Anda di halaman 1dari 4

Pada sesi ini ada tiga poin yang akan kita bahas yang pertama itu bagaimana konsep

Islam
tentang ilmu ini kita ingin mengetahui secara garis besar bagaimana sih konsep Islam tentang
ilmu itu. yang kedua Bagaimana dalil Alquran dan as-sunnah menyangkut kedudukan ilmu
jadi mungkin teman-teman pernah dengar Islam itu bukan hanya sekedar agama tapi juga
adalah satu doktrin tentang peradaban, nah kita ingin mengetahui bagaimana dalil Alquran
dan as-sunnah menyangkut kedudukan ilmu itu. dan yang ketiga kita akan membahas tentang
bagaimana epistemologi ilmu dalam Islam, nanti kita akan ada beberapa pandangan
cendekiawan muslim menyangkut epistemologi ilmu ini

kata ilmu yang kita gunakan di Indonesia oleh masyarakat kita sebetulnya diambil dari
bahasa Arab yaitu oil ya yang mengandung makna atau arti itu kejelasan nah dalam hal ini
ilmu adalah pengetahuan yang jelas terjadi apapun yang kita ketahui dan bisa
dipertanggungjawabkan secara argumentatif maka dia disebut ilmu.
ilmu dalam Islam ada memiliki makna universal yakni wahyu Allah yang mengandung
kebenaran Absolut selain itu juga mengakui Dan menganggap penting pengetahuan yang
didapat melalui proses indera, akal dan empiris untuk memahami realitas di alam semesta ini.
kemudian makna ilmu dalam islam itu tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat materi, fisika
atau empirik semata Seperti yang saya sampaikan tadi tetapi juga menjangkau realitas
metafisika atau Meta empiris. Nah karena itu poin yang ketiga tentu ilmu dalam terminologi
Islam itu mencakup segala pengetahuan yaitu pengetahuan keagamaan, ilmu alam, Ilmu
Sosial humaniora dan seterusnya. Jadi bukan hanya ilmu agama saja tapi juga menyangkut
segala realitas yang ada, jadi ilmu social, humaniora termasuk ilmu alam inilah disebut ilmu
dalam terminologi Islam.

Nah selanjutnya Bagaimana sih ungkapan yang berkaitan dengan ilmu dalam Alquran? Jadi
banyak sekali ungkapan yang mengandung makna ilmu mulai dari qiroah ya ilmu itu sendiri
lalu akal lalu fikir. Nah di layar teman-teman itu terlihat ungkapan qiraah dengan segala
derivasinya ada sebanyak 11 kali; ilmu ada 41 kali; aql dengan segala derivasinya ada
sebanyak 43 kali; fikr dengan segala derivasinya 16 kali; ilm dalam al-quran dengan berbagai
derivasinya, seperti dengan menggunakan isiqah masdar, fi’il dan lain-lain ada 120 kali
dalam al-quran. jadi kalau kita temukan dalam Alquran terdapat kata akal fikir itu sebetulnya
mengandung makna tentang ilmu.
Selanjutnya kita coba lihat ayat tentang alam dan ayat tentang fiqih, Nah ini menarik karena
ternyata ayat tentang alam itu lebih banyak dibandingkan ayat tentang fiqih, sekitar 800 ayat
diantaranya itu adalah ayat tentang redaksional kata alam dan fenomenanya yang dapat
menuntun pada konsep tentang alam sekaligus memberi basis bagi manusia dalam
mempelajari sains kealaman, ini menurut Agus Purwanto dan Muhammad Ahmad algam
rawiyah sementara menurut Prof Zaghlul alnajar itu ada 1000 ayat jadi sekitar 800-1000 ayat
membahas tentang alam atau sosial sains.
nah bagaimana dengan ayat tentang fiqih, coba kita bandingkan, ternyata ayat tentang fikih
lebih sedikit dibandingkan ayat yang berbicara tentang alam nah kita lihat di sini teman-
teman jumlah ayat tentang fiqh itu hanya 160 ayat ini menurut perhitungan Agus Purwanto
yang saya kutip sementara menurut perhitungan Abu ath-thayyib itu sekitar 200 ayat. Dan
500an ayat menurut al-ghazali ar razi, ibnu qudamah dan juga muqatil bin sulaiman.

