Laporan Karbohidrat
Laporan Karbohidrat
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN
KARBOHIDRAT
OLEH :
BAB 1 PENDAHULUAN
• Selulosa
Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama
hemiselulos, pectin, dan protein membentuk struktur jaringan
yang memperkuat dinding sel tanaman. Turunan selulosa
yang dikenal dengan carboxymethyl cellulose (CMC) sering
dipakai dalam industry makanan untuk mendapatkan tekstur
yang baik.
(Agus Susilo dkk,. 2019)
2. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff dipakai untuk menunjukkan adanya
ketoheksosa, misalnya fruktosa. Pereaksi seliwanoff
adalah resorsinol dalam asam klorida encer. Pendidihan
fruktosa dengan pereaksi seliwanoff menghasilkan
larutan berwarna merah.
Dua tahap reaksi terjadi dalam pendidihan ini, yaitu
dehidrasi fruktosa oleh HCl yang ada dalalam pereaksi
seliwanoff membentuk hidroksimetilfurfural yang
terbentuk dengan resorsinol membentuk senyawa
berwarna merah.
Sakarosa akan memberikan hasil yang sama bila diuji
dengan uji ini sebab sakarosa akan mengalami hidrolisis
menjadi glukosa dan fruktosa dalam proses ini. Fruktosa
yang terbentuk ini memberikan warna merah.
3. Uji Benedict
Modifikasi pereaksi fehling adalah pereaksi
benedict,yang merupakan campuran 17,3 gram kupri
sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium
karbonat dalam 100 ml air
Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi
Benedict akan terjadi perubahan warna dari biru
→hijau→kuning→kemerah-merahan dan akhirnya
terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila
konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi.
Seperti hanya peraksi fehling, dalam reaksi ini,
karbohidrat perduksi akan teroksidasi menjadi asam onat,
sedangkan pereaksi benedict (sebagai Cu++) akan
tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi, dalalm uji ini terjadi
proses oksidasi dalam proses reduksi.
4. Uji Barfoed
Berberda dengan pereaksi-pereaksi lain yang
digunakan untuk menunjukkan karbohidrat pereduksi,
pereaksi Barfoed bersifat asam. Pereaksi ini dibuat
dengan melarutkan 13,3 gram kristal kupri sulfat netral
dalam 200 ml air. Setelah di saring, foltrat ditambah
dengan 1,8 ml asam asetat glasial.
Pada pemanasan karbohidrat pereduksi dengan
pereaksi Barfoed sebagai ion kupri (Cu++) menjadi
endapan kupro oksida.
Susunan asam dalam pereaksi Barfoed dapat
mengakibatkan waktu terjadinya pengendapan kupro
oksida pada reaksi dengan disakarida dan monosakarida
berbeda . Pada konsentrasi dan kondisi yang sama,
disakarida memberikan endapan lebih lambat daripada
monosakarida. Berdasarkan hal ini, uji Barfoed dapat
digunakan untuk membedakan disakarida dan
monosakarida.
(Damin Sumardjo, 2008)
5. Uji Iodin
Prinsip analisis karbohidrat secara kualitatif dengan uji
iod yaitu terjadinya kondensasi iodin dengan karbohidrat
sehingga menghasilkan warna yang khas . Reaksi iodin
dengan amilum akan membentuk kompleks bir,
sedangkan reaksi glikogen dengan iodin akan membentuk
warna merah.
Uji iodin tidak bisa digunkan untuk analisis karbohidrat
jenis monosakarida. Hal ini dikarenakan kondensasi iodin
oleh monosakarida tidak terjadi. Uji iodin bisa digunakan
A. Uji Molisch
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa
3. Tabung 2 diisi larutan sukrosa
4. Tabung 3 diisi larutan amilum
5. Dimasukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi
6. Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch, dicampurkan dengan
baik
7. Dimiringkan tabung reaksi lalu dialirkan dengan hati-hati 1 ml
H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar bercampur (jangan
dikocok)
8. Diamati pembentukan cincin berwarna ungu
B. Uji Iodium
1. Siapakan 3 tabung reaksi
2. Dimasukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
4. Diamati warna biru, ungu hingga coklat yang terbentuk
C. Uji Fehling
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa
3. Tabung 2 diisi larutan sukrosa
4. Tabung 3 diisi larutan amilum
5. Dimasukkan 5 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi dan 10
tetes pereaksi Fehling A dan Fehling B, homogenkan
6. Dipanaskan perlahan-lahan, dinginkan
7. Diperhatikan warna dan endapan merah bata yang terbentuk
D. Uji Benedict
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa
3. Tabung 2 diisi larutan sukrosa
4. Tabung 3 diisi larutan amilum
5. Dimasukkan 5 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi dan 15
tetes pereaksi benedict, homogenkan
6. Panaskan pada lampu spritus, dinginkan
7. Perhatikan warna dan endapan merah bata yang terbentuk
E. Uji Barfoed
1. Siapkan 2 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa
3. Tabung 2 diisi larutan sukrosa
4. Dimasukkan 10 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi dan
10 tetes pereaksi barfoed, homogenkan
5. Panaskan pada tangas air
6. Diamati warna dan endapan merah bata yang terbentuk
F. Uji Seliwanoff
1. Siapkan 2 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa
3. Tabung 2 diisi larutan sukrosa
4. Dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
seliwanoff kedalam tabung reaksi
5. Panaskan pada lampu spritus
6. Diamati warna larutan, hasil positif dengan terbentuknya
larutan berwarna merah orange
G. Uji Osazon
1. Siapkan 2 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa
3. Tabung 2 diisi larutan sukrosa
4. Dimasukkan 2 ml larutan uji kedalam tabung reaksi
5. Ditambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan
Kristal natrium asetat
6. Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa
menit
7. Dinginkan perlahan-lahan dibawah air keran
8. Diamati Kristal yang terbentuk dan didentifikasikan dibawah
mikroskop
1. Uji Molisch
2. Uji Iodium
3. Uji Fehling
4. Uji Benedict
5. Uji Barfoed
6. Uji Seliwanoff
7. Uji Osazon
Kesimpulan
Iodium √
Fehling √
Benedict √
Barfoed √
Seliwanoff √
Osazon √
√
4.2 Pembahasan
Seperti yang diketahui bahwa karbohidrat merupakan senyawa karbon,
hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat
mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka.
