Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINI RISET

MK.ILMU PENDIDIKAN
PRODI S1- PGSD-FIP

Skor Nilai :

“LAPORAN MINI RISET”

SOLUSI PERMASALAHAN KETERAMPILAN MENGAJAR


DALAM VIDEO PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

NAMA : Nisa Alfayana


NIM : 1203111097
DOSEN PENGAMPU : Nurmayani, M.Ag
MATA KULIAH : Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
EXECUTIVE SUMMARY

Rekayasa Ide merupakan sebuah bentuk dari karya tulis ilmiah yang dimana akan
digunakan untuk menjadi sebuah tugas KKNI UNIMED yang diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah yaitu ibu Nurmayani, M.Ag. Tujuan dari mini riset ini adalah untuk mengetahui
solusi yang ditawarkan penulis dalam permasalahan ataupun kesalahan dalam video
keterampilan mengajar yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran pada tingkat
sekolah dasar. Adapun yang menjadi judul Rekayasa Ide saya yaitu, SOLUSI PERMASALAHAN
KETERAMPILAN MENGAJAR DALAM VIDEO PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR.

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien
dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai
oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar,
yaitu;

1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)

2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena
dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar
bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

ii | I l m u P e n d i d i k a n
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah rekayasa ide ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana tepat pada waktunya.

Adapun pembuatan makalah mini riset ini sebagai bentuk tugas dari dosen Ilmu
Pendidikan kami yaitu Nurmayani, M.Ag , selain itu agar pembaca dapat menambah
pengetahuan dan informasi yang terdapat di dalam makalah ini.

Dalam penyusunan laporan rekayasa ide ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah mini riset ini tidak
lain berkat ridho Allah SWT, doa dari orang tua, serta arahan dosen dalam membuat tugas
rekayasa ide ini. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat pada waktunya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dosen
pengampu dan semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2021

Penyusun

iii | I l m u P e n d i d i k a n
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iv
BAB I .............................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 5
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................................... 5
B. Tujuan Rekayasa Ide ......................................................................................................................... 5
C. Manfaat Rekayasa Ide ....................................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL ..................................................................................................... 6
A. Originalitas Ide .................................................................................................................................. 6
B. Konteks Sosial ................................................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................................ 9
PERANGKAT INOVASI .................................................................................................................................... 9
BAB IV.......................................................................................................................................................... 10
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIAL ......................................................................................................... 10
A. Peluang Keterwujudan .................................................................................................................... 10
B. Nilai Nilai Inovasi ............................................................................................................................. 10
C. Perkiraan Dampak ........................................................................................................................... 11
BAB V........................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 12
A. Saran ............................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 13

iv | I l m u P e n d i d i k a n
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu komponen belajar mengajar adalah keterampilan dasar mengajar yang
termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi yang berguna untuk mengatasi
kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam kegiatan atau proses pembelajaran dan
juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru kurang disukai
peserta didik serta materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya
mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi namun, dengan harapan
bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan membuat siswa nyaman
melaksanakan pembelajaran dikelas dan kelas menjadi lebih kondusif.
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diinginkan
guru. Guru harus selalu siap dengan segala perubahan mood Siswa, mulai dari rasa bosan,
jenuh, ngantuk saat jam pelajaran siang, tidak fokus ataupun siswa ramai sendiri saat guru
menjelaskan didepan kelas. Oleh karena itu guru harus mempunyai keterampilan
memvariasi jika dikiranya siswa sudah mulai jenuh dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Namun pada penerapan keterampilan belajar oleh guru dalamm proses pembelajaran
masih banyak yang belum sempurna dan tertinggal dalam pelaksanaannya, dikarenakan
beberapa faktor ataupun kendala yang dialami guru tersebut. Untuk itu makalah rekayasa
ide ini dibuat untukmencari solusi dan menemukan ide atas permasalahan yang dialami guru
dalam penerapan keterampilan mengajar.

