id
BAB II
campur kode, alih kode, interferensi morfologis, kata sapaan, fungsi bahasa,
yaitu bagan yang memberikan penggambaran secara jelas untuk mengkaji dan
memahami penelitian.
A. Kajian Pustaka
penelitian ini. Beberapa kajian pustaka tersebut dapat diuraikan di bawah ini.
terdapat hibrida (hibrid word) antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar
asing, gaya bahasa, terdapat peristiwa pemendekan atau kontraksi, pemakaian kata
sapaan, terjadi peristiwa campur kode, yang meliputi campur kode berwujud kata,
perulangan kata, gabungan kata, dan klausa. Terdapat pula peristiwa alih kode
11
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
perawatan, serta pada saat penangkaran burung kicauan. Fungsi bahasa yang
fungsi menyimpulkan.
(c) Peristiwa jual beli burung kicauan, yang meliputi fungsi konatif
antara penjual dan pembeli, dan fungsi konatif meminta antara penjual
dan pembeli.
burung murai batu, dan fungsi emotif memuji penampilan anis merah.
keperluan berikut.
penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
kaskus, yang didalamnya meliputi (1) pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia;
(2) hibrida (antara afiks bahasa Indonesia dengan kosakata asing; dan (3)
singkatan yang terdapat beberapa pola singkatan, yaitu (1) singkatan yang
menggunakan huruf awal kapital; (2) bentuk penggalan yang terdiri dari (a)
penggalan suku kata pertama, (b) pengekalan suku terakhir, (c) pengekalan
empat huruf pertama; (3) angka sebagai pengganti kata atau suku kata; (4)
gabungan huruf dan angka. Ditemukan juga pola penelitian akronim berikut: (1)
akronim yang berasal dari huruf awal setiap kata, (2) akronim yang ditulis
berdasar satuan lingualnya dibedakan menjadi (a) kata, (b) frasa, dan (c)
kalimat; (2) berdasarkan asal bahasanya dibedakan menjadi (a) register yang
penanda register dapat digolongkan menjadi (1) menanggapi suatu thread; (2)
panggilan atau sapaan; (3) reputasi; (4) pangkat atau tingkatan; (5) koneksi dan
yang dibagi menjadi (a) metafora, (b) personifikasi, dan (c) asosiasi; (2)
pertentangan yang dibagi menjadi (a) paradox dan (b) antithesis; (3) sindiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
yang dibagi menjadi (a) ironi, (b) sinisme, dan (c) sarkasme.
Skripsi Wilda Meridiyana (2012), Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret yang berjudul “Pemakaian Bahasa dalam Olahraga Futsal”. Dalam
diantaranya terdapat pemakaian istilah dari bahasa Inggris, pemakaian istilah dari
pemakaian kata sapaan, terjadi peristiwa campur kode yang meliputi campur kode
yang berwujud kata, kelompok kata, kata ulang, dan klausa. Terdapat pula
peristiwa alih kode, yang meliputi alih kode ke dalam dan keluar.
dengan maksud tertentu sebagai strategi tuturnya. Fungsi bahasa pada penelitian
ini membicarakan teknik permainan futsal, yang meliputi fungsi direktif meminta
antara pemain futsal dan fungsi direktif meminta antara pemain dan pelatih, fungsi
bahasa yang digunakan saat merencanakan permainan futsal, fungsi bahasa yang
digunakan saat memulai permainan futsal, fungsi bahasa yang digunakan saat
memberi instruksi yang meliputi fungsi direktif menyuruh antara pelatih dengan
pemain, fungsi direktif menyarankan antara pelatih dan pemain, fungsi direktif
menjelaskan antara pelatih dan pemain, fungsi direktif menasihati antara pelatih
dan pemain, fungsi memotivasi dan mengkonfirmasi antara pelatih dan pemain,
dan fungsi menyimpulkan. Terdapat pula fungsi bahasa yang digunakan saat
antarpemain, fungsi fatis antara pelatih dan pemain, dan fungsi direktif menasihati
pemain, keadaan atau suasana pertandingan, teknik permainan, nama alat-alat dari
Skripsi Ponco Sulistiyono (2016), Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret yang berjudul “Pemakaian Bahasa dalam Jual Beli Handphone dan
akronim, terdapat hibrida antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar bahasa
terdapat peristiwa campur kode yang berwujud kata, frasa, dan klausa. Dalam
handphone, dan servis handphone di Surakarta terdapat pula peristiwa alih kode
Penggunaan fungsi bahasa terdapat beberapa hal, yaitu fungsi bahasa yang
digunakan dalam peristiwa jual beli handphone, yang meliputi fungsi emotif puas
antara pembeli dengan penjual handphone, fungsi emotif kecewa antara pembeli
dengan penjual handphone, serta fungsi emotif marah antara pelanggan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
tukang servis handphone. Ada pula fungsi konatif menasihati antara penjual
konatif meyakinkan antara penjual handphone dengan pembeli, dan fungsi konatif
menawarkan antara penjual handphone dengan pembeli. Selain itu terdapat pula