Pada praktikum kali ini telah dilakukan beberapa percobaan seperti uji
Molisch, uji iodium, uji fehling, uji benedict, uji barfoed, uji seliwanoff dan uji
osazon. Masing-masing percobaan pun memberikan hasil yang berbeda
sesuai dengan tujuan dari percobaan.
Pada uji karbohidrat dengan pereaksi Molisch terdapat hasil yang dimana
ketiga sampel yaitu glukosa, sukrosa dan amilum membentuk cincin yang
berwarna ungu dengan kecepatan reaksi yang berbeda. Glukosa lebih dulu
membentuk cincin yang berwarna ungu dikarenakan glukosa termasuk
kedalam golongan karbohidrat monosakarida atau gula sederhana
sedangkan sukrosa dan amilum membutuhkan waktu untuk membentuk
cincin yang berwarna ungu dikarenakan sukrosa dan amilum termasuk
kedalam golongan karbohidrat disakarida dan polisakarida yang harus
dipecah terlebih dahulu sehingga memerlukan waktu lebih untuk
mendapatkan hasil. Dasar uji ini adalah heksosa atau pentose mengalami
dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural
atau furfural dan kondensasi aldehida yang terbentuk ini dengan 𝛼-naftol
membentuk senyawa yang berwarna khusus polisakarida dan disakarida.
Pada uji karbohidrat dengan pereaksi Iodium terdapat hasil yang dimana
hanya amilum yang merupakan golongan karbohidrat polisakarida yang
berubah warna menjadi biru tua sedangkan pada glukosa dan sukrosa yang
termasuk dalam golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida tidak
mengalami perubahan dengan warna yang tetap bening. Hal tersebut
terjadi karena karbohidrat dengan golongan polisakarida akan memberikan
reaksi dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang
menunjukkan adanya amilum (pati) pada sampel. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
3I2 + 6NaOH → 5NaI + NaIO3 + 3H2O
Hasil percobaan menunjukkan hanya amilum yang menunjukkan reaksi
positif karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk
rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan amilum menyebabkan warna
biru kehitaman. Percbobaan tersebut sesuai dengan pendapat Fessenden
(1986) yang menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam
spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu
polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna
spesifik.
Pada uji karbohidrat dengan pereaksi Fehling terdapat hasil yang dimana
hanya glukosa yang merupakan golongan karbohidrat monosakarida yang
membentuk warna dan endapan merah bata sedangkan untuk sukrosa dan
amilum yang merupakan golongan karbohidrat sakarida dan polisakarida
tidak terjadi perubahan. Hal tersebut dikarenakan pereaksi fehling ditambah
karbohidrat kemudian dipanaskan, akan terbentuk endapan merah bata
pada hasil akhir. Berikut adalah reaksi yang terjadi :
2Cu 2+ + 2OH → 2Cu2O + H2O
Dalam pereakksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana
basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling B berfungsi untuk mencegah
Cu2+ mengendap dalam suasana alkalis sedangkan pada sampel amilum
yang tetap berwarna biru disebabkan karena amilum merupakan
polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan pereaksi Fehling.
Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan
keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dengan larutan
Fehling. Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai siat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan
fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkanlarutan
fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air. Dalam
pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O.
2Cu+ + 2OH- → Cu2O + H2O
Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan merah
bata, sedangkan apabila digunakan larutan yanglebih encer misalnya
larutan glukosa 0.1%, larutan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Pada uji karbohidrat dengan pereaksi Benedict terdapat hasil yang dimana
hanya glukosa yang merupakan golongan karbohidrat monosakarida yang
membentuk warna dan endapan merah bata sedangkan untuk sukrosa dan
amilum yang merupakan golongan karbohidrat sakarida dan polisakarida
tidak terjadi perubahan. Hal tersebut dikarenakan uji benedict didasarkan
pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas (gula pereduksi) dengan hasil positif yang
ditandai dengan adanya endapan yang berwarna merah bata pada sampel
yang diujikan.
Pada uji karbohidrat dengan pereaksi Barfoed terdapat hasil yang dimana
hanya glukosa yang merupakan golongan karbohidrat monosakarida yang
membentuk warna dan endapan merah bata sedangkan untuk sukrosa dan
amilum yang merupakan golongan karbohidrat sakarida dan polisakarida
tidak terjadi perubahan. Hal tersebut dikarenakan ion Cu+3 dari pereaksi
barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida daripada disakarida dan polisakarida yang menghasilkan
endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Pada uji karbohidrat dengan uji Osazon terdapat hasil yang dimana glukosa
membentuk kristal seperti jarum dan sukrosa membentuk kristal seperti
jarum akan tetapi kristal pada fruktosa lebih halus dibandingkan kristal pada
glukosa. Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas akan membentuk hidrazon atau osazon apabila dipanaskan
5.2 Saran
Kami berharap agar praktikan senantiasa memperhatikan dan memahami
materi dan juga percobaan mengenai Karbohidrat serta teliti dan berhati-
hati dalam melakukan pengujiannya agar hasil yang didapatkan efektif dan
terhindar dari kesalahan atau kecelakaan dalam melakukan suatu
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA