Anda di halaman 1dari 25

Pert 1 & 2 (PBC, @ 2 jam)

I. PENGERTIAN-PENGERTIAN

A. Latar Belakang
1. Masalah2 Lingk yg semakin besar (penggundulan
hutan, lahan kritis, menipisnya lapisan ozon, pemanasan
global, tumpahan minyak di laut, pembuangan limbah
kimia di sungai & laut, ikan2 mati di laut, sungai &
kolam, punahnya spesies ttt, penggunaan lahan scr salah
(land misuse), habisnya sumber daya alam (natural
resource depeletion), dll. à
Dampak negatif thd:
a. Kesehatan : langsung maupun akumulatif/jangka
panjang.
b. Estetika : tdk dpt menikmati lingk hdp yg bersih,
indah, nyaman, & aman dr gangguan kes, rekreasi.
c. Kerugian ekonomi : biaya pemeliharaan rumah &
perabot, berobat, perikanan & pertanian, kehilangan
mata pencaharian nelayan & petani, dll.
d. Terganggunya ekosistem : musnahnya spesies ttt,
musim kemarau panjang, badai, perluasan gurun, hujan
asam, pemanasan global, dll.

2. Meningkatnya faktor2 Penyebab Terjadinya


Masalah2 Lingk, yakni:
a. Teknologi (fisika & kimia), digunakan utk industri,
transportasi, pertanian, dll à setelah PD II hg skrg,
phosphat naik 7x lipat yi 300 juta pound/th, Nitrogen
oxida dr kendaraan bermotor naik 650%, lead dr
premium 415%, merkuri dr industri 2.100%, pestisida
sintetis 270% & pupuk nitrogen unorganik 789%.
b. Pertumbuhan penduduk à pembukaan lahan
pertanian, pemukiman, penggundulan hutan
(deforestration), dll à erosi, padang pasir meluas,
deposit air tanah menurun, salinisasi (kandungan
garam dlm tanah naik), dll.
c. Motif ekonomi : penggunaan common property
(sumber2 daya alam yg tdk menjadi hak milik
perorangan tapi @ org dpt menggunakan, misal
sungai, danau, laut, padang rumput, udara, dll) tdk
terkendali tanpa upaya konservasi/perlindungan shg
rusak, & membuat org lain yg tadinya mengupayakan
konservasi menjadi males. à The Tragedy of the
Commons.
d. Tata nilai : adanya tatanilai anthropocentric atau
homocentric yi menganggap bhw alam semesta/-
lingk hdp beserta isinya adl obyek utk pemenuhan
kebutuhan manusia, shg manusia mengekploitasinya
semaunya, tanpa mempedulikan kebutuhan
tumbuh2an, hewan2 & kelestarian alam. Manusia tdk
menganggap bagian dr alam. Skrg muncul gerakan
lingk (environmentalists) yg berpandangan bhw : (1)
manusia adl bagian dr alam, sbg satu diantara spesies
organis yg hdp dlm sbh sistem yg saling tergantung,
shg semua yg ada di alam hrs dijaga sbg satu
kesatuan, (2) hewan2, spt manusia, jg punya rasa
sakit shg hrs diakui hak2nya sbg suatu kaidah moral
manusia.
3. Lahirnya Kesadaran Lingk dan Pembangunan
Berwawasan Lingk di Tk Global & Regional:
a. Konferensi PBB ttg Lingk Hdp. à tgl 5-16 Juni 1972
di Stockholm Swedia, yg menghasilkan Deklarasi ttg
Lingk Hidup Manusia (Deklarasi Stockholm) yg
menjadi sumber rujukan pengembangan hukum lingk
internasional & nasional.
b. Konferensi PBB ttg Lingk Hdp & Pembangunan, yg
melahirkan bbrp prinsip pembangunan berkelanjutan,
yi:
1). Prinsip kedaulatan & tanggung jawab negara
(souvereignty and state responsibility).
2). Prinsip keadilan antar generasi (intergenerational
equity).
3). Prinsip keadilan intra generasi (intragenerational
equity).
4). Prinsip keterpaduan antara perlindungan lingk hdp
dan pembangunan (environmental protection shall
constitute an integral part of the development process).
5). Prinsip tanggung jawab bersama tetapi berbeda
(common but differentiated principle).
6). Prinsip tindakan pencegahan (states shall enact
effective environmental legislation).
7). Prinsip bekerjasama dan bertetangga baik dan
kerjasama internasional (States shall provide prior and
timely notification sand relevant information to
potentially affected States on activities that may have a
significant adverse transboundary environmental effect
and shall consult with those States at an early stage
and in good faith).
8). Prinsip keberhati-hatian (precautionary principle).
9). Prinsip pencemar membayar (polluter-pays
principle).
10) Prinsip demokrasi dan peran serta masy
(Environmental issues are best handled with the
participation of all concerned citizens, at the relevant
level).

c. Kesadaran ASEAN, a.l. :


1). Tripartite Agreement antara Ind, Malaysia &
Singapura utk melaks perlindungan & pelestarian lingk
hdp, yg kmd dituangkan dlm “IMS (Ind, Malaysia,
Singapore) Traffic Separation Scheme, Rules and
Recommendation”, yi kesepakatan ttg pencegahan &
penanggulangan pencemaran laut di Selat Malaka &
Selat Singapura.
2). Deklarasi Manila 1981 ttg kesepakatan utk
perlindungan lingk hdp & keberlanjutan sumber2 daya
alam di ASEAN.

4. Sengketa lingk semakin meningkat :


Di Ind a.l.: pencemaran laut di teluk Buyat Sul.ut akibat
merkuri yg diduga dr tambang emas, TPA sampah di
bbrp daerah, pencemaran kolam oleh limbah industri,
dll.

B. Landasan Hukum
1. KUHAP (UU No.8 Th 1981 ttg Hukum Acara
Pidana).
2. KUHP (Kitab Undang2 Hukum Pidana).
3. UU No. 18 Th 2008 Ttg Pengelolaan Sampah.
4. UU No. 32 Th 2009 Ttg Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingk Hidup (UUPPLH).
5. UU Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
6. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
7. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
8. UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi
9. UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan

…………………………….
Daftar Pustaka/Buku Pegangan:
10. Hukum Lingkungan Di Indonesia; 2014; Prof. Dr. Takdir
Rahmadi, SH, LLM; Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
11. Hukum Tata Lingk.; Prof Kusnadi H.; 1989.
12. Hukum Pidana Lingk.; Prof Hermin Hadiati Kuswaji.
13. Himpunan Peraturan Ttg Pengendalian Dampak Lingk; Bapedal;
1997.
14. Hukum Lingk, Masalah dan Penanggulangannya; P. Joko
Subagyo; 1992.
15. Lingk Hidup, Masalah, Pengelolaan& Penegakan Hukumnya;
Harun M Husein; 1995.
16. KUHP; Prof Moeljatno, SH; 1996.

Pert: 2 (PBC, @ 2 jam)


C. Pengertian Penyidikan

Mrt KUHAP (Kitab Undang2 Hukum Acara Pidana)/


UU No.8 Th 1981:

Psl 1 angka 1: Penyidik adalah pejabat polisi negara


Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan.
Psl 1 angka 2: Penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.

Psl 1 angka 4: Penyelidik adalah pejabat polisi negara


Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh
undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.

Psl 1 angka 5: Penyelidikan adalah serangkaian


tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana
guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini.
Berarti, penyelidikan merupakan tahapan permulaan
mencari ada atau tidaknya tindak pidana dlm suatu
peristiwa. Ketika diketahui ada tindak pidana terjadi,
maka saat itulah penyidikan dapat dilakukan
berdasarkan hasil penyelidikan, utk meyakinkan tindak
pidananya & menemukan pelakunya.

- Berdasarkan rumusan Psl 1 butir 2 KUHAP, unsur2 yg


trkandung dlm pngertian penyidikan ada 4 bh yi:

a. Penyidikan merup serangkaian tindakan yg


mngandung tindakan2 yg antara satu dg yg lain saling
berhubungan;

b. Penyidikan dilakukan oleh pejabat publik yg disebut


penyidik;

c. Penyidikan dilakukan dg berdasarkan peraturan


perundang-undangan.
d. Tujuan penyidikan adl mencari dan mengumpulkan
bukti, yg dg bukti itu membuat terang tindak pidana yg
terjadi, dan menemukan tersangkanya.

Berdasarkan ke 4 unsur tsb dpt disimpulkan bhw


sebelum dilakukan penyidikan, telah diketahui adanya
tindak pidana tetapi tindak pidana itu belum terang dan
belum diketahui siapa yg mlakukannya. Adanya tindak
pidana yg belum terang itu diketahui dari
penyelidikannya.

Bukan hukum

Peristiwa Bukan pidana


Hukum
Pidana

Penyelidikan : membuktikan & mencari sampai di sini


(lihat alur yg merah), yakni hg ditemukannya ada atau
tidaknya tindak pidana.
Penyidikan : membuktikan dan mencari siapa
pelakunya (dalang, eksekutor/pelaku, pembantu),
motifnya, tingkatannya, dll, hingga penyusun &
menyerahkan berkas perkara tsb kpd jaksa utk proses
penuntutannya.

Siapa pelakunya.
Apa motifnya. Penyerahan
Peristiwa Bgmn tingkatannya berkas kpd
pidana Dimana kejadiannya kejaksaan.
Kapan kejadiannya
Dan lain-lainnya.

Jadi, keg Penyelidikan merupakan satu rangkaian dg


keg Penyidikan, dan jelas tdk sama, a.l sbb.:

Penyelidikan : Penyidikan :
Keg awal sebelum Keg lanjutan setelah
penyidikan. penyelidikan.
Merup cara/metode/sub Tindakn penindakan a.l
dr fungsi penyidikan yg pnangkapan, pnahanan,
mendahului tindakan pnggeledahan, pnyitaan,
penindakan (ada bukti pmeriksaan surat,
permulaan agar tidak pemanggilan,
merendahkan harkat pemeriksaan/interogasi.
martabat manusia).
Hasilnya berupa bukti2 Hasilnya berupa bukti2
bhw peristiwa itu adl yg memantapkan hsl
peristiwa pidana, namun penyelidikan dan
blum tahu persis siapa menunjukkan siapa
pelakunya (bukti pelakunya.
permulaan).
Hasilnya LK (Laporan Hasilnya BAP (Berita
Kejadian) yg mendasari Acara Pemeriksaan) yg
keg penyidikan. mendasari keg
penuntutan & sidang.
Tujuannya adl mencari Tujuannya adl mencari
tahu dan memastikan dan memastikan
apakah dlm suatu (membuat terang) siapa
peristiwa hukum ttt telah pelaku tindak pidana
terjadi suatu tindak dlm peristiwa tsb dan
pidana atau tidak. motivasi/latar
belakangnya.
Penekanannya: “mencari Penekanannya: “mencari
dan menemukan” suatu dan mengumpulkan
“peristiwa” yg dianggap bukti” ttg “siapa
atau diduga sebagai pelakunya” dan apa
tindakan pidana. motivasi/latar
belakangnya.

Perbedaan lain Penyelidikan dg Penyidikan sbb.:


 
Perbedaan Penyelidik Penyidik
Yang
berwenang: Setiap pejabat polisi negara 1.  Pejabat polisi negara RI.
  Republik Indonesia (Pasal 4
  KUHAP) 2. Pejabat PNS ttt yg diberi
wewenang khusus oleh undang2.
(Pasal 6 KUHAP) 
Wewenang-
nya: 1. Menerima laporan atau 1. Menerima laporan atau
pengaduan dr seorang ttg pengaduan dari seorang ttg
adanya tindak pidana; adanya tindak pidana;

2. Mencari keterangan dan 2. Melakukan tindakan pertama


barang bukti; pada saat di tempat kejadian;

3. Menyuruh berhenti 3. Menyuruh berhenti seorang


seorang yg dicurigai dan tersangka dan memeriksa tanda
menanyakan serta pengenal diri tersangka;
memeriksa tanda pengenal
diri; 4. Melakukan penangkapan,
penahanan, penggeledahan dan
4. Mengadakan tindakan lain penyitaan;
menurut hukum yg
bertanggung jawab. 5. Melakukan pemeriksaan dan
 
penyitaan surat;
Selain itu, atas perintah
penyidik, penyelidik dapat 6. Mengambil sidik jari dan
melakukn tindakan berupa: memotret seorang;

1. Penangkapan, larangan 7. Memanggil orang utk didengar &


meninggalkan tempat, diperiksa sbg tersangka atau
penggeledahan dan saksi;
penahanan;
8. Mendatangkan orang ahli yg
2. Pemeriksaan dan diperlukan dlm hubungannya dg
penyitaan surat; pemeriksaan perkara;

3. Mengambil sidik jari dan 9. Mengadakan penghentian


memotret seorang; penyidikan;

4. Membawa dan 10. Mengadakan tindakan lain


menghadapkan seorang menurut hukum yg bertanggung
pada penyidik. jawab.

 (Pasal 5 KUHAP)   (Pasal 7 ayat [1] KUHAP)


 
 

PROSES HUKUM
Peristiwa/Kejadian

Laporan Masy

Kepolisian &/ PPNS

Penyelidikan …Pidana bukan?

Penyidikan…Siapa pelakunya?

Kejaksaan/Penuntutan

Sidang Pengadilan

Contoh kasus/ilustrasi :
1. Ada laporan masy kpd Polsek X, pukul 23.00,
mengatakan di rumah A ada suara jeritan seorang
wanita.

2. Petugas itu kmd mendatangi rumah yg dimaksud,


dan menemukan mayat seorang wanita yg bersimbah
darah tergeletak di atas kasurnya.

3. Kmd petugas tsb mengamankan TKP (Tempat


Kejadian Perkara) lalu memanggil Polisi Fungsi
Reserse untuk menangani ini.

4. Datanglah anggota reserse ke TKP,

- Mengambil gambar mayat

- Mengambil pisau yg tergeletak di sampingnya

- Mengambil rokok yg ada di asbak ruang tamu untuk


dianalisa

- Mengambil gambar TKP dari 3 jarak.

5. Selesai memproses TKP, petugas serse melakukan


pemeriksaan kpd saksi2, mencari barang bukti baru,
mencari keterangan dari saksi ahli bila diperlukan,
sampai melakukan pemeriksaan thd TSK
(Tersangka). Semua proses dituangkan dlm produk
tulisan yg dinamakan Berita Acara Pemeriksaan
(BAP).

6. BAP selesai, kmd diserahkan kpd Kejaksaan. Jaksa


Penuntut akan memeriksa BAP hasil buatan Polisi,
lalu menentukan apakah sudah lengkap, atau belum
syarat2 formil yg dibutuhkan untuk melakukan proses
persidangan. Apabila ada yg kurang, BAP akan
dikembalikan kpd Polisi utk dilengkapi. Namun
apabila sudah lengkap, tugas Polisi selesai di sini.
TSK dan semua barang bukti diserahkan kpd
Kejaksaan.

Selesai dulu sampai sini, tdk kita lanjutkan sampai


proses sidang.

Dari kasus di atas :


1. Bag yg menunjukkn proses penyelidikan, adl nmr 2.
Jadi penyelidikan adl tindakan kepolisian dlm
menentukan ada tidaknya unsur pidana dari suatu
kejadian. Mengapa dibutuhkan penyelidikan? Karena
tidak semua kejadian yg dilaporkan mengandung
unsur pidana, sbg contoh 'kebakaran', beda dg
'pembakaran'. Apabila diselidiki tidak ditemukan
tanda2 kesengajaan, didukung saksi mengatakan bhw
kelalaian korban sendiri, maka proses tidak akan
berlanjut ke tahap Penyidikan. Contoh di atas sangat
besar kemungkinan suatu tindak pidana.

Nomor 3 adalah TPTKP (Tindakan Pertama pada


Tempat Kejadian Perkara), tujuannya membuat TKP
berstatus quo, artinya tidak ada yg berubah sejak
pertama kali ditemukan oleh Polisi. Apabila anda
berada terlalu dekat dg mayat, atau barang bukti, anda
bisa dipandang sebagai TSK yg mencoba
menghilangkan barang bukti. Jadi dihimbau bila terjadi
suatu kejadian seperti ini, anda jangan terlalu dekat dg
TKP.
2. Bag yg menunjukkan proses penyidikan adalah
nomor 4 sampai 6. Penyidikan adl keg Polisi dlm
membuat terang suatu kasus yg terjadi dg
mengumpulkan alat bukti yg sah, baik berupa barang
bukti, keterangan saksi, keterangan saksi ahli, surat,
dsb.

Catatan: Dpt diibaratkan apabila terjadi suatu kasus,


Polisi diberikan mainan 'puzzle' (permainan menyusun
kepingan2 kecil menjadi suatu gambar). Namun
sulitnya, Polisi diberikan 'mainan' tsb dlm ruangan yg
gelap. Dg berusaha menyinari ruangan, setiap
'kepingan2 puzzle' akan disusun, sampai akhirnya
petugas mendapat gambaran persis 'gambar puzzle' yg
diterimanya, dlm hal ini Polisi berusaha mendapatkan
gambaran kejadian mulai dari awal, sampai akhir, siapa
saja yg terlibat, siapa korban, dan sampai titik terakhir,
siapa TERSANGKA'nya.
- Istilah “penyidikan” punya persamaan arti dg
“pengusutan”, terjemahan dr “osporing” (Belanda) atau
“ Investigation” (Inggris).

- Secara konkrit penyidikan dpt diperinci sbg tindakan


yg dilakukan oleh Penyidik utk mendapatkan
keterangan ttg:
a. Tindak pidana yg telah dilakukan;
b. Kapan tindak pidana itu dilakukan;
c. Dimana tindak pidana itu dilakukan;
d. Dg apa tindak pidana itu dilakukan
e. Bgmn tindak pidana itu dilakukan
f. Mengapa tindak pidana itu dilakukan; &
g. Siapa pembuatnya/ yg melakukn tindak pidana itu.

- Ttg alat bukti diatur dlm KUHAP psl 184 ayat (1) yg
berbunyi: Alat bukti yg sah adalah:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d.Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
Selain itu, alat bukti juga dpt diperoleh dr informasi
atau data yg diucapkan, dikirim, diterima, atau
disimpan, baik secara biasa maupun secara elektronik
atau optik.
Yg dimaksud dg informasi atau data yang disimpan
secara elektronik a.l.: data yg disimpan dlm mikro film,
Compact Disk Read Only Memory (CD ROM) atau
Write Once Read Many (WORM).
Sedangkan yang tersimpan pada alat optik a.l: data
penghubung elektronik (electronic interchange), surat
elektronik (e- mail), telegram, teleks, dan faksimili.

-Penghentian Penyidikan
Setiap penyidikan perkara pidana, tidak tertutup
kemungkinan menemukan jalan buntu shg tdk mungkin
dilanjutkan. Dlm situasi dmk, penyidik diberi
kewenangan utk melakukan penghentian penyidikan.
KUHAP menyebutkan secara terbatas alasan yg
dipergunakan utk menghentikan penyidikan yg hrs dpt
dipertanggungjawabkan di depan persidangan bila ada
pihak yg berwenang mengajukan gugatan praperadilan.
Alasan penghentian penyidikan diatur dlm psl 109 ayat
(2) yaitu karena tidak cukup bukti , atau peristiwa tsb
bukan peristiwa pidana atau penyidikan dihentikan
demi hukum.
a. Karena tidak cukup bukti
Penyidikan yang tidak memperoleh cukup bukti utk
menuntut tersangka & membuktikan kesalahan
tersangka di depan persidangan, maka penyidik
berwenang menghentikan penyidikan. Mengenai cukup
atau tidaknya bukti dikaitkan dg ketentuan Psl 183
KUHAP yg menyatakan: “Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kpd seseorang kecuali dg adanya
minimal dua alat bukti dan dari alat bukti itu ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar2 terjadi dan terdakwalah pelakunya.” Menurut psl
184 ayat (1), yg dinamakan alat bukti yg sah ialah
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa. Jika dikemudian hari ditemukan
bukti2 baru yg dpt menjadi dasar penuntutan,
penyidikan atas perkara pidana tsb dpt dibuka kembali.
b. Karena bukan merupakan tindak pidana Penyidikan
telah dilakukan dan ternyata terungkap fakta2 yg
tadinya dipersangkakan perbuatan pidana ternyata
bukan perbuatan pidana. Thd penghentian penyidikan
dg alasan bukan merupakan perkara pidana, penyidik
tdk dpt mengadakan penyidikan ulang. Kecuali bila
ditemukan indikasi yang kuat membuktikan sebaliknya.

c. Penyidikan dihentikan demi hukum


Penghentian penyidikan demi hukum ini dikaitkan dg
alasan2 hukum yg mengakibatkan penyidikan tdk dpt
dilanjutkan, yaitu: Hapusnya hak menuntut pidana
karena nebis in idem.(Seseorang tdk dpt dituntut utk
kedua kalinya atas dasar perbuatan yg sama, dimana
perbuatan tsb sdh pernah diadili dan telah diputus
perkaranya oleh hakim pengadilan).
Catatan :
Ada “saksi kolaborator”, yi saksi (biasanya
tersangka/terpidana) yg mengungkap kasus2 lain atau
pelaku2 lain shg bermanfaat bagi Negara.

Anda mungkin juga menyukai