terdapat fungsi konatif meminta antara penjual dengan pembeli, fungsi konatif
antara penjual dengan pembeli. Pada peristiwa servis handphone terdapat fungsi
konatif yang meliputi fungsi konatif menyarankan antara tukang servis dengan
konatif menawarkan antara tukang servis dengan pelanggan, dan fungsi konatif
penelitian ini akan dibahas mengenai pemakaian bahasa transaksi jual beli di
Pasar Legi Jatinom Klaten, fungsi bahasa yang terjadi dalam tuturan, serta istilah-
istilah khusus dalam transaksi jual beli di Pasar Legi Jatinom Klaten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
B. Landasan Teori
1. Sosiolinguistik
sebagai berikut.
oleh berbagai faktor, seperti siapa yang berbicara (who speaks), dengan
siapa (with whom), di mana (where), kapan (when), dan untuk apa (to what
end).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
bahasa.
dengan sosial‟.
antara lain.
sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
b. Participants
bisa pembicaraan dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan
minimal dua pihak dalam bertutur. Pihak pertama adalah penutur dan
pihak kedua adalah mitra tutur. Dalam waktu dan situasi tertentu dapat
juga terjadi bahwa jumlah peserta tutur lebih dari dua, yakni dengan
c. Ends
untuk mengubah perilaku dari seseorang yang sering pula disebut sebagai
tujuan konatif dari penutur. Tuturan dapat juga dipakai untuk memelihara
kontak antara penutur dan mitra tutur dalam suatu masyarakat. Tujuan
yang demikian sering pula dikatakan sebagai tujuan fatis dari sebuah
tuturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
d. Act Sequences
Mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini
e. Key
f. Instrument
berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
h. Genres
2. Variasi Bahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur
yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan
bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud struktur yang
tidak sama.
bahasa adalah faktor sosial dan faktor situasional. Adanya kedua faktor
berupa idiolek, dialek, ragam bahasa, register, dan tingkat tutur atau
yang luas dan besar, mungkin pula terdapat dalam masyarakat kecil,
3. Ragam Bahasa
bahasa yang dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu kita dapat
bahasa merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan salah satu dari
sekian banyak variasi yang ada dalam pemakaian bahasa. Ragam bahasa
medium pembicara.
resmi, ragam akrab, ragam agak resmi, ragam santai, dan sebagainya.
4. Bentuk Pemendekan
sebagai berikut.
a. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf
atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak
Contoh = Ny = Nyonya.
Contoh : Dr = Doktor.
Contoh : Gn = Gunung.
9) Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan
10) Pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua
Contoh : VW = Volkswagen.
12) Pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama
13) Pengekalan huruf pertama dari kata pertama dan hururf pertama dan
15) Pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata.
Contoh : DO = depot.
b. Akronim
gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang tertulis dan dilafalkan
c. Penggalan
Misalnya: Bu = Ibu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
5. Perubahan Bunyi
perubahan yang jelas kedengaran dan ada yang kurang jelas kedengaran.
Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat,
yakni sumber tenaga, alat ucap yang menimbulkan getaran, dan rongga
berupa udara yang keluar dari paru-paru. Pada mulanya udara dihisap oleh
dihembuskan (atau dihisap untuk sebagian kecil bunyi bahasa) itu mengalami
perubahan pada pita suara yang terletak pada pangkal tenggorokan. Arus
udara yang keluar dari paru-paru itu dapat membuka kedua pita suara yang
membuka dan menutup pita suara itu menyebabkan arus udara dan udara
disekitar pita suara itu berubah tekanannya dan bergetar. Perubahan bentuk
Misalnya, fonem /o/ apabila berada pada silabel tertutup akan berbunyi /ᴐ/ dan
kalau berada pasa silabel terbuka akan berbunyi /o/. Perubahan yang terjadi
pada kasus fonem /o/ bahasa Indonesia itu bersifat fonetis, tidak mengubah
fonem /o/ menjadi fonem lain. Dalam beberapa kasus lain, dalam bahasa-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
bahasa tertentu dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu
netralisasi.
orang Jawa, dimana kata nomor dalam bahasa Indonesia hampir sama
dengan kata nomər dalam bahasa Jawa, dan keduanya memiliki makna
yang sama.
bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai
tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama.
