Anda di halaman 1dari 81

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN


SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM
BIDANG JASA INDUSTRI PENGELASAN
SUB BIDANG PENGELASAN SMAW

MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR


MEKANIK DASAR
JIP. SM02.001.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI
(BBPLKLN) – CEVEST BEKASI
Jl. Guntur Raya No.1 Bekasi 17144, Telepon:021-8841147, Fax: 021-884116
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.

Dalam rangka menerapkan pelatihan berbasis kompetensi tersebut diperlukan


adanya standar kompetensi kerja sebagai acuan yang diuraikan lebih rinci ke dalam
program, kurikulum dan silabus serta modul pelatihan.

Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi. Modul pelatihan berbasis kompetensi
terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang
lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu
pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.

Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul Mengukur Dengan


Alat Ukur Mekanik Dasar sektor Industri Pengolahan subsektor Industri Barang dari
Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW ini kami susun,
semoga bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga
pelatihan kerja.

Bekasi, ........................ 2009

KEPALA
BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN
KERJA LUAR NEGERI – CEVEST BEKASI

Drs. Edy Dawud, M.Si.


NIP 19570228 197903 1 002

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 1 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------------- 1

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS


PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) ------------------------------------- 4

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) ----------------------------------- 4


B. Unit Kompetensi Prasyarat ----------------------------------------------------------- 7
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) --------------------------------- 8

BAB II URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN -------------------------------------------- 15

A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------- 15


B. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------- 15
C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------------- 15
D. Pengertian-Pengertian ----------------------------------------------------------------- 15

BAB III MATERI PELATIHAN


MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK DASAR ------------------------ 16

A. Sistem Pengukuran -------------------------------------------------------------------- 16


1. Mengukur Panjang ------------------------------------------------------------ 19
2. Mengukur Arus Listrik -------------------------------------------------------- 22
3. Mengukur Berat ----------------------------------------------------------------- 22
4. Mengukur Temperatur -------------------------------------------------------- 23
5. Mengukur Kerataan ----------------------------------------------------------- 23
6. Mengukur Sudut --------------------------------------------------------------- 24
7. Mengukur Tekanan ------------------------------------------------------------ 24

B. Unit Pengukuran dan Konversi ------------------------------------------------------ 25


1. Panjang --------------------------------------------------------------------------- 25
2. Temperatur ----------------------------------------------------------------------- 29
3. Berat ------------------------------------------------------------------------------ 29
4. Tekanan -------------------------------------------------------------------------- 30

C. Alat-Alat Ukur ----------------------------------------------------------------------------- 31


1. Mistar Baja ---------------------------------------------------------------------- 31
2. Rol Meter ------------------------------------------------------------------------ 32
3. Jangka Sorong ----------------------------------------------------------------- 32
4. Protactor ------------------------------------------------------------------------- 44
5. Vernier High Gauge ----------------------------------------------------------- 48
6. Mikrometer ---------------------------------------------------------------------- 50
7. Dial Indikator -------------------------------------------------------------------- 68

D. Pembacaan Hasil Pengukuran ----------------------------------------------------- 70


E. Pemeriksaan Hasil Ukuran------------------------------------------------------------ 74

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 2 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

F. Perawatan Alat Ukur ------------------------------------------------------------------- 75

BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ------------------------------------------------------------------------------- 78

A. Sumber-sumber Perpustakaan ----------------------------------------------------- 78


1. Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------- 78
2. Buku Referensi ---------------------------------------------------------------- 78

B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ----------------------------------------------- 78

TIM PENYUSUN ---------------------------------------------------------------------------- 79

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 3 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

A. STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)

KODE UNIT : JIP.SM02.001.01


JUDUL UNIT
: Mengukur dengan alat ukur mekanik dasar
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan pengukuran komponen mekanik pada Jasa
Industri Pengelasan.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1. Membedakan berbagai 1.1 Aplikasi sistem pengukuran dan penggunaannya


sistem pengukuran. diidentifikasi.
1.2 Konversi antara ukuran matrik dan imperial
dilakukan sesuai alat ukur yang digunakan.

2. Menyiapkan dan 2.1 Macam-macam alat ukur mekanik sederhana


menyebutkan aplikasi diidentifikasi dan disiapkan untuk keperluan
instumen-instrumen/ alat- pengukuran.
alat ukur sederhana. 2.2 Alasan penggunaan atau pemilihannya
disebutkan.
2.3 Tingkatan alat ukur serta aplikasi pemakaiannya
diterapkan.
2.4 Konversi ukuran diterapkan sesuai jenis alat
ukur.

3. Melakukan pengukuran 3.1 Pengukuran dimensi panjang, lebar, tinggi dan


bermacam-macam kedalaman atau jarak pada komponen
komponen menggunakan mekanik/benda kerja dengan menggunakan alat
alat-alat ukur sederhana ukur sederhana diterapkan.
3.2 Aplikasi pengukuran berat, temperatur dan
tekanan, dll diterapkan sesuai referensi dan
mengacu pada SOP yang ditetapkan.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 4 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

4. Memeriksa hasil 4.1 Hasil pengukuran komponen mekanik diperiksa


pengukuran komponen dengan mengacu pada standar yang berlaku.
mekanik dan melaporkan 4.2 Kesalahan pengukuran diidentifikasi dan dicatat
hasil pengukuran untuk perbaikan atau untuk pengukuran ulang.
4.3 Pengukuran ulang dilakukan sesuai SOP
4.4 Laporan hasil pengukuran diserahkan kepada
yang berhak sesuai dengan SOP

5. Merawat alat ukur mekanik 5.1 Persyaratan penyimpanan alat ukur mekanik
dasar dasar diidentifikasi.
5.2 Penyimpanan alat ukur mekanik dasar
didemonstrasikan sesuai prosedur (SOP).
5.3 Prosedur perawatan/pemeliharaan alat ukur
mekanik dasar diidentifikasi.
5.4 Perawatan/pemeliharaan alat ukur dilakukan
sesuai SOP.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel :
Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan pengukuran komponen mekanik pada Jasa Industri
Pengelasan.

2. Perlengkapan untuk melakukan pengukuran:


2.1 Buku sumber/ modul sebagai referensi
2.2 Lembar kerja pengoperasian alat-alat ukur
2.3 Alat ukur, spt. mistar baja, jangka sorong (vernier caliper), alat ukur berat
(timbangan), dan alat ukur tekanan (spt. manometer tekanan gas), dll.
2.4 Buku manual pengoperasian dan perawatan alat ukur

3. Tugas pekerjaan mengukur :


3.1 Mengidentifikasi alat-alat ukur
3.2 Menyiapkan alat-alat ukur
3.3 Mengukur/ membaca hasil pengukuran komponen-komponen mekanik.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 5 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

3.4 Memeriksa hasil pengukuran


3.5 Melaporkan hasil pengukuran
3.6 Merawat alat-alat ukur sesuai SOP

PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan Prosedur Penilaian:
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan
unit-unit kompetensi yang terkait : Tidak ada

2. Kondisi Penilaian:
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan penyiapan,
pelaksanaan, pengamatan proses dan pemeriksaan hasil pengukuran serta
pelaporan hasil pengukuran
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : portofolio, lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, pemeriksaan hasil kegiatan dan simulasi di workshop
dan/atau di tempat kerja.

3. Pengetahuan yang dibutuhkan:


Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut:
3.1. Sistim pengukuran :
- Unit pengukuran
- Konversi ukuran metrik dan imperial
3.2. Macam-macam alat-alat ukur a.l : mistar baja, meteran gulung, jangka sorong,
mikrometer dan pengukur tinggi (high gauge), dll.
3.3. Ketelitian alat ukur.
3.4. Pembacaan hasil pengukuran berat
3.5. Pembacaan hasil pengkuran tekanan (a.l. psi, bar dan kg/cm2)
3.6. Prosedur membersihkan alat ukur
3.7. Ketentuan/ prosedur penyimpanan alat ukur

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 6 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

4. Keterampilan yang dibutuhkan:


Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut:
4.1. Penggunaan alat ukur antara lain: mistar baja, meteran gulung, jangka sorong,
mikrometer dan pengukur tinggi (high gauge) sesuai prosedur dan kaedah K3.
4.2. Penggunaan alat ukur tekanan (a.l. bar, kg/cm2, psi), temperatur (ºC), dan berat
(mis. dalam Kg) sesuai prosedur dan kaedah K3.
4.3. Perawatan alat-alat ukur sesuai prosedur.

5. Aspek kritis:
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1 Cara penggunaan alat ukur dalam pekerjaan pengelasan.
5.2 Keakuratan/ ketelitian dalam membaca alat ukur
5.3 Pemeliharaan alat ukur

KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT


1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 1
3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 1
5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2

B. UNIT KOMPETENSI PRASYARAT

Sebelum mengikuti pelatihan unit Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar ini
peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut:
− JIP.SM01.001.01 Melakukan komunikasi timbal balik.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 7 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

C. SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

Kode Unit : JIP.SM02.001.01


Judul Unit
: Mengukur dengan alat ukur mekanik dasar
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan pengukuran komponen mekanik pada Jasa Industri Pengelasan.
Perkiraan waktu pelatihan :

Tabel Silabus Unit :

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan

1. Membedakan 1.1. Aplikasi sistem • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu • Pemilihan 4 12
berbagai sistem pengukuran dan mengerti sistem mengerti sistem mengindentifikasi besaran
pengukuran. penggunaannya pengukuran. pengukuran. jenis-jenis besaran ukuran
diidentifikasi. • Mampu mengindentifikasi ukuran pada alat yang
jenis-jenis besaran ukuran ukur. digunakan.
pada alat ukur.
• Pemilihan besaran ukuran
yang digunakan.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 8 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan

1.2. Konversi • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Pemilihan
antara ukuran mengerti konversi satuan mengerti konversi satuan konvesri satuan besaran
matrik dan pada ukuran. pada ukuran. yang diinginkan. konversi
imperial • Mampu melakukan satuan
dilakukan konvesri satuan yang ukuran.
sesuai alat diinginkan.
ukur yang • Pemilihan besaran
digunakan. konversi satuan ukuran.

2. Menyiapkan dan 2.1 Macam-macam • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu • Penyiapan
menyebutkan mengeri jenis-jenis alat mengeri jenis-jenis alat mengindentifikasi pengunaan
aplikasi alat ukur
ukur. ukur. aplikasi alat ukur instrumen
instumen- mekanik • Mampu mengindentifikasi sesuai dengan alat ukur
instrumen/ alat- sederhana aplikasi alat ukur sesuai besaran ukuran. sesuai
alat ukur dengan besaran ukuran. SOP.
diidentifikasi dan
sederhana. • Penyiapan pengunaan
disiapkan untuk instrumen alat ukur sesuai
keperluan SOP.
pengukuran.

• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Teknik


2.2 Alasan mengerti alasan mengerti alasan alasan penggunaan pemilihan
penggunaan penggunaan dan penggunaan dan dan pemilihan alat alat-alat
atau pemilihan alat-alat ukur. pemilihan alat-alat ukur. ukur. ukur.
• Mampu menjelaskan
pemilihannya alasan penggunaan dan
disebutkan. pemilihan alat ukur.
• Teknik pemilihan alat-alat
ukur.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 9 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan

• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Pemakaian


2.3 Tingkatan alat mengerti tingkatan dan mengerti tingkatan dan tingkatan dan alat-alat
ukur serta pemakaian alat-alat ukur. pemakaian alat-alat ukur. pemakaian alat ukur. ukur
aplikasi • Mampu menjelaskan sesuai
tingkatan dan pemakaian SOP.
pemakaiannya alat ukur.
diterapkan. • Pemakaian alat-alat ukur
sesuai SOP.

• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Pemakaian


2.4 Konversi mengerti penggunaan mengerti penggunaan konversi ukuran alat-alat
ukuran konversi ukuran pada alat konversi ukuran pada alat pada alat ukur. ukur yang
diterapkan ukur. ukur. mempunya
• Mampu menjelaskan i konvesi
sesuai jenis konversi ukuran pada alat ukuran
alat ukur. ukur. sesuai
• Pemakaian alat-alat ukur SOP.
yang mempunyai konvesi
ukuran sesuai SOP.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 10 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
3. Melakukan 3.1 Pengukuran
pengukuran • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Teknik
bermacam- dimensi
mengerti pengukuran mengerti pengukuran pengukuran dimensi pengukura
macam panjang, lebar, dimesi pada benda kerja dimesi pada benda kerja pada benda kerja n dimensi
komponen tinggi dan dengan alat ukur. dengan alat ukur. dengan alat ukur. pada
menggunakan • Mampu menjelaskan benda
kedalaman
alat-alat ukur pengukuran dimensi pada kerja
sederhana atau jarak pada benda kerja dengan alat sesuai
komponen ukur. SOP.
mekanik/benda • Teknik pengukuran
dimensi pada benda kerja
kerja dengan
sesuai SOP.
menggunakan
alat ukur
sederhana
diterapkan.

3.2 Aplikasi
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Teknik
pengukuran
mengerti aplikasi mengerti aplikasi aplikasi pengukuran aplikasi
berat, pengukuran dimesi pada pengukuran dimesi pada dimesi pada benda pengukura
temperatur dan benda kerja dengan alat benda kerja dengan alat kerja dengan alat n dimensi
tekanan, dll ukur. ukur. ukur. pada
• Mampu menjelaskan benda
diterapkan aplikasi pengukuran kerja
sesuai referensi dimesi pada benda kerja sesuai
dan mengacu dengan alat ukur. referensi
• Teknik aplikasi dan SOP.
pada SOP
pengukuran dimensi pada
yang benda kerja sesuai
ditetapkan. referensi dan SOP.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 11 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
4.1 Hasil
4. Memeriksa hasil • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu membuat • Pemeriksa
pengukuran pengukuran
mengerti pemeriksaan mengerti pemeriksaan format penilaian an hasil
komponen komponen hasil pengukuran hasil pengukuran hasil pengukuran. pengukura
mekanik dan mekanik komponen mekanik. komponen mekanik. n
melaporkan hasil • Mampu membuat format berdasarka
diperiksa dengan
pengukuran penilaian hasil n standar.
mengacu pada pengukuran.
standar yang • Pemeriksaan hasil
berlaku. pengukuran berdasarkan
standar.
4.2 Kesalahan
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Pemeriksa
pengukuran
mengerti identifikasi mengerti identifikasi perbaikan an hasil
diidentifikasi dan kesalahan pengukuran. kesalahan pengukuran. pengukuran ulang pengukura
dicatat untuk • Mampu melakukan dari kesalahan n ulang
perbaikan atau perbaikan pengukuran pengukuran. berdasarka
ulang dari kesalahan n standar.
untuk pengukuran.
pengukuran • Pemeriksaan hasil
ulang. pengukuran ulang
berdasarkan standar.
4.3 Pengukuran
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Pemeriksa
ulang dilakukan
mengerti pengukuran mengerti pengukuran pengukuran ulang. an hasil
sesuai SOP ulang. ulang. pengukura
• Mampu melakukan n ulang
pengukuran ulang. berdasarka
• Pemeriksaan hasil n SOP.
pengukuran ulang
berdasarkan SOP.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 12 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
4.4 Laporan hasil
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu membuat • Pembuata
pengukuran
mengerti cara membuat mengerti cara membuat laporan hasil n dan
diserahkan laporan hasil pengukuran. laporan hasil pengukuran. pengukuran. penyeraha
kepada yang • Mampu membuat laporan n laporan
berhak sesuai hasil pengukuran. hasil
• Pembuatan dan pengukura
dengan SOP penyerahan laporan hasil n
pengukuran berdasarkan berdasarka
SOP. n SOP.
5.1 Persyaratan
5. Merawat alat ukur • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu • Pemilihan
mekanik dasar penyimpanan alat
mengerti persyaratan mengeri persyaratan mengindentifikasi tempat
ukur mekanik penyimpanan jenis-jenis penyimpanan jenis-jenis aplikasi penyimpan
dasar alat ukur. alat ukur. penyimpanan jenis- an jenis-
diidentifikasi. • Mampu mengindentifikasi jenis alat ukur. jenis alat-
aplikasi penyimpanan alat ukur.
jenis-jenis alat ukur.
• Pemilihan tempat
penyimpanan jenis-jenis
alat-alat ukur.
5.2 Penyimpanan
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Teknik
alat ukur
mengerti persyaratan mengeri persyaratan penyimpanan jenis- penyimpan
mekanik dasar penyimpanan jenis-jenis penyimpanan jenis-jenis jenis alat ukur. an
didemonstrasika alat ukur. alat ukur. peralatan
n sesuai • Mampu melakukan ukur
penyimpanan jenis-jenis sesuai
prosedur (SOP). alat ukur. SOP.
• Teknik penyimpanan
peralatan ukur sesuai
SOP.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 13 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
5.3 Prosedur
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Teknik
perawatan/pemel
mengerti prosedur mengerti prosedur prosedur perawatan/ perawatan
iharaan alat ukur perawatan/pemeliharaan perawatan/pemeliharaan pemeliharaan alat /pemelihar
mekanik dasar alat ukur. alat ukur. ukur. aan
diidentifikasi. • Mampu melakukan peralatan
prosedur perawatan/ ukur
pemeliharaan alat ukur. sesuai
• Teknik perawatan SOP.
/pemeliharaan peralatan
ukur sesuai SOP.
5.4. Perawatan
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Teknik
/pemeliharaan
mengerti prosedur mengerti prosedur prosedur perawatan/ perawatan
alat ukur perawatan/pemeliharaan perawatan/pemeliharaan pemeliharaan alat /pemelihar
dilakukan sesuai alat ukur. alat ukur. ukur. aan
SOP. • Mampu melakukan peralatan
prosedur perawatan/ ukur
pemeliharaan alat ukur. sesuai
• Teknik perawatan SOP.
/pemeliharaan peralatan
ukur sesuai SOP.

Asesmen Pelatihan

4 12

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 14 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN

A. LATAR BELAKANG
Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya
pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan
produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan.
Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk
melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik
mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu
produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil
pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran
sesungguhnya. Atas dasar-dasar itulah Buku informasi ” Mengukur dengan Alat Ukur
Mekanik Dasar ” ini disusun.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi
Informasi tentang jenis-jenis dan fungsi alat-alat ukur, cara membaca alat-alat ukur,
cara menggunakan alat ukur sesuai SOP dan cara penyimpanan alat-alat ukur.
Dengan buku informasi ini diharapkan siswa dapat memahami dan belajar mengenai
mengukur dengan alat ukur mekanik.

B. TUJUAN
Buku informasi ” Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar ” ini bertujuan agar
siswa mampu mengenal bermacam-macam alat ukur mekanik yang sering digunakan
pada bengkel/ workshop pada saat belajar atau bekerja, cara pengoperasian dan
membaca alat-alat ukur dan penyimpanan alat ukur setelah digunakan sehingga
dapat menghasilkan hasil ukuran yang tepat dan benar pada saat produksi dan alat-
alat ukur dapat digunakan lebih lama dan tidak sering mengalami kerusakan karena
kesalahan prosedur penyimpanan.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari buku informasi ” Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar ” ini
meliputi pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan pengukuran komponen mekanik pada Jasa Industri
Pengelasan.

D. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Ukuran adalah nilai nominal yang terdapat pada garis ukuran yang menunjukkan
besar ukuran yang ditunjukkan oleh batas ukuran dari suatu obyek.
2. Pengukuran adalah cara mendapatkan ukuran.
3. Alat ukur adalah peralatan yang digunakan untuk mendapatkan ukuran.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 15 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

BAB III
MATERI PELATIHAN
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK DASAR

A. Sistem Pengukuran
Pengetahuan mengenai pengukuran harus dipahami dan dimengerti untuk
menunjang kualitas produk yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang
dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-
bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat
geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan
alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil
yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
Sistem pengukuran yang digunakan di dunia ilmu pengetahuan teknik diklasifikasikan
sebagai berikut :
- Sistem metrik / Sistem satuan Internasional (SI)
Contohnya : meter (m), centimeter (cm), kilogram (kg)
- Sistem imperial / Sistem Satuan British
Contohnya : yard, inchi, pound
Teknik pengukuran digunakan untuk mengukur, diantaranya :
• Panjang
• Berat
• Temperatur
• Sudut
• Kerataan
• Tekanan

Untuk mengetahui nilai atau besaran ukuran tersebut dengan menggunakan alat
ukur. Pengetahuan dan teknik pengukuran yang benar terhadap penggunaan alat
ukur akan mendapatkan nilai atau besaran ukuran yang tepat. Tetapi penggunaan
alat ukur tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :
• Besar benda yang akan diukur
• Kondisi (fisik) benda yang akan diukur
• Posisi benda yang akan diukur
• Tingkat ketelitian yang direncanakan
• Efesien, dan sebagainya

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 16 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Sedangkan sistem satuan yang dipergunakan di dunia terdiri dari 2 macam, yaitu :
a. Satuan dasar
b. Satuan turunan

Satuan dasar tersebut selanjutnya dikenal sebagai sistem internasional yang


disebut sistem SI.

