Penyidikan Lingk Transp 1 & 2
Penyidikan Lingk Transp 1 & 2
I. PENGERTIAN-PENGERTIAN
A. Latar Belakang
1. Masalah2 Lingk yg semakin besar (penggundulan
hutan, lahan kritis, menipisnya lapisan ozon, pemanasan
global, tumpahan minyak di laut, pembuangan limbah
kimia di sungai & laut, ikan2 mati di laut, sungai &
kolam, punahnya spesies ttt, penggunaan lahan scr salah
(land misuse), habisnya sumber daya alam (natural
resource depeletion), dll. à
Dampak negatif thd:
a. Kesehatan : langsung maupun akumulatif/jangka
panjang.
b. Estetika : tdk dpt menikmati lingk hdp yg bersih,
indah, nyaman, & aman dr gangguan kes, rekreasi.
c. Kerugian ekonomi : biaya pemeliharaan rumah &
perabot, berobat, perikanan & pertanian, kehilangan
mata pencaharian nelayan & petani, dll.
d. Terganggunya ekosistem : musnahnya spesies ttt,
musim kemarau panjang, badai, perluasan gurun, hujan
asam, pemanasan global, dll.
B. Landasan Hukum
1. KUHAP (UU No.8 Th 1981 ttg Hukum Acara
Pidana).
2. KUHP (Kitab Undang2 Hukum Pidana).
3. UU No. 18 Th 2008 Ttg Pengelolaan Sampah.
4. UU No. 32 Th 2009 Ttg Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingk Hidup (UUPPLH).
5. UU Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
6. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
7. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
8. UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi
9. UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
…………………………….
Daftar Pustaka/Buku Pegangan:
10. Hukum Lingkungan Di Indonesia; 2014; Prof. Dr. Takdir
Rahmadi, SH, LLM; Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
11. Hukum Tata Lingk.; Prof Kusnadi H.; 1989.
12. Hukum Pidana Lingk.; Prof Hermin Hadiati Kuswaji.
13. Himpunan Peraturan Ttg Pengendalian Dampak Lingk; Bapedal;
1997.
14. Hukum Lingk, Masalah dan Penanggulangannya; P. Joko
Subagyo; 1992.
15. Lingk Hidup, Masalah, Pengelolaan& Penegakan Hukumnya;
Harun M Husein; 1995.
16. KUHP; Prof Moeljatno, SH; 1996.
Bukan hukum
Siapa pelakunya.
Apa motifnya. Penyerahan
Peristiwa Bgmn tingkatannya berkas kpd
pidana Dimana kejadiannya kejaksaan.
Kapan kejadiannya
Dan lain-lainnya.
Penyelidikan : Penyidikan :
Keg awal sebelum Keg lanjutan setelah
penyidikan. penyelidikan.
Merup cara/metode/sub Tindakn penindakan a.l
dr fungsi penyidikan yg pnangkapan, pnahanan,
mendahului tindakan pnggeledahan, pnyitaan,
penindakan (ada bukti pmeriksaan surat,
permulaan agar tidak pemanggilan,
merendahkan harkat pemeriksaan/interogasi.
martabat manusia).
Hasilnya berupa bukti2 Hasilnya berupa bukti2
bhw peristiwa itu adl yg memantapkan hsl
peristiwa pidana, namun penyelidikan dan
blum tahu persis siapa menunjukkan siapa
pelakunya (bukti pelakunya.
permulaan).
Hasilnya LK (Laporan Hasilnya BAP (Berita
Kejadian) yg mendasari Acara Pemeriksaan) yg
keg penyidikan. mendasari keg
penuntutan & sidang.
Tujuannya adl mencari Tujuannya adl mencari
tahu dan memastikan dan memastikan
apakah dlm suatu (membuat terang) siapa
peristiwa hukum ttt telah pelaku tindak pidana
terjadi suatu tindak dlm peristiwa tsb dan
pidana atau tidak. motivasi/latar
belakangnya.
Penekanannya: “mencari Penekanannya: “mencari
dan menemukan” suatu dan mengumpulkan
“peristiwa” yg dianggap bukti” ttg “siapa
atau diduga sebagai pelakunya” dan apa
tindakan pidana. motivasi/latar
belakangnya.
PROSES HUKUM
Peristiwa/Kejadian
Laporan Masy
Penyidikan…Siapa pelakunya?
Kejaksaan/Penuntutan
Sidang Pengadilan
Contoh kasus/ilustrasi :
1. Ada laporan masy kpd Polsek X, pukul 23.00,
mengatakan di rumah A ada suara jeritan seorang
wanita.
- Ttg alat bukti diatur dlm KUHAP psl 184 ayat (1) yg
berbunyi: Alat bukti yg sah adalah:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d.Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
Selain itu, alat bukti juga dpt diperoleh dr informasi
atau data yg diucapkan, dikirim, diterima, atau
disimpan, baik secara biasa maupun secara elektronik
atau optik.
Yg dimaksud dg informasi atau data yang disimpan
secara elektronik a.l.: data yg disimpan dlm mikro film,
Compact Disk Read Only Memory (CD ROM) atau
Write Once Read Many (WORM).
Sedangkan yang tersimpan pada alat optik a.l: data
penghubung elektronik (electronic interchange), surat
elektronik (e- mail), telegram, teleks, dan faksimili.
-Penghentian Penyidikan
Setiap penyidikan perkara pidana, tidak tertutup
kemungkinan menemukan jalan buntu shg tdk mungkin
dilanjutkan. Dlm situasi dmk, penyidik diberi
kewenangan utk melakukan penghentian penyidikan.
KUHAP menyebutkan secara terbatas alasan yg
dipergunakan utk menghentikan penyidikan yg hrs dpt
dipertanggungjawabkan di depan persidangan bila ada
pihak yg berwenang mengajukan gugatan praperadilan.
Alasan penghentian penyidikan diatur dlm psl 109 ayat
(2) yaitu karena tidak cukup bukti , atau peristiwa tsb
bukan peristiwa pidana atau penyidikan dihentikan
demi hukum.
a. Karena tidak cukup bukti
Penyidikan yang tidak memperoleh cukup bukti utk
menuntut tersangka & membuktikan kesalahan
tersangka di depan persidangan, maka penyidik
berwenang menghentikan penyidikan. Mengenai cukup
atau tidaknya bukti dikaitkan dg ketentuan Psl 183
KUHAP yg menyatakan: “Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kpd seseorang kecuali dg adanya
minimal dua alat bukti dan dari alat bukti itu ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar2 terjadi dan terdakwalah pelakunya.” Menurut psl
184 ayat (1), yg dinamakan alat bukti yg sah ialah
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa. Jika dikemudian hari ditemukan
bukti2 baru yg dpt menjadi dasar penuntutan,
penyidikan atas perkara pidana tsb dpt dibuka kembali.
b. Karena bukan merupakan tindak pidana Penyidikan
telah dilakukan dan ternyata terungkap fakta2 yg
tadinya dipersangkakan perbuatan pidana ternyata
bukan perbuatan pidana. Thd penghentian penyidikan
dg alasan bukan merupakan perkara pidana, penyidik
tdk dpt mengadakan penyidikan ulang. Kecuali bila
ditemukan indikasi yang kuat membuktikan sebaliknya.