Anda di halaman 1dari 4

Nama : Defrian Sanjaya

Nim : 18531028

Tugas : Resume 3

SISTEM PEMBELAJARAN PAI PADA DIFABEL

A. Kurikulum Pembelajaran

Kurikulum dalam satuan pendidikan memliki perbedaan dan antara siswa


berkebutuhan khusus dan siswa yang berkebutuhan normal. Dalam pembahasan
kurikulum saat ini akan membahas kurikulum siswa berkebutuhan khusus pada sistem
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa berkebutuhan khusus seperti
Difabel. Siswa berkebutuhan khusus merupakan siswa yang melaksanakan
pembelajaran didalam satuan pendidikan sangat berbeda dari siswa normal pada
umumnya. Maka dalam hal ini, sistem pendidikan seperti dari kuluum pembelajaran
sangat berbeda.
Pembelajaran pada sistem belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa
atau anak berkebutuhan khusus biasanya dilaksanakan di Sekolah Luar biasa, dimana
semua itu bertujuan untuk dapat belajar hidup mandiri serta dapat menyesuaikan diri
dengan keberadaan siswa atau anak berkebtuhan khusus dalam hal ini difabel tempat
mereka berada.1
Dari sumber yang ada, biasanya kurikulum pendidikan khusus atau kurikulum
yang digunakan untuk Difabel/Anak Berkebutuhan Khusus terdiri dari 8 sampai 10
mata pelajaran yang digunakan, selain pelajaran juga ada muatan lokal, program
khusus dan pengembangan diri. Komponen-komponen inilah yang menjadi kurikulum
pembelajaran pada Difabel. Kemudian sistem ini akan dihubungkan dengan Sistem
pembelajaran PAI pada difabel.
Muatan lokal berbentuk kegiatan kurikulum dalam mengembangkan
kompetensi disesuaikan dengan ciri khas dan ciri keislaman yang ada dengan
mengelompokan dalam mata pelajran PAI yang ada, selanjutnya program khusus yang
berisisi tentang kegiatan yang bervariasi disesuaikan dengan Difabel yang ada dengan
program yang berisi dari program orientasi dan mobilitas untuk peserta didik, bina
komunikasi, bina diri dan bina pribadi
Ketentuan Pemerintah dalam melahirkan kurilulum dalam menjalankan roda
pendidikan disekolah, terlihat usaha pemerintah untuk mencerdaskan bangsa dengan
mengeluarkan kurikulum, sudah terjadi bebrapa kali pergantian kurikulum seperti saat
ini sekolah baik sekolah umum maupun sekolah khusus menerapkan kurikulum 2013
atau lebih sering dikelan K13. Dalam pembelajaran PAI di gunakan pada difabel sama

1
Dwi Fitri Wiyono, Model Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah
Dasar Inklusi di Kota Batu, (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016), hal. 36
halnya menggunakan kurikulum K13. Hal ini merupakan intruksi pemerintah pada
semua sekolah termasuk sekolah luar biasa atau khusus. Kurikulum ini berbasis
karakter yang disesuaikan dengan siswa. Jadi, bagaimana penggunaan kurikulum ini
untuk siswa difabel. Perlu adanya modifikasi Kurikulum 2013 seperti yang terletak
yang sangat menonjol adalah pada metode pembelajaran serta metode pembelajaran
dan penilaian, seperti contoh mengenai metode penaralan yang ada di K13 tidak dapat
digunakan disekolah pada Difabel. Maka perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan
kondisi siswa yang ada tidak dapat disamakand dengan siswa normal. Selain itu
dilakukan pendekatan siswa secara psikologis keadaan difabel tersbeut.
Setelah dijelaskan, dapat diketahui bahwa secara umum kurikulum difabel
sama dengan kurikulum siswa normal tetapi perlu adanya penyesuaian serta modifikasi
kurikulum untuk dapat disesuaikan dan dipergunakan untuk pembelajaran dalam hal
ini PAI untuk difabel.

B. Media Pembelajaran Difabel


Media pembelajaran untuk para difabel disebut dengan media pembelajaran
adaptif. Media pembelajaran adaftif adalah media pembelajaran yang dibuat, digunakan,
dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik anak berkebutuhan khusus.seperti
Braile digunakan untuk penyandang tuna netra

