Anda di halaman 1dari 24

Kebudayaan Islam Di Masyarakat Kelurahan Rawa Buaya Dalam Kajian Antropologi

Agama

Proposal Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan skripsi untuk memperoleh gelar Strata 1
Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh :
Kisin Riyanda Hendrik
11190321000011

PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021M
Lembar Pengesahan
Kebudayaan Islam Di Masyarakat Kelurahan Rawa Buaya Dalam Kajian Antropologi
Agama

Proposal Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan skripsi untuk memperoleh gelar Strata 1
Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Kisin Riyanda Hendrik


11190321000011
disetujui oleh:

Pembimbing Penguji

Dr. H. Lebba S.Ag., M.Si.


Dr. H. Lebba S.Ag., M.Si.
NIP: 197206102005011003
NIP: 197206102005011003

Jakarta, 5 Juni 2021 diketahui dan


disahkan
oleh:
Koordinator Program Studi

Syaiful Azmi, S.Ag., M.A.


NIP.19710310 199703 1

i
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kebudayaan Islam Di
Masyarakat Kelurahan Rawa Buaya Dalam Kajia Antropologi Agama ”.
Penyusunan proposal skripsi ini ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh
gelar pada jenjang Strata 1 (S1) program studi Agama-agam Fakultas Ushulludin. Saya
menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan proposal skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
1. Terima kasih untuk. Dr. H. Lebba S.Ag., M.Si.Seorang pembimbing
tangguh di tengah masa tua beliau telah banyak meluangkan waktu dan
tenaga untuk memberikan bimbingan kepada penulis.Untuk Prof. Dr.
Amany Lubis, MA. selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dr.
Yusuf Rahman, MA . selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
2. Untuk  Syaiful Azmi, S.Ag, MA dan Lisfa Sentosa Aisyah, MA selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Studi Agama-agama.
3. Untuk seluruh jajaran guru besar dan dosen Fakultas Ushuluddin yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Untuk kedua orang tua, yang senantiasa memberikan cinta, do’a, motivasi,
dan semangat tidak terbatas. Tentu saja, terima kasih kepada teman-teman
dengan semua hal dan kisah-kisah terukir di dalamnya.
Pada akhirnya kesempurnaan hanyalah milik Allah, penulis menyadari bahwa banyaknya
kekurangan dalam skripsi ini, maka darinitu penulis berharap dapat dikembangkan di
kemudian hari agar lebih baik. Serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan khusus dalam Studi Agama-agama.

Jakarta, 5 Juni 2021

Kisin Riyanda Hendrik

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Batasan Masalah 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
E. Tinjauan Pustaka 5

BAB II. LANDASAN TEORI 6


A. Pengertian Antropologi 6
B. Pengertian Agama 6
C. Pengertian Antropologi Agama 7
D. Pengertian Islam 8
E. Pengertian Budaya 9
F. Pengertian Masyarakat 9
G. Antropologi Agama Dalam Studi Islam 10
H. Hubungan Agama dan Budya 10
I. Hubungan Islam dan Budaya 11
BAB III. METODE PENELITIAN 13
1. Jenis Penelitian 13
2. Pendekatan Penelitian 13
3. Lokasi dan Waktu Penelitian 13
4. Sebjek Penelitian 13
5. Sumber Data Penelitian 14
6. Teknik Pengumpulan Data 14

DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesai merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Di dalamnya terdapat beberapa
agama serta banyak aliran kepercayaanya, salag satu di antaranya adalah agama islam.
Penyebaran Islam merupakan salah satu pristiwa penting dalam sejarah Indonesia, namun juga
memiliki banyak teori tentang kedatangan Islam itu sendiri. Islam di Indonesia disebar luaskan
tidak melalui futuhat namun melalui jalur dakwah. Di mulai dari para pedagang muslim sudah
ada disebagian wilayah Indonesia selama beberapa abad sebelum Islam menjadi agama yang
mapan dalam masyarakat-masyarakat lokal. Secara umum, ada dua proses: Pertama, penduduk
pribumi mengalami kontak dengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Proses kedua,
orang-orang asing Asia (Arab, India, Cina, dll) yang telah memeluk agama Islam tinggal secara
tetap di wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk asli, dan mengikuti gaya hidup lokal
sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa, Melayu, atau suku lainnya.1
Dalam masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia, terdapat negara-negara yang
bercorak Indonesia-Hindu. Di Sumatra terdapat kerajaan Sriwijaya dan Melayu; di Jawa,
Majapahit; di Sunda, Pajajaran, dan di Kalimantan, Daha dan Kutai. Agama Islam yang datang
ke Indonesia mendapat perhatian khusus dari kebanyakan rakyat yang telah memeluk agama
Hindu maupun kepercayaan animism dan dinamisme. Para mubalig islam yang menunjukan
akhlak yang dapat membuat para masyarakat di Indonesia menjadi simpati terhadapnya. Agama
Islam juga dipandang lebih baik oleh rakyat yang semula menganut agama Hindu, karena Islam
tidak mengenal kasta, dan Islam tidak mengenal perbedaan golongan dalam masyarakat. Daya
penarik Islam bagi pedagang-pedagang yang hidup di bawah kekuasaan raja-raja Indonesia-
Hindu agaknya ditemukan pada pemikiran orang kecil. Proses islamisasi di Indonesia terjadi dan
dipermudah karena adanya dukungan dua pihak: orang-orang muslim pendatang yang
mengajarkan agama Islam dan golongan masyarakat Indonesia sendiri yang menerimanya.2
Tujuan penyiaran Islam di Indonesia adalah untuk melanjutkan kegiatan dakwah yang sudah
mencapai separuh benua yang dikenal waktu itu karena sudah mencakup Asia, Afrika dan

1
M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, penerjemah: Tim Penerjemah Serambi, PT. Ikrar andiriabadi, Jakarta,
2008, h. 3
2
https://labbaik.wordpress.com/2007/05/01/proses-islamisasi-dan-perkembangan-islamdi-indonesia/ Labbaik, edisi:
023/th.02/Jumada Al Awwal-Jumada Al Tsani 1427H/2006M, di akses tanggal 11 Maret 2021).

1
Eropa.Islam disebarkan ke Asia Kecil, Afrika dan Eropa berlangsung dengan sangat cepat yaitu
tidak sampai satu abad telah menyebar ke wilayah tersebut disebabkan karena bentuk
penyebarannya menggunakan pendekatan dengan cara pembukaan daerah-daerah baru
(futuhat)sedang penyiaran Islam ke nusantara lebih menggunakan pendekatan dakwah.
Islam disebarkan ke nusantara tidak melalui futuhatmaka oleh karena itu tidak tercatat waktu
yang pasti karena kedatangan mereka juga pada mulanya adalah karena dorongan kepentingan
lain yaitu kegiatan perdagangan.Penyebaran Islam melalui pendekatan futuhat berlangsung
dengan cepat yang dibarengi perombakan tradisi dan budaya masyarakat yang kemudian
disesuaikan dengan Islam. Akan tetapi penyiaran dengan dakwah tidak berlangsung dalam waktu
yang lama karena lebih menekankan pendekatan adaptasi, akomodasi dan seleksi yaitu melalui
penggunaan term budaya setempat untuk menjelaskan ajaran Islam.Sementara penyiaran Islam
melalui cara futuhatlangsung terjadi perombakan terhadap tradisi dan kepercayaan masyarakat
sedang melalui dakwah perubahannya berlangsung dengan lebih lambat.
Islam dalam waktu yang terbilang relatif singkat sejak kedatangannya pada abad 8 masehi telah
mengalami penyebaran yang demikian cepat di seluruh wilayah nusantara. Penyebaran islam itu
dapat dilakukan dengan bebrapa factor

a) Islam yang disebarkan itu terlebih dahulu dilarutkan ke dalam budaya lokal sehingga
tidak terjadi dendam budaya atas peralihan dari kepercayaan lokal kepada Islam.
b) Para muballig meminjam serta memanfaatkan budaya lokal sebagai sarana mengantarkan
proses islamisasi sehingga dapat diuterima masyarakat dalam suasana yang damai.
c) Proses peralihan yang dilakukan muballig pada mulanya, hampir tidak bersentuhan
dengan aspek luar dari budaya berupa simbol akan tetapi melakukan perombakan itu
berlangsung secara radikal terhadap dasar keyakinan.
d) Oleh karena yang disasar dalam proses islamisasi adalah substansi budaya maka
masyarakat tidak merasa adanya gugatan terhadap kepercayaan lokal mereka sehingga
tidak melahirkan dendam budaya. Selanjutnya masyarakat justru menyadari bahwa ajaran
Islam yang diperkenalkan para muballig adalah sejalan dengan tuntutan tradisi sehingga
ajaran Islam dipahami sebagai milik asli (genuine) masyarakat setempat.
e) Bahkan lebih jauh lagi, berbagai simbol budaya lokal khususnya yang berkaitan dengan
sistim kekeluargaan dilanjutkan para muballig sehingga membentuk citra bahwa Islam
yang mereka terima adalah khas nusantara yang kemudian disebut Islam Nusantara.

