Pembangunan Berkelanjutan
DISUSUN OLEH :
AYU ELPINA
Nim: 422019019
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Pengertian Bangunan Gedung...............................................................3
2.2. Green Building atau Bangunan Hijau....................................................4
2.3. Sistem Penilaian Green Building atau Bangunan Hijau........................13
BAB III KESIMPULAN...................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan .................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Proposal ini dengan baik. Proposal ini berisi
tentang Analisis Penerapan Green Building Pada Gedung SMA N 2 Kayuagung.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan Proposal ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan Proposal ini dapat memberikan
manfaat untuk saya khususnya, dan teman-teman semua.
AYU ELPINA
Nim: 422019019
BAB I
PENDAHULUAN
Berkelanjutan
1. Mengetahui Bangunan Hijau (Green Building) sebagai salah satu penerapan Konsep
Pembangunan Berkelanjutan
2. Mengetahui Fitur pada Green Building atau Bangunan Hijau.
3. Mengetahui Sistem Penilian pada Bangunan Hijau
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bangunan Hijau (Green Building) sebagai salah satu penerapan Konsep
Pembangunan Berkelanjutan
yang dewasa ini sering kita dengar. Pembangunan berkelanjutan pertama kali dicetuskan
pada tahun 1983 pada saat PBB membentuk World Commission on Environment and
yang paling umum adalah menurut Komisi Brundtland adalah “development that meets the
needs of the present witout compromising the ability of the future generation to meet their
own need” yang artinya pembangunan berkelanjutan adalah suatu upaya yang mendorong
depan.
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Ketiga pilar tersebut saling
berkelanjutan merupakan titik temu ketiga pilar tersebut. Dengan demikian pembangunan
berkelanjutan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai
alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual serta
Pertumbuhan jumlah manusia yang terus meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan
akan lahan perumahan, hal tersebut dikarenakan kebutuhan dasar hidup manusia adalah
sandang, pangan, dan papan. Peningkatan kebutuhan lahan perumahan menyebakan tingkat
alih fungsi lahan dari persawahan, perkebunan menjadi perumahan, gedung-gedung juga
semakin meningkat. Industri kontruksi dan pembangunan memiliki peran besar dalam
penggunaan sumber energi global dan peningkatan polusi. Industri kontruksi dan bangunan
menggunakan sekitar 25% sampai 40% dari total penggunaan energi, 30% dari penggunaan
bahan baku, dan menghasilkan 30% sampai 40% dari emisi gas rumah kaca global serta
menghasilkan sebesar 30% sampai 40% dari total sampah dunia. Di beberapa negara maju
dan berkembang orang-orang menghabiskan 90% dari waktu mereka di dalam bangunan
baik dalam gedung maupun rumah, oleh kerena itu lingkungan dalam bangunan yang sehat
dan nyaman memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan manusia dan
kesejahteraan, serta menawarkan potensi besar untuk mengurangi biaya untuk biaya
baru terhadap desain dan konstruksi bangunan hijau atau Green Building. Bangunan hijau
adalah bangunan dengan kinerja tinggi yang mengurangi dampak terhadap lingkungan pada
semua tahapan pembuatannya (mulai dari pemilihan lahan, bentuk desain, konstruksi,
operasi, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran), konservasi dan efiensi energi dan
sumber daya, serta meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Tujuan umum
bangunan hijau adalah untuk mengurangi keseluruhan dampak terhadap lingkungan yang
"zero waste" yang artinya proses dilakukan tidak menghasilkan sisa bahan atau limbah
yang tidak berguna, sehingga efisien dalam pengelolaan bahan yang terpakai, apabila
terdapat sisa bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali atau diolah kembali untuk proses
berkelanjutan dan pengurangan emisi GRK. Jika prinsip ini dapat diterapkan pada suatu
kota hal ini dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan di kota atau di wilayah
tersebut, dan sampah-sampah yang masih ada dapat didaur ulang untuk produksi bahan
Sebuah bangunan hijau harus memiliki fitur unik tertentu dan dirancang dengan
suatu bangunan, mulai dari pemilihan lokasi, ekstraksi bahan baku melalui
tahap konstruksi sangat kecil (misal menggunakan jenis bahan yang murah)
akan meningkat.