C. Tujuan dan Dasar Pembelajaran


Sistem pembejaran PAI yang diterapkan kepada difabel, pasti memiliki tujuan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan agar mencapai tujuan yang diingkan
maka hal tersebutklah dilakukan pembelajaran tersebut. Dalam penerapan
pembelajaran PAI kepada difabel memiliki tujuan yang sama dengankeadaan umum
yaitu menumbuh kembangkan aqidah melalui pembelajaran PAI diberi, dipupuk
dam diberikan pengembangan pengetahuan, menghayati, amalan, pembiasaan serta
memberikan pengalaman tentang agama Islam untuk menjadi muslim beriman dan
rakawa kepada Allah Swt.
Kemudian memiliki tujuan untuk memuliakan difabell menjadi produktif, slalu
berbuat jujur, adil , etis, berdisplin serta bertoleransi (tasammuh) dan dapat
menjalankan kehidupan yang penuh harmonu rukun dan dapat berinteraksi dengan
masyarakat sosial. Tujuan ini lah yang menjadi landasan pembelajaran PAI yang
diterapakan dlama belajar difabel, tujuan lain mampu memperediksi kebutuhan-
kebutuhan dan kesiapan difabel untuk dapat berinteraksi dan menjadi tenaga
pendidik antar difabel nantinya menjadi insan Sumber daya manusia yang
diperlukan selaras dengan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat2
Kemudian menjadi dasar atau rujukan pembelajaran PAI dengan sistem
pembelajaran untuk difabel terdapat lima unsur pokok seperti al-quran, kemudian
2
Farida Isroani, Embelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi,
(Tuban:, STITMA Tuban, 2019), Volume 7, Nomor 1, 2019: 50-65, hal. 53
aqidah, selanjutnya syari’ah, serta akhlak dan tarikh. Dasar inilah menjadi pondasi
sistem pembelajaran PAI pada difabel harus dilakukan karen manusia memiliki
kedudukan yang sama yaitu belajar dan melaksanakan kehidupan menjadi titipan
Allah dibumi untuk melangsungkan peradaban kehidupan di dunia yang ada.
Dasar pembelajran yang telah disebutkan memiliki penekanan yang menjadi
pondasi dsar dilakukannya adalah difabel harus berhubungan dengan rukun iman
atau kepercayaan, kemudian mengenai perbuatan berkaitan dengan ibadah kepada
sang pencipta dan perbuatan mengenai etika berupa kesusilaan, adab, budi pekerti
serta adab sopan santun kepada sesama pemeluk penghuni.

D. Pendidik pada Difabel


Guru pendidik khusus (GPK)/guru shadow Dalam kegiatan pembelajaran PAI,
guru PAI berkolaborasi dengan guru shadow untuk menangani siswa program
inklusif. Jumlah guru shadow disesuaikan dengan kebutuhan siswa program
inklusif, jadi bisa saja dalam satu kelas terdapat lebih dari satu guru shadow. Peran
guru shadow dalam pembelajaran PAI yakni sebagai pendamping siswa ABK
serta bekerja sama dengan guru PAI dalam proses pembelajaran
PAI untuk mewujudkan iklim pembelajaran kondusif3

E. Metode
Metode sering diartikan sebagaoi cara cepat dan tepat yang merupakan langkah-
langkah strategis untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Seperti cara seorang
pendidik memberikan atau menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta
didiknya dengan tujuan pembelajaran dapat dicapai serta dapat dipahami oleh
peserta didiknya pa yang disampaikan dari pendidik.
Seperti contoh salah satu penggunaan metode pembelajaran yang menalami
modifikaksi dimana disesuaikan dengan keadaan difabel, seperti pada siswa
tunagrahita menggunakan metode inquiry, discover. Metode ini mengalami
modifikasi dan penyesuaian dengan kondisi serta kekmapuan siswa. Dapat
dicontohkan dari metode inquiry yang memiliki 5 komponen berupa question,
student engangement, cooperative interaction, performance evaluation dan varrety
of resource4
Sebagai contoh dalam metode ini dilakukan penampilan sebuah video dan
siswa diharapkan untuk memahami maksud hewan tersebut sedang apa yang iya
lakukan. Tentu semua itu dilakukan untuk menyeimbangkan dari kemampuan siswa
difabel yang dapat menangkap dan tingkat kemudahan dalam menangkap sebuah
pembelajaran harus mengkombinasikan metode satu dengan metode lainnya seperti

3
Didaktika Religia Volume 3, No. 2 Tahun 2015

4
Achmad Dahlan Muchtar, Ibid.
hadap berhadapan (faec to face).
Demikian dengan pembelajaran PAI siswa difabel dapat diberikan pembelajaran
sesuai dengan metode yang dapat disesuaikan dengan keadaan siswa difabel yang
ada. Seperti metode mengaji menggunakan al quran braile dan bisa juga
menggunakan dengan audio murotal mengaji untuk dapat diguakan difabel
tunanetra
Selain itu juga dalam pembelajaran PAI pada difabel dapat digunakan metode
contoh dimana dapat diberikan sebuah contoh dari difabel itu sendiri bahsawannya
dapat melakukan kegiatan aktivitas ibadah dan dapat melakukan kegiatan yang baik,
hal tersebut merupakan contoh tauladan seorang difabel, hal ini dapat dijadikan
sebagai metode demontrasi atau motivasi.

F. Sarana dan Prasarana Pembelajaran Difabel


Mereka yang memiliki kekurangan di dalam mobilisasi dan memerlukan alat
bantu seperti tongkat, braces, frames, bahkan kursi roda sangat kurang nyaman
bilamana sebua sarana dan prasarana di dalam bangunan tidak memenuhi kriteria
persyaratan aksesibilitasnya5

5
Tamba Jefri, IJDS 2016; Vol.3: No. 1: Page 16 - 25

Anda mungkin juga menyukai