2
Sejarah kebudayaan Islam Indonesia atau di nusantara memberikan nilai kearifan lokal
yang bernilai tinggi, sekaligus menginspirasi bahwa ummat Islam indonesia masa lalu telah
mampu mengantarkan bangsa yang maju, sejahtera,  cerdas dan hidup damai, maka masa klasik
islam indonesia dapat menjadi filosofi untuk bangkit kembali masa kejayaannya dalam
perkembangan zaman yang menyetainya. Perkembangan Islam Indonesia sejak alam
kemerdekaan hingga sekarang mewariskan kekayaan budaya dan khazanah litersi yang luar biasa
terhampar dalam dinamika sosio- intelektual berupa kembagaan pendidikan, masjid, keormasan
Islam, penerbitan, petekonomian , hukum dan perundang-undangan, Seiring waktu, kekayaan
budaya ini mengalami pasang dan surut, sehingga berbagai upaya pelestarian dibutuhkan agar
tidak ditelan zaman. Keragaman suku membuat peninggalan budaya Islam di setiap daerah di
Indonesia masing-masing memiliki warna tersendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya koleksi
benda peninggalan dari berbagai daerah yang ditampilkan di museum ini. Benda-benda
peninggalan yang terdiri dari karya arsitektur, senjata, manuskrip, hiasan, busana, beraneka jenis
kerajinan tangan, dan karya seni kaligrafi diharapkan dapat membuka mata masyarakat awam
akan kekayaan budaya Islam yang dimiliki nusantara. Sebagai rakyat Indonesia yang beragama
Islam, sepatutnya kita juga harus mengetahui apa saja tradisi dan budaya Islam yang ada di
Indonesia ini. Hal ini harus kita ketahui, agar supaya kita tidak melupakan tradisi dan budaya
Islam tersebut yang disebabkan oleh banyaknya perkembangan tradisi atau budaya dari luar
negeri yang saat ini berkembang dengan begitu cepat dan pesat yang mulai masuk ke Indonesia.
Dan juga dapat melestarikan tradisi dan budaya Islam agar tidak hilang.

Maka dari itu dalam berbagai wilayah yang ada di Indonesia memiliki berbgai budaya
islam yang berbeda. Pada masa penyebarannya dimana para tokoh islam menyebarkan lebih dulu
dengan menampakan etika dan akhlak. Ketika sudah masuk ke dalam ajaran islam mulai
dibaurkan dengan budaya yang ada didaerah tersebut dengan memasukan ajaran islam

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian
ini adalah:

a) Kerukunan Umat Islam Di Pemukiman Penulis


b) Khazanah Islam Di Pemukiman Penulis
c) Kegiatan Islam Di Pemikiman Penulis

3
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah guna menghindari adanya penyimpangan atau perluasan dari
inti masalah dalam penelitian ini, sehingga menjadikan penelitian ini menjadi terarah dengan
baik. Dalam memudahkan dan memahami penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang
diteliti yaitu penulis hanya mengkaji Kebudyaan, kerukunan,khazanah,dan kegiatan islam yang
ada di tempat tinggal penulis yaitu Rawa Buaya, Jakarta Barat.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Mengenai tujuan dari dilakukannya penelitian ini, maka penulis dapat menguraikan
sebagai berikut:
b. Mengetahui penjelasan mengenai sejarah dan kebudyaan itu sendri dan dengan itu
dapatmengidentifikasi berbagai budaya islam.
c. Mencari makna kegiatan serta budya yang dilakukan masyarakat.
d. Memhami budya masyarakat dalam prefektif Antropologi Agama
e. Sebagai persyaratan akhir perkuliahan untuk memperoleh gelar Strata-1 (S-1) Sarjana
Agama (S.Ag) pada program studi, Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddinm
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menfaat Penelitian
Tentunya terdapat sebuah manfaat pada penelitian ini terhadap kajian bidang ilmu Studi Agama-
Agama, baik secara akademis maupun secara praktis.

a. Manfaat Akademis
Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam pengembangan ilmu studi agama-
agama, terutama pada tataran kajian antropologi yang mengkhususkan kebudyaan islam
di kelurahan Rawa Buaya Jakarta Barat. Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu
stimulus serta kesempatan bagi peneliti untuk lebih jauh dalam mengeksplorasi materi-
materi yang dipelajari selama masa perkuliahan yang kemudian dapat diaktualisasikan
dalam sebuah tulisan ilmiah.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini untuk menjadi kontribusi terhadap pengetahuan dan wawasan
penulis maupun kaum akademis, serta pada masyarakat pada umumnya mengenai arti dan

4
makna kematian dalam kehidupan umat Hindu dan umat Buddha. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat

4
dan juga dapat memberikan informasi bagi penelitian- penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan Antropologi Agama.

E. Tinjau Pustaka
Untuk menghindari kesamaan penelitian sebelumnya dan mempermudah dalam
proses pelaksanaan penelitian, maka penulis akan menjadikan beberapa literatur yang
telah ada sebagai acuan dan perbandingan sehingga penelitian yang akan penulis lakukan
akan menjadi lebih baik dan bisa dipertanggung jawabkan. Tinjauan kepustakaan yang
penulis pilih antara lain:

1. Inggria Kharisma, Doni Nofra, Yola Wahyu Wedri Yani, Nurul Khomariah, 2020.
“ISLAM DAN DAKWAH DI INDONESIA PADA MASA KONTEMPORER” Majalah Ilmiah
Tabuah Vol. 24, No. 1. (Hlm 53-66). IAIN Bukittinggi dalam bagaiaman perkembangan islam
pada masa kontenporer. Di bku ini deijelaskan bagaiman perjuangan silam dalam masa iti
2. Yatim, Badri. 2014. Sejarah Perdaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers. Dalam buku ini
dijelaskan berbagai panjanganya sejarah peradaban islam hingga masuk ke Indonesia. Dalam
buku ini juga dijelaskan berbagai macam tentang politik, ekonomi, pendidikan, mileter yang ada
pada masa kerjaan islam.
3. Koentjaraningrat. 1986. “Pengantar Antropologi”. Jakarta: Fa. AKSARA BARU. Dalam
buku menjelaskan bpengertian antropologi serta berbagai cabang ilmu antropologi.
4. Lebba Kadorre Pongsibanne. 2017. ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Kajian
Antropologi Agama. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Buku ini menukuna berbagai budaya dan
agama yang ada di Indonesia dengan berbagai perebdaan yang ada didalamnya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Antropologi

Pengertian antropologi secara Bahasa yaitu berasal dari bahasa Yunani di mana asal
katanya “anthropos” berarti “manusia” dan “logos” berarti “ilmu”. Maka dari itu antropologi
yaitu studi yang berkaitan dengan ilmu manusia di mana ini berusaha mempelajari tentang
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh
pengertian ataupun pemahaman yang lengkap yang berkaitan dengan keberagaman yang ada
pada manusia ini. Ilmu antropologi memiliki dua bagian yaitu
a) Antropologi fisik di mana ini mempelajari manusia sebagai makhluk biologis yang
melakukan perkembangan melalui evolusi dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis. dimana para ahli melakukan aktivitas analisis untuk melakukan
pengamatan dari fosil-fosil di mana dapat melacak manusia sebelumnya untuk
mengetahui segala hal tentangnya.
b) antropologi budaya nggak itu ilmu yang mempromosikan pada kebudayaan manusia
maupun cara hidup dalam bermasyarakat. pada ilmu ini antropologi budaya menekankan
fokusnya pada 3 bagian yaitu arkeologi, antropologi linguistic, dan etnologi. studi pada
pembahasan antropologi budaya ini merupakan praktik praktik social, bentuk-bentuk
ekspirasi, dan penggunaan bahasa di mana memiliki makna tersendiri.
B. Pengertian Agama