kemudian kita coba lihat bagaimana al-qur'an tentang urgensi ilmu dalam Islam. banyak
sekali ayatnya diantara saya tampilkan di layar, teman-teman bisa lihat mulai dari perintah
untuk berfikir, perintah untuk meneliti tanda-tanda dalam diri manusia dan hamparan segala
wilayah semesta, perintah untuk membaca dan menulis dan banyak sekali termasuk perintah
untuk merefleksikan kisah-kisah dan perumpamaan dalam Alquran, mungkin ayat yang
sering kita baca atau sangat terkenal misalnya perintah untuk berfikir di dalam Quran Surat
Ali Imron ayat 190 sampai 191 yaitu innafikholkissamawati wal-ardhi wakhtilafillaili
wannahari laayatil li’Ulil Albab dan seterusnya itu adalah salah satu ayat perintah untuk
berfikir bahwa sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan
siang, silih bergantinya malam dan siang adalah tanda-tanda Bagi orang-orang yang berakal
atau berpikir. Jadi Itu semua tidak mungkin bisa dipahami oleh orang yang tidak
menggunakan akal atau dalam bahasa Alquran itu adalah Ulul Albab, jadi kedudukan ilmu
dalam Islam itu sangat tinggi sekali, mungkin teman-teman sudah sering mendengar bahwa
derajat orang yang berilmu itu dinaikkan beberapa tingkat oleh Allah ketimbang orang yang
tidak berilmu.
Saya kira juga terdapat di Quran surat al-mujadilah ayat 11 yarfaillahullazina amanu
minkum walladzina utul Ilma darojat, jadi Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu itu beberapa derajat. dan banyak lagi ayat-ayat lain, teman-teman
bisa melihatnya yang populer itu adalah Quran surat Al Alaq, perintah untuk membaca,
perintah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan merupakan surat yang pertama kali
diwahyukan kepada Nabi Muhammad untuk membuka risalah keislaman risalah kenabian itu
dengan perintah Iqra bismirobbikalladzi kholaq kholaqol insana Min Alaq Iqra
warabbukal Akram alladzi allama Bil Qalam allamal insaana ma’lam ya alam. Itulah
perintah untuk membaca dan kita tahu tidak ada di dunia ini tanpa peradaban yang lahir itu
tanpa tradisi membaca dan menulis, jadi pastilah peradaban kemajuan itu bermula dan lahir
dari tradisi iqro'.

Sekarang kita coba lihat doktrin hadis nabi tentang urgensi ilmu dalam Islam, jadi banyak
sekali teman-teman hadis nabi menyangkut kedudukan ilmu atau pentingnya ilmu dalam
kehidupan kita. tapi disini Saya hanya akan menyebutkan beberapa saja diantaranya,
mungkin yang paling sering kita hafal atau sering didengar tentang mengembangkan ilmu
adalah kewajiban yang terjadi, Thalabul Ilmi faridhotun ala kulli muslimin. Jadi ini sebagai
motivasi bahwa kewajiban kita sebagai seorang muslim bukan hanya kewajiban-kewajiban
yang bersifat ritual saja tetapi juga kewajiban yang bersifat intelektual yaitu salah satunya
perintah Rasulullah Dalam hadits ini bahwa menuntut ilmu itu adalah kewajiban bahkan
Rasulullah mengatakan kepada kita bahwa mengembangkan ilmu itu jalan menuju surga,
termasuk juga ada hadis mengatakan bahwa lebih utama dari ahli ibadah, seorang ilmuwan
atau seorang memiliki ilmu itu bahkan dikatakan lebih utama daripada ahli ibadah bahkan
dikatakan sebagai pewaris perjuangan para nabi.