B. Tujuan Rekayasa Ide


• Untuk memaparkan solusi yang tepat bagi permasalahan ataupun kendala yang
dihadapi Guru dalam penerapan keterampilan mengajar yang dilakukan
• Untuk menyalurkan ide ide terkait kesalahan ataupun kekurangan yang dilakukan
guru dalam penerapan keterampilan mengajar

C. Manfaat Rekayasa Ide


• Agar terpenuhinya tugas laporan Rekayasa Ide mata kuliah Ilmu Pendidikan
• Menambah pengalaman dan wawasan dalam mencari ide atas kendala dalam
video pembelajaran keterampilan mengajar
• Memberikan solusi dan ide kepada guru dalam permasalahan dan kendala yang
ditemukan pada video yang dianalisis

5|Ilmu Pendidikan
BAB II

ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL

A. Originalitas Ide

Dari hasil analisis video pada Mini Riset yang saya buat, terdapat beberapa kekurangan
yang dilakukan guru dalam menerapkan keterampilan mengajar, namun pada
hakikatnya seorang guru selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi peserta
didiknya. Tetapi tidak terlepas dari seorang guru tetap harus mengutamakan
profesionalitasnya di dalam membawakan pelajaran dan bagaimana membelajarkan
siswa dengan efektif, yaitu menggunakan delapan keterampilan mengajar.

Untuk itu, penulis telah merangkai ide ide yang dapat dikembangkan untuk menjadi
solusi di dalam kekurangan ataupun kendala yang dihadapi guru tersebut di dalam video
pembelajaran yang diterapkan. Penulis membuat ide dengan melihat dar berbagai aspek
baik pengalaman, observasi, dan analisis video, sehingga penulis menemukan ide
cemerlang untuk kemudian diterapkan. Penulis tetap menggunakan referensi di dalam
penulisan ide ide yang dibuat agar sesuai dengan landasan teori orang yang lebih ahli.

Adapun kendala dan kekurangan penerapan keterampilan mengajar yang saya temui di
dalam video, yaitu sebagai berikut :

Dapat peneliti kemukakan bahwa masih terdapat kesenjangan pada saat proses
pembelajaran yang terjadi, dapat dilihat saat pembelajaran berlangsung siswa diajukan
pertanyaan oleh guru dan belum berani dijawab oleh siswa dan sebaliknya apabila
diberikan kesempatan untuk bertanya masih tetap tidak ada siswa yang
memanfaatkannya, bahkan ketika ada bagian yang belum mereka pahami mereka tidak
berani menyampaikan apa yang belum mereka pahami dari materi yang telah
disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran guru juga terkesan masih kurang menarik.
Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran dimana guru masih kurang terampil
dalam mengajar. Dalam membuka dan menutup pelajaran, pengelolaan kelas masih
kurang terampil dilihat dari siswa yang kebanyakan dari mereka tidak terfokus dan tidak
memperhatikan guru. Dalam hal bertanya dan memberikan apersepsi kepada siswanya
guru masih terlihat kaku dan stimulus sulit diterima oleh siswa. Penguatan dalam proses
pembelajaran juga kurang diberikan. Variasi dalam mengajar kurang diterapkan terlihat
dari cara penyampaian materi pembelajaran dimana penyampaian pembelajaran guru
juga terkesan monoton. Guru hanya lebih sering memberi tugas dan ceramah sehingga
dalam penyampain materi pembelajaran tidak sesuai antara isi materi yang
disampaikan.Siswa terlihat kurang tergugah dalam pembelajaran yang mempengaruhi

6|Ilmu Pendidikan
motivasi mereka di dalam pembelajaran. Hal inilah yang banyak menyebabkan siswa
tidak fokus atau tidak memperhatikan apa yang sedang diajarkan pada saat proses
pembelajaran