Pengertian Agama secara bahasa yaitu berasal dari Bahasa Sanskerta “A” yang artinya
“tidak” dan “gama” yang berarti tidak kacau. Dengan ini agama isalah suatu hal yang membawa
manusia pada ketidak kacauan atau kehancuran. Agama diartikan sebagai aturan atau tata cara
hidup manusia agar tidak menjadi kacau, maka dari itu biasanya ini menyangkut pada manusia
dengan hubungannya bersama dengan Tuhan dan makhluk lainnya.
Pengertian agama (religi) yang dikemukakan disini adalah agama yang bersifat empirik,
dalam agama secara nyata dilaksanakan oleh pemelukya, bukan agama sebagai teks dan doktrin.
Mengapa agama yang lebih tertarikkan pada hal-hal yang bersifat empirik. Sebabnya tidak lain

6
bertujuan untuk memahami agama dalam konteks kebudayaan (lokal), termasuk Islam yang jadi
fokus pembicaraan dalam hal ini3.. Agama memiliki dua jenis diantaranya ialah
a. AgamaSamawi yaitumerupakan juga yang disebut dengan agama langit ialah agama yang
dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan Wahyu Tuhan yang diberikan
melalui perantara nya hingga kepada seorang Rasul. Biasanya agama ini memiliki ciri
yaitu mempunyai definisi terhadap Tuhannya, penyampai Wahyu serta kumpulan Wahyu
nya yang diwujudkan menjadi kitab suci.
b. Agama Ardhi itu agama yang juga disebut sebagai agama bumi di mana agama ini
berkembang berdasarkanbudaya, daerah, serta pemikiran seseorang yangyang diterima
secara luas. Biasanya ini tidakmemiliki kitab suci dan bukan berdasarkan Wahyu.

Agama Pengertian agama dalam konteks religi yang dibahas dalam antropologi ini adalah
agama yang bersifat empirik. Pengertiannya secara nyata dilaksanakan oleh para, di mana agama
bukan sebagai teks dan doktrin. Namun ia lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat empirik.
Maka dari itu tujuannya ialah untuk dapat memahami sebuah agama dalam konteks kebudayaan.
Dari definisi ini maka dari itu agama masih dapat dilihat juga dari teks atau doktrin, namun
dalam keterlibatan manusia sebagai penganut sebuah agama tersebut tidak nampak di dalamnya.
Maka dari masalah yang yang terdapat dalam sebuah kehidupan keagamaan secara empirik baik
itu individual maupun kelompok dibedakan dalam pengetahuan dan keyakinan, di mana peran
keyakinan keagamaan terhadap kehidupan dan sebaliknya, kelestarian dan perubahan kerajinan
agama yang terjadi tidak tercakup di dalamnya. Agama juga dapat digambarkan sebagai sistem
keyakinan di mana perilaku manusia diarahkan kepada tujuan tertinggi.Dalam pengertian ini
gimana faktor yang menjadi pemeluk agama ialah merupakan hasil dari proses interpretasi dan
reson masyarakat terhadap ajaran suci dari Tuhan, mana itu ialah sebuah keyakinan ataupun
tindakan.
C. Pengertian Antropologi Agama

Antropogi agama adalah “pengkajian agama berasarkan pendekatan budaya”,”mengkaji


manusia yang beragama”. Sekalipun, kajian antropologis tentang agama, terutama menurut
pandangan-pandangan normatif (teologis), memunculkan persoalan, sebab dari satu sisi (teologi-

3
Lebba Kadorre Pongsibanne. 2017. ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Kajian Antropologi Agama. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara. Hal 6

7
keyakinan agama), agama bukan merupakan produka budaya, tetapi ia datang dan bersumber
wahyu (Tuhan), semantara dari sisi lain (kajian antropoligis dan kaijan-kajian sejenisnya)
menyatakan bahwa agama bisa berkembang dan dikembangkan oleh manusia yang “berbudaya”.
Oleh karena itu, bagaimana agama dikaji berdasarkan pendekatan budaya tanpa mempersoalkan
“benar” dan “salah”nya beragama. Jadi, bukan kebenaran ideologis atau keyakinan tertentu yang
menjadi titik perhatian studi ini, melainkan kenyataan empiris yang nampak berlaku dalam
kehidupan manusia.
Di dalam konteks masyarakat Indonesia secara keseluruhan, antropologi agama sebagai
sebuah disipli ilmu masih kurang dikenal. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya
yang terutama adalah kurangnya minat masyarakat terhada kajian-kajian agama dalam
hubunganya dengan budaya, padahal perilaku-perilaku keagamaan, disadari atau tidak telah
menjadi salah satu sumber terbentuknya kebudayaan; begitu pula sebaliknya, bahwa kebudayaan
asal suatu daerah sedikait banyak telah mempengaruhi perilaku keagamaan manusia. Dalam
konteks yang demikian, hadirnya antropologi agama tidak bertujuan untuk mendikotomi agama
dan budaya, justeru hadirmnya antrpologi agam adalah untuk mengsinergiskan keduanya karena
dapat menjelaskan perilaku-perilaku keagamaan manusia yang notabne membentuk manusia
sebagai makhluk berbudaya dan beradab.
D. Pengertian Islam

Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu
berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan
pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Wahyu yang diurunkan oleh
Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa
dan setiap persada. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala
perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama
manusia, dan alam lainnya. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak. Bersumberkan
Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna
wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw. Terminologi Islam
secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Makna-makna tersebut ada kaitannya

8
dengan sumber kata dari "Islam" itu sendiri. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab):
"Sin", "Lam", dan

8
"Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam",
memiliki kaitan makna dengan Islam. Dari situlah kita bisa mengetahui makna Islam secara
bahasa. Jadi, makna-makna Islam secara bahasa antara lain: Al istislam (berserah diri), As
salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam
(tangga, bertahap, atau taddaruj).
Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum Muslim/umat
Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat
sebagai ibadah utama. Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu
Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat
manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.

E. Pengertian Budaya

Makna budaya ialah suatu hal yang luas. ini pada umumnya budaya diartikan sebagai
etika atau hasil karya manusia. pengertian ini lebih mengarah kepada sifat material. Kebudyaan
menurut Koentjaraningrat (1981): Kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
tindakan, perbuatan, tingkah laku manusia dan hasil karyanya yang didapat dari belajar.
Sedangkan Selo Soemardjan (1979): kebudayaan merupakan semua hasil karya,rasa dan cipta
manusia. Kedua deefinisi diataslah yang banyak mempengaruhi masyarakat dalam mengartikan
apa itu kebudayaaan. Sedangkan pengertian kebudayaan yang lebih luas dapat dilihat pada
pendapat E.B. Tylor, berikut ini: “Kebudayaan merupakan sesuatu yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, moral, hukum adat. Dari definisi pengertian dari para tokoh diatas
penulis menarik kesimpulan bahwanya kebuyaan merupakan ciptaan manusia itu sendri yang
merujuk pada konsep social manusia dalam sebuah kelompok yang didalamnya mengatur akan
berbagai kehidupan dalam bermasyrakat.4

F. Masyarakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin
socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang

4
Lebba Kadorre Pongsibanne. 2017. ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Kajian Antropologi Agama. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara. Hal 8

9
berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, dalam

9
istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan
masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat
istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga
(Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11) bahwa masyarakat merupakan
suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan
anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur
yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:
1) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;
2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

G. Antropologi Agama Dalam Studi Islam

Kajian penelitian agama dengan mengunakan pendekatan antropologi berusaha


mempelajari tentang manusia dan masyarakat yang terkait dengan agama dan pendekatan
kebudayaan yang berada dalam masyarakat. Dengan kata lain, antropologi agama mengkaji
antara hubungan manusia dengan kekuasaan yang ghaib berupa buah pikiran, sikap dan tingkah
laku manusia dalam hubungannya dengan kekuasaan yang tidak nyata. Buah pikiran dan perilaku
manusia tentang keagamaan dan kepercayaan itu pada kenyataanya dapat dilihat dalam wujud
tingka laku, tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh pelaku agama atau keyakinan, baik
secara individual maupun secara sosial. Kajian agama melalui pendekatan antropologi lebih bisa
menggambarkan peran manusia, masyarakat dalam melakukan tindak keagamaanya, sehingga
lebih dimaknai sebagai bagian dari kehidupan.5
H. Hubngan Agama dan Budaya

5
Potabuga, Yodi Fitradi. 2020. “PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM” JURNAL
TRANSFORMATIFVol. 4, No. 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal 29

10
Fenomena kehidupan masyarakat dilihat dari aspek agama dan budaya yang memiliki
keterkaitan satu sama lain yang terkadang banyak disalah artikan bagi yang belum dapat
memahami bagaimana menempatkan posisi agama dan posisi budaya dalam suatu kehidupan
masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak berdiri sendiri, keduanya
memiliki hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras menciptakan dan kemudian
saling menegasikan. Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dalam
menjalani kehidupannya. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup
manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya yang
diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling mem- pengaruhi satu sama lain.
Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat, dan suku bangsa.
Kebudayaan cenderung berubah-ubah yang berimplikasi pada keaslian agama sehingga
menghasilkan penafsiran berlainan. Salah satu agenda besar dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan dan membangun kesejahteraan
hidup bersama seluruh warga negara dan umat beragama.
I. Hubungan Islam dan Budya

Islam dan kebudayaa. Islam mempunyai dua aspek, yakni segi agama dan segi
kebudayaan. Dengan demikian, ada agama Islam dan ada kebudayaan Islam. Dalam
pandangan ilmiah, antara keduanya dapat dibedakan, tetapi dalam pandangan Islam sendiri
tak mungkin dipisahkan. Antara yang kedua dan yang pertama membentuk integrasi.
Demikian eratnya jalinan integrasinya, sehingga sering sukar mendudukkan suatu perkara,
apakah agama atau kebudayaan. Misalnya nikah, talak, rujuk, dan waris. Dipandang dari
kacamata kebudayaan, perkara-perkara itu masuk kebudayaan. Tetapi ketentuanketentuannya
berasal dari Tuhan.
Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-norma sendiri. Karena bersifat
normatif, maka cenderung menjadi permanen. Sedangkan budaya adalah buatan manusia.
Oleh sebab itu ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan cenderung untuk
selalu berubah. Sehingga budaya Islam adalah budaya yang berdasar pada nilai-nilai Islam
yaitu al-Qur’an dan Hadis. Dalam perkembangannya, Kebudayaan Islam banyak dipengaruhi
oleh kebudayaan lokal disekitar semenanjung Arab yang telah lebih dulu berkembang,
sehingga budaya Islam sendiri banyak beralkulturasi dengan budaya-budaya lokal tersebut.
Namun

11
perkembangan kebudayaan menurut Islam bukanlah value free (bebas nilai), tetapi justru
value bound (terikat nilai).6

6
Fitriyani. 2012. “ISLAM DAN KEBUDAYAAN” Jurnal Al- Ulum Volume. 12, Nomor 1, IAIN Ambon. Hal
138-139

12
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini menekankan kepada model penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian
kualitatif bersifat realistis. Penelitian jenis ini lebih menekan pada aspek keaslian data. Eksistensi
kualitatif terbatas dan banyak topik yang relatif sedikit. Karena itu, peneliti biasanya
berpartisipasi secara kualitatif. Terdapat satu tahap tambahan untuk memenuhi kebutuhan
penelitian, sehingga metodologi penelitian ini terdiri dari :
Problem Analysis
Data Collection
Preprocessing
Pattern Discovery
Pattern Analysis
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini mempergunakan metode kualitatif yaitu memberikan
gambaran menyeluruh tentang suatu masalah yang berkembang di masyarakat, sejalan dengan
Y.Slamet (2008) yang mengartikan bahwa gejala sosial dalam masyarakat dengan objek
berdasarkan pada indikator-indikator yang dijadikan dasar dari ada tidaknya suatu gejala yang
diteliti sangat berkorelasi pada metode penelitian kualitatif.
2. Pendekatan Penelitian
Penulis melakukan pendekatan dialogis dan juga pendekatan komparatif. Penulis
menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut karena menurut penulis berkaitan dengan budaya
yaitu langsung terjun melihatnya dan juga hal yang sulit dirubah. Sehingga, menurut penulis
pendekatan yang digunakan sangat berkaitan dengan tema yang penulis gunakan. Penggunaan
pendekatan komparatif dilakukan agar menemukan konklusi dari dua hal yang berkaitan.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penulisan dan penelitian dilakukan di lingkungan di Kelurahan Rawa Buaya,
Jakarta Barat khususnya di kawasan Masjid An-Nur Rt.01/Rw.11 yaitu tempat tinggal penulis
sendri. Dan Waktu kepenulisan penelitian ini disusun dan diselesaikan pada bulan Maret sampai
Mei 2021.
4. Subjek Penelitian