Dengan kata lain. perubahan itu masih dalam lingkup perubahan fonetis.
Tetapi, apabila perubahan bunyi itu sudah sampai berdampak pada pembedaan
alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut
6. Campur Kode
mencampur dua bahasa atau lebih bahasa dengan saling memasukkan unsur-
unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, unsur-unsur yang menyisip
Apabila di dalam alih kode fungsi konteks dan relevansi situasi merupakan
bahasa itu, sedangkan fungsi kebahasaan berarti apa yang hendak dicapai oleh
Ciri dari gejala campur kode adalah unsur-unsur bahasa atau variasi-
yang disisipinya.
balik antara peran dan fungsi kebahasaan. Peran adalah siapa yang
menggunakan bahasa itu dan fungsi merupakan tujuan apa yang hendak
masyarakat.
7. Alih Kode
karena perubahan situasi. Suwito membagi alih kode menjadi dua, yaitu.
Apabila alih kode berupa alih varian, seperti dari bahasa Jawa
1) Penutur
penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan apabila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apabila
Alih kode ini biasanya berwujud alih varian, alih ragam, atau
yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dengan tujuan
apa”.
lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada
akan beralih kode ke penutur yang ketiga. Hal ini untuk netralisasi
kesetiakawanan, dsb.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
yang mulai lesu. Alih kode demikian mungkin berwujud alih varian,
Hal ini terjadi apabila baik faktor situasi, lawan bicara, topik
mengharuskan dia untuk beralih kode. Dengan kata lain baik fungsi
8. Interferensi Morfologis
sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Situasi
nasional dan bahasa Indonesia. Bahasa ibu yang dikuasai pertama, mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap pemakaian bahasa kedua, dan sebaliknya bahasa
pertama. Kebiasaan untuk memakai kedua bahasa atau lebih secara bergantian
interferensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
mengucapkan kata-kata nama tempat yang berasal dari nama bunyi /b/, /d/, /g/,
terjadi penyerapan afiks-afiks {ke-}, {ke-an} dari bahasa daerah (Jawa dan
Sunda), dan afiks –(n) isasi, -is dari bahasa asing (Belanda dan Inggris),
dalam perkembangan bahasa. Gejala interferensi dari bahasa yang satu kepada
bahasa yang lain sulit untuk dihindari. Terjadinya gejala interferensi juga tidak
dengan unsur-unsur bahasa yang lain yang dilakukan oleh penutur yang
dari segi kemurnian bahasa, interferensi pada tingkat apapun dianggap sebagai
suatu kesalahan yang dapat merusak bahasa. Hal ini disebabkan orang-orang
bentuk kata jadian seperti kebesaran dan susunan kalimat seperti, “Baju bapak
9. Fungsi bahasa
dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga
perasaan. Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi
dibagi menjadi enam, yaitu (1) fungsi referensial, pengacu pesan; (2) fungsi
oleh sang penyimak; (4) fungsi metalingual, penerang terhadap sandi atau
hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak; dan (6) fungsi
dengan faktor konteks atau referen; fungsi emotif; (2) sejajar dengan faktor
pembicara; fungsi konatif; (3) sejajar dengan faktor sandi atau kode; fungsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
dalam Sudaryanto (1990:13) menjadi lima, yaitu fungsi (1) informasional, (2)
ekspresif, (3) direktif, (4) estetik, dan (5) fatis. Menurutnya fungsi itu masing-
masing berkorelasi dengan lima unsur utama situasi komunikatif, yaitu (1)
yaitu pembicara atau penulis, untuk fungsi ekspresif, (3) penerima, yaitu
antarmereka untuk fungsi estetik, dan (5) pesan kebahasaan itu sendiri untuk
Jika Leech menciutkan maka pakar lain, yaitu Dell Hymes (1962)
dalam Sudaryanto (1990: 13) memekarkan fungsi bahasa bukan hanya enam
melainkan tujuh, yaitu (1) fungsi ekspresif atau emotif; (2) fungsi direktif,
konatif, atau persuatif; (3) fungsi puitik; (4) fungsi kontak, fatis (fisik atau
psikologis); (5) fungsi metalinguistik; (6) fungsi referensial; dan (7) fungsi
kontekstual atau situasional. Dalam hal ini fungsi (7) adalah mekarnya.