http://www.capem.eu/)
perumahan menggunakan hampir 40% energi utama dan sekitar 70% energi
listrik (EIA, 2005). Energi yang digunakan oleh sektor bangunan terus
komersial meningkat dua kali lipat pada tahun 1980 dan 2000 dan
yang dikeluarkan dengan energi yang digunakan, hal ini berarti upaya
mendapatkan hasil maksimal dari setiap unit energi yang kita dapat. Secara
lama diganti dengan peralatan yang lebih baru dan lebih efisien. Teknologi
energi yang melekat pada sinar matahari baik secara langsung maupun tidak
langsung (seperti energi foton, angin, air yang jatuh, efek pemanasan, dan
pertumbuhan tanaman), gaya gravitasi (pasang surut), dan energi panas dari
inti bumi sebagai sumber energi. Bangunan yang hemat energi menggunakan
maupun usaha.
c. Efisiensi Air
Dalam beberapa tahun terakhir efisiensi dan konservasi air menjadi elemen
daya air yang ada, sehingga jumlah air yang tersedia di bumi ini semakin
menggunakan air dalam jumlah yang sedikit, hal tersebut sekaligus dapat
air bagi generasi di masa yang akan datang dan meningkatkan kualitas air dan
Ada dua cara untuk melakukan efesiensi ini yaitu pertama dengan
mengumpulkan air hujan dan yang kedua dengan menggunakan kembali air
yang telah digunakan dalam ruangan. Kita dapat memasang tangki air di atas
atau di bawah tanah yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menyimpan air
limpasan dari atap dan permukaan yang tahan air lainnya, serta dari mesin
cuci, mesin pencuci piring, bak mandi dan bak cuci (air jenis ini
diklasifikasikan sebagai air abu-abu, yang artinya air yang tidak termasuk
bahan bangunan yang digunakan mungkin berbeda antara proyek satu dengan
konstruksi baru, renovasi atau bangunan yang ada. Menurut Froeschle 1999
No
Kriteria/Variabel Deskripsi
.
Bahan dengan tingkat toksisitas
1. Kadar racun rendah
atau konsentrasi racun rendah
Bahan tanpa emisi kimia atau emisi
2. Emisi minimal
kimia rendah (VOC, CFC)
Bahan yang dapat mengurangi
Konsentrasi VOCs
3. jumlah kontaminan udara dalam
rendah
ruangan
Kandungan hasil Produk dengan identifikasi konten
4.
daur ulang daur ulang
Produk yang diproduksi dengan
Sumber daya yang
5. konsumsi energi, limbah & GRK
efisien
yang sedikit
Bahan yang dapat didaur ulang di
6. Bahan daur ulang
akhir masa pakainya
Komponen yang Komponen bangunan yang dapat
7. dapat digunakan digunakan kembali atau
kembali diselamatkan
Bahan-bahan alami terbarukan
Sumber
8. yang dibuat menggunakan sumber
berkelanjutan
yang berkelanjutan
Bahan yang sebanding bahan
9. Bahan tahan lama tradisional dengan harapan hidup
yang panjang
Produk yang tahan terhadap
10. Tahan kelembaban kelembaban atau menghambat
pertumbuhan kontaminan
Bahan yang membantu mengurangi
11. Hemat energi
konsumsi energi pada bangunan
Produk dan sistem yang dapat
12. Pelestarian air membantu mengurangi konsumsi
air
Sistem atau peralatan yang
13. Meningkatkan IAQ
menghasilkan IAQ yang sehat
Bahan yang memerlukan
Pemeliharaan yang
14. pembersihan sederhana dan tidak
sehat
beracun
Bahan lokal sehingga menghemat
15. Produk lokal energi untuk transportasi ke lokasi
proyek
Biaya pembuatan bangunan
16. Bahan terjangkau
sebanding pembuatan dengan
bahan konvensional
utama. Ada dua jenis utama dari limbah konstruksi dan pembongkaran
bangunan, pertama limbah struktur dan yang kedua limbah penyelesaian atau
tahap finising bangunan, seperti bahan baku yang rusak seperti mosaik, ubin,
keramik, cat dan bahan plesteran yang terbuang karena penggunaan ceroboh.
material akibat limbah langsung dan tidak langsung berkisar antara 3,6%
bangunan dapat difokuskan pada tiga kelompok polutan udara dalam ruangan
yaitu:
Karsinogen;
Karsinogen pada manusia jumlahnya sedikit namun dapat menyebabkan
sejauh mungkin.
Iritasi;
Beberapa kelompok zat kimia dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
saluran pernafasan, oleh karena itu zat kimia penyebab iritasi tersebut
Bau.
cat, pernis dan coating dinding maupun lantai sering menimbulkan bau,
oleh karena itu penggunaannya secara umum harus dihindari atau dapat
Masalah kualitas udara tidak hanya terbatas pada rumah, banyak gedung-
dioperasikan untuk memberikan jumlah udara yang cukup dari luar ruangan
baik pada gedung-gedung tidak selalu mengacu pada konsep bangunan hijau.
yang lebih rendah dari waktu ke waktu. Dalam mengukur kualitas udara
dalam ruangan (IAQ) kontrol yang paling penting dilakukan adalah ventilasi
dan kontrol suhu. Oleh banyak peneliti ventilasi dipandang sebagai proses
yang penting untuk mengkontrol kualitas udara pada ruangan. Menurut Levin
Kontrol mikroba.
definisi yang paling sering umum adalah dari Our Common Future atau juga
lahan kritis, melindungi kualitas air dan udara, dan menggunakan kembali
sekolah, tempat ibadah, taman, dan fasilitas lainnya di dekat rumah, hal
bertambahnya usia keluarga muda yang mampu dapat membeli rumah yang
penting dari strategi yang kompetitif pada sektor konstruksi. Investasi pada
proyek dan inovasi jasa konstruksi sangatlah penting, namun biaya awal yang
tinggi mungkin dapat menimbulkan masalah yang baru. Sebuah cara untuk
campuran yang dapat memberi peringkat kepada negara atau ekonomi atau
proyek dalam hal inovasi dan hasil inovasi mereka terhadap lingkungan.
untuk menilai dampak pembangunan suatu bangunan terhadap lingkungan dan energi yang
digunakan. Sistem sertifikasi bangunan hijau pertama kali diciptakan di Inggris pada tahun
1990 oleh The Building Research Environmental Assessment Method (BREEAM). Pada
sistem penilaian bangunan hijau berdasarkan substansial penilaian pada sistem BREEAM.
Pada tahun 2005, Green Building Initiative (GBI) meluncurkan Green Globe sistem
Serikat. Untuk saat ini secara garis besar sistem penilaian bangunan hijau yang terkenal
adalah:
di Inggris;
(CASBEE) di Jepang;
Serikat; dan
harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau
yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sedangkan untuk peraturan
daerah tentang bangunan hijau, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengeluarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Hijau.
Di Indonesia sistem penilaian bangunan hijau dan sertifikasinya saat ini dipegang Lembaga
Konsil Bangunan Hijau Indonesia Atau Green Building Council Indonesia yang merupakan
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
penggunaan sumber daya alam serta interaksi dengan aspek sosial-ekonomi, peraturan dan
administrasi yang berbeda. Kegiatan konstruksi mengkonsumsi lebih banyak bahan baku
dibandingkan sektor industri lainnya. Perubahan fungsi lahan untuk bangunan menyumbang
emisi gas rumah kaca dalam hal penggunaan energi, selain itu kegiatan konstruksi dan
pembongkaran menghasilkan aliran limbah yang besar, yang sebagian besar dapat didaur
ulang.
berkelanjutan adalah penilaian siklus hidup bangunan itu sendiri yang merupakan kunci ke
arah peningkatan kualitas lingkungan dan konservasi energi. Manusia harus hidup dalam
Hemat air;
DAFTAR PUSTAKA
www.sciencedirect.com.
3. Chen Jingwei, Zhao Ping, Wang Xue. 2011. The Reaserch on Sino-US Green Building
Rating System. Enegy Procedia 5 (2011) 1205 – 1209. Published by Elsevier Ltd.
www.sciencedirect.com.
4. http://id.wikipedia.org/
5. http://epa.gov/
6. http://www.worldgbc.org/
7. http://www.capem.eu/
8. http://pu.go.id/
9. http://gbcindonesia.org/