13
Subjek penelitian ini adalah budaya islam yang ada di masyarakat di Kelurahan Rawa
Buaya, Jakarta Barat khususnya di kawasan Masjid An-Nur Rt.01/Rw.11. Dengan mengamri
kegiatan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan islam dalam kegiatan sehari-hari maupun
kegiatan hati besar islam yang berlangsung.
5. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang didapatkan penulis adalah data yang diperoleh langsung dari
Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat khususnya di kawasan Masjid An-Nur Rt.01/Rw.11
yang merupakan data primer dan data sekunder. Penelitian yang dilakukan pada nantinya
akan menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang langsung dari sumber pertama peneliti. Adapun sumber
data primer dalam penelitian ini adalah Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat
khususnya di kawasan Masjid An-Nur Rt.01/Rw.11.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui membaca berbagai bahan
bacaan, literatur, buku-buku, dsb.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data-data yang dikumpulkan penulis lakukan ialah melalui teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam sebuah bentuk kata-kata dan
pernyataan. Dalam pelaksanaannya melalui:

a) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati atau mencatat sebuah
peristiwa dengan cara menyaksikan langsung, dan biasanya peneliti sebagai pertisipan
atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedaang
ditelitinya.

b) Wawancara atau interview adalah sebuah percakapan atau proses tanya jawab yang
dilakukan antara 2 (dua) orang atau lebih untuk mendapatkan sebuah informasi. Metode
wawancara dapat diperoleh untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan narasumber, dengan atau

14
tanpa menggunakan pedoman wawancara..

14
c) Dokumentasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang sering digunakan
dalam setiap metode-metode pengumpulan data. Dokumentasi pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen berupa data-data, artikel-artikel, berbagai arsip, dan gambar-
gambar hasil wawancara ataupun bentuk lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Inggria Kharisma, Doni Nofra, Yola Wahyu Wedri Yani, Nurul Khomariah, 2020. “ISLAM DAN

DAKWAH DI INDONESIA PADA MASA KONTEMPORER” Majalah Ilmiah Tabuah Vol. 24, No. 1. (Hlm 53-66). IAIN

Bukittinggi
Yatim, Badri. 2014. Sejarah Perdaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers
Sulistiono, Budi. Sejarah Masuknya Islam
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34112/1/SEMINAR%20DI
%20LEKTUR%20SEJARAH%20Masuk%20LEKTUR.pdf Di akses pada 22 Maret 2021
Nasution, Fauziah. 2020. ‘Kedatangan dan Perkembangan Islam di Indonesia’, Mawa’izh: Jurnal
Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, vol. 11, no. . hlm (26-46) IAIN Padangsidimpuan
Dalimunthe, Latifa Annum. 2016. Kajian Proses Islamisasi Di Indonesia. Jurnal Studi Agama dan
Masyarakat Volume 12, Nomor 1. (Hlm 115-125) IAIN Palangka Raya
Lebba Kadorre Pongsibanne. 2017. ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Kajian Antropologi Agama.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara
Rahmawati, Yuni and Masyhana, Tsania Filhil and Muhandis, Muhammad Anif and Masruroh,
and Hariyanti, Fita. 2017. SEJARAH PEMBAHARUAN ISLAM INDONESIA DI ERA MODERN “Purifikasi Dan

Moderniasi”. http://repository.unimus.ac.id/299/1/Jurnal_AIK%202_Kelompok%203_UNIMUS.pdf Di akses

pada 25 Maret 2021


Mudzakkir, Amin. 2016. ISLAM DAN POLITIK DI ERA KONTEMPORER. Pada Jurnal Epistemé Vol.
11, No. 1. (Hlm 32-48 ). Pusat Penelitian Sumber Daya Regional-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Rahmaniah, Aniek. 2016. Sejarah Islam Indonesia pada artikel Studi Historis Karya Ricklefs. UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang
Potabuga, Yodi Fitradi. 2020. “PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI
ISLAM”
JURNAL TRANSFORMATIFVol. 4, No. 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Fitriyani. 2012. “ISLAM DAN KEBUDAYAAN” Jurnal Al- Ulum Volume. 12, Nomor 1,
IAIN Ambon

16

Anda mungkin juga menyukai