Selanjutnya klasifikasi ilmu dalam Islam, Saya ingin mengutip pendapat ulama atau
cendekiawan muslim yang umum kita dengar ya salah satunya Imam Al Ghazali, jadi Imam
Al Ghazali itu membagi ilmu menjadi dua, Beliau mengatakan ada ilmu fardhu ain dan ada
ilmu yang hukumnya fardhu kifayah. Menurut beliau ilmu yang fardhu ain yaitu ilmu tentang
cara amal perbuatan yang wajib misalnya seperti ilmu tentang bagaimana cara berwudhu
yang benar, bagaimana cara sholat yang benar, bagaimana cara berpuasa atau cara Haji benar
atau kata lain cara melaksanakan rukun-rukun Islam. sementara para ilmu yang fardhu
kifayah kata Imam al Ghazali itulah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam
menegaskan urusan duniawi jadi ilmu-ilmu yang menjadi sarana hidup bagi umat manusia,
misalnya kata Imam al Ghazali seperti ilmu kedokteran, ilmu berhitung lalu ilmu ekonomi
dan sebagainya.

Nah kalau menurut Ibnu Rusyd, ilmu itu ada beberapa klasifikasi. pertama itu berdasarkan
subjek dan sebab-sebabnya menurut Ibnu Rusyd dibagi dua ada sains dan ada hikmah. Nah
jadi sains itu kata Ibnu Rus dikaitkan dengan sebab fisik sedangkan Hikmah itu dikaitkan
dengan sebab transenden. berdasarkan perbedaan sifat subjek ilmu itu dibagi dua Kalau tadi
berdasarkan subjek dan sebab-sebabnya sekarang berdasarkan sifat subjek ilmu itu menurut
Rusyd di bagi 2 yang pertama ada yang particular yang khusus gitu lalu yang kedua ada yang
bersifat universal. Nah particular itu kata Rusyd mengkaji wujud-wujud empirik yang empiris
seperti yang saya jelaskan di awal kemudian yang universal itu mengkaji wujud-wujud yang
metafisik.

slide terakhir kita tentang epistemologi Islam, jadi epistemologi intinya adalah salah satu
cabang dari filsafat yang kita kenal ada ontologi epistemologi dan aksiologi. Nah sekarang
Apa itu epistomologi dalam konteks epistemologi Islam, jadi epistomologi secara sederhana
adalah pembahasan tentang mengenai sumber pengetahuan atau cara mendapatkan
pengetahuan, nah dalam Islam sumber pengetahuan itu adalah Allah SWTsebab Ia
melahirkan apa yang kita kenal realitas kauniyah dan realitas Aulia atau ayat kauniyah dan
ayat kauliyah nah ayat kauniah itu kan alam semesta yang bisa kita teliti ini jadi cara kita
mengetahui alam semesta itu bersifat langsung. berbeda dengan ayat qauliyah. ayat qauliyah
itu adalah wahyu Allah SWT yang tidak bersifat langsung, dia harus didapatkan atau
diperoleh dengan cara informasi-informasi dari utusan Allah yaitu Nabi dan Rasul. inilah
yang kita kenal sebagai epistemologi Islam yang berbasis tauhid, jadi kita kembalikan semua
apapun yang ada realitas yang kita hadapi baik itu yang nampak maupun yang tidak nampak
semua bersumber kepada Allah SWT. inilah bedanya dengan perkembangan sains modern
misalnya atau perkembangan epistemologi di barat, jadi sumber epistemologi Barat modern
tetap mengandalkan sejarah dan alam semesta saja sementara Islam selain sumbernya sejarah
dan alam semesta terdapat juga Wahyu. kemudian instrumennya dalam epistemologi sains
barat yang modern dia hanya membatasi pada akal dan panca indera saja sementara dalam
Islam selain menggunakan akal, pancaindra tapi juga ada instrumen yang lain yaitu intuisi
atau hati, jadi salah satu cara kita untuk menerima wahyu atau hal-hal yang bersifat
metafisika itu tidak cukup dengan akal dan panca indera tetapi dengan intuisi atau Hati. nah
ini yang tidak diakui dalam tradisi sains modern atau sains Barat, jadi Kalau tidak bisa diukur
ya tidak bisa diukur dengan observasi panca indera kita, tidak rasional itu tidak bisa diterima
sebagai ilmu. kalau dalam Islam kan tidak dibatasi realitas karena sempit sekali kalau kita
membatasi realitas hanya pada hal yang bisa dilihat, di observasi, dirasionalisasi dan
seterusnya, nah inilah bedanya sementara dalam islam itu tidak hanya akal panca indra tetapi
juga intuisi.

Anda mungkin juga menyukai