BUKU INFORMASI
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi. Modul pelatihan berbasis kompetensi
terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang
lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu
pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.
KEPALA
BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN
KERJA LUAR NEGERI – CEVEST BEKASI
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 1 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
DAFTAR ISI
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 2 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 3 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 4 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
5. Merawat alat ukur mekanik 5.1 Persyaratan penyimpanan alat ukur mekanik
dasar dasar diidentifikasi.
5.2 Penyimpanan alat ukur mekanik dasar
didemonstrasikan sesuai prosedur (SOP).
5.3 Prosedur perawatan/pemeliharaan alat ukur
mekanik dasar diidentifikasi.
5.4 Perawatan/pemeliharaan alat ukur dilakukan
sesuai SOP.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel :
Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan pengukuran komponen mekanik pada Jasa Industri
Pengelasan.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 5 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan Prosedur Penilaian:
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan
unit-unit kompetensi yang terkait : Tidak ada
2. Kondisi Penilaian:
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan penyiapan,
pelaksanaan, pengamatan proses dan pemeriksaan hasil pengukuran serta
pelaporan hasil pengukuran
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : portofolio, lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, pemeriksaan hasil kegiatan dan simulasi di workshop
dan/atau di tempat kerja.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 6 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
5. Aspek kritis:
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1 Cara penggunaan alat ukur dalam pekerjaan pengelasan.
5.2 Keakuratan/ ketelitian dalam membaca alat ukur
5.3 Pemeliharaan alat ukur
KOMPETENSI KUNCI
Sebelum mengikuti pelatihan unit Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar ini
peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut:
− JIP.SM01.001.01 Melakukan komunikasi timbal balik.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 7 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1. Membedakan 1.1. Aplikasi sistem • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu • Pemilihan 4 12
berbagai sistem pengukuran dan mengerti sistem mengerti sistem mengindentifikasi besaran
pengukuran. penggunaannya pengukuran. pengukuran. jenis-jenis besaran ukuran
diidentifikasi. • Mampu mengindentifikasi ukuran pada alat yang
jenis-jenis besaran ukuran ukur. digunakan.
pada alat ukur.
• Pemilihan besaran ukuran
yang digunakan.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 8 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1.2. Konversi • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Pemilihan
antara ukuran mengerti konversi satuan mengerti konversi satuan konvesri satuan besaran
matrik dan pada ukuran. pada ukuran. yang diinginkan. konversi
imperial • Mampu melakukan satuan
dilakukan konvesri satuan yang ukuran.
sesuai alat diinginkan.
ukur yang • Pemilihan besaran
digunakan. konversi satuan ukuran.
2. Menyiapkan dan 2.1 Macam-macam • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu • Penyiapan
menyebutkan mengeri jenis-jenis alat mengeri jenis-jenis alat mengindentifikasi pengunaan
aplikasi alat ukur
ukur. ukur. aplikasi alat ukur instrumen
instumen- mekanik • Mampu mengindentifikasi sesuai dengan alat ukur
instrumen/ alat- sederhana aplikasi alat ukur sesuai besaran ukuran. sesuai
alat ukur dengan besaran ukuran. SOP.
diidentifikasi dan
sederhana. • Penyiapan pengunaan
disiapkan untuk instrumen alat ukur sesuai
keperluan SOP.
pengukuran.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 9 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 10 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
3. Melakukan 3.1 Pengukuran
pengukuran • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Teknik
bermacam- dimensi
mengerti pengukuran mengerti pengukuran pengukuran dimensi pengukura
macam panjang, lebar, dimesi pada benda kerja dimesi pada benda kerja pada benda kerja n dimensi
komponen tinggi dan dengan alat ukur. dengan alat ukur. dengan alat ukur. pada
menggunakan • Mampu menjelaskan benda
kedalaman
alat-alat ukur pengukuran dimensi pada kerja
sederhana atau jarak pada benda kerja dengan alat sesuai
komponen ukur. SOP.
mekanik/benda • Teknik pengukuran
dimensi pada benda kerja
kerja dengan
sesuai SOP.
menggunakan
alat ukur
sederhana
diterapkan.
