TAHUN 2020
HAFNI LUBIS
P07520117074
TAHUN 2020
KARYA TULIS ILMIAH
TAHUN 2020
HAFNI LUBIS
P07520117074
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : P07520117074
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Medan, Juni 2020
Penguji I Penguji II
Suriani Ginting, S.Kep., Ns., MKep Adelima Simamora, S.Kep, Ns, M.Kes
NIP. 196810211984032005 NIP. 19591191994032001
Ketua Penguji
ii
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul “LITERATUR RIVIEW:
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN
KOMPLIKASI HIPERTENSI TAHUN 2020” ini benar-benar hasil karya saya sendiri
dengan melakukan penelusuran studi literatur. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung jawab.
Hafni lubis
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
HAFNI LUBIS
P07520117074
ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi atau tekanan darah tinggi i adalah gangguan sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal , sehingga memiliki
resiko penyakitjantung Menurut Sudoyono dkk (dalam Kartiyani 2019:2) .Penyakit
hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut ke
suatu organ sehingga menimbulkan beberapa komplikasi seperti gagal jantung, stroke
dan gagal ginjal. Penyakit ini menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
bersifat analitik berdasarkan studi literatur review. Literature review dilakukan berdasarkan
issue, metodologi, persamaan, kekurangan, kelebihan dan proposal penelitian lanjutan.
Hasil: Hasil menunjukan Terdapat 3 penelitian yang memiliki persamaan dalam hal
iv
tujuan dan metodologi dan 1 penelitian yang memiliki tujuan yang sama tetapi
metodologi yang berbeda
Kesimpulan: Dapat disimpulkan hasil dari 3 riview litelatur jurnal mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik dan 1 mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik
Kata Kunci: Pengetahun, Komplikasi Dan Hipertensi
v
POLYTECHNIC OF HEALTH, MINISTRY OF MEDAN MEDAN
NURSING MAJOR
HAFNI LUBIS
P07520117074
ABSTRACT
causes an increase in blood pressure above normal, so that it has a risk of heart
complications such as heart failure, stroke and kidney failure. This disease is a major
Method: The type of research used in this research is descriptive analytical research
based on a literature review study. Literature reviews are conducted based on issues,
vi
Results: The results showed that there were 3 studies that had the same objectives
and methodology and 1 study which had the same goal but different methodologies.
Conclusion: It can be concluded that the results of 3 journal literature reviews have a
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada allah SWT telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul
“GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PENCE
GAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI ”.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada ibu Sri Siswati M.Psi selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, dukungan, arahan dan masukkan kepada penulis
sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebasar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
3. Ibu Afniwati S.Kep, NS, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Keperwatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan Program Studi D-III.
5. Ayah Halim Abadi Lubis dan Ibu saya Yusnita Siregar dan Kakak saya Rina
Sari Lubis dan Adik saya Putri Halimah Lubis, Dini Fadillah Lubis yang selalu
mendukung dan memotivasi saya selama ini.
6. Untuk teman-teman angkatan XXXI, terima kasih buat semangatnya selama
ini. Semoga kita dapat sukses kedepannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dan hal ini disebabkan karena
keterbatasan waktu, wawasan ataupun karena kesilapan penulis . Maka dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.
Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.Harapan penulis, semoga
viii
proposal ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi
keperawatan.
HAFNI LUBIS
NIM: P07520117074
ix
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ................................................................................... i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………..ii
Pernyataan………………………………………………………………………..iii
Abstrak…………………………………………………………………………….iv
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi ...................................................................................................... x
Bab I............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
Bab II ............................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
2.1 Pengetahuan ...................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................ 6
2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................................. 7
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ................................................. 8
2.1.4 Proses Perilaku “Tahu” ............................................................... 9
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan....................... 10
2.1.6 Kriteria Tingkat Pengetahuan ...................................................... 11
2.2 Hipertensi ........................................................................................... 12
2.2.1 Definisi Hipertensi ....................................................................... 12
2.2.2 Penyebab ................................................................................... 13
2.2.3 Patofisiologi ................................................................................ 15
2.2.4 Manifestasi Klinis ........................................................................ 17
2.2.5 Pencegahan................................................................................ 18
2.2.6 Komplikasi Hipertensi ................................................................. 21
2.2.7 Pengobatan ................................................................................ 22
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................... 24
x
Bab III ........................................................................................................... …26
METODE PENELITIAN................................................................................. …26
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ............................................... …26
Bab IV……………………………………………………………………………...26
Hasil dan pembahasan……………………………………………………………27
4.1 hasil jurnal……………………………………………………………………..27
4.2 Pembahasan…………………………………………………………….……29
Bab v………………………………………………………………………………32
Kesimpulan dan saran…………………………………………………………....32
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………32
5.2 Saran…………………………………………………………………….…….32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ….33
LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
-1-
panjang mengakibatkan terjadi komplikasi hipertensi, peningkatan penyakit
kardiovaskuler (WHO,2016).
-2-
menkonsumsi minuman berkafein > 1 kali per hari , konsumsi alkohol, kurang
aktivitas fisik, obesitas dan obesitas abdominal ( Rahajeng, 2009).
-3-
Berdasarkan hasil penelitian dari Kristiana Puji dkk, tentang Gambaran
Pengetahuan Klien Hipertensi Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi
disimpulkan dimana bahwa dapat dilihat dari 52 responden, sebanyak 28 responden
(54%) memiliki pengetahuan yang cukup terhadap pencegahan komplikasi
hipertensi.
1. Bagi Institusi
-4-
Pengetahuan Pasien Hipertensi Dalam Pencegahan Komplikasi
Hipertensi yang sudah menjalani kemoterapi serta dapat menjadi bahan
informasi yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawat
an.
2. Bagi peneliti
Pengalaman baru bagi peneliti,meningkatkan ilmu dan menambah
wawasan peneliti tentang Gambaran Pengetahuan Pasien Hipertensi
Dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi, dalam melakukan penelitian.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk
meneliti selanjutnya.
-5-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui
mata dan telinga. (Notoatmodjo, 200)
-6-
2.1.2 Tingkat pengetahuan
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di
pelajari atau rangsangan yang telah di terima.Oleh sebab itu “tahu” ini adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan
secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau pengguaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisi (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
-7-
Sintesis yang dimaksud menunujukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
kesuluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kempuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penialaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada.
-8-
atau merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh karena itu, pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam pemecahan
masalah yang dihadapi masa lalu masing-masing tiap manusia, jika
dengan cara ini dapat memecahkan masalah yang dihadapi orang
lain, maka orang tertarik pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila
gagal menggunakan cara tersebut, maka ia tidak menggunakan cara
ini lagi, tetapi tetap berusaha cari cara lain untuk dapat memecahkan
masalah tersebut.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern ini memperoleh pengetahuan pada deawasa
disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular dapat disebut juga
dengan metodologi penelitian.
-9-
Pada peneletian selanjutnya, rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003), menyimpulkan baha pengapdosian perilaku yang memaluli proses seperti
diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran positif , maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifa sementara atau
tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu
aspek fisik, psikis, dan social secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak
kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang di
tentukan dan di pengetahuan oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
social budaya.
A. Faktor internal
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, teetpai lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
- 10 -
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunayi pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
3. Umur
Menurut elisabet BH yang dikutp Nursalam (2003) , usia aindividu adalah umur
individu yang terhitung muali saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
sesorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang belum tinggi kedeawsaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan lematangan jiwa.
B. Faktor eksternal
1. Faktor lingkungan
2. Sosial budaya
System social budaya yang ada di masyrakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam
menerima informasi.
- 11 -
2.2 Hipertensi
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi, dan di antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi.
(batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa si atas 18tahun). Batas
tekanan darah yang masih di anggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah
jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan
darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembukuh
darah (CBN,2006).
Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan darah didalam arteri. Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah
yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan distolik kurang dari 90 mmHg
dan tekanan diastolic masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan
pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80tahun dan tekanan diastolic terus meningkat sampai usi 55-60tahun , kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
- 12 -
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak
diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang
terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi secara alami.Bayi dan anak-anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.
2.2.2 Penyebab
- 13 -
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi
di dalam keluarga.Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua
orangtua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monosigot (satu telur) , apabila
salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyongkong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi.Riwayat keluarga
juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya
hipertensi.Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan.Jika
seseorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang
hidup kita memilki kemungkinan 25% terkena hipertensi.
Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak
menderita hipertensi.Dari laporan surigi di jawa tengah di dapakan angka
prevelensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari sumatre barat
menunjukkan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan
semarang di dapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di
daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan wanita 13,7% pada
wanita.
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semkain tinggi mendapat resiko hipertensi.
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering
disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi
jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang
dari 35tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri dari coroner dan
kematian premature (jukianti,2005) . Jenis kelamina juga sangat erat
kaitannya terhadap terjadinya dimana pada masa muda dan paruh baya
lebuh tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebuh tinggi
setelah umur 55tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause.
Faktor lingkungan seperti stress berpengaruh terhadap timbulnya
hipertensi esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi , diduga
memaluli aktivasi saraf simpatis. Saraf simpastis adalah saraf yang bekerja
pada saat kita berativitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada
- 14 -
saat kita tidak beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat
meingkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu) .apabila stres
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti, tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh stress yang di
pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal kota. Penigkatan tekanan darah sering
intermiten pada awl perjalanan penyakit.Bahkan pada kasus yang sudah
tegak disgnosanya, sangat berfluktuasi sebagai akibat dari respon terhadap
stres emosional dan aktivitas fisik.Selama terjadi rasa takut ataupun stres
tekanan arteri sering kali meningkat sampai setinggi dua kali normal dalam
waktu beberapa detik.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang
erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari.Walaupun belum dapat
dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esesnsial, tetapi
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi lebih
tinggi dibandingkan dengan penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan
normal.Terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah
penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita
hipertensi dengan berat badan normal.
2.2.3 Patofisiologi
- 15 -
yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. Bertambahnya cairan
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan
darah juga meningkat.
System saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon flight-or-
- 16 -
flight (reaksi tubuh terhadap ancaman dari luar) meningkatkan kecepatan dan
kekutan denyut jantung dan juga mempersempit sebagian besar arteriola di daerah
tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan menungkatkan
volume darah dalam tubuh, melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin), yang merangsangkan jantung dan pembuluh darah.
Faktor stress merupakan satu faktor pencetus terjadinya peningkatan teakanan
darah dengan proses pelepasan hormone epinefrin dan norepinefrin .
Menurut Adinil (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
hipertensi biasanya berupa: pusing, mudah marah, telinga berdenung, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang , da n
mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakan gejala sampai bertahun-tahun.Gejala bila ada menunjukkan adanya
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.Perubahan patologis pada ginjal
dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azetoma peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kretinin. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien
yang bermanifestasi seabagai paralisis smentara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan ( Wijayakusuma,2000).
- 17 -
2.2.5 Pencegahan
A. Tahap primer
Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor resiko atau
mencegah berkembangnya faktor resiko, sebelum dimulainya perubahan
patologis dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru
penyakit.Tahap primer penatalaksanaan penyakit hipertensi merupakan
upaya awal pencegahan sebelum seseorang menderita hipertensi melalui
program penyuluhan dan pengendalian faktor-faktor resiko kepada
masyarakat luas dengan memprioritaskan pada kelompok resiko tinggi.
Tujuan pencegahan primer untuk mengurangi insidrnsi penyakit hipertensi
dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko agar tidak terjadi penyakit
hipertensi. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan diet,
perubahan gaya hidup, manajemen stress dan lainnya.
Modifikasi gaya hidup yang penting adalah mengurangi berat badan
untuk individu yang obesitas atau gemuk , mengadopsi pola makan DASH
(Diearty Approach To Stop Hyprtension) yang kaya akan kalium dan kalsium,
dirt rendah natrium, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol sedikit saja. Pada
sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan
terapi satu obat antihipertensi, mengurangi garam, dan berat badan dapat
membebaskan pasien dari menggunkan obat.
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, di smping perlu diperhatikan oleh
seorang yang sedang dalam terapi obat.Pada pasien hipertensi yang
terkontrol, pendekatan farmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis
obat pada sebagaian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup
merupakan hal yang penting diperhatikan karena berperan dalam
keberhasilan penanganan hipertensi. Upaya mencegah terjadinya hipertens
- 18 -
adlah dengan cara merubah faktor resiko yang ada pada kelompok beresiko.