dalan Kushartati, dkk. (2007:53-54). Fungsi ekspresif atau emotif terjadi jika
perasaan yang terwujud dalam rasa senang, marah, atau kesal. Fungsi direktif,
konatif, atau persuatif terjadi jika yang dipentingkan adalah mitra tuturnya,
yang sering diwujudkan dalam bentuk seruan atau suruhan. Fungsi puitik
form), misalnya banyak terdapat pada tulisan atau goresan ditembok tempat
umum seperti graffiti atau dalam karya sastra terutama puisi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
mementingkan bentuk dan bunyi bersajak. Fungsi fatis (phatic) timbul dalam
atau bahasa yang terpusat pada makna atau batasan istilah, misalnya terdapat
dalam bentuk definisi atau rumusan “H2O adalah rumus kimia untuk air”, dan
“Bandung adalah ibu kota Jawa Barat. Fungsi referensial terwujud dalam
pembicaraan dua politikus tentang kriteria calon anggota DPR RI. Fungsi
kontekstual atau situasional adalah ujaran yang memberi tekanan pada waktu
(bagian dari setting), ini biasa digunakan untuk fungsi pada bahasa yang
cenderung menggunakan fungsi bahasa dari Dell Hymes yang berfokus pada
fungsi konatif dan referensia untuk menganalisa data dalam penelitian ini. Hal
ini dikarenakan dalam transaksi jual beli di Pasar Legi lebih banyak
10. Register
Register merupakan salah satu dari beberapa jenis variasi bahasa jika
yang berbeda. Menurut Halliday dan Ruqaiya Hasan (1992:56), register dapat
dikatakan bahwa register adalah bahasa yang digunakan saat ini, tergantung
pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Di samping itu,
Halliday juga membedakan register menjadi dua yaitu, bahasa terbatas dan
bahasa yang lebih terbuka. Bahasa terbatas memiliki sifat tidak mempunyai
maknanya sangat terbatas, misalnya kata sandi yang digunakan pada pengirim
penggunaan bahasa yang setiap bidang kegiatan memiliki ciri register yang
berbeda.
hanya karena adanya situasi tertentu yang menurut penggunaan register, tetapi
tertentu.
konsep yang lebih umum karena disejajarkan dengan konsep ragam (style),
besar para sosiolinguis menjelaskan konsep register secara lebih sempit, yakni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
sebagai berikut.
communication situations.
kalimat dan fonologi yang mereka gunakan dalam situasi itu. Lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
telah dijelaskan oleh Douglas Biber dan Edward Finegan, 1994:33) sebagai
berikut.
for all three components identified in the last section: analysis of the
FUNCTION
CONVENTIONS
tuturnya
11. Pasar
bisnis pada umumnya dan di pemasaran pada khususnya. Pasar mungkin dapat
atau jual beli sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari bahasa Sanskerta
Pancawara. Pasar dalam konsep urban Jawa adalah kejadian yang berulang
secara ritmik dimana transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam
kegiatan pasaran adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa.
Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan jual beli pada hari pasaran
Pengertian pasar tersebut adalah dipandang secara nyata. Secara abstrak, pasar
adalah ratusan atau ribuan perusahaan dalam suatu industri yang melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga terhadap suatu barang
atau jasa yang hendak dibeli. Keberadaan pasar mempunyai fungsi yang
sangat penting. Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi utama yaitu
a. Fungsi Distribusi
jual beli itu, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang
c. Fungsi Promosi
terjadi pemindahan hak milik. Kottler (2002:09) melihat arti pasar dalam
jasa.
tertentu. Dalam hal ini para ekonom memang lebih tertarik akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
besar, yaitu.
a. Pasar Tradisional
b. Pasar Modern
prioritas utama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pikir
Pemakaian Bahasa
Rekaman percakapan
Transaksi jual beli di pasar Legi
transaksi jual beli di pasar
Jatinom Klaten
Legi Jatinom Klaten
Analisis Sosiolinguistik
Kata sapaan
commit to user