3.2 Aplikasi
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu menjelaskan • Teknik
pengukuran
mengerti aplikasi mengerti aplikasi aplikasi pengukuran aplikasi
berat, pengukuran dimesi pada pengukuran dimesi pada dimesi pada benda pengukura
temperatur dan benda kerja dengan alat benda kerja dengan alat kerja dengan alat n dimensi
tekanan, dll ukur. ukur. ukur. pada
• Mampu menjelaskan benda
diterapkan aplikasi pengukuran kerja
sesuai referensi dimesi pada benda kerja sesuai
dan mengacu dengan alat ukur. referensi
• Teknik aplikasi dan SOP.
pada SOP
pengukuran dimensi pada
yang benda kerja sesuai
ditetapkan. referensi dan SOP.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 11 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
4.1 Hasil
4. Memeriksa hasil • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu membuat • Pemeriksa
pengukuran pengukuran
mengerti pemeriksaan mengerti pemeriksaan format penilaian an hasil
komponen komponen hasil pengukuran hasil pengukuran hasil pengukuran. pengukura
mekanik dan mekanik komponen mekanik. komponen mekanik. n
melaporkan hasil • Mampu membuat format berdasarka
diperiksa dengan
pengukuran penilaian hasil n standar.
mengacu pada pengukuran.
standar yang • Pemeriksaan hasil
berlaku. pengukuran berdasarkan
standar.
4.2 Kesalahan
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Pemeriksa
pengukuran
mengerti identifikasi mengerti identifikasi perbaikan an hasil
diidentifikasi dan kesalahan pengukuran. kesalahan pengukuran. pengukuran ulang pengukura
dicatat untuk • Mampu melakukan dari kesalahan n ulang
perbaikan atau perbaikan pengukuran pengukuran. berdasarka
ulang dari kesalahan n standar.
untuk pengukuran.
pengukuran • Pemeriksaan hasil
ulang. pengukuran ulang
berdasarkan standar.
4.3 Pengukuran
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Pemeriksa
ulang dilakukan
mengerti pengukuran mengerti pengukuran pengukuran ulang. an hasil
sesuai SOP ulang. ulang. pengukura
• Mampu melakukan n ulang
pengukuran ulang. berdasarka
• Pemeriksaan hasil n SOP.
pengukuran ulang
berdasarkan SOP.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 12 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
4.4 Laporan hasil
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu membuat • Pembuata
pengukuran
mengerti cara membuat mengerti cara membuat laporan hasil n dan
diserahkan laporan hasil pengukuran. laporan hasil pengukuran. pengukuran. penyeraha
kepada yang • Mampu membuat laporan n laporan
berhak sesuai hasil pengukuran. hasil
• Pembuatan dan pengukura
dengan SOP penyerahan laporan hasil n
pengukuran berdasarkan berdasarka
SOP. n SOP.
5.1 Persyaratan
5. Merawat alat ukur • Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu • Pemilihan
mekanik dasar penyimpanan alat
mengerti persyaratan mengeri persyaratan mengindentifikasi tempat
ukur mekanik penyimpanan jenis-jenis penyimpanan jenis-jenis aplikasi penyimpan
dasar alat ukur. alat ukur. penyimpanan jenis- an jenis-
diidentifikasi. • Mampu mengindentifikasi jenis alat ukur. jenis alat-
aplikasi penyimpanan alat ukur.
jenis-jenis alat ukur.
• Pemilihan tempat
penyimpanan jenis-jenis
alat-alat ukur.
5.2 Penyimpanan
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Teknik
alat ukur
mengerti persyaratan mengeri persyaratan penyimpanan jenis- penyimpan
mekanik dasar penyimpanan jenis-jenis penyimpanan jenis-jenis jenis alat ukur. an
didemonstrasika alat ukur. alat ukur. peralatan
n sesuai • Mampu melakukan ukur
penyimpanan jenis-jenis sesuai
prosedur (SOP). alat ukur. SOP.
• Teknik penyimpanan
peralatan ukur sesuai
SOP.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 13 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
5.3 Prosedur
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Teknik
perawatan/pemel
mengerti prosedur mengerti prosedur prosedur perawatan/ perawatan
iharaan alat ukur perawatan/pemeliharaan perawatan/pemeliharaan pemeliharaan alat /pemelihar
mekanik dasar alat ukur. alat ukur. ukur. aan
diidentifikasi. • Mampu melakukan peralatan
prosedur perawatan/ ukur
pemeliharaan alat ukur. sesuai
• Teknik perawatan SOP.