Tabel 1 Besaran-besaran satuan dasar SI

Kuantitas Satuan Dasar Simbol

Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu sekon s
Arus listrik amper A
Temperatur kelvin K
Intensitas cahaya kandela Cd

Tabel 2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan


Dinyatakan
Satuan
dalam satuan SI
Kuantitas yang Simbol
atau satuan yang
diturunkan
diturunkan

Frekuensi hertz Hz 1 Hz = 1 s-1


Gaya newton N 1 N = I kgm/s2
Tekanan pascal Pa 1 Pa = 1 N/m2
Enersi kerja joule J 1 J = 1 Nm
Daya watt W 1 W = 1 J/s
Muatan listrik coulomb C 1 C = 1 As
GGL/beda potensial volt V 1 V = 1 W/A
Kapasitas listrik farad F 1 F = 1 AsIV
Tahanan listrik ohm Ω 1 = I V/A
Konduktansi siemens S 1 S = 1 Ω-1
Fluksi magnetis Weber Wb 1 Wb = I Vs
Kepadatan fluksi Tesla T 1 T = 1 Wb/m2
Induktansi Henry H 1 H = 1 Vs/A
Fluksi cahaya Lumen lM l m = 1 cd sr
Kemilauan lux lx l x = 1 lm/m2

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 17 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Tabel 3 Perkalian desimal


Faktor perkalian dari Sebutan
satuan
Nama Symbol

1012 Tera T
109 Giga G
106 Mega M
103 Kilo K
102 Hekto h
10 Deca da
10-1 Deci d
10-2 Centi c
10-3 Milli m
10-6 Micro µ
10-9 Nano n
10-12 Pico p
10-15 Femto f
10-18 atto a

Tabel 4 Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama dengan satuan


Kuantitas Nama Satuan Simbol Definisi
Waktu menit menit 1 menit = 60 s
jam jam 1 jam = 60 menit
hari hari 1 hari = 24 jam
Sudut datar derajat ° 1° = (Jπ/180 )rad
menit ‘ 1’ = ( 1/60 ) °
sekon “ 1" = ( 1/60 )

Massa Ton T 1 t = 103 kg

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 18 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

1. Mengukur Panjang
Bagian yang termasuk pada pengukuran panjang adalah :
• Tinggi
• Lebar
• Tebal
• Diameter
• Radius
• Jarak

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang diantaranya mistar baja,
rol meter, jangka sorong, heigh gauge, mikrometer, dan sebagainya.

Gambar 1 Mistar Baja

Gambar 2 Jangka sorong Gambar 3 Rol


Meter

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 19 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 4 Vernier heigh gauge

Gambar 5 Mikrometer

Untuk mengukur tinggi kaki las (leg length), ketinggian caping las
(reinforcement), sudut sambungan, tebal las (throat thickness), kedalaman
cacat maka digunakan welding gauge.

Gambar 6 Welding Gauge

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 20 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 7

Mengukur ketinggian caping las Check


(Reinforcement of Butt Weld)

Gambar 8

Mengukur sudut sambungan, tebal las


(Check the throat of fillet weld check )

Gambar 9

Mengukur tinggi kaki las


(Check leg size of fillet weld)

Gambar 10

Multi fungsi dari welding gauge


(Multipurpose Welding Gauge)

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 21 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 11 WELDING GAUGE TYPE LAIN

2. Mengukur Arus Listrik


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada saat proses
pengelasan adalah tang ampere.
Diukur saat proses berlangsung dengan cara mengklem mulut tang ampere
pada kabel las.
Apabila terjadi penyimpangan terhadap penunjuk pada mesin las perlu
disesuaikan besarnya ampere pada mesin las tersebut.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 22 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 12 Tang Ampere

3. Mengukur Berat
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda yaitu neraca
pengukur berat, timbangan. Pembacaan skala secara digital maupun secara
manual tergantung dari dimensi benda yang diukur dan kapasitas alat ukur
tersebut.

Gambar 13 Neraca pengukur berat Gambar 14


Timbangan

4. Mengukur Temperatur
Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Selain itu dapat digunakan untuk mengukur pemanasan awal (pre heating), antar
lapisan las (interpas) dan pasca pengelasan (post heating)

Gambar 15 Termometer Gambar 16 Termometer model


digital sentuh

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 23 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 17 Kapur Temperatur

5. Mengukur Kerataan (Straight Gauge)


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kerataan/ perbedaan ketinggian suatu
permukaan benda adalah dial indicator

Gambar 18 Dial indicator

6. Mengukur Sudut
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai dari suatu sudut atau kemiringan
benda kerja adalah busur sudut (protactor). Selain itu dapat juga menggunakan
vernier bevel protractor.

Gambar 19 Protactor
Gambar 20 Vernier Beve Protactor

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 24 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

7. Mengukur Tekanan
Alat yang digunakan untuk mengukur nilai tekanan pada botol gas dan mengatur
tinggi rendahnya tekanan adalah regulator.
Sedangkan Alat pengukur aliran gas (flowmeter) adalah alat yang digunakan
untuk mengukur aliran gas yang digunakan untuk melidungi proses pencairan
dalam pengelasan. Di dalam alat ini mempunyai bola dalam tabung gelas yang
berfungsi sebagai penunjuk ukuran gas yang dikehendaki dengan satuan cubic
feet per hour (CFH).
Selain itu, ada juga flowmeter yang dilengkapi dengan ekonomiser. Fungsi
ekonomiser adalah untuk menghemat gas, karena gas yang digunakan apabila
tidak dipakai akan terus menerus keluar, oleh karena itu maka digunakan
ekonomiser sebagai pengatur gas apabila kait yang sebagai tempat menyimpan
mulut pembakar mendapat beban, maka gas akan tertutup dan apabila mulut
pembakar dipakai lagi maka gas akan bekerja kembali.

Gambar 21 Regulator dan Flowmeter

B. Unit Pengukuran dan Konversi


Sistem pengukuran yang digunakan dalam bidang teknik adalah sistem metrik/
sistem satuan international (SI) dan sistem imperial/ sistem satuan imperial.
Kedua sistem tersebut digunakan di beberapa negara tetapi yang banyak digunakan
yaitu sistem metrik. Dikarenakan itu, diperlukan konversi satuan apabila ada
perbedaan penggunaan sistem satuan.
1. Panjang

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 25 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan


menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan
suatu garis lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah
lingkaran atau diameter pada adasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi
pertama ke sisi yang lain

diameter PANJANG
(panjang)

Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam
mengukur panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan 1 m.
1000 mm = 1 m
Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer.
Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km
Pada sistem Imperial, feet merupakan satauan yang digunakan untuk mengukur
panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan.
Pengukuran panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “)
12” = 1 ft
Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial
adalah yard (yd) dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan
sistim konversi faktor. Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan
dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi.
Dalam prakteknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau
sebaliknya, hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma
sedangkan untuk imperial digunakan 3 angka debelakang koma.
Untuk konversi milimeter ke inchi, I in = 25,4 mm
Konversi 10 mm ke inchi.
10 mm : 25,4 = 0,394”
Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4 = 1,75”
Konversi 2” ke mm
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 26 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

2” X 25,4 = 50,8 mm
Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering
menggunakan bilangan pecahan seperti 1 ” jika ukurannya kurang dari satu.
2
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan
berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.
3
Konversi inchi ke bialangan desimal
8
3 : 8 = 0,375 “
Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan
dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan
pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
Konversi 111/16” ke dalam mm
Penyelesaian;
11
/16” 11 : 16 = 0,688”
111/16” = 1,688”
1,688” X 25,4 = 42,88 mm
Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft
3’ : 3,2808 = 0,91441 m
= 914,41 mm
Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan
cara memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan
Contoh;
Konversi 21/2” ke dalam Inchi
Penyelesaian;
1
/2” = 12.7 mm
2” = 50,8 mm
21/2” = 63,50 mm
Konversi 12,54 mm ke inchi
Penyelesaian;
10 mm = 0,3937”
2 mm = 0,0787”
0,54 mm = 0,0213”
12,54 mm = 0,4937”

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 27 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Tabel 5 Konversi ukuran panjang

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 28 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

2. Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah
Celcius (0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF).
Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan
skala perseratus simbol yang digunakan sama.
Konversi 0C ke 0F
9
(0C x ) + 32 = 0F
5
Konversi 0F ke 0C
5 0
(0F – 32) X - C
9
Contoh;
Konversi 350C ke 0F
9
(0C x ) + 32 = 0F
5
9
(35 x ) + 32 = 0F
5
63 + 32 = 0F
65 = 0F
Konversi 1980F ke 0C

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 29 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

5 0
(0F – 32) X = C
9
5 0
(189 – 32) X = C
9
5
166 X = 0F
9
92,2 = 0F

3. Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik
adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konversi gram ke kilogram dan
kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton

Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound
(lb), dan ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t
Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb

Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound


Konversi 80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb

Perubahan pound ke kilogram, satu poung = 1/2.2046 kilogram


Konversi 210 pound ke kg
210 pound : 2,2046 = 95,3 kg

Perubahan gram ke ounce, satu gram = 28,35 ounce (oz)


Konversi 17,6 ounce ke gram
17,6 oz x 28,35 = 498,96 gr

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 30 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Perubahan ounce ke gram, satu ounce = 1/28,35 ounce (oz)


Konversi 453,6 gr ke oz
453,6 gr: 28,35 = 16 oz

4. Tekanan
Pengukuran tekanan, satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah kgf/cm2
(kilogram per sentimeter persegi). sedangkan sistim imperial, satuan yang
digunakan adalah lbf/in2 (pound per inci persegi) atau Psi.
Konversi dari satuan metrik ke satuan imperial untuk tekanan adalah :

Satuan Metrik Satuan Imperial


1 kgf/cm2 14.223343 lbf/in2
0.070307 kgf/cm2 1 lbf/in2

C. Alat-Alat Ukur
1. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. Alat ukur ini dapat
dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan pengukuran
paling kecil sebesar 0,5 mm tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan
demikian alat ukur ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran sampai
seperseratus milimeter (0,01 mm).
Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai ukuran yang
berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai
300 mm. Tetapi ada juga mistar baja yang mempunyai ukuran sampai 2000 mm (
2 m ) dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu
milimeter.
Dalam bengkel kerja mesin mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik dan
sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi,
sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan milimeter.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 31 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 22 Mistar Baja

Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi, 1/16 inchi, 1/32
inchi dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin biasanya hanya
terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi.

Gambar 23 Mistar Baja Ukuran Imperial

2. Rol Meter
Mistar gulung adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja yang
panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang besar. Mistar gulung ini tingkat ketelitiannya adalah
0,5 mm hingga 1 mm, sehingga ia tidak digunakan untuk mengukur benda kerja
secara presisi. Panjang dari mistar gulung ini bervariasi dari 2 meter sampai 30
dan 50 meter, tetapi dalam bengkel kerja mesin ukuran yang terpanjang adalah 3
meter.
Pada rol meter terdapat dua sistim, yaitu sistim metrik dan sistem imperial.
Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi, sedangkan pada
sistem metrik satuan dinyatakan dengan milimeter.
Rol meter banyak digunakan untuk mengukur benda-benda yang panjang.
Bentuknya yang sederhana dan kecil sehingga mudah di bawa-bawa atau
diletakkan dalam saku.

Gambar 24 Rol Meter

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 32 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

3. Jangka Sorong
Jangka Sorong atau Vernier caliper atau mistar ingsut adalah alat ukur presisi,
sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi
atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini
biasanya 5/100 mm.
Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda
kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu
celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper
tersebut mencukupi.
Ukuran vernier caliper ada beberapa macam, seperti vernier caliper dengan
panjang 0 sampai 150 mm, 0 sampai 175 mm, 0 sampai 250 mm, 0 sampai 300
mm (sistem metrik). Sedangkan untuk mengukur ukuran benda kerja yang besar
juga digunakan vernier caliper (jangka sorong) dengan ukuran panjang lebih dari
1 (satu) meter.
Bentuk lain dari vernier caliper adalah vernier caliper yang dilengkapi dengan dial
indikator, sehingga ia dapat melakukan pengukuran secara lebih teliti dan cara
pembacaannya menjadi lebih mudah. Ketelitian vernier caliper jenis ini adalah
0,05 mm.
Jenis-Jenis Jangka Sorong

Gambar 25 Vernier Caliper Analog

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 33 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 26 Vernier Caliper dengan Dial Indikator

Gambar 27 Vernier Caliper Digital


Fungsi dari jangka sorong adalah :
Mengukur tebal benda
Mengukur lebar alur
Mengukur diameter benda
Mengukur kedalaman benda

Gambar 28 Penggunaan Vernier Caliper

Bagian-bagian utama vernier caliper dapat diperlihatkan pada gambar 20 Bagian-


bagian ini terdiri dari 9 komponen yang terangkai menjadi satu.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 34 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Keterangan gambar
a. Rahang tetap
b. Rahang yang dapat
digerakkan
c. Sensor untuk pengukuran
bagian luar benda kerja
d. Sensor untuk pengukuran
bagian dalam benda kerja
e. Skala utama
f. Skala vernier
g. Baut pengunci
h. Batang pengukur kedalaman
benda kerja
i. Penyetel

Gambar 29 Bagian Utama Vernier Caliper


Baut pengunci digunakan apabila vernier caliper akan digunakan untuk
melakukan pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam jumlah yang
banyak. Penyetel pada vernier celiper digunakan untuk menggeserkan bagian
rahang vernier, sehingga mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja
yang akan diukur. Perlu diingat bahwa sebelum menggerakkan penyetel, terlebih
dahulu baut pengunci dilonggarkan. Apabila tidak, maka rahang tidak akan dapat
bergerak baik membuka atau menutup. Ketelitian dari vernier caliper bermacam-
macam, yaitu dari ketelitian 0,1 mm, 0,-5 mm dan 0,001 mm. Vernier caliper
dengan ketelitian 0,1 mm,berarti pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian,
di mana setiap bagian berarti 0,1 mm, sedangkan pada skala utama setiap bagian
berarti besarnya 1 mm. Untuk vernier caliper dengan ketelitian 0,05 mm, maka
pada skala noniusnya satu bagian pada skala utama dibagi menjadi
20 bagian, artinya setiap bagian berharga 0,05 mm.
Peraturan kerja pada pengukuran dengan jangka sorong, adalah :
Bidang pengukur harus bersih dan bebas dari tatalan.
Kaki pengukur sedapat mungkin terbuka cukup jauh dari bagian yang akan
diukur.
Ukurlah dengan tekanan pengukuran yang ringan dan penuh perasaan.
Jangan menarik penggeser yang telah disetel dalam posisi menjepit, bila
tidak perlu.
Pada waktu membaca, pandangan harus tegak lurus pada skala.
Sebelum mengangkat dari posisi mengukur, longgarkan penggesernya agar
tidak terjadi keausan pada bidang pengukur.
Hindarkan pemanasan jangka sorong oleh panas tangan.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 35 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Jangka sorong harus sering diperiksa ketelitiannya.


Misalnya, dalam posisi kaki digeser menjadi satu, tidak boleh terlihat adanya
celah cahaya.
Misalnya, garis nol skala milimeter dan nonius harus berimpit.
Misalnya, penggeser harus dapat bergeser pada mistar tanpa ada
kelonggaran.

Gambar 30 Bagian Utama Vernier Caliper Dial Indikator

Cara membaca vernier caliper dengan dial indikator adalah sebagai berikut:
Baca ukuran pada skema kerja
Baca ukuran yang ditunjukkan pada dial indikator
Karena ketelitian dial indikator adalah 0,05 mm, maka beberapa bagian
yang ditunjukkan oleh dial indikator harus dikalikan dengan besaran 0,05
mm
Jumlahkan kedua ukuran tersebut dan ukuran ini merupakan ukuran akhir
benda kerja.

Gambar 31 Ketelitian Vernier Caliper

Cara Membaca Jangka Sorong dengan ketelitian 0,01 mm


Setelah melakukan pengukuran pada benda kerja dan rahang atau
sensor-sensor telah dikuncikan, maka segera kita mengeluarkan benda
kerja dari sensor/rahang ukur, untuk seterusnya dilakukan pembacaan
ukuran yang didapatkan.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 36 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Sebagai contoh hasil pengukuran seperti diperlihatkan pada gambar di


bawah ini.
Langkah pembacaan ukuran tersebut adalah sebagai berikut:
• Baca pada skala utama vernier dan cari di mana posisi garis 0 pada
skala nonius. Dalam gambar di bawah didapatkan bahwa garis 0
skala nonius menunjukkan angka di atas 19 dan di bawah 20 pada
skala utama. Dengan demikian ukuran tersebut adalah 19 mm lebih,
tetapi kurang dari 20 mm. sekarang kelebihan tersebut dicari
dengan cara pada langkah ke dua.
• Perhatikan sekarang pada skala vernier/nonius. Lihat garis mana
pada skala noniu yang segaris dengan garis pada skala utama
vernier caliper. Dalam gambar di atas ternyata kelima pada nonius
segaris dengan garis pada skala utama.
Ketelitian vernier caliper adalah 0,1 mm. Dengan demikian garis ke
lima tersebut berarti: 5 x 0,1 = 0,5 mm.
• Jadi ukuran yang ditunjukkan oleh vernier caliper seperti terlihat
pada gambar di atas adalah: 19 mm + 0,5 mm = 19,5 mm.

Gambar 32 Pembacaan pada Vernier Caliper

Contoh lain pembacaan ukuran pada vernier caliper dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas dapat dihitung berapa besar ukuran yang
ditunjukkan pada vernier caliper. Langkah pembacaan adalah sebagai
berikut:
Baca skala utama, berapa besar angka yang berada disebelah kiri
garis 0 pada skala nonius atau skala vernier. Dalam gambar
tersebut menunjukkan angka 147, berarti skala utama menunjukkan
ukuran 147 mm.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 37 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Lihat pada skala vernier/nonius, garis mana yang segaris dengan


garis pada skala utama. Dalam gambar tersebut garis ke tujuh yang
segaris dengan garis pada skala utama.
Ini berarti 7 x 0,1 mm atau = 0,7 mm (0,1 mm karena ketelitian
vernier caliper adalah 0,1 mm)
Dengan demikian besar pengukuran dari pengukuran yang ditunjukkan
pada gambar di atas adalah : 147 mm + 0,7 mm = 147, 7 mm

Gambar 33 Pembacaan pada Vernier Caliper ketelitian 0,01

Membaca pengukuran pada vernier caliper dengan ketelitian 0,05 mm


Pada prinsipnya cara pembacaan pada vernier caliper dengan ketelitian
0,05 mm ini sama dengan pembacaan vernier caliper dengan ketelitian
0,1 mm. Perbedaannya adalah pada pembacaan skala nonius atau
skala vernier caliper ini, maka di bawah ini diberikan contoh pemakaian
alat tersebut.

Gambar 34 Pembacaan pada Vernier Caliper ketelitian 0,05

Langkah pembacaanya adalah sebagai berikut:


Baca pada skala utama vernier. Dalam gambar di atas didapatkan
bahwa angka atau garis yang berada di sebelah garis nol pada
skala nonius/vernier adalah angka 19, artinya adalah 19 mm.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 38 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Selanjutnya perhatikan pada skala vernier atau nonius, garis mana


pada skala nonius/vernier yang segaris dengan garis pada skala
utama. Dalam gambar di atas adalah garis yang lima belas. Ini
berarti ukuran yang ditunjukkan adalah sebesar: 15 x 0,05 mm =
0,75 mm
Jadi ukuran yang ditunjukkan pada gambar di atas adalah sebesar:
19 mm + 0,75 mm = 19,75 mm.

Pada gambar di bawah ini ditunjukkan suatu hasil pengukuran dengan


menggunakan vernier caliper, hitunglah berapa besar ukuran yang
ditunjukkan oleh vernier caliper.

Gambar 35 Pembacaan pada Vernier Caliper ketelitian 0,05

Langkah pembacaannya adalah sebagai berikut:


Pembacaan pada skala utama kiri garis nol skala nonius adalah
sebesar 137, artinya adalah 137 mm.
Pada skala nonius yang segaris dengan garis ada skala utama adalah
garis yang ke sembilan, artinya adalah 9 x 0,05 mm = 0,45 mm.
Jadi ukuran yang ditunjukkan pada gambar adalah sebesar: 137 mm
+ 0,45 mm = 137,45 mm.

Membaca pengukuran pada vernier caliper sistem imperial


ketelitian 1/128 inchi.
Pada skala vernier/skala nonius panjang totalnya sebesar 7/16 inchi dan
panjang ini dibagi menjadi 8 bagian. Maka tiap bagian berharga 7/128
inchi. Pada skala utama panjang 1 (satu) inchi dibagi menjadi 16 bagian,
maka masing-masing bagian berharga 1/16 inchi atau 8/128 inchi. Dengan
demikian perbedaan ukuran untuk setiap bagian antara skala utama dan
skala vernier adalah sebesar: 8/128 – 7/128 = 1/128 inchi.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 39 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 36 Vernier Caliper ketelitian 1/128

Sebagai contoh apabila garis vernier nomor 1 segaris dengan garis


pertama sesudah angka nol dari angka utama ini berarti lebar pembukaan
rahang atau sensor ukur adalah sebesar 1/128 inchi.

Gambar 37 Penentuan Vernier Caliper ketelitian 1/128

Pada gambar di bawah ini menunjukkan posisi garis nol pada skala
vernier segaris dengan garis ke 13 (tiga belas) pada skala utama, maka
vernier caliper tersebut menunjukkan ukuran 13/16 inchi.

Gambar 38 Pembacaan Vernier Caliper ketelitian 1/128

Pada gambar di bawah ini diperlihatkan suatu ukuran dengan data


sebagai berikut; garis nol pada skala vernier berada setelah angka 1 inchi
dan ditambah 3 garis berikutnya yang berarti 3/16 inchi. Pada skala
vernier terlihat garis ke empat yang segaris dengan garis pada skala
utama, ini berarti menunjukkan ukuran 4/128 inchi atau 1/32 inchi.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 40 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Dengan demikian gambar vernier di bawah menunjukkan ukuran sebesar:


1 inchi + 3/16 inchi + 1/32 Inchi = 1 7/32 inchi.

Gambar 39 Pembacaan Vernier Caliper ketelitian 1/128


Membaca vernier caliper dengan ketelitian 0,001 inchi.
Di dalam bengkel kerja mesin dimungkinkan adanya vernier sistem
dengan pecahan desimal. Pada vernier caliper ini panjang satu inchi
pada skala utama dibagi menjadi 10 bagian sama besar. Kemudian
pada setiap bagian masih dibagi kembali menjadi 4 bagian, ini berarti
dalam lebar atau panjang 1 inchi dibagi menjadi 40 bagian sama besar.
Dengan demikian, maka harga setiap bagiannya adalah 1/40 sama
dengan 0,025 inchi.

Gambar 40 Pembacaan Vernier Caliper ketelitian 0,001 inchi

Pada skala vernier/skala nonius terdapat 24 garis skala yang dibagi


menjadi 25 bagian, sehingga harga tiap bagian adalah sebesar 24/25 x
0,025 inchi, sama dengan 0,024 inchi, maka perbedaannya adalah
sebesar 0,025 – 0,024 = 0,001 inchi.
Pada gambar di bawah ini diberikan contoh pembacaan vernier caliper
dengan tingkat ketelitian sebesar 0,001 inchi. Dari gambar tersebut,
ditentukan berapa besar pengukuran yang ditunjukkan oleh vernier caliper.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 41 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 41 Pembacaan Vernier Caliper ketelitian 0,001 inchi

Pada gambar di atas garis nol pada skala nonius vernier berada pada
garis pertama sesudah garis yang menunjukkan angka pembacaan
0,700 inchi, maka gambar di atas menunjukkan pembacaan sebesar
0,70 + 0,025 inchi atau sama dengan 0,725 inchi.
Kemudian lihat gambar di bawah ini, berapakah besar ukuran yang
ditunjukkan oleh vernier caliper ini.

Gambar 42 Contoh Pembacaan Vernier Caliper ketelitian 0,001 inchi

Dari gambar di atas terbaca bahwa garis nol pada skala vernier berada
pada garis pertama sesudah garis ukur 1,4 inchi.
Kemudian dibaca garis yang mana yang segaris dengan garis pada
skala vernier, ternyata garis yang ke 16 yang segaris dengan garis
pada skala utama. Ini berarti menunjukkan ukuran 0,016 inchi dan
besarnya ukuran ini harus ditambahkan dengan ukuran utama. Dengan
demikian besar ukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah
sebesar: 1,425 + 0,016 = 1,441 inchi.

Persiapan sebelum melakukan pengukuran


Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan vernier caliper
bersihkan vernier caliper dengan menggunakan kain yang lunak dan
bersih. Kemudian periksa vernier caliper apakah penunjukkannya masih

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 42 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

nol (0), apabila ke dua rahangnya dirapatkan. Untuk merapatkan


rahangnya gunakan penyetel.
Benda kerja yang akan diukur bersihkan terlebih dahulu dari kotoran.

Gambar 43 Pembacaan Vernier Caliper ketelitian 0,001 inchi

Melakukan pengukuran luar.


Pertama-tama atur kedudukan rahang pengukur untuk pengukuran
bagian luar benda kerja pembukaan rahang diperkirakan lebih besar
dari ukuran benda kerja yang akan diukur.

Gambar 44 Teknik pengukuran luar

Selanjutnya tempatkan benda kerja di antara rahang dan aturlah rahang


hingga semua rahang pengukur menjepit benda kerja. Penjempitan
tidak boleh terlalu longgar dan tidak boleh terlalu sesak dan semua
permukaan rahang menyentuh permukaan benda kerja. Kalau langkah
ini telah selesai tinggalah kita membaca ukuran yang ditunjukkan oleh
vernier caliper.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 43 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 45 Teknik pengukuran luar

Mengukur ukuran bagian dalam benda kerja


Sebelum melakukan pengukuran bagian dalam dari suatu benda kerja,
maka bersihkanlah terlebih dahulu vernier caliper terutama pada sensor
pengukur bagian dalam benda kerja. Untuk melakukan pengukuran
bagian dalam benda kerja, maka bukalah rahang/sensor ukur dengan
perkiraan harus lebih kecil dari ukuran permukaan bagian dalam benda
kerja. Tempatkan rahang pengukur hingga menyentuh permukaan
benda kerja. Gerakkan penyetel rahang hingga menyentuh dinding
benda kerja dan menjepit benda kerja. Perlu diingat bahwa, dalam
melakukan pengukuran lobang, yakinkan rahang vernier betulbetul
sejajar dengan titik senter lobang pada benda kerja.

Gambar 46 Menggerakkan rahang

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 44 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 47 Membaca ukuran pada vernier caliper

4. Protactor
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja
dan untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat dengan
beberapa bentuk, sesuai dengan jenis kegunaannya dan tingkat ketelitiannya.
Batas ukur dari protractor adalah dari 0 derajat sampai 180 derajat.

Gambar 48 Teknik pengukuran dengan protactor

Untuk pengukuran besaran sudut dengan teliti, artinya pengukuran besaran sudut
kurang dari satu derajat (1 derajat) digunakan vernier bevel protractor. Alat ini
mempunyai ketelitian sebesar 5 menit. Jadi dengan menggunakan vernier bevel
protractor kita dapat melakukan pengukuran mulai dari ukuran sudut 5 menit
sampai 180 derajat.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 45 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 49 Vernier bevel protactor

Gambar 50 Bagian utama vernier bevel protactor

Skala utama (skala lingkaran penuh dengan pembagian 4 x 90°) dihubungkan


tetap dengan kaki tumpu. Rel ukur yang dapat digeser menjadi satu dengan
piringan nonius dan dapat berputar mengitari titik pusat skala utama. Rel ukur dan
piringan nonius dapat dikencangkan dengan mur pengencang. Nonius sudut
mempunyai nonius yang dibagi menjadi 12 bagian, masing-masing di sebelah kiri
dan di sebelah kanan garis nol.
Pembagian nonius dari 0 – 60 tepat sama dengan 23° dan dibagi menjadi 12
bagian yang sama. Berarti jarak dari satu garis skala ke yang lain sama dengan
23/12° = 1°55’, selisih terhadap 2° menghasilkan ketelitian pembacaan sebesar
5’.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 46 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 51 Cara menentukan ketelitian vernier bevel protactor

Cara penggunaan vernier bevel protactor adalah :


Bersihkan permukaan baja dari piringan nonius rel dan benda ukur. Aturlah
kedudukan dan piringan nonius rel dengan memakai mur pengencang.
Rapatkan/ impitkan atau sejajarkan bidang piringan nonius rel dengan bidang
dari sudut yang diukur.
Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan nilai ukuran yang
dicapai lebih kecil.
Untuk pengukuran benda yang besar, mur pengencang dapat dikendorkan,
geserkan piringan nonius rel menuju permukaan yang menyudut sampai
piringan nonius rel berputar dan berimpit dengan permukaan susut benda
yang akan diukur, kemudian kunci mur pengencang dan bacalah sudut yang
didapat.

Cara membaca ukuran pada vernier bevel protractor adalah sebagai berikut:
Baca ukuran pada skala utama
Baca ukuran yang ditunjukkan pada skala vernier
Jumlahkan ukuran dari skala utama dan skala vernier.

Hasil dari penjumlahan tersebut merupakan besar dari ukuran yang diminta.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 47 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 52 Penunjukan ukuran vernier bevel protactor

Gambar 53 Contoh pemakaian vernier bevel protactor

5. Alat Ukur Ketinggian (Vernier High Gauge)


Alat ukur ketinggian adalah alat ukur presisi seperti alat ukur vernier. Alat ukur ini
merupakan alat ukur multifungsi atau banyak fungsi, karenanya alat ini hampir
selalu ada di setiap bengkel mesin. Sebagian alat ukur ketinggian, alat ini dapat
menghasilkan pengukuran yang presisi. Vernier high gauge juga berfungsi
sebagai penanda atau pelukis pada bagian benda yang diukur atau garis gambar.
Langkah pengukuran benda kerja adalah benda kerja yang akan diukur dan alat
ukurnya ditempatkan pada suatu bidang datar (meja perata). Alat ukur ketinggian
tersedia dalam beberapa ukuran dari 300 mm sampai 1000 mm atau dari 12 inchi
sampai 72 inchi dengan ketelitian 0,02 mm atau 0,001 inchi.
Pada dasarnya alat ukur ini sama dengan vernier caliper, sehingga cara
pembacaan ukurannya sama dengan pembacaan ukuran pada vernier caliper.
Yang membedakan alat ini dengan vernier caliper adalah gerakan sensor
ukurannya, di mana pada ukuran alat ukur ini gerakan sensor ukurannya adalah

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 48 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

naik turun atau arah vertikal, sedangkan pada vernier caliper gerakan sensornya
adalah arah horizontal.
Alat ukur ini di samping digunakan untuk melakukan pengukuran, juga dapat
digunakan sebagai alat penanda yang presisi pada pekerjaan melukis dan
menandai. Untuk keperluan tersebut, maka dipasangkan penggaris pada bagian
sensor ukurnya. Pada bagian pemeriksaan kualitas atau quality control alat ini
sangat banyak digunakan sebagai alat pemeriksaan kehalusan permukaan benda
kerja, dengan cara memasangkan dial indikator pada sensor ukurnya.
Dikarenakan banyaknya kegunaan alat ini, maka hampir semua bengkel kerja
mesin mempunyai peralatan ini. Perlu diingat bahwa karena alat ini sangat presisi,
maka cara memakai dan menyimpan alat ini harus benar-benar diperhatikan.

Gambar 54 macam-macam vernier heigh gauge

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 49 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 55 Bagian utama vernier heigh gauge

Guna menghasilkan hasil pengukuran yang presisi, maka sebelum melakukan


pengukuran terlebih dahulu harus dilakukan beberapa kegiatan. Langkah pertama
tentunya mengkalibrasi alat ukur itu sendiri. Setelah alat ukur tersebut benar-
benar presisi, maka baru langkah pengukuran dimulai.

Langkah pengukuran dengan menggunakan peralatan ini adalah sebagai berikut:


Bersihkan meja perata
Bersihkan benda kerja yang akan diukur
Bersihkan alat ukur dengan menggunakan kain bersih dan kering
Kendorkan baut pengikat untuk dapat menggerakkan sensor ukur
Naikkan atau turunkan sensor ukur mendekati benda kerja yang akan diukur
Tempatkan sensor ukur pada bagian sisi kanan benda kerja kemudian
singgungkan sensor ukur pada benda kerja, yakinkan dengan menggunakan
baut pengatur.
Gerakkan sensor dari kanan pada benda kerja atau sebaliknya dan mur agar
sensor menyinggung benda kerja secara baik (gunakan baut pengatur).
Lakukan secara berulang-ulang agar dapat diyakini pengukuran telah benar.
Setelah benar-benar diyakini penyinggungan sensor dengan benda kerja
sama, baru kuncikan baut pengikat.
Lepaskan benda kerja dan lakukan pembacaan ukuran yang ditunjukkan.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 50 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Catatan: Setiap melakukan pengukuran hendaknya pada daerah dengan


penerangan cukup, agar tidak terjadi salah dalam pembacaan atau terjadi
kesalahan pengukuran akibat pembiasan.

Gambar 56 Langkah pengukuran dengan vernier heigh gauge

6. Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur presisi atau teliti. Alat ini banyak digunakan pada
bengkel kerja mesin terutama pada bengkel yang memerlukan atau mengerjakan
benda-benda kerja yang presisi. Biasanya benda kerja dengan ukuran presisi
adalah benda kerja untuk komponen-komponen mesin, di mana ketelitiannya
sekitar 0,002 mm. Dalam praktek pengukuran, mikrometer juga terdiri dari dua
sistem yaitu sistem metrik dan sistem imperial sedangkan ditinjau dari segi
jenisnya mikrometer ada dua jenis yaitu: mikrometer luar dan mikrometer dalam.

a. Mikrometer Luar
Mikrometer luar adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk pengukuran
ukuran bagian luar dari benda kerja. Ketelitian ukuran yang diharapkan adalah
sebesar 0,01 mm. Guna memberikan gambaran berapa ukuran 0,01 mm
tersebut, dapat diberikan contoh bahwa besar rambut seseorang perhelai
adalah sebesar 0,03 mm. jadi mikrometer mempunyai ketelitian yang lebih
kecil dibandingkan dengan ukuran satu helai rambut. Mikrometer luar dapat
digunakan untuk pengukuran benda kerja berbentuk bulat, persegi dan rata.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 51 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 57 Macam-macam Mikrometer Luar

Gambar 58 Pemakaian Mikrometer Luar

Mikrometer luar berfungsi untuk mengukur diameter luar, lebar, tebal dari
benda kerja. Mikrometer luar tersedia dalam beberapa ukuran rangkanya,
sehingga alat ini dapat digunakan untuk pengukuran secara luas. Kenaikan
tiap ukuran sebesar 25 mm, sehingga mikrometer yang tersedia dipasaran
adalah sebagai berikut: 0 sampai 25 mm, 25 sampai 50 mm, 50 - 75 mm, 75 -
100 mm dan seterusnya.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 52 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 59 Ukuran rangka 0 – 25 mm

Gambar 60 Ukuran rangka 25 – 50 mm

Bagian-bagian utama dari mikrometer luar

Gambar 61 Bagian utama mikrometer luar

Skala baca/ukuran pada mikrometer luar


Pada selubung (bagian yang tidak diputar) terdapat skala ukuran
yaitu ukuran milimeter (mm) dan setengah milimeter (0,5 mm).
Untuk menggerakkan poros pengukur maju ½ mm,
maka bidal diputar satu kali putaran (360°). Setiap bagian pada
skala bidang mempunyai lebar 0,01 mm.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 53 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 62 Besarnya skala ukuran

Mempersiapkan mikrometer
Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan
mikrometer, terlebih dahulu periksa kebersihan dari sensor ukur
dan landasan ukurnya. Lakukan pembersihan dengan
menggunakan kain yang lunak dan bersih. Kemudian lakukan
pemeriksaan ketelitian kalibrasi. Pelaksanaan kalibrasi dengan
jalan menggerakkan sensor ukur sampai ke landasan ukur hingga
saling bersentuhan. Putar ratchet tiga kali dan lihat penunjukan
mikrometer, dimana penunjukannya harus 0 (nol).

Gambar 63 Mengkalibrasi mikrometer

Demikian juga lakukan pemeriksaan terhadap jarak pembukaan


sensor ukur dan landasan ukur. Gunakan slip gauge untuk
mengkalibrasinya. Jarak kedua bagian tersebut pada saat
membuka sempurna adalah sebesar 25 mm.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 54 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Sebelum melakukan pengkalibrasian semua bagian terutama


dikalibrasi harus dibersihkan dari debu, sebab debu dapat
mempengaruhi hasil pengkalibrasian.

Untuk mengkalibrasi mikrometer luar ukuran 25 sampai 50 mm,


gunakan gauge block, agar hasil pengkalibrasian bisa sempurna.

Gambar 64 Mengkalibrasi mikrometer ukuran 25 – 50 mm

Cara melakukan pengukuran dengan mikrometer luar


Cara yang benar dalam melaksanakan pengukuran dengan
menggunakan mikrometer adalah:
• Pegang mikrometer dengan tangan kanan secara benar dan
benda kerja dengan tangan kiri.
• Hal ini juga tidak harus selalu, karena disesuaikan dengan
benda kerja. Untuk benda kerja yang besar selalu ditempatkan
pada meja perata dan tidak dipegang dengan tangan.
• Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menggerakkan bidal
sehingga sensor ukur menyentuh bidang ukur benda kerja.
• Kemudian selalu gunakan ratchet untuk memberikan tekanan
yang benar pada pengukuran.
• Setelah diyakini penelanan sensor pada benda kerja benar,
maka kuncikan baut pengunci dan lepaskan benda kerja

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 55 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 65 Cara melakukan pengukuran yang benar

Mikron Mikrometer
Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih teliti dari yang telah
dibicarakan di atas, kita harus menggunakan mikron mikrometer
dengan ketelitian 0,001 mm. mikron mikrometer dilengkapi dengan
skala vernier untuk mendapatkan ukuran 0,001 mm.
Cara membaca ukuran pada mikron mikrometer adalah sebagai
berikut:
Baca terlebih dahulu ukuran yang ditunjukkan pada skala
utama (besaran mm)
Kemudian baca ukuran yang ditunjukkan oleh skala bidal
(besaran 0,01 mm)
Terakhir baca ukuran yang ditunjukkan oleh skala vernier
(besaran 0,001 mm)
Dari ketiga langkah pembacaan tersebut kemudian dijumlahkan.
Hasil penjumlahan tersebut merupakan hasil akhir pengukuran.

Mikrometer luar sistem imperial


Mikrometer luar sistem imperial ini tersedia dengan berbagai
ukuran, di mana kenaikan ukuran adalah sebesar 1 inchi. Biasanya
ukuran dari mikrometer yang tersedia dalam perdagangan adalah:
0 – 1 inchi, 2 – 3 inchi, 3 – 4 inchi dan seterusnya. Pemakaian dari
mikrometer disesuaikan dengan ukuran benda kerja yang akan
diukur. Pada pelaksanaan pengukuran di dalam bengkel terlebih
dahulu melihat benda kerja yang akan diukur dan memperkirakan
besar diameternya. Setelah diketahui perkiraan besar diameternya
barulah ditentukan ukuran mikrometer mana yang sesuai untuk
melakukan pengukuran.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 56 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 66 Ukuran mikrometer luar inchi

Bagian-bagian utama mikrometer sistem imperial


Bagian utama mikrometer sistem imperial ini sama dengan bagian
utama mikrometer sistem metrik. Perbedaan yang mencolok
adalah pada sistem satuan pada skala-skalanya, di mana pada
sistem imperial semua skala menggunakan besaran inchi. Pada
skala utama ukuran di atas garis horizontal besarannya adalah 0,1
inchi, sedangkan yang di bawah besarannya adalah 0,025 inchi.
Pada bidal besaran ukurannya adalah 0,001 inchi atau (1/40 x
0,025 inchi).

Gambar 67 Besaran pada skala utama mikrometer luar inchi

Gambar 68 Besaran pada skala bidal mikrometer luar inchi

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 57 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila bidal


berputar satu putaran, maka poros sensor akan bergerak maju
atau mundur sebesar 1/40 inchi atau 0,025 inchi.

b. Mikrometer Dalam (Inside Micrometer)


Mikrometer dalam menurut sistem satuannya ada dua, yaitu sistem imperial
(inchi) dan sistem metrik. Di sini hanya akan dibahas tentang mikrometer
dalam sistem metrik.
Kegunaan mikrometer ini adalah untuk mengukur diameter bagian dalam dari
suatu lubang dan mengukur lebar suatu celah/alur yang mempunyai
permukaan yang sejajar.
Mikrometer ini digunakan untuk mengukur diameter atau lebar dari suatu alur
benda kerja yang ukurannya lebih besar dari 50 mm, karena alat ini dilengkapi
dengan batang ukur pengganti. Ukuran batang ukur pengganti tersedia dalam
beberapa ukuran, yaitu dari ukuran 50 mm sampai ukuran 200 mm. Batang
ukur pengganti tersebut bisa dipasang secara cepat sesuai dengan
kebutuhahan pengukuran.

Gambar 69 Mikrometer dalam

Gambar 70 Mengukur diameter dalam

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 58 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 71 Mengukur celah sejajar

Bagian utama mikrometer dalam dan batang pengganti

Gambar 72 Bagian utama mikrometer dalam dan batang pengganti

Keterangan:
1. Landasan Tetap
2. Skala Ukur
3. Sarung
4. Landasan yang Bergerak
5. Pengunci
6. Batang Ukur Pengganti
7. Pemegang Batang Ukur Pengganti
8. Gauge
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 59 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Skala utama mikrometer dalam


Skala ukur yang terdapat pada mikrometer dalam sama dengan
skala ukur yang ada pada mikrometer luar. Pada sarungnya
terdapat skala milimeter dan setengah milimeter artinya setiap
bagian pada skala yang terdapat pada sarung mempunyai ukuran
1 (satu) milimeter pada bagian atas garis horizontal besarnya tiap
bagian adalah 0,5 mm. Pada sekeliling bidalnya dibagi menjadi 50
bagian sama besar artinya setiap bagian dari skala ukur tersebut
adalah 0,01 mm. Dengan demikian apabila bidal berputar satu
lingkaran, maka ukuran akan berkurang atau bertambah sebesar
0,5 mm.

Gambar 73 Skala ukuran pada mikrometer dalam

Pelaksanaan pengukuran dengan mikrometer dalam


Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan
mikrometer dalam, terlebih dahulu lakukan pengukuran terhadap
benda kerja dengan menggunakan mistar baja. Hal ini perlu
dilakukan apabila besar diameter lobang benda kerja yang akan
diukur melebihi ukurannya mikrometer dalam, sehingga pemilihan
batang ukur pengganti dapat disiapkan terlebih dahulu. Sebagai
contoh misalnya sebuah lobang diameternya setelah diukur dengan
mistar baja adalah 103 mm.
Untuk melakukan pengukuran diameter benda kerja tersebut maka
dibutuhkan batang ukur tambahan dengan ukuran 50 mm. Dengan
pemasangan batang ukur tambahan tersebut, maka mikrometer
tersebut dapat melakukan pengukuran maksimum 113, yaitu:
Panjang badan mikrometer sendiri adalah 50 mm
Panjang kepala mikrometer 13 mm
Panjang batang tambahan adalah 50 mm

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 60 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Langkah pengukurannya adalah sebagai berikut:


Ukur besarnya diameter lobang yang akan diukur dengan
menggunakan mistar baja

Gambar 74 Mengukur dengan mistar baja

Cari batang ukur pengganti atau tambahan, dalam hal ini


adalah batang ukur pengganti dengan panjang panjang 50 mm
Setelah didapatkan batang ukur tambahan, maka tinggal
memasangkan batang tambahan pada mikrometer. Longarkan
baut pengunci mikrometer dan lepaskan landasan tetapnya

Gambar 75 Mikrometer dalam dan batang ukur

Gambar 76 Mengendorkan baut pengunci


dan melepaskan landasan tetap

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 61 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Kemudian bersihkan permukaan batang ukur dan tempat


kedudukan batang ukur pengganti (permukaan ukur) dengan
menggunakan kain yang bersih dan kering atau dengan
menggunakan kertas tisu.

Gambar 77 Permukaan ukur dan batang ukur

Setelah bersih masukkan batang pengganti ke dalam badan


mikrometer dan putar secara perlahan-lahan sampai batang
tersebut masuk secara sempurna. Selanjutnya apabila telah
diyakini telah terjadi hubungan antara batang ukur dengan
badan mikrometer, lakukanlah penguncian pada baut pengunci
sehingga batang ukur tidak dapat berputar.

Gambar 78 memasukkan batang ukur pengganti


dan mengencangkan baut

Langkah terakhir adalah memeriksa ketepatan ukuran


mikrometer atau mengkalibrasi mikrometer dengan
menggunakan mikrometer.

Pelaksanaannya kalibrasi ini adalah sebagai berikut:


Set mikrometer pada kedudukan nol
Pasang mikrometer dalam pada mikrometer luar yang
mempunyai skala ukur 100 – 125 mm
Baca ukuran yang terjadi. Apabila mikrometer luar
menunjukkan ukuran 103 mm, maka mikrometer dalam
tersebut adalah presisi atau standar. Tetapi apabila ukuran
tersebut tidak menunjukkan angka 103 mm, maka ulang
pemasangan batang ukur pengganti atau tambahan dengan

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 62 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

terlebih dahulu membersihkan bagian permukaan ukur dan


batang ukur secara lebih hati-hati.

Gambar 79 Kalibrasi mikrometer dalam

Untuk melakukan pengukuran diameter dalam suatu benda kerja,


langkah-langkah berikut dapat digunakan pedoman, yaitu:
Set mikrometer dengan ukuran lebih kecil dibandingkan
dengan besar diameter dalam benda kerja.

Gambar 80 Mengeset mikrometer dalam

Dudukan/tempatkan landasan tetap pada salah satu sisi benda kerja.


Putar bidal mikrometer sampai permukaan ujung batang ukur
pengganti menyinggung permukaan benda kerja pada sisi
lainnya.

Gambar 81 Memutar bidal sampai batang ukur


menyentuh permukaan benda kerja

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 63 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Putarkan mikrometer kesekeliling lobang tersebut dan


gerakkan bidal sampai semua sensor menyentuh dinding
silinder dengan rata. Dari sini akan didapatkan ukuran yang
benar-benar tepat..
Kuncikan baut pengunci dan bacalah yang ditunjukkan.

Gambar 82 Mengukur ke sekeliling permukaan dan membaca

Untuk mengukur diameter benda kerja pada posisi yang


dalam, di mana sangat sulit dijangkau oleh tangan
dikarenakan lobangnya kecil (tangan tidak dapat masuk)
kedalamnya, maka diperlukan peralatan tambahan yang
disebut pemegang.
Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu diperkirakan
berapa besar diameter yang akan diukur dan berapa dalam
bagian yang akan diukur. Setelah itu bersihkan mikrometer
dan set ukurannya sesuai dengan diameter yang akan diukur.
Lakukan pengukuran setelah semua peralatan siap untuk
digunakan. Dalam pengukuran posisi mikrometer harus lurus
dan tegak lurus agar hasil pengukuran bisa akurat.
Bagaimana mengukur dengan menggunakan mikrometer dalam
dengan menggunakan batang pemegang dapat dilihat pada gambar
berikut.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 64 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 83 Mengukur menggunakan mikrometer dalam

c. Mikrometer Pengukur Kedalaman


Mikrometer ini digunakan untuk mengukur kedalaman dan ketinggian suatu
objek, misalnya untuk mengukur kedalaman suatu lobang atau celah benda
kerja. Ketelitian alat ukur ini adalah 0,01 mm. Bagian-bagian utama dari
mikrometer kedalaman adalah seperti terlihat pada gambar berikut.
Mikrometer ini mempunyai batas ukur 0 – 25 mm, tetapi ia dilengkapi dengan
batang ukur pengganti yang terdiri dari satu set, berisi 6 (enam) batang,
sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur kedalaman suatu ukuran yang
lebih dari 25 mm. masing-masing batang ukur mempunyai ukuran yang
berbeda, yaitu: 0 – 25 mm, 25 – 50 mm, 59 – 75 mm, 75 – 100 mm, 100 – 125
mm dan 125 – 150 mm.

Gambar 84 Bagian utama mikrometer pengukur kedalaman

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 65 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Batang-batang pengukur ini dapat dimasukkan dalam rangka ukur, dengan


jalan menggerakkan bidal. Jadi penggantian batang ukur, sangat tergantung
dari kedalaman pengukuran yang diinginkan.

Gambar 85 Batang ukur pengganti

Pembacaan skala alat ukur ini sama dengan pembacaan pada skala ukur
mikrometer luar, hanya arah pemutaran bidalnya berlawanan.

Gambar 86 Skala ukur mikrometer pengatur kedalaman

Cara Pembacaan mikrometer kedalaman


Pada gambar di bawah ini terlihat penunjukkan ukuran pada
mikrometer pengukur kedalaman dengan skala ukuran 0 – 25 mm.
dari hasil pembacaan didapatkan ukuran 9,09 mm.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 66 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 87 penunjukkan ukuran pada mikrometer


Pengukuran kedalaman
Apabila kita menggunakan tambahan batang ukur, maka ukuran
yang dihasilkan dari pembacaan akan lebih besar dari 25 mm.
Contohnya apabila kita memakai batang ukur 25 – 50 mm, maka
ukuran yang ditunjukkan pada alat ukur tersebut harus
ditambahkan dengan 25 mm. Jadi ukuran yang ditunjukkan oleh
alat ukur ini adalah:
9,09 mm + 25 mm = 34,09 mm.
Demikian juga halnya kita memakai batang ukur 50 75 mm, maka
ukuran sebenarnya yang ditunjukkan oleh alat ukur tersebut
seharusnya ditambahkan dengan 50 mm.

Gambar 88 penunjukkan ukuran

Persiapan pengukuran
Sebelum melakukan pengukuran kedalaman benda kerja dengan
menggunakan alat ini, terlebih dahulu kita harus mengukur
kedalaman benda kerja tersebut dengan menggunakan alat ukur
lain seperti mistar baja, hal ini untuk menentukan batang ukur

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 67 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

mana yang harus dipakai. Setelah diketahui besarnya ukuran,


maka pilihlah batang ukur yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Misalnya dalam benda yang akan diukur 34 mm, maka batang ukur
yang dipakai harus batang ukur dari 25 sampai 50 mm.

Gambar 89 Batang ukur 25 – 50 mm

Setelah ditentukan batang ukurnya, maka langkah selanjutnya


adalah membuka katup alat ukur dan keluarkan penyambungan
sumbu ukur.

Gambar 90 Membuka baut pengunci dan mengeluarkan


sumbu penyambung (rumah batang ukur)

Sebelum batang ukur ditempatkan pada rumahnya, maka


bersihkan terlebih dahulu bagian-bagian alat ukur ini dan batang
ukurnya. Kemudian setelah bersih pasanglah batang ukur pada
tempatnya dan kuncikan baut penguncinya.

Gambar 91 Pemasangan kembali baut pengunci

Langkah akhir sebelum melakukan pengukuran adalah melakukan


pengkalibrasian alat ukur, yaitu dengan jalan menempatkan alat
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 68 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

ukur ini pada meja perata. Gerakkan alat ukur ini hingga batang
ukur tidak menyentuh landasan meja perata, maka lihatlah apakah
alat ukur tersebut menunjukkan angka mol atau tidak. Apabila tidak
maka setelah kembali alat ukur tersebut sehingga menunjukkan
angka nol.
Dengan telah dikalibrasinya alat ukur ini, maka alat ini telah siap
untuk melakukan pengukuran dan ukuran yang dihasilkan akan
presisi/akurat.

Gambar 92 Kalibrasi alat ukur

7. Dial Indikator
Dial indikator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa
penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau
permukaan bulat dan kesejajaran. Dengan dial indikator dapat diperoleh data
mengenai penyimpangan ukuran, walaupun penyimpangan tersebut hanya 0,001
mm.

Gambar 93 Dial indikator

Seperti terlihat di atas alat ini dapat digunakan untuk melakukan pengukuran
kesejajaran, kelurusan dari benda kerja, maka di bawah ini dapat dilihat cara
melakukan pengukuran dengan menggunakan dial indikator.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 69 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Untuk melakukan pemeriksaan kerataan benda kerja tempatkan sensor sedekat


mungkin dengan benda kerja dan sentuhkan sensor secara halus, sehingga jarum
dial indikator bergerak. Gerakkan dial indikator ke semua posisi atau permukaan
benda kerja dan amati gerakan jarum indikator.
Apabila jarum bergerak berlawanan dengan jam berarti daerah di mana jarum
bergerak berlawanan dengan jarum jam menandakan daerah tersebut cekung.
Demikian sebaliknya, apabila jarum dial indikator bergerak ke kanan searah
dengan jarum jam, maka menandakan tempat tersebut cembung atau tidak rata.
Berapa besar penyimpangan dapat dibaca pada besaran yang terdapat pada dial
indikator. Biasanya dalam pelaksanaan pengukuran dengan dial indikator
dilengkapi dengan pemegangnya yaitu blok magnit. Dengan bantuan alat ini,
maka pengukuran dapat dilakukan dengan baik dan dapat menjangkau daerah-
daerah yang sulit untuk melakukan pengukuran.

Gambar 94 Pengukuran kesejajaran dan kelurusan lubang

Di samping untuk melakukan pengukuran benda kerja alat ini dapat juga
dipergunakan untuk melakukan pengukuran terhadap komponen mesin. Misalnya
untuk melakukan pengukuran kesejajaran rahang mesin, ketirusan poros utama,
kedataran mesin dan lain sebagainya.
Setelah pekerjaan pengukuran dengan menggunakan dial indikator, maka
lepaskan dial indikator dari pemegangnya dan bersihkan dial indikator serta blok
pemegangnya. Simpanlah dial indikator pada tempat/blok yang telah disediakan
dan tempatkan pada daerah yang tidak mudah jatuh dan terhimpit oleh benda
kerja lainnya, karena dial indikator merupakan ukur presisi. Dial indikator ini
merupakan alat ukur yang sensitif, sehingga jaga jangan sampai rusak atau
berkarat.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 70 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 95 Pelaksanaan Pengukuran

Gambar 96 Dial indikator dengan blok magnet

D. Pembacaan Hasil Pengukuran


1. Mistar Baja
Cara pembacaan ukuran dengan menggunakan mistar adalah :
− Garis nol mistar harus tepat berimpit dengan tepi benda kerja.
− Hindari arah pandangan yang miring pada mistar.
− Hindari cara memegang mistar yang miring
− Hindari mistar yang melengkung
− Ujung mistar yang aus / rusak akan menyebabkan kesalahan pengukuran

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 71 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

Gambar 97 Cara memegang mistar

Gambar 98 Cara melihat ukuran pada mistar

Gambar 99 Cara mengukur pada benda bertingkat

2. Jangka Sorong
a. Jangka sorong ketelitian 0,1 mm

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 72 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

b. Jangka sorong ketelitian 0,05 mm

c. Jangka sorong ketelitian 0,02 mm

d. Jangka sorong ketelitian 1/128”

3. Vernier Bevel Protactor


Hasil pembacaan ukuran dengan menggunakan vernier bevel protactor.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 73 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

4. Mikrometer

5. Dial Indikator

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 74 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

E. Pemeriksaan Hasil Ukuran


Pembacaan hasil pengukuran akan sangat ditentukan oleh kebersihan alat ukur, cara
penempatan sensor ukur atau mulut ukur, posisi angka nol dan kesejajaran mulut
ukur (jika mempunyai dua mulut ukur), posisi sewaktu melakukan pengukuran dan
sebagainya.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendapatkan pengukuran yang baik
adalah kemampuan dari operator dalam membaca skala dan mengerti tingkat
ketelitian suatu alat ukur. Dimana dengan jenis alat ukur yang sama belum tentu
mempunyai tingkat ketelitian yang sama pula.
Tingkat ketelitian alat ukur akan sangat ditentukan oleh skala yang ada pada alat
ukur itu dan perbandingan antara benda ukur dengan yang diukur sama/ mendekati
harga.
Ketelitian adalah :
a. Teliti yang dihubungkan dengan hasil suatu pengukuran persis atau mendekati
sama dengan ukuran tertentu.
b. Teliti dihubungkan dengan proses pengukuran. Jika alat tersebut diukur dengan
alat yang sama dan ketelitian yang berbeda misalnya alat dengan ketelitian 0,1
mm dan 0,02 mm, maka hasilnya kemungkinan berbeda. Perbedaan 1 atau 2
skala untuk alat ukur yang teliti akan menghasilkan ukuran yang berbeda, jika
dilakukan dengan prosedur pengukuran yang tidak tepat.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat pengukuran, adalah :


1. Kemudahan baca
Hasil pengukuran memberikan langkah kemudahan alam pembacaan ukuran.
2. Rantai kalibrasi/ mampu usut
Alat ukur harus dapat dan mempunyai alat ukur standar yang dipakai untuk
kalibrasi
3. Kepekaan (sensitivity)
Alat ukur harus dapat membedakan perubahan kecil dari benda ukur.
Kepekaan dari suatu alat ukur ditentukan oleh mekanisme pengubah dan
harganya dapat diketahui dengan cara membuat grafik antara harga yang
diukur dengan pembacaan skala.
4. Kestabilan nol (zero stability)
Jika alat ukur kembali pada posisi semula maka harus dapat kembali pada
posisi nol.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 75 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

F. Perawatan Alat Ukur


Perawatan alat ukur harus dilakukan agar kepresisian alat ukur terjamin.
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
- Selesai di pakai alat ukur harus selalu dibersihkan dengan kain yang lembut atau
tissu bila perlu cuci dengan wash bensin.
- Alat ukur harus selalu disetel ke titik nol.
- Sebelum disimpan alat ukur dilapisi anti karat.
- Simpan alat ukur di tempat yang aman dan kondisinya tidak boleh menumpuk.
- Suhu ruangan 20°C.

1. Penyimpanan Alat Ukur Mekanik Dasar


a. Vernier Caliper/ Jangka Sorong
Sebelum vernier caliper disimpan, terlebih dahulu vernier caliper dibersihkan
dengan menggunakan kain kering dan bersih dan seterusnya lapisi vernier
caliper dengan minyak pelumas. Jaga vernier caliper agar tetap standar,
karena vernier caliper adalah alat ukur presisi. Tempatkan vernier caliper
pada tempat penyimpanannya dan jaga jangan sampai jatuh. Sebaiknya
setelah vernier caliper dipakai beberapa bulan vernier caper ini dibersihkan
dengan jalan membuka bagian-bagiannya dan membersihkannya dengan
kain yang bersih dan kering, sebab setelah dipakai lama, kemungkinan
adanya debu atau kotoran lain yang masuk di antara celah-celahnya.

Gambar 100 Tempat menyimpan vernier caliper

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 76 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

b. Mikrometer
Setelah selesai melakukan ukuran, bersihkan mikrometer menggunakan kain
lunak yang bersih dan kemudian lindungi bagian-bagian mikrometer dengan
lapisan pelindung anti karat (minyak yang sesuai) dan simpanlah kedalam
kotak penyimpannya.

Gambar 101 Cara menyimpan mikrometer

Kemudian perlu diingat untuk menjaga mikrometer tetap standar, pada waktu
bekerja jangan menempatkan mikrometer pada tempat di mana kemungkinan
ia jatuh atau terhimpit benda kerja lainnya. Di samping itu setiap saat lakukan
pengkalibrasian sehingga kepresisian ukuran yang didapat selalu tepat atau
akurat

c. Mikrometer Kedalaman
Setelah selesai melakukan pengukuran dengan peralatan ukur ini, maka
lepaskan kembali batang ukur dari rangkanya dan bersihkan. Setelah bersih
beri lapisan minyak pelindung karat dan tempatkan kembali batang ukur pada
tempatnya serta rangkanya pada tempat/kotak penyimpanannya.

Gambar 102 Tempat penyimpanan mikrometer kedalaman

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 77 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

d. Dial Indikator
Setelah pekerjaan pengukuran dengan menggunakan dial indikator, maka
lepaskan dial indikator dari pemegangnya dan bersihkan dial indikator serta
blok pemegangnya. Simpanlah dial indikator pada tempat/blok yang telah
disediakan dan tempatkan pada daerah yang tidak mudah jatuh dan terhimpit
oleh benda kerja lainnya, karena dial indikator merupakan alat ukur presisi.
Dial indikator ini merupakan alat ukur yang sensitif, sehingga jaga jangan
sampai rusak atau berkarat.
Setelah selesai pengukuran pemegang mikrometer ini dilepas dan
dibersihkan kembali untuk selanjutnya disimpan. Pemegang ini juga harus
dijaga jangan sampai kotor dan berkarat, sebab akan dapat mengurangi
ketepatan pengukuran dari mikrometer dalam.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 78 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN

1. Daftar Pustaka
1. Learning Material Mengukur dengan Menggunakan Alat Ukur
(LOG.OO02.005.01), Departemen Tenaga Kerja, 2006

2. Buku Referensi
1. Teknik Pengukuran, Drs. Taufik Rochim dan Soetarto S.M., Dikmenjur.
2. Teknik Pembentukan Pelat, Anni Faridah, dkk., Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
3. Teori Pengukuran, POLMAN.
4. Teknologi Pengukuran, VA TECH VOEST MCE GmbH, Austria, 2000.

B. DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Rol meter ketelitian 0,5 mm
2. Mistar baja ketelitian 0,5 mm dan 1/16 inch
3. Mikrometer luar ketelitian 0,01 mm dan 0,001 mm
4. Mikrometer dalam ketelitian 0,01 mm dan 0,001 mm
5. Vernier bevel protector ketelitian 5°
6. Dial indikator ketelitian 0,01 mm
7. Manometer
8. Welding Gauge
9. Tang Ampere

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Besi ST. 40
2.
3.
4.
5.

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 79 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01

TIM PENYUSUN

No. Nama Institusi Keterangan

Instruktur
1. Muhammad Mu’zaini, ST BBPLKLN – CEVEST Bekasi
Kejuruan Fabrikasi
Instruktur
2. Iman Heriyadi, ST BBPLKLN – CEVEST Bekasi
Kejuruan Las

Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar


Halaman: 80 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009

Anda mungkin juga menyukai