Upaya-upaya yang dilakuan dalam pencegahan primer terhadap penyakit
hipertensi antara lain:
- 19 -
darah didalam paru dan diedarkan ke suluruh aliran darah
lainnya sehungga terjadi penyempitan pembuluh darah.
c. Membatasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari
pola makan yang sehat dan bervariasi tidak merusak
kesehatan.Namun demikian, minum alkohol secara berlebihan
telaj dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.Pesta
minuman keras (binge drinking) sangat berbahaya bagi
kesehatan karena alcohol berkaitan dengan stroke.
d. Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan
adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan
hipertensi.Penurunan berat badan pada penderita hipertensi
dapat dilakukan melalui perubahan pola makan dan olah raga
secara teratur.Menurunkan berat badan bisa menurunkan
tekanan darah 5-20 mmHg per 10 kg penurunan BB.
B. Tahap Sekunder
- 20 -
2.2.6 Komplikasi hipertensi
1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Kebutaan
4. Payah jantung
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus
yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut .hipertensi kronik
dan hipetensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen mikardium mungkin tidak dpat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan
resiko pembentukan bekuan (Corwin,2000)
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah
tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah
- 21 -
akan mengalir ke unut-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomelurus,
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang,
menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik .
2.2.7 Pengobatan
1. Pengobatan farmakologik
Pengobatan ini dilakukan dengan cara:
- Pengurangan berat badan: penderita hipertensi yang obesitas
dianjurkan untuk menurunkan berat badan, membatasi asupan kalori
dan peningkatan pemakaian kalori dengan latihan fisik yang teratur
- Menghentikan merokok: merokok tidak berhubungan langsung
dengan hipetensi tetapi merupakan faktor utama penyakit
kardiovaskuler. Penderita hipertensi sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti merokok.
- Menghindari alkohol: alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan resistensi terhadap oabt anti hipertensi. Penderita yang
minum alkohol sebaiknya membatasi asupan etanol sekitar satu ons
sehari.
- 22 -
- Melakukan aktifitas fisik: penderita hipertensi tanpa komplikasi dapat
meningkatkan aktivitas fisik secara aman. Penderita dengan penyakit
jantung atau masalah kesehatan lain yag serius yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih lengkap misalnya dengan exercise test dan
bila perlu mengikuti program rehabilitasi yang diawasi oleh dokter.
- Membatasi garam: kurangi asupan garam sampai kurang dari 100
mmol perhari atau kurang dari 2,3gram natrium atau kurang dari
6gram Nacl. Penderita hipertensi dianjurkan juga untuk menjaga
asupan kalsium dan magnesium.
2. Pengobatan farmakologik
Pengobatan farmakologik pada setiap penderota hipertensi
memerlukan pertimbangan bebrbagai faktor seperti beratnya hipertensi,
kelainan organ dan faktor resiko lain.
Hipertensi dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup.
Pengobatan dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup
tidak berhasil. Dokter pun memiliki alasan dalam memberikan obat mana
yang sesuai dengan kondisi pasien saat menderita hipertensi.Tujuan
pengobatan hipertensi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
tekanan darah tinggi. Artinya tekanan darah harus diturunkan serendah
mungkin yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung , maupun
kualitas hidup sambil dilakukan pengendalian faktor resiko kardiovaskuler
.
Berdasarkan cara kerjanya, obat hipertensi terbagi menjadi beberapa
golongan, yaitu diuretic yang dapat mengurangi curah jantung, brta
bloker, penghambat ACE, antagonis kalsium yang dapat mencegah
vasokonstriksi. Mayoritan pasien dengan tekanan darah tinggi akan
memerlukan obat-obatan selama hidup mereka untuk mengontrol
tekanan darah mereka. Pada beberapa kasus, dua atau tiga oabr
hipertensi dpat diberkan.
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa
obat:
- 23 -
1. Diuretic ( tablet Hydroclorothiazide (HCT), Lasix ( furosemide) .
merupakan golongan obat hipertensi dengan proses
pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potassium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka
pengontrolan konsumsi potassium harus dilakukan.
2. Beta-blockers ( Atenolol(tenorim), capoten (captropil). Merupak
an obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah
melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperbesar
(vasodilatasi) pembuluh darah.
3. Calcium channel blockers (Norvasc (amlopidine), Angitensincon
verting enzyme (ACE). Merupakan salah satu obat yang biasa
dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi melalui
prose relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar
pembuluh darah.
- 24 -
1. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel ini dikenal dengan nama variabel yang
mempengaruhi variabel terkait. Variabel ini dikenal dengan nama variabel
bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Notoatmodjo,2012).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, pekerjaan, pendidikan ,
sosial budaya dan bentuk kebiasaan.
2. Variabel dependen
- 25 -
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
deskriptif bersifat analitik berdasarkan studi literatur review. Peneliti dapat
mencari dan menjelaskan suatu pengetahuan berdasarkan teori yang
telah ada.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi literature , penelitian
studi literature adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan data dari
berbagai literature seperti buku dan jurnal untuk membandingkan hasil hasil
penelitian yang satu dengan lain ( manzilaty,2017). Tujuan penelitian literature ini
adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan
masalah yang sedang diteliti dan mengungkapkan berbagai teori teori yang
relavan dengan kasus , lebih khusus dalam penelitian ini ,peneliti mengkaji
“Gambaran pengetahuan pasien hipertensi dalam pencegahan komplikasi
hipertensi”
- 26 -
Bab IV
- 27 -
dan dan obat diuretic atau Melur pada
Diuretik antihiperte obat bulan Februa
Tahun nsi, golongan ri 2015 adala
2015 khususnya Ace-Inhibitor h cukup
obat .Pada sebanyak
antihiperte penelitian ini 38 responde
nsi sampel di n (47%).
golongan ambil secara
ACE- purposive
Inhibitor sampling.
dan
diuretik
3. Hubungan Mujiran Penelitian Total sampel Metode yang digunakan Hasil dari
tingkat dkk ini sebanyak 55
dalam penelitian ini adalah penelitian ini
pengetahu bertjuan orang
an tentang untuk observasional analitik tingkat
hipertensi mengetah
dengan pendekatan cross pengetahuan
dengan ui
sikap hubungan sectional study. Dimana responden
dalam antara
teknik ini menggunakan tentang
pencegah tingkat
an pengetahu total sampling yaitu penyakit
komplikasi an tentang
pengambilan sampel dari hipertensi
hipertensi penyakit
pada pada seluruh lansia hipertensi baik
lansia lansia
peserta prolanis UPT sebanyak 28
peserta peserta
prolanis prolanis puskesmas Jenawi responden
UPT UPT
Karanganyar (50,9%).
puskesma puskesma
s Jenawi s Jenawi
Karangan Karangan
yar yar
4. Pengukur Sinuraya Penelitian Total sampel Metode yang digunakan p Hasil
an tingkat K. Rano ini sebanyak enelitian ini adalah penelitian
pengetahu dkk bertujuan 150 respond metode desain menunujukka
an tentang untuk men en dengan potong lintang n bahwa
hipertensi gukur ting mengisi kuesi dengan pengambilan data sebanyak
pada kat oner. menggunakan kuesioner d 56,7% dari
pasien pengetahu ari penelitian yang dilakuk responden
hipertensi an an sebelumnya. memiliki
di kota pasien hip tingkat
bandung ertensi ter pengetahuan
Tahun kait baik, 40%
2017 penyakit dari
- 28 -
dideritany responden
a. memilki
tingkat
pengetahuan
cukup, dan
3,3% dari
responden
memiliki
tingkat
pengetahuan
kurang.
5. Gambaran Rukmie Tujuan Populasi Metode penelitian yang Hasil
tingkat Amba penulis dalam digunakan yaitu deskriptif, penelitian
pengetahu Arinda mengadak penelitian dimana tujuan utamanya didapatkan
an dkk an sebanyak 40 memaparkan gambaran responden
lansia tent penelitian lansia, pengetahuan lansia dengan
ang untuk men sampel yang tentang komplikasi tingkat
komplikasi getahui tin diambil hipertensi di RW 5 pengetahuan
hipertensi gkat menggunaka kampung Malang baik 7
di RW pengetahu n total sampli Surabaya. orang(17,5%
5 kampun an ng sebanyak ),
g Malang lansia tent 40 lansia pengetahuan
Surabaya ang yang menderi cukup
komplikasi ta hipertensi. sebanyak 9
hipertensi orang
di (22,5%),
RW 5 kam pengetahuan
pung Mala kurang
ng sebanyak 24
Surabaya. orang (60%).
4.2 PEMBAHASAN
1. Persamaan
Terdapat 3 penelitian yang memiliki persamaan dalam hal tujuan dan
metodologi, yaitu:
a. Gambaran pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan
komplikasi hipertensi di desa nambangan kecamatan selogiri.
Kabupaten wonogiri Tahun 2010.
b. Gambaran pengetahuan pasien hipertensi terhadap penyakit
hipertensi dan obat anitihipertensi golongan Ace-Inhibitor dan
Diuretik Tahun 2015.
c. Gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi
di RW 5 kampung Malang Surabaya 2014.
- 29 -
Terdapat 2 penelitian yang memiliki tujuan yang berbeda dan metodologi
yang berbeda, yaitu:
2. Kelebihan
a. Pada penelitan Purwandari Puji Kristiana dkk, 2010
Hasil dari penelitian di buat berbentuk tabel sehingga
mempermudah sih pembaca.
b. Pada penelitian Pratiwi denia, 2015
Pada penelitian ini menggunakan rumus yang membuat sih
pembaca lebih mengetahui cara mengukur tingkat
pengetahuan.
Pada penelitian ini di dalam jurnal memaparkan defenisi
operasional.
Pada penelitian ini peneliti mengukur tingkat pengetahuan
dalam bentuk grafik.
c. Pada penelitian Rukmie Amba Arinda dkk,2014
Hasil dari penelitian ini di buat berbentuk tabel sehingga
mempermudah sih pembaca.
Pada penelitian ini memaparkan umur, pendidikan dan jenis
kelamin dalam bentuk tabel sehingga mempermudah sih
pembaca.
d. Pada penelitian Mujiran dkk,2019
- 30 -
3. Kekurangan
a. Pada penelitan Purwandari Puji Kristiana dkk, 2010
Pada penelitian ini tidak memaparkan usia di dalam hasil
pengkuran tingkat pengetahuan.
b. Pada penelitian Pratiwi denia, 2015
Susunan abstrak tidak jelas sehingga pembaca kesulitan
mengetahui alur penjelasan abstrak.
c. Pada penelitian Rukmie Amba Arinda dkk,2014
- 31 -
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian litelatur jurnal yang di telaah bahwa penelitian pa
da penelitan Purwandari Puji Kristiana dkk, 2010 di dapatkan klien hipertensi
sebanyak 28 responden (54%) memiliki pengetahuan cukup baik.
Pada penelitian Pratiwi denia, 2015 memiliki pengetahun yang cukup
(47%). Pada peneletian ini dijelaskan bahwa pendidikan sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi
dari orang lain.
Pada penelitian Rukmie Amba Arinda dkk,2014 di dapatkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang, yaitu 24 orang
(60%).
Pada penelitian Sinuraya K. Rano dkk,2017 di dapatkan pada
umumnya tingkat pengetahuan dari pasien hipertensi masih tergolong cukup
baik (sebanyak 56,7%). Pasien dengan tingkat pengtahuan yang cukup dan
kurang (sebanyak 43,3% dari total responden) adalah pasien dengan tingkat
pendidikan rendah dan menderita hipertensi kurang dari 5 tahun. Dapat
disimpulkan hasil dari 3 riview litelatur jurnal mempunyai tingkat pengetahuan
yang baik dan 1 mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik.
5.2 Saran
1. Pelayanan Keperawatan
Hasil riview literatur ini merupakan masukan bagi petugas keperawatan
dapat lebih intensif lagi dalam melakukan pemberian informasi tentang
komplikasi saat mengikuti posyandu atau setelah melakukan senam lansia.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data awal atau bahan acuan untuk
kelanjutan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Institusi pendidikan
Hasil literature riview ini dapat menjadi data dasar informasi tambahan
tentang gambaran pasien hipertensi dalam pencegahan komplikasi hipertensi
- 32 -
DAFTAR PUSTAKA
Aidha, Zuhrina & Azhari Akmal Taringan. 2019. Survey Hipertensi dan Pencegahan
Komplikasinya Di Wilayah Pesisir Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2018.
Jurnal: UIN Sumatera Utara.
Mujiran dkk, 2019 . Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap
dalam pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia peserta prolanis UPT
puskesmas Jenawi Karanganyar.
- 33 -
Wahyudi, AS & Abd.Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Bogor: Mitra
Wacana Medika
Wawan, A & Dewi M. 2019.Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta: Nuha Medik
- 34 -
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
JUDUL KTI : Gambaran Pengatahuan Pasien Hipertensi Dalam Pencegahan Komplikasi Hipertensi
Medan,………..….… 2020
Pembimbing
*Data Pribadi
*Nama Orangtua
Ayah : Halim Abadi Lubis
Ibu : Yusnita Siregar
*Pekerjaan Orangtua
*Riwayat Pendidikan