B. Konteks Sosial

Kesalahan-kesalahan tersebut sering muncul sebagai akibat dari kekurang pahaman


guru terhadap bidang tugasnya. Hal ini dikarenakan guru tersebut tidak memiliki tingkat
penguasaan kompetensi guru dengan baik. Kesalahan-kesalahan tersebut mestinya dapat
diminimalisir bahkan dieliminasi atau dihilangkan, apabila guru yang bersangkutan
memahami pokok-pokok permasalahan yang akan dan sedang terjadi selama dalam proses
pembelajaran disekolah. Untuk mengatasi berbagai macam bentuk kesalahan tersebut
diatas, berikut ini akan diuraikan sebagian kecil solusi pemecahannya.
1. Jalan Pintas dalam Pembelajaran
Agar tidak tergiur untuk mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, guru
hendaknya memandang pembelajaran sebagai suatu system, yang jika salah satu
komponennya terganggu, maka akan menggangu seluruh system tersebut. Sebagai contoh,
guru harus selalu membuat dan melihat persiapan setiap mau melakukan kegiatan
pembelajaran, serta merevisi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan perkembangan
zamannya. Harus selalu diingat mengajar tampa persiapan merupakan jalan pintas, dan
tindakan yang berbahaya, yang dapat merugikan perkembangan peserta didik.
Pengembangan rencana persiapan pengajaran (RPP) mutlak diperlukan. Dan didalam
pelaksanaannya guru harus terampil dalam mengelola organisasi kelas sesuai dengan
kemampuannya untuk mencapai akhir dari tujuan materi yang diajarkannya. Solusinya Salah
satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara
benar. Perencanaan yang baik merupakan awal pelaksanaan yang baik.[3] "Ingin berhasil
dalam mengajar, buat persiapan secara matang!" Persiapan mengajar itu ibarat skenario
dalam film. Tidak akan ada film yang baik dan enak ditonton tanpa skenario yang baik. Begitu
pula dalam proses pembelajaran, tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa
persiapan yang benar.

2. Pendidik kurang memberi perhatian dan penghargaan bagi peserta didik


(Menunggu peserta didik berperilaku negatif).
Solusinya adalah dengan memperhatikan perilaku peserta didik yang menyimpang,
dan mengeliminasi perilaku tersebut agar tidak terulang lagi. Memberi pujian dan
penghargaan bagi peserta didik, karena sudah

3. Menggunakan destructive disicpline.


Kesalahan-kesalaha seperti yang diuraikan diatas dapat mengakibatkan penegakan
disiplin menjadi kurang efektif, dan merusak kepribadian dan harga diri peserta didik. Agar

7|Ilmu Pendidikan
guru tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam menegakkan disiplin ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu:
· Disiplinkan peserta didik ketika anda dalam keadaan tenang
· Gunakan disiplin secara tepat waktu dan tepat sasaran
· Hindari menghina dan mengejek peserta didik
· Pilihlah hukuman yang bisa dilaksanakan secara tepat
· Gunakan disiplin sebagai alat pembelajaran.

4. Mengabaikan perbedaan peserta didik.


Tanpa disadari atau tidak dalam setiap proses pembelajarannya, seorang guru kerap
sekali mengabaikan perbedaan peserta didiknya. Hal tersebut terlihat dari penggunaan
metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Anak didik yang kita hadapi, masing-masing
memiliki tingkat kemampuan dan kompetensi yang berbeda dalam menyerap pelajaran.
Oleh sebab itu penggunaan metode yang bervariasi sangat dianjurkan. Ingat, tidak ada satu
metode yang lebih baik diantara metode-metode yang lainnya.

5. Menganggap Peserta Didik Selalu Bodoh


Dalam hal ini pendidik harus menjadi pembelajar yang senantiasa menyesuaikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Dalam hal
ini guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Jika tidak,
maka akan ketinggalan kereta, bahkan disebut guru ortodok.

6. Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil (Tidak adil atau deskriminatif)
Ketidakadilan dalam proses pembelajaran akan memunculkan persaingan yang tidak
sehat pada anak didik. Disisi lain sebagian anak bersemangat dalam belajarnya, tetapi disisi
lain pula anak merasa tersisihkan. Perhatian meyeluruh dan penuh rasa cinta pada setiap
peserta didik harus selalu ditumbuhkembangkan pada diri seorang guru untuk mengatasi
ketidakadilan tersebut.

7. Memaksa hak peserta didik


Hindarilah, ingat sebagai guru akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Di dunia
gaji tidak seberapa, jangan kotori keuntungan akhirat dengan menodai profesi. Niatkan
menjadi guru sebagai ibadah. Jadikan pekerjaan guru sebagai ladang amal yang akan
dipanen hasilnya kelak diakhirat. Percayalah, dan tanyakan pada hati nurani. Jangan
mengambil keuntungan sesaat, tetapi menyesatkan. Sadarlah wahai guru, agar namamu
selalu sejuk dalam sanubariku.

8|Ilmu Pendidikan
BAB III

PERANGKAT INOVASI

Guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sering melakukan copy paste RPP
sekolah lain, atau mengunduh melalui internet dan mengedit identitas saja. Tindakan guru
tersebut tidak dibenarkan karena untuk menyusun rencana pembelajaran harus berdasarkan
identifikasi awal terhadap kondisi siswa, menyesuaikan apa yang dibutuhkan siswa,
memperhatikan kondisi lingkungan, kebutuhan pasar, dunia usaha, dan industri.
Guru sebaiknya sebelum melaksankan pembelajaran harus melakukan analisis kebutuhan
siswa. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk mendesain pembelajaran yang inovatif.
Oleh karena itu untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dapat dilakukan sebagai berikut.

Pertama, identifikasi kondisi sosial, melalui data pribadi siswa dan keluarga. Dari data sosial
tersebut guru dapat mengetahui tentang latar belakang keluarga, status sosial, pekerjaan
orangtua, dan kebiasaan adat istiadat yang berlaku. Melalui pemetaan kodisi sosial, guru
dapat merancang pembelajaran sesuai dengan latar belakang sosial peserta didik. Sehingga
pembelajaran akan seleras dan kontekstual dengan dunia siswa. Materi yang diajarkan akan
dapat dikaitkan secara langsung dalam lingkungan siswa. Sehingga siswa akan menemukan
dan mengkontruksikan sindiri ilmu pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman
nyata.

Kedua, lakukan dialog diawal tahun pelajaran atau diawal semester dengan siswa, ajaklah
siswa terlibat dalam merancang pembelajaran. Melalui keterlibatan siswa, guru akan
mengetahui apasajakah materi akan diajarkan, model pembelajaran seperti apakah yang
diharapkan siswa. Dengan mengetahui kebutuhan tersebut, guru dapat mendesain
pembelajaran yang efektif dan dapat diterima siswa.

Ketiga, pada setiap proses pembelajaran aktivitas siswa lebih ditonjolkan. Porsi guru
dikurangi, guru menjadi fasilitator menyediakan sumber-sumber belajar. Biarlah siswa
belajar dan menemukan sindiri, ajaklah mereka berpikir dengan cara guru memberi stimulus
dan media inovatif yang membuat siswa aktif. Ketika siswa belajar guru mengamati dan
meluruskan apabila mengalami kesulitan.

Keempat, gunakan lingkungan dan bahan-bahan yang ada disekitar kita sebagai media
pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah di pahami siswa ketika
mereka Mengenal dan melakukan.

Melalui empat langkah tersebut, guru tidak akan mengalami kesulitan dalam membuat
perencanaan pembelajaran. Disetiap pembelajaran akan menarik bagi siswa, karena materi
yang akan dipelajari merupakan materi yang kontekstual dan model pembelajaran lebih
bervariasi.

9|Ilmu Pendidikan
BAB IV

IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIAL

A. Peluang Keterwujudan
Terkait peluang keterwujudan ide yang penullis buat tidak dapat dipersentasekan
dengan angka, namun apabila guru mampu untuk mempersiapkan dirinya untuk belajar
lagi, dan mau menerima masukan masukan dan ide ide positif, maka peluang
keberhasilan dari ide ini diperkirakan akan berhasil.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu :
1. Faktor keterbukaan pendidik
2. Faktor pemahaman atas ide yang ditawarkan
3. Faktor kemampuan penerapan pendidik
4. Faktor keaktifan peserta didik
5. Faktor kedisiplinan peserta didik yang mau diarahkan
Jadi apabila faktor faktor diatas mampu berjalan dengan baik, maka rekayasa ide yang
ditawarkan akan mampu tercapai. Namun jika faktor diatas tidak mendapatkan hasil yang
baik, maka kemungkinan ide yang ditawarkan penulis tidak dapat tercapai dengan baik.
Namun jika hanya beberapa faktor yang mendapat kendala,maka kemungkinan ide berhasil
masih dapat tercapai meski tidak sempurna.

B. Nilai Nilai Inovasi


Adapun nilai niilai inovasi yang terkandung di dalam rekayasa ide yang ditawarkan penuli,
yaitu:
1. Menggunakan lingkungan dan bahan-bahan yang ada disekitar kita sebagai media
pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah di pahami siswa
ketika mereka Mengenal dan melakukan.
2. Melalui keterlibatan siswa, guru akan mengetahui apasajakah materi akan diajarkan,
model pembelajaran seperti apakah yang diharapkan siswa.
3. Porsi guru dikurangi, guru menjadi fasilitator menyediakan sumber-sumber belajar.
Biarlah siswa belajar dan menemukan sindiri, ajaklah mereka berpikir dengan cara
guru memberi stimulus dan media inovatif yang membuat siswa aktif.
4. Materi yang diajarkan akan dapat dikaitkan secara langsung dalam lingkungan siswa.
Sehingga siswa akan menemukan dan mengkontruksikan sindiri ilmu pengetahuan
yang diperoleh berdasarkan pengalaman nyata.

10 | I l m u P e n d i d i k a n
C. Perkiraan Dampak
Adapun dampak yang dapat ditimbulkan apabila ide tersebut diterapkan secara maksimal
oleh Guru dalam pembelajaran, yaitu :

1. Siswa akan semakin bersimpati pada materi yang dibawakan oleh guru
2. Siswa akan mudah memahami karena guru telah menguasai rpp yang dibuat
3. Siswa akan semakin bersemangat karena disuguhkan media media pembelajaran
interaktif
4. Siswa akan mampu menyerap pelajaran dengan baik apabila guru menguasai materi
5. Siswa akan mudah menguasai materi apabila guru mendalami penyampaian dan
metode yang dberikan
6. Siswa akan merasa senang karena diperlakukan secara adil dalam akademik
7. Siswa akan semakin bersemangat karena telah mendapat perhatian lebih
8. Siswa akan berlomba lomba menjawab dan merespon karena guru sangat antusias

11 | I l m u P e n d i d i k a n
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tentunya kesalahan-kesalahan di atas patut kita hindari meskipun tentunya
sebagai manusia sulit rasanya untuk menghindar seratus persen dari kesalahan
sebagaimana disebutkan di atas. Sebagai seorang guru kita juga jangan berlindung
kepada sifat-sifat kemanusiaan kita untuk tidak mau merubah perilaku-perilaku yang
cenderung merugikan siswa. Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang
bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar. Kata kuncinya: Apabila terdapat
kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi:
sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan
untuk memperbaiki keadaan? Jadi, guru harus selalu belajar.Ya, belajar dari buku,
belajar dari teman, belajar dari murid, dan belajar dari dirinya sendiri.
Guru hebat dan profesional dapat lahir dari sekolah mana saja sebab guru hebat dan
profesional itu menembus ruang dan waktu serta tak butuh publikasi ataupun
pengakuan publik. Guru hebat dan profesional itu penuh dengan ketulusan. Ia selalu
berupaya untuk dapat menguasai materi yang akan disampaikannya di kelas dan
meningkatkan keterampilan mengajar dengan niatan ikhlas demi membantu sang anak
didik. Bukan bertujuan agar terkenal dan menghasilkan banyak uang.

A. Saran
Setiap guru disarankan untuk mampu menguasai delapan jenis keterampilan
mengajar agar para siswa menjadi aktif dan senang, serta dapat melaksanakan dan
menyerap pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, dituntut setiap guru mampu
mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan siswa melalui keterampilan mengajar
tersebut.

12 | I l m u P e n d i d i k a n
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, Enco. (2007). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya


http://apsijbi2013.blogspot.com/2013/02/guru-profesional-silabus-dan-rpp.html (30 mei
2014, 01.13)
Soebachman Agustina, 2014, Saatnya Menjadi Guru Terhebat, Yogyakarta: In Azna
Books
Mulyasa, 2012, Sertifikasi Guru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Masdudi, 2012, Landasan Pendidikan Islam, Cirebon : At-Tarbiyah Press

13 | I l m u P e n d i d i k a n

Anda mungkin juga menyukai