/pemeliharaan peralatan
ukur sesuai SOP.
5.4. Perawatan
• Dapat memahami dan • Dapat memahami dan • Mampu melakukan • Teknik
/pemeliharaan
mengerti prosedur mengerti prosedur prosedur perawatan/ perawatan
alat ukur perawatan/pemeliharaan perawatan/pemeliharaan pemeliharaan alat /pemelihar
dilakukan sesuai alat ukur. alat ukur. ukur. aan
SOP. • Mampu melakukan peralatan
prosedur perawatan/ ukur
pemeliharaan alat ukur. sesuai
• Teknik perawatan SOP.
/pemeliharaan peralatan
ukur sesuai SOP.
Asesmen Pelatihan
4 12
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar Halaman: 14 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN
A. LATAR BELAKANG
Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya
pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan
produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan.
Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk
melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik
mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu
produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil
pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran
sesungguhnya. Atas dasar-dasar itulah Buku informasi ” Mengukur dengan Alat Ukur
Mekanik Dasar ” ini disusun.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi
Informasi tentang jenis-jenis dan fungsi alat-alat ukur, cara membaca alat-alat ukur,
cara menggunakan alat ukur sesuai SOP dan cara penyimpanan alat-alat ukur.
Dengan buku informasi ini diharapkan siswa dapat memahami dan belajar mengenai
mengukur dengan alat ukur mekanik.
B. TUJUAN
Buku informasi ” Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar ” ini bertujuan agar
siswa mampu mengenal bermacam-macam alat ukur mekanik yang sering digunakan
pada bengkel/ workshop pada saat belajar atau bekerja, cara pengoperasian dan
membaca alat-alat ukur dan penyimpanan alat ukur setelah digunakan sehingga
dapat menghasilkan hasil ukuran yang tepat dan benar pada saat produksi dan alat-
alat ukur dapat digunakan lebih lama dan tidak sering mengalami kerusakan karena
kesalahan prosedur penyimpanan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari buku informasi ” Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar ” ini
meliputi pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan pengukuran komponen mekanik pada Jasa Industri
Pengelasan.
D. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Ukuran adalah nilai nominal yang terdapat pada garis ukuran yang menunjukkan
besar ukuran yang ditunjukkan oleh batas ukuran dari suatu obyek.
2. Pengukuran adalah cara mendapatkan ukuran.
3. Alat ukur adalah peralatan yang digunakan untuk mendapatkan ukuran.
BAB III
MATERI PELATIHAN
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK DASAR
A. Sistem Pengukuran
Pengetahuan mengenai pengukuran harus dipahami dan dimengerti untuk
menunjang kualitas produk yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang
dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-
bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat
geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan
alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil
yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
Sistem pengukuran yang digunakan di dunia ilmu pengetahuan teknik diklasifikasikan
sebagai berikut :
- Sistem metrik / Sistem satuan Internasional (SI)
Contohnya : meter (m), centimeter (cm), kilogram (kg)
- Sistem imperial / Sistem Satuan British
Contohnya : yard, inchi, pound
Teknik pengukuran digunakan untuk mengukur, diantaranya :
• Panjang
• Berat
• Temperatur
• Sudut
• Kerataan
• Tekanan
Untuk mengetahui nilai atau besaran ukuran tersebut dengan menggunakan alat
ukur. Pengetahuan dan teknik pengukuran yang benar terhadap penggunaan alat
ukur akan mendapatkan nilai atau besaran ukuran yang tepat. Tetapi penggunaan
alat ukur tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :
• Besar benda yang akan diukur
• Kondisi (fisik) benda yang akan diukur
• Posisi benda yang akan diukur
• Tingkat ketelitian yang direncanakan
• Efesien, dan sebagainya
Sedangkan sistem satuan yang dipergunakan di dunia terdiri dari 2 macam, yaitu :
a. Satuan dasar
b. Satuan turunan
Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu sekon s
Arus listrik amper A
Temperatur kelvin K
Intensitas cahaya kandela Cd
1012 Tera T
109 Giga G
106 Mega M
103 Kilo K
102 Hekto h
10 Deca da
10-1 Deci d
10-2 Centi c
10-3 Milli m
10-6 Micro µ
10-9 Nano n
10-12 Pico p
10-15 Femto f
10-18 atto a
1. Mengukur Panjang
Bagian yang termasuk pada pengukuran panjang adalah :
• Tinggi
• Lebar
• Tebal
• Diameter
• Radius
• Jarak
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang diantaranya mistar baja,
rol meter, jangka sorong, heigh gauge, mikrometer, dan sebagainya.
Gambar 5 Mikrometer
Untuk mengukur tinggi kaki las (leg length), ketinggian caping las
(reinforcement), sudut sambungan, tebal las (throat thickness), kedalaman
cacat maka digunakan welding gauge.
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
3. Mengukur Berat
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda yaitu neraca
pengukur berat, timbangan. Pembacaan skala secara digital maupun secara
manual tergantung dari dimensi benda yang diukur dan kapasitas alat ukur
tersebut.
4. Mengukur Temperatur
Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Selain itu dapat digunakan untuk mengukur pemanasan awal (pre heating), antar
lapisan las (interpas) dan pasca pengelasan (post heating)
6. Mengukur Sudut
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai dari suatu sudut atau kemiringan
benda kerja adalah busur sudut (protactor). Selain itu dapat juga menggunakan
vernier bevel protractor.
Gambar 19 Protactor
Gambar 20 Vernier Beve Protactor
7. Mengukur Tekanan
Alat yang digunakan untuk mengukur nilai tekanan pada botol gas dan mengatur
tinggi rendahnya tekanan adalah regulator.
Sedangkan Alat pengukur aliran gas (flowmeter) adalah alat yang digunakan
untuk mengukur aliran gas yang digunakan untuk melidungi proses pencairan
dalam pengelasan. Di dalam alat ini mempunyai bola dalam tabung gelas yang
berfungsi sebagai penunjuk ukuran gas yang dikehendaki dengan satuan cubic
feet per hour (CFH).
Selain itu, ada juga flowmeter yang dilengkapi dengan ekonomiser. Fungsi
ekonomiser adalah untuk menghemat gas, karena gas yang digunakan apabila
tidak dipakai akan terus menerus keluar, oleh karena itu maka digunakan
ekonomiser sebagai pengatur gas apabila kait yang sebagai tempat menyimpan
mulut pembakar mendapat beban, maka gas akan tertutup dan apabila mulut
pembakar dipakai lagi maka gas akan bekerja kembali.
diameter PANJANG
(panjang)
Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam
mengukur panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan 1 m.
1000 mm = 1 m
Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer.
Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km
Pada sistem Imperial, feet merupakan satauan yang digunakan untuk mengukur
panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan.
Pengukuran panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “)
12” = 1 ft
Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial
adalah yard (yd) dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan
sistim konversi faktor. Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan
dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi.
Dalam prakteknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau
sebaliknya, hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma
sedangkan untuk imperial digunakan 3 angka debelakang koma.
Untuk konversi milimeter ke inchi, I in = 25,4 mm
Konversi 10 mm ke inchi.
10 mm : 25,4 = 0,394”
Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4 = 1,75”
Konversi 2” ke mm
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 26 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
2” X 25,4 = 50,8 mm
Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering
menggunakan bilangan pecahan seperti 1 ” jika ukurannya kurang dari satu.
2
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan
berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.
3
Konversi inchi ke bialangan desimal
8
3 : 8 = 0,375 “
Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan
dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan
pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
Konversi 111/16” ke dalam mm
Penyelesaian;
11
/16” 11 : 16 = 0,688”
111/16” = 1,688”
1,688” X 25,4 = 42,88 mm
Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft
3’ : 3,2808 = 0,91441 m
= 914,41 mm
Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan
cara memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan
Contoh;
Konversi 21/2” ke dalam Inchi
Penyelesaian;
1
/2” = 12.7 mm
2” = 50,8 mm
21/2” = 63,50 mm
Konversi 12,54 mm ke inchi
Penyelesaian;
10 mm = 0,3937”
2 mm = 0,0787”
0,54 mm = 0,0213”
12,54 mm = 0,4937”
2. Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah
Celcius (0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF).
Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan
skala perseratus simbol yang digunakan sama.
Konversi 0C ke 0F
9
(0C x ) + 32 = 0F
5
Konversi 0F ke 0C
5 0
(0F – 32) X - C
9
Contoh;
Konversi 350C ke 0F
9
(0C x ) + 32 = 0F
5
9
(35 x ) + 32 = 0F
5
63 + 32 = 0F
65 = 0F
Konversi 1980F ke 0C
5 0
(0F – 32) X = C
9
5 0
(189 – 32) X = C
9
5
166 X = 0F
9
92,2 = 0F
3. Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik
adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konversi gram ke kilogram dan
kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound
(lb), dan ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t
Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
4. Tekanan
Pengukuran tekanan, satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah kgf/cm2
(kilogram per sentimeter persegi). sedangkan sistim imperial, satuan yang
digunakan adalah lbf/in2 (pound per inci persegi) atau Psi.
Konversi dari satuan metrik ke satuan imperial untuk tekanan adalah :
C. Alat-Alat Ukur
1. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. Alat ukur ini dapat
dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan pengukuran
paling kecil sebesar 0,5 mm tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan
demikian alat ukur ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran sampai
seperseratus milimeter (0,01 mm).
Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai ukuran yang
berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai
300 mm. Tetapi ada juga mistar baja yang mempunyai ukuran sampai 2000 mm (
2 m ) dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu
milimeter.
Dalam bengkel kerja mesin mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik dan
sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi,
sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan milimeter.
Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi, 1/16 inchi, 1/32
inchi dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin biasanya hanya
terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi.
2. Rol Meter
Mistar gulung adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja yang
panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang besar. Mistar gulung ini tingkat ketelitiannya adalah
0,5 mm hingga 1 mm, sehingga ia tidak digunakan untuk mengukur benda kerja
secara presisi. Panjang dari mistar gulung ini bervariasi dari 2 meter sampai 30
dan 50 meter, tetapi dalam bengkel kerja mesin ukuran yang terpanjang adalah 3
meter.
Pada rol meter terdapat dua sistim, yaitu sistim metrik dan sistem imperial.
Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi, sedangkan pada
sistem metrik satuan dinyatakan dengan milimeter.
Rol meter banyak digunakan untuk mengukur benda-benda yang panjang.
Bentuknya yang sederhana dan kecil sehingga mudah di bawa-bawa atau
diletakkan dalam saku.
3. Jangka Sorong
Jangka Sorong atau Vernier caliper atau mistar ingsut adalah alat ukur presisi,
sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi
atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini
biasanya 5/100 mm.
Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda
kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu
celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper
tersebut mencukupi.
Ukuran vernier caliper ada beberapa macam, seperti vernier caliper dengan
panjang 0 sampai 150 mm, 0 sampai 175 mm, 0 sampai 250 mm, 0 sampai 300
mm (sistem metrik). Sedangkan untuk mengukur ukuran benda kerja yang besar
juga digunakan vernier caliper (jangka sorong) dengan ukuran panjang lebih dari
1 (satu) meter.
Bentuk lain dari vernier caliper adalah vernier caliper yang dilengkapi dengan dial
indikator, sehingga ia dapat melakukan pengukuran secara lebih teliti dan cara
pembacaannya menjadi lebih mudah. Ketelitian vernier caliper jenis ini adalah
0,05 mm.
Jenis-Jenis Jangka Sorong
Keterangan gambar
a. Rahang tetap
b. Rahang yang dapat
digerakkan
c. Sensor untuk pengukuran
bagian luar benda kerja
d. Sensor untuk pengukuran
bagian dalam benda kerja
e. Skala utama
f. Skala vernier
g. Baut pengunci
h. Batang pengukur kedalaman
benda kerja
i. Penyetel
Cara membaca vernier caliper dengan dial indikator adalah sebagai berikut:
Baca ukuran pada skema kerja
Baca ukuran yang ditunjukkan pada dial indikator
Karena ketelitian dial indikator adalah 0,05 mm, maka beberapa bagian
yang ditunjukkan oleh dial indikator harus dikalikan dengan besaran 0,05
mm
Jumlahkan kedua ukuran tersebut dan ukuran ini merupakan ukuran akhir
benda kerja.
Contoh lain pembacaan ukuran pada vernier caliper dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas dapat dihitung berapa besar ukuran yang
ditunjukkan pada vernier caliper. Langkah pembacaan adalah sebagai
berikut:
Baca skala utama, berapa besar angka yang berada disebelah kiri
garis 0 pada skala nonius atau skala vernier. Dalam gambar
tersebut menunjukkan angka 147, berarti skala utama menunjukkan
ukuran 147 mm.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 37 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Pada gambar di bawah ini menunjukkan posisi garis nol pada skala
vernier segaris dengan garis ke 13 (tiga belas) pada skala utama, maka
vernier caliper tersebut menunjukkan ukuran 13/16 inchi.
Pada gambar di atas garis nol pada skala nonius vernier berada pada
garis pertama sesudah garis yang menunjukkan angka pembacaan
0,700 inchi, maka gambar di atas menunjukkan pembacaan sebesar
0,70 + 0,025 inchi atau sama dengan 0,725 inchi.
Kemudian lihat gambar di bawah ini, berapakah besar ukuran yang
ditunjukkan oleh vernier caliper ini.
Dari gambar di atas terbaca bahwa garis nol pada skala vernier berada
pada garis pertama sesudah garis ukur 1,4 inchi.
Kemudian dibaca garis yang mana yang segaris dengan garis pada
skala vernier, ternyata garis yang ke 16 yang segaris dengan garis
pada skala utama. Ini berarti menunjukkan ukuran 0,016 inchi dan
besarnya ukuran ini harus ditambahkan dengan ukuran utama. Dengan
demikian besar ukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah
sebesar: 1,425 + 0,016 = 1,441 inchi.
4. Protactor
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja
dan untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat dengan
beberapa bentuk, sesuai dengan jenis kegunaannya dan tingkat ketelitiannya.
Batas ukur dari protractor adalah dari 0 derajat sampai 180 derajat.
Untuk pengukuran besaran sudut dengan teliti, artinya pengukuran besaran sudut
kurang dari satu derajat (1 derajat) digunakan vernier bevel protractor. Alat ini
mempunyai ketelitian sebesar 5 menit. Jadi dengan menggunakan vernier bevel
protractor kita dapat melakukan pengukuran mulai dari ukuran sudut 5 menit
sampai 180 derajat.
Cara membaca ukuran pada vernier bevel protractor adalah sebagai berikut:
Baca ukuran pada skala utama
Baca ukuran yang ditunjukkan pada skala vernier
Jumlahkan ukuran dari skala utama dan skala vernier.
Hasil dari penjumlahan tersebut merupakan besar dari ukuran yang diminta.
naik turun atau arah vertikal, sedangkan pada vernier caliper gerakan sensornya
adalah arah horizontal.
Alat ukur ini di samping digunakan untuk melakukan pengukuran, juga dapat
digunakan sebagai alat penanda yang presisi pada pekerjaan melukis dan
menandai. Untuk keperluan tersebut, maka dipasangkan penggaris pada bagian
sensor ukurnya. Pada bagian pemeriksaan kualitas atau quality control alat ini
sangat banyak digunakan sebagai alat pemeriksaan kehalusan permukaan benda
kerja, dengan cara memasangkan dial indikator pada sensor ukurnya.
Dikarenakan banyaknya kegunaan alat ini, maka hampir semua bengkel kerja
mesin mempunyai peralatan ini. Perlu diingat bahwa karena alat ini sangat presisi,
maka cara memakai dan menyimpan alat ini harus benar-benar diperhatikan.
6. Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur presisi atau teliti. Alat ini banyak digunakan pada
bengkel kerja mesin terutama pada bengkel yang memerlukan atau mengerjakan
benda-benda kerja yang presisi. Biasanya benda kerja dengan ukuran presisi
adalah benda kerja untuk komponen-komponen mesin, di mana ketelitiannya
sekitar 0,002 mm. Dalam praktek pengukuran, mikrometer juga terdiri dari dua
sistem yaitu sistem metrik dan sistem imperial sedangkan ditinjau dari segi
jenisnya mikrometer ada dua jenis yaitu: mikrometer luar dan mikrometer dalam.
a. Mikrometer Luar
Mikrometer luar adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk pengukuran
ukuran bagian luar dari benda kerja. Ketelitian ukuran yang diharapkan adalah
sebesar 0,01 mm. Guna memberikan gambaran berapa ukuran 0,01 mm
tersebut, dapat diberikan contoh bahwa besar rambut seseorang perhelai
adalah sebesar 0,03 mm. jadi mikrometer mempunyai ketelitian yang lebih
kecil dibandingkan dengan ukuran satu helai rambut. Mikrometer luar dapat
digunakan untuk pengukuran benda kerja berbentuk bulat, persegi dan rata.
Mikrometer luar berfungsi untuk mengukur diameter luar, lebar, tebal dari
benda kerja. Mikrometer luar tersedia dalam beberapa ukuran rangkanya,
sehingga alat ini dapat digunakan untuk pengukuran secara luas. Kenaikan
tiap ukuran sebesar 25 mm, sehingga mikrometer yang tersedia dipasaran
adalah sebagai berikut: 0 sampai 25 mm, 25 sampai 50 mm, 50 - 75 mm, 75 -
100 mm dan seterusnya.
Mempersiapkan mikrometer
Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan
mikrometer, terlebih dahulu periksa kebersihan dari sensor ukur
dan landasan ukurnya. Lakukan pembersihan dengan
menggunakan kain yang lunak dan bersih. Kemudian lakukan
pemeriksaan ketelitian kalibrasi. Pelaksanaan kalibrasi dengan
jalan menggerakkan sensor ukur sampai ke landasan ukur hingga
saling bersentuhan. Putar ratchet tiga kali dan lihat penunjukan
mikrometer, dimana penunjukannya harus 0 (nol).
Mikron Mikrometer
Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih teliti dari yang telah
dibicarakan di atas, kita harus menggunakan mikron mikrometer
dengan ketelitian 0,001 mm. mikron mikrometer dilengkapi dengan
skala vernier untuk mendapatkan ukuran 0,001 mm.
Cara membaca ukuran pada mikron mikrometer adalah sebagai
berikut:
Baca terlebih dahulu ukuran yang ditunjukkan pada skala
utama (besaran mm)
Kemudian baca ukuran yang ditunjukkan oleh skala bidal
(besaran 0,01 mm)
Terakhir baca ukuran yang ditunjukkan oleh skala vernier
(besaran 0,001 mm)
Dari ketiga langkah pembacaan tersebut kemudian dijumlahkan.
Hasil penjumlahan tersebut merupakan hasil akhir pengukuran.
Keterangan:
1. Landasan Tetap
2. Skala Ukur
3. Sarung
4. Landasan yang Bergerak
5. Pengunci
6. Batang Ukur Pengganti
7. Pemegang Batang Ukur Pengganti
8. Gauge
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 59 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Pembacaan skala alat ukur ini sama dengan pembacaan pada skala ukur
mikrometer luar, hanya arah pemutaran bidalnya berlawanan.
Persiapan pengukuran
Sebelum melakukan pengukuran kedalaman benda kerja dengan
menggunakan alat ini, terlebih dahulu kita harus mengukur
kedalaman benda kerja tersebut dengan menggunakan alat ukur
lain seperti mistar baja, hal ini untuk menentukan batang ukur
ukur ini pada meja perata. Gerakkan alat ukur ini hingga batang
ukur tidak menyentuh landasan meja perata, maka lihatlah apakah
alat ukur tersebut menunjukkan angka mol atau tidak. Apabila tidak
maka setelah kembali alat ukur tersebut sehingga menunjukkan
angka nol.
Dengan telah dikalibrasinya alat ukur ini, maka alat ini telah siap
untuk melakukan pengukuran dan ukuran yang dihasilkan akan
presisi/akurat.
7. Dial Indikator
Dial indikator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa
penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau
permukaan bulat dan kesejajaran. Dengan dial indikator dapat diperoleh data
mengenai penyimpangan ukuran, walaupun penyimpangan tersebut hanya 0,001
mm.
Seperti terlihat di atas alat ini dapat digunakan untuk melakukan pengukuran
kesejajaran, kelurusan dari benda kerja, maka di bawah ini dapat dilihat cara
melakukan pengukuran dengan menggunakan dial indikator.
Judul Modul: Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Dasar
Halaman: 69 dari 79
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM02.001.01
Di samping untuk melakukan pengukuran benda kerja alat ini dapat juga
dipergunakan untuk melakukan pengukuran terhadap komponen mesin. Misalnya
untuk melakukan pengukuran kesejajaran rahang mesin, ketirusan poros utama,
kedataran mesin dan lain sebagainya.
Setelah pekerjaan pengukuran dengan menggunakan dial indikator, maka
lepaskan dial indikator dari pemegangnya dan bersihkan dial indikator serta blok
pemegangnya. Simpanlah dial indikator pada tempat/blok yang telah disediakan
dan tempatkan pada daerah yang tidak mudah jatuh dan terhimpit oleh benda
kerja lainnya, karena dial indikator merupakan ukur presisi. Dial indikator ini
merupakan alat ukur yang sensitif, sehingga jaga jangan sampai rusak atau
berkarat.
2. Jangka Sorong
a. Jangka sorong ketelitian 0,1 mm
4. Mikrometer
5. Dial Indikator
b. Mikrometer
Setelah selesai melakukan ukuran, bersihkan mikrometer menggunakan kain
lunak yang bersih dan kemudian lindungi bagian-bagian mikrometer dengan
lapisan pelindung anti karat (minyak yang sesuai) dan simpanlah kedalam
kotak penyimpannya.
Kemudian perlu diingat untuk menjaga mikrometer tetap standar, pada waktu
bekerja jangan menempatkan mikrometer pada tempat di mana kemungkinan
ia jatuh atau terhimpit benda kerja lainnya. Di samping itu setiap saat lakukan
pengkalibrasian sehingga kepresisian ukuran yang didapat selalu tepat atau
akurat
c. Mikrometer Kedalaman
Setelah selesai melakukan pengukuran dengan peralatan ukur ini, maka
lepaskan kembali batang ukur dari rangkanya dan bersihkan. Setelah bersih
beri lapisan minyak pelindung karat dan tempatkan kembali batang ukur pada
tempatnya serta rangkanya pada tempat/kotak penyimpanannya.
d. Dial Indikator
Setelah pekerjaan pengukuran dengan menggunakan dial indikator, maka
lepaskan dial indikator dari pemegangnya dan bersihkan dial indikator serta
blok pemegangnya. Simpanlah dial indikator pada tempat/blok yang telah
disediakan dan tempatkan pada daerah yang tidak mudah jatuh dan terhimpit
oleh benda kerja lainnya, karena dial indikator merupakan alat ukur presisi.
Dial indikator ini merupakan alat ukur yang sensitif, sehingga jaga jangan
sampai rusak atau berkarat.
Setelah selesai pengukuran pemegang mikrometer ini dilepas dan
dibersihkan kembali untuk selanjutnya disimpan. Pemegang ini juga harus
dijaga jangan sampai kotor dan berkarat, sebab akan dapat mengurangi
ketepatan pengukuran dari mikrometer dalam.
BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN
1. Daftar Pustaka
1. Learning Material Mengukur dengan Menggunakan Alat Ukur
(LOG.OO02.005.01), Departemen Tenaga Kerja, 2006
2. Buku Referensi
1. Teknik Pengukuran, Drs. Taufik Rochim dan Soetarto S.M., Dikmenjur.
2. Teknik Pembentukan Pelat, Anni Faridah, dkk., Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
3. Teori Pengukuran, POLMAN.
4. Teknologi Pengukuran, VA TECH VOEST MCE GmbH, Austria, 2000.
Daftar Peralatan/Mesin
Daftar Bahan
TIM PENYUSUN
Instruktur
1. Muhammad Mu’zaini, ST BBPLKLN – CEVEST Bekasi
Kejuruan Fabrikasi
Instruktur
2. Iman Heriyadi, ST BBPLKLN – CEVEST Bekasi
Kejuruan Las