan pasien dengan tekanan darah tinggi akan
memerlukan obat-obatan selama hidup mereka untuk mengontrol
tekanan darah mereka. Pada beberapa kasus, dua atau tiga oabr
hipertensi dpat diberkan.
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa
obat:

- 23 -
1. Diuretic ( tablet Hydroclorothiazide (HCT), Lasix ( furosemide) .
merupakan golongan obat hipertensi dengan proses
pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potassium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka
pengontrolan konsumsi potassium harus dilakukan.
2. Beta-blockers ( Atenolol(tenorim), capoten (captropil). Merupak
an obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah
melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperbesar
(vasodilatasi) pembuluh darah.
3. Calcium channel blockers (Norvasc (amlopidine), Angitensincon
verting enzyme (ACE). Merupakan salah satu obat yang biasa
dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi melalui
prose relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar
pembuluh darah.

2.3 Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan


Pasien Hipertensi Dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi

Variable independen Variable dependen

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan

 Usia Pengetahuan pencegahan


 Pekerjaan komplikasi hipertensi
 Pendidikan
 Sosial budaya
 Bentuk kebiasaan

- 24 -
1. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel ini dikenal dengan nama variabel yang
mempengaruhi variabel terkait. Variabel ini dikenal dengan nama variabel
bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Notoatmodjo,2012).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, pekerjaan, pendidikan ,
sosial budaya dan bentuk kebiasaan.

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas.


(Notoatmodjo,2012) variabel dependen dari penelitian ini adalah
pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi

- 25 -
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian dan desain penelitian

1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
deskriptif bersifat analitik berdasarkan studi literatur review. Peneliti dapat
mencari dan menjelaskan suatu pengetahuan berdasarkan teori yang
telah ada.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi literature , penelitian
studi literature adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan data dari
berbagai literature seperti buku dan jurnal untuk membandingkan hasil hasil
penelitian yang satu dengan lain ( manzilaty,2017). Tujuan penelitian literature ini
adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan
masalah yang sedang diteliti dan mengungkapkan berbagai teori teori yang
relavan dengan kasus , lebih khusus dalam penelitian ini ,peneliti mengkaji
“Gambaran pengetahuan pasien hipertensi dalam pencegahan komplikasi
hipertensi”

- 26 -
Bab IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Jurnal

No. Judul Jurnal/p Tujuan Populasi Metode penelitian Hasil


penelitian enelitian dan sample
/tahun
1. Gambaran Purwand Adapun Jumlah samp Metode yang digunakan Hasil dari
pengetahu ari puri kr tujuan pen el dalam pada penelitian ini adalah
penelitian
an klien istiana elitia ini ad penelitian ini metode penelitian menunjukkan
hipertensi alah men adalah 52 deskripsi, yaitu penelitian
bahwa dari 5
tentang getahui ga responden yang dilakukan terhadap
2 responden
pencegah mbaran kli sekumpulan objek yang , sebanyak
an komplik en hiperte biasanya bertujuan untuk
28
asi hiperte nsi tentan melihat gambaran fenome
responden
nsi di desa g pencega na (termasuk kesehatan)
(58%) memili
nambanga han kompl yang terjadi di dalam suatu
ki pengetahu
n kecamat ikasi populasi tertentu. an yang
an selogiri hipertensi cukup terhad
. Kabupat di desa ap pencegah
en wonogi Nambang an
ri Tahun an Kecam komplikasi
2010 atan hipertensi,
Selogiri. dimana umur
dan
pendidikan
sangat
mempengaru
hi tingkat
pengetahuan
.
2. Gambaran Pratiwi Tujuan Populasi dala Penelitian ini merupakan Hasil dari pe
pengetahu denia penelitian m penelitian penelitian kuantitatif denga nelitian menu
an pasien ini adalah ini adalah sel n jenis desain deskriptif njukkan bah
hipertensi untuk uruh penderit yang dilaksanakan dengan wa secara
terhadap mengetah a hipertensi menggunakan metode umum gamb
penyakit ui rawat jalan survey. aran pengeta
hipertensi gambaran yang berobat huan pasien
dan obat pengetahu di UPTD hipertensi
anitihipert an pasien puskesmas terhadap
ensi hipertensi melur dan penyakit
golongan terhadap diberi obat hipertensi
Ace- penyakit antihipertensi di UPTD
Inhibitor hipertensi golongan puskesmas

- 27 -
dan dan obat diuretic atau Melur pada
Diuretik antihiperte obat bulan Februa
Tahun nsi, golongan ri 2015 adala
2015 khususnya Ace-Inhibitor h cukup
obat .Pada sebanyak
antihiperte penelitian ini 38 responde
nsi sampel di n (47%).
golongan ambil secara
ACE- purposive
Inhibitor sampling.
dan
diuretik

3. Hubungan Mujiran Penelitian Total sampel Metode yang digunakan Hasil dari
tingkat dkk ini sebanyak 55
dalam penelitian ini adalah penelitian ini
pengetahu bertjuan orang
an tentang untuk observasional analitik tingkat
hipertensi mengetah
dengan pendekatan cross pengetahuan
dengan ui
sikap hubungan sectional study. Dimana responden
dalam antara
teknik ini menggunakan tentang
pencegah tingkat
an pengetahu total sampling yaitu penyakit
komplikasi an tentang
pengambilan sampel dari hipertensi
hipertensi penyakit
pada pada seluruh lansia hipertensi baik
lansia lansia
peserta prolanis UPT sebanyak 28
peserta peserta
prolanis prolanis puskesmas Jenawi responden
UPT UPT
Karanganyar (50,9%).
puskesma puskesma
s Jenawi s Jenawi
Karangan Karangan
yar yar
4. Pengukur Sinuraya Penelitian Total sampel Metode yang digunakan p Hasil
an tingkat K. Rano ini sebanyak enelitian ini adalah penelitian
pengetahu dkk bertujuan 150 respond metode desain menunujukka
an tentang untuk men en dengan potong lintang n bahwa
hipertensi gukur ting mengisi kuesi dengan pengambilan data sebanyak
pada kat oner. menggunakan kuesioner d 56,7% dari
pasien pengetahu ari penelitian yang dilakuk responden
hipertensi an an sebelumnya. memiliki
di kota pasien hip tingkat
bandung ertensi ter pengetahuan
Tahun kait baik, 40%
2017 penyakit dari

- 28 -
dideritany responden
a. memilki
tingkat
pengetahuan
cukup, dan
3,3% dari
responden
memiliki
tingkat
pengetahuan
kurang.
5. Gambaran Rukmie Tujuan Populasi Metode penelitian yang Hasil
tingkat Amba penulis dalam digunakan yaitu deskriptif, penelitian
pengetahu Arinda mengadak penelitian dimana tujuan utamanya didapatkan
an dkk an sebanyak 40 memaparkan gambaran responden
lansia tent penelitian lansia, pengetahuan lansia dengan
ang untuk men sampel yang tentang komplikasi tingkat
komplikasi getahui tin diambil hipertensi di RW 5 pengetahuan
hipertensi gkat menggunaka kampung Malang baik 7
di RW pengetahu n total sampli Surabaya. orang(17,5%
5 kampun an ng sebanyak ),
g Malang lansia tent 40 lansia pengetahuan
Surabaya ang yang menderi cukup
komplikasi ta hipertensi. sebanyak 9
hipertensi orang
di (22,5%),
RW 5 kam pengetahuan
pung Mala kurang
ng sebanyak 24
Surabaya. orang (60%).

4.2 PEMBAHASAN
1. Persamaan
Terdapat 3 penelitian yang memiliki persamaan dalam hal tujuan dan
metodologi, yaitu:
a. Gambaran pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan
komplikasi hipertensi di desa nambangan kecamatan selogiri.
Kabupaten wonogiri Tahun 2010.
b. Gambaran pengetahuan pasien hipertensi terhadap penyakit
hipertensi dan obat anitihipertensi golongan Ace-Inhibitor dan
Diuretik Tahun 2015.
c. Gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi
di RW 5 kampung Malang Surabaya 2014.

- 29 -
Terdapat 2 penelitian yang memiliki tujuan yang berbeda dan metodologi
yang berbeda, yaitu:

a. Pengukuran tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada pasien


hipertensi di kota bandung Tahun 2017.
b. Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap
dalam pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia peserta
prolanis UPT puskesmas Jenawi Karanganyar

2. Kelebihan
a. Pada penelitan Purwandari Puji Kristiana dkk, 2010
 Hasil dari penelitian di buat berbentuk tabel sehingga
mempermudah sih pembaca.
b. Pada penelitian Pratiwi denia, 2015
 Pada penelitian ini menggunakan rumus yang membuat sih
pembaca lebih mengetahui cara mengukur tingkat
pengetahuan.
 Pada penelitian ini di dalam jurnal memaparkan defenisi
operasional.
 Pada penelitian ini peneliti mengukur tingkat pengetahuan
dalam bentuk grafik.
c. Pada penelitian Rukmie Amba Arinda dkk,2014
 Hasil dari penelitian ini di buat berbentuk tabel sehingga
mempermudah sih pembaca.
 Pada penelitian ini memaparkan umur, pendidikan dan jenis
kelamin dalam bentuk tabel sehingga mempermudah sih
pembaca.
d. Pada penelitian Mujiran dkk,2019

 Pada penelitian ini metode penelitian judul dibuat dengan


lengkap,jelas sehingga memudahkan pembaca untuk
mengetahui alur penelitian
e. Pada penelitian Sinuraya K. Rano dkk,2017
 Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
desain pontong lintang dengan pengambilan data
meggunakan kuesioner dari penelitian yang dilakukan
sebelumnya.

- 30 -
3. Kekurangan
a. Pada penelitan Purwandari Puji Kristiana dkk, 2010
 Pada penelitian ini tidak memaparkan usia di dalam hasil
pengkuran tingkat pengetahuan.
b. Pada penelitian Pratiwi denia, 2015
 Susunan abstrak tidak jelas sehingga pembaca kesulitan
mengetahui alur penjelasan abstrak.
c. Pada penelitian Rukmie Amba Arinda dkk,2014

 Pada penelitian ini tidak dijelaskan di abstrak sampelnya .


f. Pada penelitian Mujiran dkk,2019
 Hasil penelitian tidak dibuat dalam bentuk tabel sehingga
mempersulit untuk dibaca
d. Pada penelitian Sinuraya K. Rano dkk,2017
 Susunan abstrak tidak jelas sehingga pembaca kesulitan
mengetahui penjelasan absrak.

- 31 -
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian litelatur jurnal yang di telaah bahwa penelitian pa
da penelitan Purwandari Puji Kristiana dkk, 2010 di dapatkan klien hipertensi
sebanyak 28 responden (54%) memiliki pengetahuan cukup baik.
Pada penelitian Pratiwi denia, 2015 memiliki pengetahun yang cukup
(47%). Pada peneletian ini dijelaskan bahwa pendidikan sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi
dari orang lain.
Pada penelitian Rukmie Amba Arinda dkk,2014 di dapatkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang, yaitu 24 orang
(60%).
Pada penelitian Sinuraya K. Rano dkk,2017 di dapatkan pada
umumnya tingkat pengetahuan dari pasien hipertensi masih tergolong cukup
baik (sebanyak 56,7%). Pasien dengan tingkat pengtahuan yang cukup dan
kurang (sebanyak 43,3% dari total responden) adalah pasien dengan tingkat
pendidikan rendah dan menderita hipertensi kurang dari 5 tahun. Dapat
disimpulkan hasil dari 3 riview litelatur jurnal mempunyai tingkat pengetahuan
yang baik dan 1 mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik.

5.2 Saran
1. Pelayanan Keperawatan
Hasil riview literatur ini merupakan masukan bagi petugas keperawatan
dapat lebih intensif lagi dalam melakukan pemberian informasi tentang
komplikasi saat mengikuti posyandu atau setelah melakukan senam lansia.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data awal atau bahan acuan untuk
kelanjutan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Institusi pendidikan
Hasil literature riview ini dapat menjadi data dasar informasi tambahan
tentang gambaran pasien hipertensi dalam pencegahan komplikasi hipertensi

- 32 -
DAFTAR PUSTAKA

Aidha, Zuhrina & Azhari Akmal Taringan. 2019. Survey Hipertensi dan Pencegahan
Komplikasinya Di Wilayah Pesisir Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2018.
Jurnal: UIN Sumatera Utara.

Dewi, Ratna Pudiastuti. 2018. Penyakit-Penyakit Mematikan, Yogyakarta: Nuha


Medika.

Mujiran dkk, 2019 . Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap
dalam pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia peserta prolanis UPT
puskesmas Jenawi Karanganyar.

Jurnal: ilmiah kesehatan dan aplikasinya

Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Pratiwi denia, 2017. Gambaran Pengetahuan Pasien Hipertensi Terhadap Penyakit


Hipertensi Dan Obat Antihipertensi Golongan ACE-INHIBITOR Dan Diuretik

Jurnal: Pharmacy and science

Puji, Kristina Purwandari.Dkk.2015. Gambaran Pengetahuan Klien Hipertensi


Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Desa Nambangan Kecamatan
Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Jurnal: Akper Giri Satria Husada Wonogiri.

Rukmie Amba Arinda, dkk,2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang


Komplikasi Hipertensi Di Rw 5 Kampung Malang Surabaya.

Sinuraya K. Rano, 2017 . Pengukuran Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi


Pada Pasien Hipertensi Di Kota Bandung.

Jurnal: Farmasi Klinik Indonesia

Triyanto, Endang. 2018. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi,


Yogyakarta: Graha Ilmu.

- 33 -
Wahyudi, AS & Abd.Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Bogor: Mitra
Wacana Medika

Wawan, A & Dewi M. 2019.Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta: Nuha Medik

- 34 -
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL KTI : Gambaran Pengatahuan Pasien Hipertensi Dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi

NAMA MAHASISWA : Hafni lubis


NIM : P07520117074
NAMA PEMBIMBING : Sri siswati M.Psi

Materi Rekomendasi Paraf


NO Tgl
dikonsulkan Pembimbing Mahasiswa Pembimbing
1. 12 des Acc judul Lanjut bab 1
2019
2. 08 januari Konsultasi Bab 1 Perbaiki latar
2020 belakang
3. 15 januari Konsultasi Bab 1 Perbaiki penambahan
2020 tujuan khusus
4. 20 januari Konsultasi Bab 1 Lanjut bab 2 dan bab
2020 3
5. 27 maret Kosnsultasi bab Perbaiki bab 2
2019 2 dan 3 penambahan
pencegahan, perbaiki
kerangka konsep
6. 08 april Konsuktasi Bab Perbaiki defenisi
2020 2 dan Bab 3 operasional
7. 10 april Konsultasi Bab 2 Perbaiki kuesioner
2020 dan Bab 3
8. 15 april Konsultasi Bab 2 Acc proposal
2020 dan Bab 3
9. Senin, 08 Konsul BAB I, II Revisi BAB I, II dan III
Juni 2020 dan III dan lanjut BAB IV
berdasarkan berdasarkan studi
studi literatur literatur
10. Kamis, 11 Konsul revisi Revisi BAB I, II, III, IV
Juni 2020 BAB I, II, III dan dan Lanjut BAB V
IV berdasarkan berdasarkan studi
studi literatur literatur
11. Senin, 15 Konsul revisi Revisi BAB I, II, III, IV,
Juni 2020 BAB I, II, III, IV, V dan abstrak lanjut
V dan Abstrak kata pengantar
berdasarkan studi
literatur
12. Selasa, 16 Revisi BAB I, II, ACC BAB I, II, III, IV,
Juni 2020 III, IV, V, Abstrak V, Abstrak dan Kata
dan Kata pengantar
pengantar berdasarkan studi
berdasarkan literature
studi literatur

Medan,………..….… 2020

Pembimbing

Sri Siswati, SST , M.Psi


RIWAYAT HIDUP PENELITI

*Data Pribadi

Nama : Hafni lubis


Tempat Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 17-06- 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 2 dari 4 Bersaudara
Alamat : Jl. SM. Raja Simp.Bambu PematangSiantar
Agama : Islam

*Nama Orangtua
Ayah : Halim Abadi Lubis
Ibu : Yusnita Siregar

*Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pegawai Negeri Sipil


Ibu : Pegawai Negeri Sipil

*Riwayat Pendidikan

Tahun 2006 - 2011 : MIN BAH KAPUL PEMATANGSIANTAR


Tahun 2011 - 2014 : SMP Negeri 10 PEMATANGSIANTAR
Tahun 2014 - 2017 : SMA Negeri 6 PEMATANGSIANTAR
Tahun 2017 - 2020 : Politeknik Kesehatan KEMENKES Medan Jurusan
Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai