Anda di halaman 1dari 3

Proses refraksi

Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar keluar) ke semua arah dari setiap titik
sumber cahaya. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu (berkas cahaya)
divergen yang mencapai mata harus dibelokkan kea rah dalam untuk di fokuskan kembali ke sebuah titik
peka cahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya. Pembelokan
berkas cahaya ini disebut refraksi.

Bila suatu berkas cahaya menumbuk suatu permukaan yang tegak lurus terhadap berkas itu,
berkas cahaya akan memasuki medium kedua tanpa mengalami pembelokan jalur. Bila cahaya itu
menembus permukaan yang miring, berkas cahaya akan membelok bila indeks bias kedua media itu
berbeda. Arah rambat cahaya selalu tegak lurus terhadap bidang gelombang , arah rambat berkas
cahaya berbelok ke bawah.

Ada 2 faktor yang berperan dalam menentukan derajat refraksi :

1. Rasio indeks bias dari kedua media transparan (semakin besar perbedaan densitas, semakin
besar derajat pembelokan)
2. Derajat kemiringan antara bidang peralihan dan permukaan gelombang yang datang /sudut
jatuhnya berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar
pembiasannya).

Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungannya semakin
besar derajat pembiasannya. Ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan yang melengkung
dengan densitas lebih besar, arah refraksi bergantung pada sudut kelengkungannya.

Penerapan prinsip pembiasan pada lensa

1. Lensa konveks memfokuskan berkas cahaya

Berkas cahaya yang mengenai bagian tengah, menembus lensa tepat tegak lurus terhadap
permukaan lensa, sehingga cahaya tidak di biaskan. Makin dekat ke tepi berkas cahaya akan
semakin membentuk sudut yang lebih besar. Cahaya yang terletak lebih ke tepi akan semakin
dibelokkan kea rah tengah , yang dikenal sebagai konvergensi cahaya. Akhirnya, bila lensa
memilki kelengkungan yang sempurna, cahaya sejajar yang melalui berbagai bagian lensa akan
dibelokkan sedemikian rupa sehingga semua cahaya akan menuju suatu titik yang di sebut titik
focus.
2. Lensa konkaf menyebarkan berkas cahaya

Cahaya yang mengenai bagian yang paling tengah dari lensa membentur permukaan yang
benar-benar tegak lurus terhadap berkas sehingga tidak di biaskan. Cahaya di bagian tepi
memasuki lensa lebih dulu sebelum cahaya yang memasuki lensa bagian tengah. Hal ini
berlawanan dengan lensa konveks, ini menyebabkan cahaya di bagian perifer mengalami
divergansi atau menyebar menjauhi cahaya yang memasuki bagian tengah lensa. jadi lensa
konkaf menyebarkan berkas cahaya.

Ada 2 struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata yaitu kornea dan lensa.

Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang bereperan
paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan densitas pertemuan udara ke
kornea lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang mengelilinginya.

Kemampuan refraktif kornea seseorang tidak pernah berubah karena kelengkungan kornea
tidak pernah berubah. Kelengkungan kornea yang tidak seragam/rata sehingga berkas cahaya
mengalami refraksi yang tidak setara disebut astigmatisme.

Kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungan sesuai keperluan
untuk melihat dekat/jauh.

Struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agar
penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus
swaktu mencapai retina, bayangan tersebut akan tamapk kabur.

Berkas-berkas cahaya yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu mencapai mata
daripada berkas-berkas dari sumber jauh. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6 meter di
anggap sejajar saat mencapai mata.
Guyton, Arthur C dan John E Hall. 2007. Buku Ajar FisiologiKedokteran, ed 11. Jakarta:
EGC.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai