Anda di halaman 1dari 71

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam analisis data ini meliputi (a) karakteristik pemakaian bahasa dalam

video blog yang berhubungan dengan otomotif di laman Youtube (b) fungsi

bahasa dalam video blog yang berhubungan dengan otomotif di laman Youtube (c)

kosakata ciri penentu register dalam pemakaian bahasa video blog yang

berhubungan dengan otomotif di laman Youtube. Analisis ini dimulai dari

mentranskrip data video menjadi data tulis, mengklasifikasi data berdasarkan jenis

data, lalu akan dianalisis sesuai dengan teori yang mendukung. Analisis data

merupakan tahap yang penting dimana tahap ini dilakukan untuk mengolah data

untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah.

A. Karakteristik Pemakaian Bahasa Video Blog yang Berhubungan dengan

Otomotif di Laman Youtube

Dalam penyampaian sebuah informasi seringkali menggunakan itilah

khusus, penggunaan istilah khusus digunakan karena dalam penggunaannya

terdapat suatu kata yang belum dipadankan ke dalam bahasa Indonesia.

Pemakaian istilah khusus juga terjadi karena kesamaan latar belakang, atau

konteks situasi yang sedang berlangsung. Sehingga penggunaan istilah khusus

perlu digunakan untuk memberikan informasi yang mudah dipahami dan

sesuai dengan konteks situasi yang berlangsung.

Mengacu mengenai penjelasan di atas, ragam bahasa yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan ragam lisan yang kemudian ditranskripsi ke

dalam tulisan. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa santai, karena dalam

1
penggunaannya bertujuan untuk membuat penonton video blog terkesan dekat

dan akrab. Ragam santai atau ragam kasual, merupakan variasi bahasa yang

dipakai dalam situasi tidak formal.

Karakteristik penggunaan bahasa dalam video blog berhubungan

dengan otomotif pada laman Youtube yang ditemukan antara lain: penggunaan

istilah asing; hibrida; pemendekan (kontraksi); campur kode; singkatan.

Pemaparan dari karakteristik pemakaian bahasa yang ditemukan antara lain

sebagai berikut.

1. Penggunaan Istilah Asing

Istilah asing banyak dipakai dalam penggunaan istilah dalam

bidang otomotif, dalam penggunaannya istilah dari bahasa Inggris

mendominasi untuk daftar penggunaan istilah asing, itu disebabkan karena

kendaraan bermotor diciptakan di oleh negara barat, sehingga bahasa yang

digunakan kebanyakan dari bahasa Inggris. Istilah asing yang digunakan

antara lain sebagai berikut.

(1) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Erwan : “Gua udah bikin, dia Virago tuh yang sering kena itu
starter.”
Gofar : “Oke, pengapian berarti ye?”
Erwan : “Bukan, one way starter.”
Gofar : “Oh iya di itunya.”
Erwan : “Itu kan gak ada selahan juga.”
Gofar : “Betul.”
(010/KPB/PIA/4 Mei 2018)

Pada tuturan (1) terdapat istilah one way starter, one way starter

terdiri dari satu frasa one way yang dalam bahasa Indonesia berarti “Adj

satu jurusan, sekalian. One-way street jalan satu jurusan. One-way sign

tanda
satu arah” (John M. Echols, 2014: 506” dan satu kata starter yang dalam

bahasa Indonesia berarti “N 1 auto: starter. 2 pelepas pacuan” (John M.

Echols, 2014: 692), berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa one way starter memiliki arti ‘pelepas pacuan’

Dalam bahasa otomotif one way starter adalah jenis kendaraan

bermotor yang memiliki satu sistem elektrik saja untuk menyalakan

kendaraan. Kendaraan yang memiliki sistem ini tidak memiliki engkol

kaki untuk menyalakan kendaraan. Istilah one way starter biasa dipakai

untuk sepeda motor, karena kebanyakan dari sepeda motor memiliki dua

alat untuk menyalakan kendaraan yaitu starter dan engkol, jadi sepeda

motor yang tidak menggunakan engkol disebut dengan sepeda motor yang

memiliki fitur one way starter. Berdasarkan penjelasan di atas

disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau

tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(2) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “Kemarin karena kita kan fokusnya nyalain mesin ini


dulu, jadi em kita pisah dulu electrical-nya, dan em kita
mapping dulu jalur kabelnya, karena waktu kemarin saya
taruh ke belakang, Uwi protes “mas, aku gamau ada kabel
disini” oke, sekarang kita mapping, pindah ke apa, kiri ya
fender sebelah kiri, terus nanti untuk electrical lampunya,
kita taruh di sebelah kanan.”
Gofar : “Di sisni?”
Bimo : “Iya em, fender kanan, untuk tadi em apa sistem AC segala
macem nanti kita taruh dibawah.”
Gofar : “Oke.”
(014/KPB/PIA/31 Agustus 2018)
Pada tuturan (2) terdapat istilah fender yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N sepatbor, sayap roda” (John M. Echols, 2014: 298).

Dalam bahasa otomotif fender adalah istilah lain untuk menyebut sepatbor

atau bumper pada mobil, fender merupakan bagian kendaraan berupa besi

atau plastik yang digunakan pada bagian roda agar lumpur tidak

memercik, atau besi untuk melindungi mobil dari tabrakan. Berdasarkan

penjelasan tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap

seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(3) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Cuma knalpot dua doang yang menang ye?”


Erwan : “Twin port.”
Gofar : “Yoi.”
(016/KPB/PIA/4 Mei 2018)

Pada tuturan (3) terdapat istilah twin port yang terdiri dari dua kata

yaitu ywin yang dalam bahasa Indonesia berarti “N kembar. They are

identical twins. Mereka kembar sempurna/ identik. –adj kembar. Twin

beds tempat tidur kembar. Twin cities kota kembar. Twin-engine(d) adj

bermotor dua” (John M. Echols, 2014: 762) dan kata port yang dalam

bahasa Indonesia berarti ”N pelabuhan. River port bandar/pelabuhan

sungai. Trading port pelabuhan dagang” (John M. Echols, 2014:548),

berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulka bahwa istilah twin port

‘dua pelabuhan’.
Dalam bahasa otomotif Twin port adalah model suatu mesin

kendaraan bermotor yang menggunakan dua lubang gas pembuangan.

Lubang gas pembuangan merupakan lubang untuk tempat keluar sisa-sisa

pembakaran pada mesin kendaraan, kemudian disalurkan dengan pipa

knalpot untuk meredam suara yang keluar dari lubang gas pembuangan.

Berdasarkan penjelasan di atas istilah twin port mengalami pergeseran

makna asosiasi, dimana pergeseran tersebut memiliki sifat yang sama,

twin port dalam arti sebenarnya adalah ‘dua pelabuhan’ dan dalam bahasa

otomotif adalah ‘dua lubang pembuangan’.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(4) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya kami harap segera bisa ganti model.”


Gofar : “Iya ganti.”
Om Mobi : “Atau face lift-nya agak luar biasa hebatnya gitu.”
Gofar : “Betul!”
(025/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Pada tuturan (4) terdapat istilah face lift yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N bedah kecantikan untuk mengencangkan kulit wajah”

(John M. Echols, 2014: 287). Dalam bahasa otomotif face lift adalah suatu

perubahan pada kendaraan bermotor, perubahan tersebut terletak pada

perubahan desain atau bentuk yang berbeda namun memiliki spesifikasi

yang hampir sama dengan versi yang sebelumnya. Berdasarkan penjelasan

tersebut terjadi pergeseran makna asosiai, dimana kata face lift dengan arti

yang sebenarnya adalah ‘bedah kecantikan’ dalam bahasa otomotif berarti

merubah bentuk desain. Kata face lift dapat berubah maknanya karena
memiliki sifat yang sama yaitu perubahan bentuk, dalam arti sebenarnya

merubah bentuk wajah, dan dalam bahasa otomotif perubahan desain

kendaraan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(5) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya secara bentuk sih dia ada perkembangan tapi, dan ada
teknologi stability control juga yang which is diperlukan
untuk mobil seperti itu.”
Gofar : “Oke.”
(027/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Pada tuturan (5) terdapat istilah stability control yang terdiri dari

dua kata yaitu stability yang dalam bahasa Indonesia berarti “N (plural

stabilities) 1 stabilitas, kemantaban, kestabilan. 2 keseimbangan” (John M.

Echols, 2014: 688) dan kata control yang dalam bahasa Indonesia berarti

“N pengawas(an), penilikan, pengaturan, penguasaan, pembatasan, kotrol”

(John M. Echols, 2014: 182), berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa arti dari stability control adalah ‘pengendali

kestabilan’.

Dalam bahasa otomotif stability control adalah teknologi yang

dipakai pada mobil, kegunaan pada teknologi ini adalah untuk mengatur

stabilitas kendaraan saat berjalan dan memuat beban. Sistem stability

control dikendalikan oleh sebuah cip komputer yang disalurkan pada roda

kendaraan. Saat kendaraan tidak stabil, stability control akan bekerja

otomatis untuk mendeteksi dan bekerja agar kendaraan tetap stabil dalam

keadaan hilang kendali, maupun traksi. Berdasarkan penjelasan tersebut


dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau

tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(6) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan hasilnya ada haha, itu seven seater-nya nyaman


nomor satu ya.”
Gofar : “Ya meskipun anginnya, double blower-nya angin ya?”
(031/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Pada tuturan (6) terdapat istilah double blower yang terdiri dari dua

kata yaitu double yang dalam bahasa Indonesia berarti “plural dobel,

ganda.

–adj 1 rangkap, dobel. Double socket sakelar dobel. 2 dua kali (lipat)” (john

M. Echols, 2014:244) dan kata blower yang dalam bahasa Indonesia

berarti “N 1 alat peniup. Blower in furnace peniup api dalam tungku. 2

tukang tiup” (John M. Echols, 2014: 89), berdasarkan penjelasan tersebut

istilah double blower memiliki arti ‘alat peniup ganda’.

Dalam bahasa otomotif idtilah double blower adalah peniup udara

yang terdapat pada lubang pendingin udara. Double blower digunakan

untuk menyebarkan udara yang telah dikeluarkan oleh pendingin udara,

sehingga udara dingin akan tersalur pada kabin belakang mobil.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak

mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.
(7) Konteks situasi : Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai
fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya biar itu bisa dinginnya ke belakang. Terus itu seven
seater-nya row ketiga itu bener-bener bisa didudukin.”
Gofar : “Oh bukan yang untuk anak kecil?”
Om Mobi : “Bukan buat anak kecil, em walaupun ambles ya dia itu
travel axle bisa abis kalau diisi bertujuh.”
(032/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Dalam tuturan (7) terdapat istilah seven seater yang terdiri dari dua

kata yaitu seven yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tujuh’ dan kata

seater dengan kata dasar seat yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tempat

duduk’, berdasarkan penjelasan tersebut istilah seven seater memiliki arti

‘tujuh tempat duduk’. Dalam bahasa otomotif Seven seater adalah jok

ketujuh yang berada di dalam mobil, jok ketujuh ini berada pada baris

ketiga yang biasanya dapat menanmpung dua penumpang. Berdasarkan

penjelasan tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap

seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(8) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya biar itu bisa dinginnya ke belakang. Terus itu seven
seater-nya row ketiga itu bener-bener bisa didudukin.”
Gofar : “Oh bukan yang untuk anak kecil?”
Om Mobi : “Bukan buat anak kecil, em walaupun ambles ya dia itu
travel axle bisa abis kalau diisi bertujuh.”
(033/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Dalam tuturan (8) terdapat istilah travel axle yang terdiri dari dua

kata yaitu travel yang dalam bahasa Indonesia berarti “N perjalanan.

Travel book buku (kisah) perjalanan” (John M. Echols, 2014: 753) dan

kata axle
yang dalam bahasa Indonesia berarti “N gandar/ as roda”, berdasarkan

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah travel axle berarti

‘perjalanan as roda’.

Dalam bahasa otomotif Travel axle adalah sebutan untuk jarak

antara roda dengan rangka kendaraan saat dipakai untuk berkendara. Jarak

antara roda dengan rangka kendaraan dipengaruhi oleh keras atau tidaknya

peredam kejut, medan jalan, serta beban yang dibawa oleh kendaraan

tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah

ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(9) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Kemudian kami ganti shock breaker-nya.”


Gofar : “Oh lebih keras berarti?”
(034/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Dalam tuturan (9) terdapat istilah shock breaker yang dalam

bahasa Indonesia berarti “Alat penahan guncangan pada kendaraan

bermotor, sok breker” (John M. Echols, 2014: 652). Dalam bahasa

otomotif Shock breaker adalah sebuah alat mekanik yang dibuat untuk

meredam hentakan yang terjadi akibat guncangan pada sebuah kendaraan

karena kondisi jalan yang bergelombang atau rusak. Alat ini biasanya

berbentuk pegas yang tersambung antara as roda dengan rangka

kendaraan.

Shock breaker digunakan untuk meredam guncangan ketika

kendaraan melewati medan yang bergelombang, serta membuat kendaraan

berjalan dengan stabil dan tidak berguncang maupun oleng. Berdasarkan


penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami

perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(10) Konteks situasi: Percakapana antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “Nah, kita harus mengilangin program automatic-nya, kita


harus mengulangin program immobilizer-nya, kita harus
ngilangin program cruise control-nya, itu dia PR.”
Gofar : “Oh, nah untuk ngilangin itu gimana itu om?”
Bimo : “Itu harus di-flashing.”
(051/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (10) terdapat istilah cruise control yang terdiri dari

dua kata yaitu cruise yang dalam bahasa Indonesia berarti “N 1 pelayaran,

naval cruise pelayaran AL. 2 pesiar. Cruise ship kapal pesiar” (John M.

Echols, 2014: 198) dan kata control yang dalam bahasa Indonesia berarti

“N pengawas(an), penilikan, pengaturan, penguasaan, pembatasan,

kontrol” (john M. Echols, 2014: 182), pada penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa istilah cruise control memiliki arti ‘kontrol berlayar,

pengaturan berlayar’.

Dalam bahasa otomotif cruise control adalah teknologi yang

terdapat pada mobil untuk mengatur kecepatan saat berkendara tanpa

menginjak pedal gas. Fitur ini bekerja saat mobil sedang melaju, dengan

menentukan kecepatan saat berkendara kemudian fitur cruise control ini

dinyalakan, maka mobil akan berjalan dengan kecepatan yang konstan

tanpa menginjak pedal gas lagi. Berdasarkan penjelasan tersebut istilah

cruise control mengalami pergeseran makna asosiasi dimana masih

memiliki
kesamaan sifat, cruise control dalam arti sebenarnya adalah ‘kontrol

berlayar’, berlayar pada istilah sebenarnya dipakai pada mobil karena

berlayar adalah istilah untuk dunia perkapalan untuk melakukan

perjalanan, dan dipakai pada mobil untuk menggantikan kata berkendara.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(11) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Jadi sistem power sterring-nya itu jadi satu dengan rem,
remnya tidak memakai vacum booster self pump.”
Gofar : “Oke, jadi ngikut kalau rusak?”
Om Mobi : “Jadi kalau rusak ngikut.”
Gofar : “Oke.”
(053/KPB/PIA//20 Juli 2018)

Pada tuturan (11) terdapat istilah power steering yang dalam

bahasa Indonesia berarti “setir daya” (John M. Echols, 2014: 552). Dalam

bahasa otomotif power steering adalah fitur pada mobil yang berfungsi

untuk meringankan sistem kemudi. Tanpa power steering, kemudi

kendaraan akan berat untuk digerakkan, power steering digunakan untuk

menambah kenyamanan saat berkendara, serta menjaga kelincahan

kendaraan saat ingin berbelok dan melakukan manuver. Berdasarkan

penjelasan tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap

seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.
(12) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai
memilih sebuah mobil bekas

Om Mobi : “Kalau mau dapet yang dapet yang apa namanya, spesial,
yang 300 CE 24 valve.”
Gofar : “Wah itu dia, itu spesial banget sih daripada 12 ya?”
Om Mobi : “Iya, 24 valve itu sangat spesial haha.”
(056/KPB/PIA/20 Juli 2018)

Pada tuturan (12) terdapat istilah valve yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N klep, katup, pentil” (John M. Echols, 2014: 783).

Dalam bahasa otomotif valve adalah katup yang berada pada mesin

kendaraan dimana alat tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup.

Katup tersebut berfungsi sebagai pengatur masuknya gas dan keluarnya

gas buang sisa pembakaran mesin kendaraan. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan

makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(13) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai mesin mobil

Gofar : “Rahayu nih, perkembangannya gimana nih? Apa aja

yang
udah di ubah, mesin udah, apa namanya dari mesin lama ke
mesin baru berarti mounting semua di ubah nih?”
Uwi : “Betul, iye yoi, kemarin mounting-nya kan dari Honda ke
VW itu banyak banget yang di ubah nih kayak bagian sini
nih di ubah nih.”
Gofar : “Heem.”
Uwi : “Terus bagian sebelah sana juga kiri tuh, terus bagian
belakang juga.”
(058/KPB/PIA//31 Agustus 2018)

Pada tuturan (13) terdapat istilah mounting yang dalam bahasa Indonesia

berarti “N ganjal/ bantalan” (John M. Echols, 2014: 483). Dalam bahasa

otomotif mounting adalah bantalan antara sambungan yang


menghubungkan mesin dengan rangka mobil. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan

makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(14) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Wih mantep, nanti kalo misalnya mesin makin kenceng


nih?”
Uwi : “Heem.”
Gofar : “Pasang disc brake?”
Uwi : “Disc brake oke, pasti.”
(060/KPB/PIA//31 Agustus 2018)

Pada tuturan (14) terdapat istilah disc brake yang terdiri dari dua

kata yaitu disc yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti “disk, piringan”

(John M. Echols, 2014: 232) dan kata brake yang dalam bahasa Indonesia

berarti “N rem” (John M. Echols, 2014: 98), berdasarkan penjelasan

tersebut istilah disc brake berarti ‘rem piringan’. Dalam bahasa otomotif

disc brake adalah jenis rem kendaraan bermotor yang menggunakan suatu

piringan yang terbuat dari logam untuk media pengereman. Piringan

tersebut dilekatkan pada roda dan di ujung dari pringan tersebut direkatkan

bantalan yang akan megapit piringan tersebut saat tuas rem digunakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan

makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.
(15) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai modifikasi
mobil milik Gofar

Uwi : “Pasti belakang, jadi sistem pengereman pasti gua rubah,


karena gua takut lo kan bawanya itu suka nge-drift nge-
drift gitu kan.”
Gofar : “Luar biasa, luar biasa gua parkirnya nge-drift haha.”
(061/KPB/PIA/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (16) terdapat istilah drift yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N penyimpangan (of plane or ship). 2 arus, aliran (of

river current)” (John M. Echols, 2014: 249). Dalam bahasa otomotif drift

adalah seni ketrampilan dalam mengemudi, dimana pengemudi akan

membuat mobil selip saat di tikungan selama mungkin. Pada saat mobil

melaju dan selip mobil akan meluncur dan pengemudi akan

menyeimbangkan posisi tersebut untuk melakukan tikungan. Berdasarkan

penjelasan tersebut istilah drift terjadi pergeseran makna asosiasi, dimana

kata drift yang berarti ‘penyimpangan, arus, aliran’ digunakan dalam

bahasa otomotif untuk teknik mengemudi saat berbelok dengan membuat

selip ban dan seakan-akan mobil tersebut seperti meluncur mengikuti arus.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung penggunaan istilah

asing.

(16) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Uwi : “Nah ini gua custom nih cuy, jadi nanti nah sistem
pendingin, radiator, sama extra fan gua masukin kedalem
sini cuy.”
Gofar : “Pentokin?”
Uwi : “Pentokin.”
Gofar : “Oh jadi biar kelihatan.”
(064/KPB/PIA/31 Agustus 2018)
Pada tuturan (16) terdapat istilah extra fan yang terdiri dari dua

kata yaitu extra yang dalam bahasa Indonesia berarti “Adj ekstra,

tambahan” (John M. Echols 2014: 285) dan kata fan yang dalam bahasa

indonesia berarti “N kipas (angin)” (John M. Echols, 2014: 291),

berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan istilah extra fan

memiliki arti ‘kipas tambahan’.

Dalam bahasa otomotif extra fan adalah komponen yang berada

pada mesin tepatnya berada di sebelah radiator. Komponen ini berbentuk

kipas dan berfungsi untuk membantu mendinginkan mesin kendaraan

dengan mendinginkan radiator. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau

tetap seperti makna aslinya.

2. Hibrida

Istilah asing dalam pemakaian bahasa dalam bidang otomotif juga

ditemukan pada bentuk yang menggunakan afiksasi bahasa Indonesia.

Istilah ini disebut hibrida. Hibrida merupakan kata yang kompleks dimana

bagian-bagian dari kata tersebut berasal dari bahasa yang berbeda (KBBI

dalam dalam https://play.google.com/store). Hibrida yang ditemukan pada

video blog Gofar Hilman antara lain.

(17) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan tentang


pelayanan bengkel Crooz Custom House

Gofar : “Oke, nah disini tuh sama seperti bengkel pada umumnya
kan?
Erwan : “Sama.”
Gofar : “Menerima custom-an kan?”
Erwan : “Iya betul.”
(001/KPB/Hib/4 Mei2018)
Kata custom dalam tuturan (17), berasal dari kata bahasa Inggris

customize yang berarti ‘menyesuaikan’. Kata tersebut telah diadaptasi ke

dalam bahasa Indonesia dengan menambah akhiran –an menjadi sebuah

kata dari hasil suatu tindakan. Maksud dalam tuturan di atas adalah

menanyakan apakah bengkel tersebut dapat melakukan perbaikan sesuai

yang pelanggan inginkan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur hibrida.

(18) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur suatu kendaraan

Om Mobi : “Ya kami harap segera bisa ganti model.”


Gofar : “Iya ganti.”
Om Mobi : “Atau face lift-nya agak luar biasa hebatnya gitu.”
Gofar : “Betul!”
(025/KPB/Hib/20 Juli 2018)

Kata face lift dalam tuturan (18), dalam bahasa Indonesia memiliki

arti “N bedah kecantikan untuk mengencangkan kulit wajah” (John M.

Echols, 2014: 287). Kata tersebut telah diadaptasi ke dalam bahasa

Indonesia dengan menambah akhiran –nya menjadi sebuah bentuk

kepemilikan. Maksud dalam tuturan di atas adalah perubahan bentuk dari

kendaraan bermotor.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur hibrida.

(19) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan hasilnya ada haha, itu seven seater-nya nyaman


nomor satu ya.”
Gofar : “Ya meskipun anginnya, double blower-nya angin ya?”
(031/KPB/Hib//20 Juli 2018)

Kata double blower dalam tuturan (19), terdiri dari dua kata yaitu

double yang dalam bahasa Indonesia berarti “plural dobel, ganda. –adj 1
rangkap, dobel. Double socket sakelar dobel. 2 dua kali (lipat)” (john M.

Echols, 2014:244) dan kata blower yang dalam bahasa Indonesia berarti

“N 1 alat peniup. Blower in furnace peniup api dalam tungku. 2 tukang

tiup” (John M. Echols, 2014: 89), berdasarkan penjelasan tersebut istilah

double blower memiliki arti ‘alat peniup ganda’. Kata tersebut telah

diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dengan menambahkan akhiran –nya

menjadi sebuah bentuk kepemilikan. Maksud dari tuturan di atas adalah

peniup ganda pada sebuah mobil.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur hibrida.

(20) Konteks situasi : Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya biar itu bisa dinginnya ke belakang. Terus itu seven
seater-nya row ketiga itu bener-bener bisa didudukin.”
Gofar : “Oh bukan yang untuk anak kecil?”
Om Mobi : “Bukan buat anak kecil, em walaupun ambles ya dia itu
travel axle bisa abis kalau diisi bertujuh.”
(032/KPB/Hib//20 Juli 2018)

Kata seven seater dalam tuturan (20), terdiri dari dua kata yaitu

seven yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tujuh’ dan kata seater dengan

kata dasar seat yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tempat duduk’,

berdasarkan penjelasan tersebut istilah seven seater memiliki arti ‘tujuh

tempat duduk’. Kata tersebut telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia

dengan menambahkan akhiran –nya menjadi sebuah bentuk kepemilikan.

Maksud dari tuturan di atas adalah jok atau tempat duduk pada sebuah

mobil.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur hibrida.


(21) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai
fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Kemudian kami ganti shock breaker-nya.”


Gofar : “Oh lebih keras berarti?”
(034/KPB/Hib/20 Juli 2018)

Kata shock breaker dalam tuturan (21), dalam bahasa Indonesia

memiliki arti “Alat penahan guncangan pada kendaraan bermotor, sok

breker” (John M. Echols, 2014: 652). Kata tersebut telah diadaptasi ke

dalam bahasa Indonesia dengan menambahkan akhiran –nya menjadi

sebuah bentuk kepemilikan. Maksud dari tuturan di atas adalah peredam

kejut yang terdapat pada sebuah mobil.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur hibrida.

(22) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ssst ah jadi maksudnya.”


Gofar : “Haha.”
Om Mobi : “Brand name itu kan aset, aset yang mereka sudah bentuk,
karena brand name ya Toyota Kijang itu brand name.”
Gofar : “Betul.”
Om Mobi : “Nah yang sudah dibentuk bertahun-tahun.”
Gofar : “Betul.”
Om Mobi : “Akhirnya brand name itu kuat nah dia bisa dong, boleh
dong me-moneytize kekuatan brand name itu.”
Gofar : “Iya iya iya.”
(043/KPB/Hib/20 Juli 2018)

Kata monetize dalam tuturan (22) memiliki arti ‘menguangkan’.

Kata tersebut telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dengan

menambahkan awalan me- menjadi sebuah bentuk dasar verba. Maksud

dari tuturan tersebut adalah menguangkan kekuatan suatu merek kendaraan

bermotor.
3. Pemendekan (Kontraksi)

Kontraksi adalah proses pemendekan yang meringkas suatu bentuk

kebahasaan (KBBI dalam https://play.google.com/store). Proses

pemendekan digunakan untuk meringkas yang diucapkan pada suatu kata

agar lebih cepat dan singkat, pemendekan yang ditemukan antara lain.

(23) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan tentang


pelayanan bengkel Crooz Custom House

Gofar : “Oke, nah disini tuh sama seperti bengkel pada umumnya
kan?
Erwan : “Sama.”
Gofar : “Menerima custom-an kan?”
Erwan : “Iya betul.”
(006/KPB/Pem/4 Mei2018)

Kata custom dalam tuturan (23) merupakan pemendekan dari kata

bahasa Inggris customize yang berarti ‘menyesuaikan’. Dalam bahasa

otomotif istilah customize sering dipakai untuk menggantikan istilah

modifikasi yang berarti perubahan bentuk kendaraan bermotor dari desain

standar pabrik, menjadi model yang berbeda baik secara desain, mesin,

bahkan perubahan jenis kendaraan bermotor. Penggunaan kata custom

dipakai untuk memudahkan pengucapan daripada menggunakan kata

customize.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur pemendekan.

(24) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur

kendaraan bermotor

Gofar : “Ada ini kok ada Spin, ada Ertiga Diesel.”


Om Mobi : “Ertiga Diesel
manual!” Gofar: “Oh gak ada matic
ya?” Om Mobi : “Gak ada matic-nya.”
(047/KPB/Pem/20 Juli 2018)
Kata matic dalam tuturan (24) merupakan pemendekan dari kata

automatic. Arti dari automatic adalah “Adj otomatis. Automatic drive setir

otomatis” (John M. Echols, 2014: 58). Dalam bahasa otomotif istilah

automatic adalah sebutan untk kendaraan yang memiliki transmisi gigi

otomatis. Kata matic dalam istilah otomotif sering dipakai daripada

automatic untuk memperpendek ucapan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur pemendekan.

(25) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “kalau mesin karbu, ah karbu-nya.”


Gofar : “Iya.”
Bimo : “Kalau ini mogok akan bengong kita, makanya kita kasih
socket OBD dimana kalau mesin ini ada masalah kita
tinggal scanner aja.”
Gofar : “Oke, jadi casing-nya tua jeroannya muda.”
(052/KPB/Pem/31 Agustus 2018)

Kata karbu dalam tuturan (25) merupakan pemendekan dari kata

karburator. Karburator adalah bagian mesin motor, tempat gas bahan

bakar dan minyak bercampur dengan udara (KBBI dalam

https://play.google.com/store). Kata karbu sering dipakai dalam tuturan

santai dalam bahasa otomotif untuk memperpendek ucapan.

4. Campur Kode

Campur kode merupakan suatu keadaan dimana dalam

pemakaiannya penutur akan mencampur bahasa lain (dua atau lebih)

dalam suatu percakapan. Dalam pencampuran bahasa tersebut juga tidak

ada hal yang menuntut penutur untuk mencampur bahasa yang digunakan.

Pencampuran bersifat murni tanpa adanya hal lain yang mempengaruhi

(Nababan (1993:32). Peristiwa campur kode sering terjadi dalam


percakapan yang santai dan formal, peristiwa campur kode dalam

pemakaian bahasa otomotif yang ditemukan antara lain adalah.

a. Campur kode berwujud kata

(26) Konteks situasi: Pembicaraan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan pastikan apabila anda punya MPV atau SUV yang
seven row.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga itu
kan ada tiga row, row ketiga pastikan adalah tahta yang
terendah dalam keluarga Anda.”
(038/KPB/CK/20 Juli 2018)

Pada tuturan (26) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata row ‘baris’.

Kata row dipakai untuk menggantikan kata ‘baris’ dalam percakapan

santai. Berdasrkan penjelasan di atas maksud dari tuturan tersebut adalah

baris ketiga tempat duduk pada sebuah mobil.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud kata.

(27) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Tapi bukannya memang Toyota overprice ya sama yang


Honda, merek-merek besar lah.”
Om Mobi : “Gini kalau, sebenarnya nggak juga, misalnya gini em,
kalau Innova iya overprice!”
Gofar : “Hahaha.”
(044/KPB/CK/20 Juli 2018)

Pada tuturan ((27) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata overprice

‘terlalu
mahal’. Kata overprice dipakai untuk menggantikan kata ‘terlalu mahal’

dalam percakapan santai. Berdasarkan penjelasan di atas maksud dari

tuturan tersebut adalah bahwa mobil Toyota Kijang Innova itu terlalu

mahal harganya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud kata.

(28) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ssst ah jadi maksudnya.”


Gofar : “Haha.”
Om Mobi : “Brand name itu kan aset, aset yang mereka sudah bentuk,
karena brand name ya Toyota Kijang itu brand name.”
Gofar : “Betul.”
Om Mobi : “Nah yang sudah dibentuk bertahun-tahun.”
Gofar : “Betul.”
Om Mobi : “Akhirnya brand name itu kuat nah dia bisa dong, boleh
dong me-monetize kekuatan brand name itu.”
Gofar : “Iya iya iya.”
(046/KPB/CK/20 Juli 2018)

Pada tuturan (28) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata me-monetize

yang berarti ‘memonetisasi; menguangkan’. Kata monetize dipakai untuk

menggantikan kata ‘menguangkan’ dalam percakapan santai. Berdasarkan

penjelasan di atas maksud dari tuturan tersebut adalah pihak Toyota berhak

memberi harga yang lebih pada merek yang telah mereka kembangkan

sejak lama.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud kata.
(29) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Iya kalau mau beli sekarang, Mercedes.”


Gofar : “Iya, kenapa?”
Om Mobi : “Ha?”
Gofar : “Kenapa?”
Om Mobi : “Karena basic, Mercedes teknologinya dibanding BMW
untuk elektronik-elektronik sangat sedikit.”
Gofar : “Iya, betul-betul.”
Om Mobi : “Sehingga lebih reliable jauh dibandingkan dengan
BMW.”
(055/KPB/CK/20 Juli 2018)

Pada tuturan (29) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata reliable yang

berarti ‘dapat diandalkan’. Kata reliable dipakai untuk menggantikan kata

‘dapat diandalkan’ dalam percakapan santai. Berdasarkan penjelasan di

atas maksud dari tuturan tersebut adalah mobil Mercedes lebih dapat

diandalkan daripada BMW.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud kata.

b. Campur kode berwujud klausa

(30) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


modifikasi motor

Gofar : “Oke nah ini kita ngomongin soal yang namanya custom
motor ya kan ya? Kasih tau dong ke temen-temen disini
cara custom yang low budget, ah low budget itu apanya
yang di ubah nih? Tapi tampilnya bisa langsung beda?”
Erwan : “Sebenernya sih gimana ya? Nggak, nggak ribet
sebenernya.”
Gofar : “Heem.”
Erwan : “Gampang banget.”
(003/KPB/CK/4Mei 2018)
Pada tuturan (30) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata low budget

‘anggaran rendah’. Tuturan tersebut terjadi karena kata low budget

merupakan kata yang sering dipakai untuk menggantikan kata ‘anggaran

rendah’ dalam percakapan yang santai. Berdasarkan penjelasan di atas

maksud dari tuturan tersebut adalah bagaimana cara memodifikasi

kendaraan dengan biaya yang sedikit.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud klausa.

(31) Konteks situasi: Percakapan antara gofar dan Uwi mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Uwi : “Oh iya sama ini nih satu lagi, gua dapet ide ini kan, dia
dinamo starter-nya masih yang bawaan, ya masih bisa
dibilang 2000an, jelek lah.”
Gofar : “Heem.”
Uwi : “Nanti gua bikin jadi high torque.”
Gofar : “Oh.”
(011/KPB/CK/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (31) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata high torque

‘torsi tinggi’. Kata high torque dipakai untuk menggantikan kata ‘torsi

tinggi’ dalam percakapan yang santai. Berdasarkan penjelasan di atas

maksud dari tuturan tersebut adalah mengganti dinamo dengan dinamo

yang memiliki

torsi tinggi.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud klausa.
(32) Konteks situasi: Pembicaraan antara Gofar dan Om Mobi mengenai
fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya secara bentuk sih dia ada perkembangan tapi, dan ada
teknologi stability control juga yang which is diperlukan
untuk mobil seperti itu.”
Gofar : “Oke.”
(028/KPB/CK/20 Juli 2018)

Pada tuturan (32) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata which is ‘yang

mana’. Kata which is dipakai untuk menggantikan kata ‘yang mana’ dalam

percakapan yang santai. Berdasarkan penjelasan di atas maksud dari

tuturan tersebut adalah teknologi stability control diperlukan yang mana

diperlukan untuk mobil dengan jenis seperti itu.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung campur kode

berwujud klausa.

(33) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya karena itu sangat worth it sekali menurut kami. Ini
bukan iklan bukan apa sama sekali ya.”
Gofar : “Nah jujur.”
Om Mobi : “Tidak untuk menjatuhkan dan tidak untuk menaikkan tapi
kenapa kami pilih Mitsubishi Xpander karena itu enak
sekali!”
(041/KPB/CK/20 Juli 2018)

Pada tuturan (33) terdapat peristiwa campur kode dengan

pencampuran bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Bentuk kata yang menandai peristiwa tersebut adalah kata worth it ‘layak’.

Kata worth it dipakai untuk menggantikan kata ‘layak’ dalam percakapan


santai. Berdasarkan penjelasan di atas maksud dari tuturan tersebut adalah

sangat layak untuk memiliki mobil tersebut.

5. Singkatan

Singkatan merupakan kependekan berupa huruf atau gabungan

huruf (KBBI dalam https://play.google.com/store). Penggunaan singkatan

pada pemakaian bahasa otomotif antara lain.

(34) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Karena, depannya tuh besinya dua gitu, apa namanya


frame nya, udah double frame, kalo tiger kan satu gitu kan.”
Erwan : “cc nya 225.”
Gofar : “225.”
Erwan : “Katakan ngebut lah.”
(008/KPB/Sing/4 Mei 2018)

Pada tuturan (34) terdapat istilah cc yang memiliki kepanjangan

‘centimeter cubik’ yang dalam bahasa otomotif adalah istilah yang

digunakan untuk mengukur kapasitas mesin kendaraan,. Istilah cc

merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk menghitung kapasitas

mesin dihitung dari diameter dan langkah dari sebuah silinder mesin.

Sedangkan langkah adalah siklus pembakaran dalam mesin, dimana dalam

satu kali pembakaran terdapat berapa langkah piston.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur singkatan.

(35) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “Nah terus, sudah mapping jalurnya sudah, kita masuk ke


ECU nya.”
Gofar : “Oke.”
(015/KPB/Sing/31 Agustus 2018)
Pada tuturan (35) terdapat bentuk singkatan yaitu ECU merupakan

bentuk singkatan dari Electronic Control Unit yang memiliki arti ‘unit

elektronik kontrol’ (Google Translate dalam

https://play.google.com/store). ECU adalah sebuah cip yang digunakan

untuk memproses kerja komponen mobil secara otomatis yang sebelumnya

telah diberikan program secara otomatis terhadap cip tersebut.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur singkatan.

(36) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Oke, nah berikutnya, mobil LCGC paling enak?”


Om Mobi : “Daihatsu Sigra!”
(029/KPB/Sing/20 Juli 2018)

Pada tuturan (36) terdapat bentuk singkatan yaitu LCGC, LCGC

merupakan bentuk singkatan dari ‘Low Cost Green Car’. LCGC

merupakan jenis mobil kapasitas mesin yang kecil dan ditunjukkan untuk

wilayah perkotaan, serta tidak disarankan untuk penggunaan jarak tempuh

yang jauh.

(37) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan pastikan apabila anda punya MPV atau SUV yang
seven row.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga itu
kan ada tiga row, row ketiga pastikan adalah tahta yang
terendah dalam keluarga Anda.”
(036/KPB/Sing/20 Juli 2018)

Pada tuturan (37) terdapat bentuk singkatan yaitu MPV, MPV

merupakan bentuk singkatan dari ‘Multi Purpose Vehicle’. MPV

merupakan jenis kendaraan yang muliti fungsi biasanya memiliki 7 tempat


duduk dan juga bagasi yang dapat dipakai untuk memuat barang bawaan,

serta dapat digunakan untuk medan yang lumayan terjal dan menempuh

jarak tempuh yang jauh.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung unsur singkatan.

(38) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan pastikan apabila anda punya MPV atau SUV yang
seven row.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga itu
kan ada tiga row, row ketiga pastikan adalah tahta yang
terendah dalam keluarga Anda.”
(037/KPB/Sing/20 Juli 2018)

Pada tuturan (38) terdapat bentuk singkatan yaitu SUV. SUV

merupakan bentuk singkatan dari ‘Sport Utility Vehicle’. SUV merupakan

jenis kendaraan yang kendaraan yang mampu digunakan untuk menempuh

medan yang berat, memiliki tenaga yang besar serta kenyamanan yang

lebih. Mobil jenis ini biasanya digunakan untuk perjalanan jarak jauh dan

berat, dengan pertimbangan ukuran mobil yang besar.

1. Tabel 1

Karakteristik Pemakaian Bahasa

No. Karakteristik Nomor Data Jumlah

Pemakaian Bahasa Data

1 Penggunaan Istilah 010, 014, 016, 025, 027, 031, 032, 16

Asing 033, 034, 051, 053, 056, 058, 060,

061, 064

2 Hibrida 001, 025, 031, 032, 034, 035, 043 6


3 Pemendekan 006, 047, 052 3

4 Campur Kode 003, 011, 028, 038, 041, 044, 046, 055 8

5 Singkatan 008, 015, 029, 036, 037 5

B. Fungsi Bahasa Video Blog yang Berhubungan dengan Otomotif di

Laman Youtube

Dalam sebuah komunikasi yang terjadi antara manusia fungsi bahasa

memberikan gambaran mengenai maksud dari suatu percakapan yang

berlangsung. Komunikasi terjadi karena ada maksud yang ingin disampaikan

oleh penutur kepada mitra tutur, percakapan akan terjadi apabila mitra tutur

juga memahami apa yang dimaksud penutur, dari penjelasan tersebut fungsi

bahasa diperlukan dalam memahami sebuah komunikasi. Fungsi bahasa yang

ditemukan antara lain.

1. Fungsi Emotif

Fungsi emotif adalah “Pengungkap keadaan pembicara”

(Sudaryanto, 1990:12), fungsi emotif mengacu pada emosi atau keadaan

yang dirasakan oleh penutur, fungsi emotif yang ditemukan dalam

penelitian ini antara lain.

(39) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai regulasi
jual beli onderdil kendaraan bermotor

Gofar : “Copotan gak ada juga ya, siapa yang mau jual?”
Erwan : “Iya, terus motornya segitu-gitu doang, itu-itu aja.”
Gofar : “Gak bisa keluar gak tuh, itu yang jual?”
Erwan : “Ada sih, cuman kan males aja nungguinnya lama
banget.” Gofar : “Iya bener.”
Erwan : “Udah gitu belum tentu bisa masuk ke Indonesia.”
Gofar : “Asli, gua aja mesen ini ya spion Golf kan, VW Golf
Gua, ini setahun, gak ada barangnya yang nyampe, tapi
gua lagi proses buat balikin barang nih soalnya
ditengah
jalan tiba-tiba ilang, kan sebel tuh kayak-kayak gitu
kalau beli di luar tuh.”
(020/FB/FE/4 Mei 2018)

Tuturan (39) terjadi saat Erwan dan Gofar membicarakan

mengenai regulasi jual beli onderdil kendaraan bermotor yang di impor

dari luar negri. Pada saat itu Gofar mengalami kendala saat melakukan

pembelian onderdil di luar negri melalui laman internet.

Dalam tuturan (39) mengandung emotif kecewa. Gofar merasa

kecewa karena memesan onderdil dari luar negeri namun barang yang

dipesan tidak datang, bahkan di tengah proses pengiriman barang yang

dipesan sudah terhapus dari daftar. Hal ini terlihat dari tuturan “Asli, gua

aja mesen ini ya spion Golf kan, VW Golf Gua, ini setahun, gak ada

barangnya yang nyampe.” Pada kalimat “gak ada barangnya yang

nyampe” menunjukkan bahwa barang yang dipesan Gofar tidak sampai

pada alamat yang dipesan. Dalam tuturan “kan sebel tuh kayak-kayak

gitu kalau beli di luar tuh” menunjukkan rasa kecewa Gofar saat

membeli onderdil yang dipesan dari luar negeri kata sebel menunjukkan

sikap kekecewaan Gofar.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi emotif.

(40) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya karena itu sangat worth it sekali menurut kami. Ini
bukan iklan bukan apa sama sekali ya.”
Gofar : “Nah jujur.”
Om Mobi : “Tidak untuk menjatuhkan dan tidak untuk
menaikkan tapi kenapa kami pilih Mitsubishi Xpander
karena itu enak sekali!”
(040/FB/FE/20 Juli 2018)
Tuturan (40) terjadi saat Om Mobi menjelaskan mengapa dia

memilih Mitsubishi Expander layak dibeli, dalam tuturan di atas

mengandung fungsi emotif puas. Om Mobi merasa puas memiliki mobil

Mitsubishi Expander hal tersebut terlihat dari tuturan “Tidak untuk

menjatuhkan dan tidak untuk menaikkan tapi kenapa kami pilih

Mitsubishi Xpander karena itu enak sekali!”, dalam tuturan tersebut Om

Mobi menyimpulkan bahwa mobil Mitsubishi Expander itu sangat nyaman

tanpa adanya alasan yang menjatuhkan kendaraan lain atau untuk

mengiklankan produk, dengan tuturan “karena itu enak sekali!” juga

menjelaskan bahwa Om Mobi sangat puas dengan mobil tersebut, kata

enak menunjukkan nikmat atau menyenangkan mengenai perasaan

seseorang.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi emotif.

(41) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Tapi bukannya memang Toyota overprice ya sama yang


Honda, merek-merek besar lah?”
Om Mobi : “Gini kalau, sebenarnya nggak juga, misalnya gini em,
kalau Innova iya overprice!”
Gofar : “Hahaha.”
(052/FB/FE/20 Juli 2018)

Dalam tuturan (41) Gofar bertanya mengenai produk dari Toyota

dan Honda yang memiliki harga tinggi, kemudian Om Mobi menjelaskan

mengenai pengalamannya memiliki kendaraan Toyota Kijang Innova yang

memilik harga tinggi. Hal tersebbut mengandung fungsi emotif kecewa.,

Om Mobi menyampaikan kekecewaannya bahwa mobil Toyota Kijang

Innova itu terlalu mahal, hal tersebut terlihat dari tuturan “Gini kalau,

sebenarnya nggak juga, misalnya gini em, kalau Innova iya


overprice!”.
Dalam tuturan tersebut Om Mobi menyampaikan bahwa tidak semua

mobil yang disebutkan oleh Gofar dalam tuturan sebelumnya itu terlalu

mahal, tuturan kalau Innova iya overprice menunjukkan bahwa mobil

Toyota Kijang Innova memiliki harga yang tinggi dan tuturan tersebut

menandai bahwa Om Mobi kecewa telah memiliki mobil Kijang Innova

yang harganya terlalu mahal.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi emotif.

2. Fungsi Konatif

Fungsi Konatif adalah “Pengungkap keinginan pembicara yang

langsung atau segera dilakukan atau dipikirkan oleh sang penyimak”

(Sudaryanto, 1990: 12), fungsi konatif mengacu pada tindakan mitra tutur

untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh penutur. Fungsi konatif

yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain.

(42) Konteks situsai: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Brarti yang paling enak adalah Scorpio?”


Erwan : “Iya.”
Gofar : “Dibanding Tiger?”
Erwan : “Dibanding Tiger.”
Gofar : “Oh iya?”
Erwan : “Iya.”
Gofar : “Lebih enak Scorpio ya?”
Erwan : “Lebih enak Scorpio lebih gagah lebih gede.”
(021/FB/FK/4 Mei 2018)

Tuturan (42) dituturkan oleh Erwan yang menjawab pertanyaan

Gofar mengenai sepeda motor apa yang paling nyaman untuk

dimodifikasi. Pada tuturan (42) mengandung konatif meyakinkan. Erwan

meyakinkan Gofar saat ditanya mengenai perbandingan antara merek

sepeda motor yaitu Tiger dan Scorpio. Terlihat Erwan sangat meyakinkan

Gofar untuk memilih


Scorpio dari tuturannya “Lebih enak Scorpio lebih gagah lebih gede.”

Tuturan tersebut menandai fungsi konatif meyakinkan yang dilakukan

Erwan kepada Gofar, dalam tuturan tersebut Erwan meyakinkan Gofar

bahwa Scorpio memiliki bentuk yang gagah dan memiliki kapasitas mesin

yang besar serta nyaman digunakan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi konatif.

(43) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


bengkel yang dikelola oleh Erwan

Gofar : “Iya bener setuju, muter uangnya cepet, gua aja Vespa
gua tuh yang Vespa S gua yang modif-modif kan dia nih
gua tungguin gua pantengin, pokoknya kunci ama dia,
nongkrong aja terus, ngopi, ngajak ngobrol, nah tuh
motor sambil dikerjain, tiba-tiba jadi. Oke kalau orang
mau kesini alamatnya dimana nih?”
Erwan : “Ini Warung Jati nomor 22.”
(023/FB/FK/4 Mei 2018)

Tuturan (43) dituturkan oleh Gofar, Gofar menjelaskan kepada

penonton yang melihat video blognya mengenai pekerjaan yang dilakukan

Erwan. Pada tuturan (43) mengandung konatif menyarankan. Gofar

menyarankan pada orang-orang yang melihat videonya yang akan

menggunakan jasa Erwan untuk modifikasi kendaraan bermotor agar cepat

selesai. Hal itu dapat dilihat dari tuturan “pokoknya kunci ama dia,

nongkrong aja terus, ngopi, ngajak ngobrol, nah tuh motor sambil

dikerjain, tiba-tiba jadi.” Dari tuturan tersebut terlihat saran Gofar untuk

orang yang akan memodifikasi sepeda motor kepada Erwan untuk terus

membersamai dan mengajaknya berbicara agar kendaraannya cepat

selesai.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi konatif.

(44) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
suatu kendaraan
Gofar : “Datsun? Em yang baru ya?”
Om Mobi : “Yang baru, tapi belum nyoba yang go cross.”
Gofar : “Oh iya iya gua juga belum nyoba sih.”
Om Mobi : “Nah iya, tapi tu enggak deh!”
Gofar : “Haha.”
Om Mobi : “Ya kami harap segera bisa ganti model.”
Gofar : “Iya ganti.”
Om Mobi : “Atau facelift-nya agak luar biasa hebatnya gitu.”
Gofar : “Betul!”
(024/FB/FK/20 Juli 2018)

Tuturan (44) dituturkan oleh Om Mobi mengenai mobil Datsun Go

Cross yang baru rilis belum menunjukkan perkembangan yang

memuaskan. Pada tuturan (44) mengandung konatif menyarankan. Om

Mobi menyarankan pada pihak Datsun melalui video yang disiarkan untuk

memberikan model yang lebih baik pada produk yang baru diluncurkan.

Terlihat dari tuturan “Ya kami harap segera bisa ganti model” dan juga

pada tuturan “Atau facelift-nya agak luar biasa hebatnya gitu.” Dalam

tuturan tersebut menandai fungsi konatif menyarankan agar pihak Datsun

mampu menghadirkan mobil baru yang lebih inovatif dan memiliki fitur

yang jauh lebih baik dibandingkan dengan produk yang lama.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi konatif.

(45) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur yang terdapat pada sebuah kendaraan

Om Mobi : “Kemudian kami ganti shockbreaker-nya.”


Gofar : “Oh lebih keras berarti?”
Om Mobi : “Lebih keras, tapi ya gak masalah kerasnya masih dalam
toleransi tapi tidak ambles.”
Gofar : “Oke.”
Om Mobi : “Dan memang tidak pernah diisi bertujuh.”
Gofar : “Oh.”
Om Mobi : “Dan pastikan apabila anda punya MPV atau SUV yang
seven row.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga
itu kan ada tiga row, row ketiga pastikan adalah tahta
yang terendah dalam keluarga Anda.”
Gofar : “Oh bener, jangan paling berat ye?”
(035/FB/FK/20 Juli 2018)

Tuturan (45) dituturkan oleh Om Mobi mengenai penggunaan

mobil yang memiliki fitur seven seater agar tempat duduk paling belakang

ditempati dengan muatan paling rendah. Dalam tuturan (45) mengandung

fungsi konatif menyarankan. Hal itu terlihat dari tuturan “Dan pastikan

apabila anda punya MPV atau SUV yang seven row” dan juga tuturan

“Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga itu kan ada tiga

row, row ketiga pastikan adalah tahta yang terendah dalam keluarga

Anda.”. Dalam tuturan tersebut terlihat Om Mobi menyarankan baik

kepada penonton video blog maupun kepada Gofar mengenai bagaimana

memaksimalkan fungsi seven seater pada kendaraan. Dalam tuturan

tersebut Om Mobi menyarankan untuk setiap orang yang memiliki mobil

MPV atau SUV yang memiliki tujuh tempat duduk agar posisi paling

belakang pada mobil tersebut diisi oleh orang yang memiliki tahta

terendah dalam keluarga, tahta terendah yang dimaksud adalah keluarga

yang paling kecil atau anak-anak, karena dengan mengisi tempat duduk

paling belakang dengan beban yang kecil akan lebih memaksimalkan

kenyamanan berkendara.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi konatif.

(46) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Oh iya betul, mobil yang worth it untuk dibeli?”


Om Mobi : “Worth it untuk dibeli?”
Gofar : “Ya sesuai secara uang ya.”
Om Mobi : “Secara uang, Mitsubishi Xpander!”
Gofar : “Karena lo punya juga?”
Om Mobi : “Sehingga gua punya!”
Gofar : “Oke.”
(039/FB/FK/20 Juli 2018)

Tuturan (46) dituturkan oleh Om Mobi saat ditanyai oleh Gofar

mengenai mobil yang layak untuk dibeli. Dalam tuturan (46) mengandung

fungsi konatif meyakinkan. Terlihat dari tuturan “Sehingga gua punya!”,

dalam tuturan tesebut Om Mobi menjelasakan bahwa dia memiliki

Mitsubishi Expander karena mobil tersebut layak dibeli secara uang dan

meyakinkan kepada Gofar sehingga Om Mobi memiliki mobil tersebut.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi konatif.

(47) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya karena itu sangat worth it sekali menurut kami. Ini
bukan iklan bukan apa sama sekali ya.”
Gofar : “Nah jujur.”
Om Mobi : “Tidak untuk menjatuhkan dan tidak untuk menaikkan
tapi kenapa kami pilih Mitsubishi Xpander karena itu
enak sekali!”
(040/FB/FK/20 Juli 2018)

Tuturan (47) dituturkan oleh Om Mobi ketika ditanyai oleh Gofar

mengenai mobil yang sesuai untuk dibeli. Dalam tuturan (48) mengandung

fungsi konatif menyimpulkan. Hal tersebut terlihat dari tuturan “Tidak

untuk menjatuhkan dan tidak untuk menaikkan tapi kenapa kami

pilih Mitsubishi Xpander karena itu enak sekali!”, dalam tuturan

tersebut Om Mobi menyimpulkan bahwa mobil Mitsubishi Expander itu

sangat nyaman tanpa adanya alasan yang menjatuhkan kendaraan lain atau

untuk mengiklankan produk.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi konatif.


(48) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai
rekomendasi pembelian mobil

Om Mobi : “Kalau misalnya bicara soal X-trail ya facelift tidak


menyenangkan, kalau tidak suka X-trail adan yang mirip X-
trail tapi porsinya lebih!”
Gofar : “Apa tuh?
Om Mobi : “Renault!”
Gofar : “Oh Renault?”
Om Mobi : “Koleos!”
Gofar : “Koleos, itu meneurut lo oke?
Om Mobi : “Itu oke! Maksudnya daripada beli X-trail mendingan
beli itu, mobilnya sama.”
(049/FB/FK/20 Juli 2018)

Tuturan (48) dituturkan oleh Om Mobi saat memberikan kepada

Gofar mengenai rekomendasi memilih mobil dengan fitur yang dan harga

yang sesuai. Dalam tuturan (48) terdapat fungsi konatif menyarankan, Om

Mobi menyarankan untuk lebih memilih mobil Renault Koleos daripada

Nissan X-Trail, terlihat dari tuturan berikut “Itu oke! Maksudnya

daripada beli X-trail mendingan beli itu, mobilnya sama.” Tuturan

tersebut terjadi saat Gofar menanyakan apakah menurut Om Mobi Renault

koleos itu lebih bagus, dan Om Mobi menjawab dengan menyarankan

lebih baik memilih Renault Koleos daripada Nissan X-trail.

3. Fungsi Referensial

(49) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kondisi persaingan pasar bengkel modifikasi di
Indonesia

Gofar : “Nah, lo gak takut nih buat bersaing?”


Erwan : “Rejeki kan udah ada yang ngatur.”
Gofar : “Oke, yoi bijak ye haha. Karena menurut gua gini sih
Wan, semakin seru ye makin banyak bengkel ye,
semakin banyak pemain gitu kan, clien makin banyak,
dan itu berpengaruh sama akhirnya yang main motor
juga banyak.”
Erwan : “Betul.”
(022/FB/FR/4 Mei 2018)
Tuturan (49) dituturkan oleh Gofar mengenai persaingan pasar

bengkel modifikasi di Indonesia. Pada tuturan (49) mengandung fungsi

referensial menyimpulkan. Dalam tuturan tersebut Gofar menjelaskan

mengenai kondisi persaingan antara sesama bengkel otomotif yang ada di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tuturan “Karena menurut gua gini

sih Wan, semakin seru ye makin banyak bengkel ye, semakin banyak

pemain gitu kan, clien makin banyak, dan itu berpengaruh sama

akhirnya yang main motor juga banyak.” Gofar menjelaskan bahwa

adanya persaingan justru akan menambah kenaikan dari pasar modifikasi

kendaraan bermotor.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi referensial.

(50) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Atau facelift-nya agak luar biasa hebatnya gitu.”


Gofar : “Betul!”
Om Mobi : “Sehingga em jadi lebih enak, dan mereka sudah mulai
pintar dengan pakai stability control.”
Gofar : “Oke, tapi cross oke sih, menurut gua lumayan ok dari
samping ya, dari depan sih gua nggak suka.”
Om Mobi : “Ya secara bentuk sih dia ada perkembangan tapi, dan
ada teknologi stability control juga yang which is
diperlukan untuk mobil seperti itu.”
(026/FB/FR/20 Juli 2018)

Tuturan (50) dituturkan oleh Om Mobi mengenai teknologi

sttability control yang terdapat pada Datsun Go Cross. Pada tuturan (50)

mengandung fungsi referensial memuji dengan menjelaskan. Terlihat pada

tuturan “Ya secara bentuk sih dia ada perkembangan tapi, dan ada

teknologi stability control juga yang which is diperlukan untuk mobil

seperti itu.” Dalam tuturan tersebut Om Mobi menjelaskan mengenai


perkembangan yang dilakukan oleh pihak Datsun mengenai mobil yang

baru dikeluarkannya serta menjelaskan fitur yang seharusnya terdapat pada

mobil Datsun Go Cross.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi referensial.

(51) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Nggak-nggak bentuknya bagus, kami akui itu bentuknya


bagus dan platform-nya suspensi dia kan punya
namanya Toyota New Generation Platform.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Apa Next Generation gitu.”
Gofar : “Iya.”
Om Mobi : “Itu membuat suspensi bagus, enak.”
(042/FB/FR/20 Juli 2018)

Tuturan (51) dituturkan oleh Om Mobi mengenai fitur terbaru yang

dimiliki oleh Toyota. Pada tuturan (51) mengandung fungsi referensial

menjelaskan fitur kendaraan. Hal tersebut terlihat pada tuturan ‘kami akui

itu bentuknya bagus dan platform-nya suspensi dia kan punya

namanya Toyota New Generation Platform” dan pada tuturan “Itu

mebuat suspensi bagus, enak”. Dalam tuturan tersebut Om Mobi memuji

bentuk dari Toyota CHR serta menjelaskan fitur terbaru yang dimiliki

mobil tersebut sehingga mobil tersebut menjadi nyaman untuk digunakan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi referensial.

(52) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ssst ah jadi maksudnya.”


Gofar : “Haha.”
Om Mobi : “Brand name itu kan aset, aset yang mereka sudah
bentuk, karena brand name ya Toyota Kijang itu brand
name.”
Gofar : “Betul.”
Om Mobi : “Nah yang sudah dibentuk bertahun-tahun.”
Gofar : “Betul.”
Om Mobi : “Akhirnya brand name itu kuat nah dia bisa dong,
boleh dong me-moneytize kekuatan brand name itu.”
Gofar : “Iya iya iya.”
(045/FB/FR/20 Juli 2018)

Tuturan (52) dituturkan oleh Om Mobi mengenai strategi Toyota

dengan merek dagang yang sudah diproduksinya sejak dulu. Pada tuturan

(52) mengandung fungsi referensial menjelaskan. Hal tersebut terlihat dari

tuturan “Brand name itu kan aset, aset yang mereka sudah bentuk,

karena brand name ya Toyota Kijang itu brand name” dan juga pada

tuturan “Akhirnya brand name itu kuat nah dia bisa dong, boleh dong

me-moneytize kekuatan brand name itu”. Dalam tuturan tersebut

terdapat fungsi referensial, dimana Om Mobi menjelaskan mengenai

strategi yang digunakan oleh Toyota untuk membuat merek dagang yang

kuat.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi referensial.

(53) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Betul, eh tapi menurut lo tu mobil Korea gimana?”


Om Mobi : “Mobil Korea?”
Gofar : “Kayak Kia, Hyundai gitu.”
Om Mobi : “Em mereka tuh di dunia kuat.”
Gofar : “Iya iya.”
Om Mobi : “Kia, Hyundai itu kuat, Kia, Hyundai itu urutan
mungkin nomor 3 kalau nggak salah.”
(048/FB/FR/020 Juli 2018)

Tuturan (53) dituturkan oleh Om Mobi yang menjelaskan

mengenai kekuatan merek pabrikan mobil di Korea, seperti Kia dan

Hyundai. Pada tuturan (53) mengandung fungsi referensial menjelaskan.

Om mobi menjelaskan bagaimana keadaan dan kekuatan pasar pabrikan

mobil Kia dan Hyundai di dunia, terlihat dari tuturan “Kia, Hyundai itu
kuat, Kia,
Hyundai itu urutan mungkin nomor 3 kalau nggak salah.” Pada

tuturan tersebut terlihat Om Mobi memberikan penjelasan mengenai

merek pabrikan mobil tersebut kepada Gofar.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi referensial.

4. Fungsi Fatis

Fungsi fatis adalah “Pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan,

atau kontak antara pembicara dengan penyimak” (Sudaryanto, 1990: 12),

fungsi fatis mengacu pada pembentuk tuturan. Fungsi fatis yang

dutemukan pada penelitian ini antara lain.

(54) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Nggak kalau Innova gini, jadi boleh lah orang terserah
boleh orang mengambil untung karena dia punya brand.”
Gofar : “Iya betul, udah kuat.”
Om Mobi : “Iya coba nih ya om Gofar nih rate nya berapa lebih
tinggi dari kami!”
Gofar : “Haha nggak! lebih tinggi dari die? Die tinggi cuy,
sekali nge-youtube wah di-endorse gede banget dia luar
biasa.”
Om Mobi : “Ssst ah jadi maksudnya.”
Gofar : “Haha.”
(054/FB/FF/20 Juli 2018)

Tuturan (54) dituturkan oleh Om Mobi dan Gofar saat membahas

mengenai merek dari suatu pabrikan kendaraan bermotor. Pada tuturan

(54) mengandung fungsi fatis dimana di luar dari topik pembicaraan Om

Mobi membicarakan popularitas dari siaran Youtube milik Gofar, terlihat

dari tuturan “Iya coba nih ya om Gofar nih rate nya berapa lebih tinggi

dari kami!”. Menanggapi hal tersebut Gofar juga menanggapi

pembicaraan Om Mobi yang berusaha mencairkan suasana, terlihat dari

tuturan “Haha nggak! lebih tinggi dari die? Die tinggi cuy, sekali nge-

youtube wah di-


endorse gede banget dia luar biasa.” Berdasarkan penjelasan di atas,

tuturan tersebut menggambarkan fungsi fatis basa-basi yang dilakukan

oleh Om Mobi.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung fungsi fatis

(55) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


modifikasi kendaraan bermotor

Gofar : Balik lagi di Sekutomotif bareng gua Gofar Hilman, dan


ini dia seperti yang lo liat bajunye baju yang waktu
kemaren gua pake pas di ngobrol sama Hendi. Ternyata
disebelahnya Hendi, Cabin Leatherseat itu ada Erwan
hahaha sekut cuy, gila ini orang lama bengkelnya baru,
berapa lama sih lo disini?
Erwan : Sebulan
Gofar : Sebulan? Oh baru pantes belum ada kabar-kabar nih,
jadi lo bikin tempat baru nih?
Erwan : Iya betul
Gofar : Sama si Memet?
Erwan : Iya
(057/FB/FF/4 Mei 2018)

Tuturan (55) dituturkan oleh Gofar saat menanyakan kepada Erwan

tentang usaha bengkel modifikasi kendaraan miliknya. Pada tuturan (55)

mengandung fungsi fatis, dalam percakapannya Gofar menanyakan berapa

lama Erwan bekerja di bengkel tersebut, dan pada tuturan “Oh baru

pantes belum ada kabar-kabar nih” terlihat Gofar menanyakan

kabarnya selama ini untuk berbasa-basi.

2. Tabel 2

Fungsi Bahasa

No Fungsi Bahasa Nomor Data Jumlah Data

1 Fungsi Emotif 020, 040 2

2 Fungsi Konatif 021, 023, 024, 035, 039, 040, 049 7


3 Fungsi Referensial 022, 026, 042, 045, 048 5

4 Fungsi Fatis 054, 057 2

C. Kosakata Ciri Penentu Register dalam Pemakaian Bahasa Video Blog

yang Berhubungan dengan Otomotif Di Laman Youtube

Dalam sebuah komunitas tertentu terdapat konsep-konsep yang hanya

dipahami oleh orang yang tergabung atau mengerti dalam komunitas tersebut.

Komunitas yang terdapat pada penelitian ini merupakan komunitas penyuka

otomotif serta orang-orang yang terlibat dan mengetahui mengenai otomotif.

Register merupakan pemakaian kosakata khusus yang dipakai oleh komunitas,

kelompok, atau pekerjaan tertentu. Kosakata ciri penentu register yang

ditemukan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kriteria

antara lain: peristiwa otomotif; modifikasi kendaraan bermotor; jenis

kendaraan bermotor; suku cadang dan bagian kendaraan bermotor; fitur

kendaraaan bermotor. Pemaparan kriteria dalam kosakata ciri penentu register

tersebut antara lain.

1. Peristiwa Otomotif

Dalam sebuah peristiwa otomotif, terdapat berbagai istilah yang

digunakan untuk menyebutkan peristiwa dan nama dari suatu kegiatan

yang berkaitan dengan otomotif, data mengenai istilah tersebut antara lain.

(56) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Paling susah, pernah nggak sih lo motor langka mungkin


yang dikerjain, gak ada.”
Erwan : “Virago paling.”
Gofar : “Virago? Karena emang gak ada yang jual? Jeroannya?”
Erwan : “Iya itu, Virago 535 tuh paling rebek tuh motornya.”
Gofar : “Iya?
(007/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (56) terdapat istilah jeroannya yang berarti ‘isi perut

(babat, usus, limpa dan sebagainya); dalaman’ (KBBI dalam

https://play.google.com/store). Dalam bahasa otomotif istilah jeroan

adalah penyebutan untuk mesin kendaraan, mesin kendaraan yang

dimaksud adalah semua komponen-komponen mesin yang terdapat pada

kendaraan tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas istilah jeroan

mengalami pergeseran makna asosiasi dimana memiliki sifat yang sama,

istilah jeroan menurut arti sebenarnya adalah ‘isi perut’ dalam bahasa

otomotif bergeser menjadi ‘komponen-komponen mesin yang ada di

dalam mobil’.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(57) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Karena, depannya tuh besinya dua gitu, apa namanya


frame nya, udah double frame, kalo tiger kan satu gitu kan.”
Erwan : “cc nya 225.”
Gofar : “225.”
Erwan : “Katakan ngebut lah.”
(008/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (57) terdapat istilah cc yang memiliki kepanjangan

‘centimeter cubik’ yang dalam bahasa otomotif adalah istilah yang

digunakan untuk mengukur kapasitas mesin kendaraan,. Istilah cc

merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk menghitung kapasitas

mesin dihitung dari diameter dan langkah dari sebuah silinder mesin.
Sedangkan langkah adalah siklus pembakaran dalam mesin, dimana dalam

satu kali pembakaran terdapat berapa langkah piston.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(58) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan megenai

kendaraan bermotor

Erwan : “Iya itu, Virago 535 tuh paling rebek tuh motornya.”
Gofar : “Iya?”
Erwan : “Iya, gua pernah ngerjain emang gak pernah kelar-kelar.”
Gofar : “Dikanibalin gak bisa juga?”
Erwan : “Nggak bisa juga.”
(009/KCPR/4 Mei2018)

Pada tuturan (58) terdapat kata dikanibalin yang memiliki kata

dasar kanibal. Pengertian kanibal adalah ‘binatang yang suka membunuh

dan memakn daging binatang lain yang sejenis’ (KBBI dalam

https://play.google.com/store). Dalam bahasa otomotif istilah kanibal

adalah penggunaan suku cadang atau onderdil kendaraan untuk

dipasangkan pada kendaraan lain yang memiliki jenis yang sama atau

dapat disesuaikan. Proses kanibal pada otomotif digunakan karena banyak

faktor yang mempengaruhi, kanibal dilakukan karena kendaraan yang

akan dipakai, suku cadang atau onderdilnya sudah tidak dapat ditemukan

lagi atau tidak diproduksi lagi. Maka pemilik kendaraan akan mencari

suku cadang dari kendaraan lain yang sejenis atau memiliki kemiripan

yang kemudian bisa dimodifikasi sehingga bisa dipasangkan pada

kendaraan yang suku cadangnya tidak diproduksi lagi. Berdasarkan

penjelasan di atas istilah kanibal pergeseran makna asosiasi dimana

memiliki kesamaan sifat, istilah kanibal dalam arti sebenarnya adalah

‘hewan yang memakan sejenis’ dalam


bahasa otomotif bergeser menjadi ‘penggunaan onderdil dengan kendaraan

sejenis’.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(59) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaran bermotor

Erwan : “Iya kan? Jarang-jarang banget itu keluar 535.”


Gofar : “Copotan gak ada juga ya, siapa yang mau jual?”
Erwan : “Iya, terus motornya segitu-gitu doang, itu-itu aja.”
(012/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (59) terdapat istilah copotan yang memiliki kata dasar

copot. Pengertian copot adalah ‘terlepas; keluar; tanggal’ (KBBI dalam

https://play.google.com/store). Dalam bahasa otomotif istilah Copotan

memiliki arti onderdil bekas pemakaian kendaraan bermotor. Istilah

copotan dipakai untuk seseorang yang mencari onderdil suku cadang

bekas yang memiliki kesamaan jenis dari kendaraan miliknya.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa istilah ini tidak

mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(60) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya kami harap segera bisa ganti model.”


Gofar : “Iya ganti.”
Om Mobi : “Atau face lift-nya agak luar biasa hebatnya gitu.”
Gofar : “Betul!”
(025/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (60) terdapat istilah face lift yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N bedah kecantikan untuk mengencangkan kulit wajah”


(John M. Echols, 2014: 287). Dalam bahasa otomotif face lift adalah suatu

perubahan pada kendaraan bermotor, perubahan tersebut terletak pada

perubahan desain atau bentuk yang berbeda namun memiliki spesifikasi

yang hampir sama dengan versi yang sebelumnya. Berdasarkan penjelasan

tersebut terjadi pergeseran makna asosiai, dimana kata face lift dengan arti

yang sebenarnya adalah ‘bedah kecantikan’ dalam bahasa otomotif berarti

merubah bentuk desain. Kata face lift dapat berubah maknanya karena

memiliki sifat yang sama yaitu perubahan bentuk, dalam arti sebenarnya

merubah bentuk wajah, dan dalam bahasa otomotif perubahan desain

kendaraan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(61) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya biar itu bisa dinginnya ke belakang. Terus itu seven
seater-nya row
ketiga itu bener-bener bisa didudukin.”
Gofar : “Oh bukan yang untuk anak kecil?”
Om Mobi : “Bukan buat anak kecil, em walaupun ambles ya dia itu
travel axle bisa abis kalau diisi bertujuh.”
(033/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (61) terdapat istilah travel axle yang terdiri dari dua

kata yaitu travel yang dalam bahasa Indonesia berarti “N perjalanan.

Travel book buku (kisah) perjalanan” (John M. Echols, 2014: 753) dan

kata axle yang dalam bahasa Indonesia berarti “N gandar/ as roda”,

berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah travel

axle berarti ‘perjalanan as roda’.


Dalam bahasa otomotif Travel axle adalah sebutan untuk jarak

antara roda dengan rangka kendaraan saat dipakai untuk berkendara. Jarak

antara roda dengan rangka kendaraan dipengaruhi oleh keras atau tidaknya

peredam kejut, medan jalan, serta beban yang dibawa oleh kendaraan

tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah

ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(62) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


memilih sebuah mobil bekas

Om Mobi : “Kalau mau dapet yang dapet yang apa namanya, spesial,
yang 300 CE 24 valve.”
Gofar : “Wah itu dia, itu spesial banget sih daripada 12 ya?”
Om Mobi : “Iya, 24 valve itu sangat spesial haha.”
(056/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (62) terdapat istilah valve yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N klep, katup, pentil” (John M. Echols, 2014: 783).

Dalam bahasa otomotif valve adalah katup yang berada pada mesin

kendaraan dimana alat tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup.

Katup tersebut berfungsi sebagai pengatur masuknya gas dan keluarnya

gas buang sisa pembakaran mesin kendaraan. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan

makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.
(63) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai
modifikasi mobil milik Gofar

Uwi : “Pasti belakang, jadi sistem pengereman pasti gua rubah,


karena gua takut lo kan bawanya itu suka nge-drift nge-
drift gitu kan.”
Gofar : “Luar biasa, luar biasa gua parkirnya nge-drift haha.”
(071/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (63) terdapat istilah drift yang dalam bahasa

Indonesia berarti “N penyimpangan (of plane or ship). 2 arus, aliran (of

river current)” (John M. Echols, 2014: 249). Dalam bahasa otomotif drift

adalah seni ketrampilan dalam mengemudi, dimana pengemudi akan

membuat mobil selip saat di tikungan selama mungkin. Pada saat mobil

melaju dan selip mobil akan meluncur dan pengemudi akan

menyeimbangkan posisi tersebut untuk melakukan tikungan. Berdasarkan

penjelasan tersebut istilah drift terjadi pergeseran makna asosiasi, dimana

kata drift yang berarti ‘penyimpangan, arus, aliran’ digunakan dalam

bahasa otomotif untuk teknik mengemudi saat berbelok dengan membuat

selip ban dan seakan-akan mobil tersebut seperti meluncur mengikuti arus.

2. Modifikasi Kendaraan Bermotor

Dalam modifikasi kendaraan bermotor, terdapat berbagai jenis dan

model kendaraan yang memiliki penyebutan yang berbeda-beda,

kendaraan yang sudah di modifikasi memiliki nama dan penyebutan yang

berbeda- beda, data mengenai penyebutan tersebut antara lain.

(64) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai apa yang
dikerjakan Erwan saat ini dalam pekerjaannya sebagai
montir di Crooz Custom House

Gofar : “Oke yang lagi lo kerjain sekarang apa nih?”


Erwan : “Yang lagi gua kerjain ada Scorpio, ama Street Cub, cuma
lagi di cat.”
Gofar : “Oh, Scorpio dibikin ape?”
(002/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (64) terdapat istilah street cub, street cub adalah nama

dari sebuah aliran modifikasi sepeda motor. Jenis motor yang sering

dijadikan bahan untuk jenis modifikasi ini adalah motor bebek, modifikasi

dimulai dari melepas plastik penutup rangka kendaraan, sehingga hanya

menyisakan rangka besinya saja. Penggantian setang diganti dengan setang

yang pendek dan lurus, dan memotong sepatbor belakang sepeda motor

tersebut.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(65) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


jenis modifikasi kendaraan bermotor

Gofar : “Betul, sama Flat Tracker kali ye? Murah meriah ye?
Nggak juga?”
Erwan : “Nggak juga kalau Flat Tracker.”
(004/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (65) terdapat istilah flat tracker, flat tracker adalah

nama dari sebuah aliran modifikasi sepeda motor. Sepeda motor yang

dimodifikasi dengan jenis ini memiliki ciri sepatbor belakang yang

dipotong menjadi pendek, jok sepeda motor di ubah menjadi datar, serta

penggunaan ban berukuran besar serta memiliki alur ban yang dengan

motif persegi.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(66) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


jenis modifikasi kendaraan bermotor
Gofar : “Hahaha iya bener, dari pengalaman lo nih Wan,
ngebangun motor paling ribet bikin motor apaan?”
Erwan : “Paling ribet? Caffe racer kali ya.”
(005/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (66) terdapat istilah caffe racer, caffe racer adalah

nama dari aliran modifikasi sebuah sepeda motor. Sepeda motor yang

dimodifikasi dengan jenis ini memiliki ciri bentuk yang menyerupai motor

balap pada zaman dahulu, biasanya memiliki bentuk lampu yang bulat

serta jok kendaraan tunggal atau hanya muat untuk pengendara motor saja.

3. Jenis Kendaraan Bermotor

Dalam jenis kendaraan bermotor, terdapat berbagai macam tipe dan

nama untuk menyebut kendaraan tersebut masuk ke dalam jenis kendaraan

yang mana, data mengenai penyebutan tipe dan nama dalam jenis

kendaraan bermotor antara lain.

(67) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Oh kayak ini kali, Royal Enfield, heem bukan motor lari
tapi motor nanjak.”
Erwan : “Iya.”
(017/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (67) terdapat istilah motor lari yang memiliki kata

dasar motor ‘mesin; sepeda motor’ dan lari ‘melangkahkan kaki dengan

cepat’ (KBBI dalam https://play.google.com/store). Dalam bahasa

otomotif motor lari adalah istilah yang digunakan untuk jenis sepeda

motor yang memiliki kecepatan dan akselerasi yang tinggi, namun dengan

tenaga yang kecil. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa istilah motor lari dalam bidang otomotif berkaitan dengan makna

motor dan lari sebenarnya.


Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(68) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor
Gofar : “Oh kayak ini kali, Royal Enfield, heem bukan motor lari
tapi motor nanjak.”
Erwan : “Iya.”
(018/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (68) terdapat istilah motor nanjak yang memiliki

kata dasar motor ‘mesin; sepeda motor’ dan nanjak/tanjak ‘menganjur

ke atas’ (KBBI dalam https://play.google.com/store). Dalam bahasa

otomotif Motor nanjak adalah istilah yang dipakai untuk senis sepeda

motor yang memiliki tenaga yang besar namun memiliki akselerasi yang

kecil. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah

motor nanjak dalam bidang otomotif berkaitan dengan makna motor dan

nanjak/tanjak sebenarnya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(69) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Tuh tahun 2005, eh tahun 2004-2005 gitu kan, kalau


bebek?
Erwan : “Grand.”
Gofar : “Grand? Udah gak ada yang ngalahin.”
(019/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (69) terdapat istilah bebek yang berarti ‘itik; unggas

yang hidup di darat, pandai berenang, badannya seperti angsa, tetapi lebih

kecil’ (KBBI dalam https://play.google.com/store). Dalam istilah otomotif,

bebek adalah jenis dari sepeda motor. Sepeda motor jenis ini memiliki
bentuk yang kecil yang memiliki rangka pipa. Sepeda motor jenis ini pada

umumnya memiliki transmisi manual serta Cc yang kecil. Sepeda motor

ini disebut bebek disebabkan juga karena apabila dilihat dari samping,

kendaraan ini menyerupai bentuk yang mirip seperti hewan bebek.

Berdasarkan penjelasan tersebut istilah bebek mengalami pergeseran

makna asosiasi dimana istilah tersebut memiliki kesamaan sifat, istilah

bebek dalam arti sebenarnya adalah ‘itik; unggas’ dalam bahasa otomotif

bergeser menjadi ‘kendaraan yang memiliki bentuk seperti itik atau

unggas’.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(70) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Oke, nah berikutnya, mobil LCGC paling enak?”


Om Mobi : “Daihatsu Sigra!”
(029/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (70) terdapat istilah LCGC, LCGC merupakan

bentuk singkatan dari ‘Low Cost Green Car’. LCGC merupakan jenis

mobil kapasitas mesin yang kecil dan ditunjukkan untuk wilayah

perkotaan, serta tidak disarankan untuk penggunaan jarak tempuh yang

jauh.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(71) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan pastikan apabila anda punya MPV atau SUV yang
seven row.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga itu
kan ada tiga row, row ketiga pastikan adalah tahta yang
terendah dalam keluarga Anda.”
(036/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (71) terdapat istilah MPV, MPV merupakan bentuk

singkatan dari ‘Multi Purpose Vehicle’. MPV merupakan jenis kendaraan

yang muliti fungsi biasanya memiliki 7 tempat duduk dan juga bagasi yang

dapat dipakai untuk memuat barang bawaan, serta dapat digunakan untuk

medan yang lumayan terjal dan menempuh jarak tempuh yang jauh.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(72) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan pastikan apabila anda punya MPV atau SUV yang
seven row.”
Gofar : “Heem.”
Om Mobi : “Row ketiga itu, eh seven row, seven seater, row ketiga itu
kan ada tiga row, row ketiga pastikan adalah tahta yang
terendah dalam keluarga Anda.”
(037/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (72) terdapat istilah SUV. SUV merupakan bentuk

singkatan dari ‘Sport Utility Vehicle’. SUV merupakan jenis kendaraan

yang kendaraan yang mampu digunakan untuk menempuh medan yang

berat, memiliki tenaga yang besar serta kenyamanan yang lebih. Mobil

jenis ini biasanya digunakan untuk perjalanan jarak jauh dan berat, dengan

pertimbangan ukuran mobil yang besar.


4. Suku Cadang dan Bagian Kendaraan Bermotor

Dalam kendaraan bermotor terdapat istilah mengenai bagian-

bagian serta suku cadang kendaraan yang mempunyai nama dan

penyebutan yang berbeda-beda, data mengenai istilah tersebut antara lain.

(73) Konteks situasi: Perckapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Asli, gua aja mesen ini ya spion Golf kan, VW Golf Gua,
ini setahun, gak ada barangnya yang nyampe, tapi gua lagi
proses buat balikin barang nih soalnya ditengah jalan tiba-
tiba ilang, kan sebel tuh kayak-kayak gitu kalau beli di luar
tuh.”
Erwan : “Iya.”
(013/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (73) terdapat istilah spion yang berarti ‘orang yang

berusaha mendapatkan keterangan secara rahasia, terutama rahasia militer

negara laian; mata-mata’ (KBBI dalam https://play.google.com/store).

Dalam bahasa otomotif spion adalah alat yang terdapat pada sisi kanan

dan kiri kendaran bermotor baik roda dua atau roda empat untuk melihat

sisi belakang dari kendaraan tersebut.

Spion terbuat datri cermin yang dihadapkan kearah belakang,

selain berfungsi sebagai alat untuk melihat sisi belakang kendaraan, spion

juga digunakan untuk memarkir kendaraan untuk melihat sisi belakang

atau samping kendaraan agar tidak mengenai tembok atau kendaraan lain

saat parkir. Berdasarkan penjelasan tersebut istilah spion mengalami

pergeseran makna asosiasi dimana istilah tersebut memiliki kesamaan

sifat, istilah spion dalam arti sebenarnya adalah ‘mata-mata’ dalam bahasa

otomotif bergeser menjadi ‘alat untuk melihat kendaraan lain’.


Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(74) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “Kemarin karena kita kan fokusnya nyalain mesin ini


dulu, jadi em kita pisah dulu electrical-nya, dan em kita
mapping dulu jalur kabelnya, karena waktu kemarin saya
taruh ke belakang, Uwi protes “mas, aku gamau ada kabel
disini” oke, sekarang kita mapping, pindah ke apa, kiri ya
fender sebelah kiri, terus nanti untuk electrical lampunya,
kita taruh di sebelah kanan.”
Gofar : “Di sisni?”
Bimo : “Iya em, fender kanan, untuk tadi em apa sistem AC segala
macem nanti kita taruh dibawah.”
Gofar : “Oke.”
(014/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (74) terdapat istilah fender yang dalam bahasa Indonesia

berarti “N sepatbor, sayap roda” (John M. Echols, 2014: 298). Dalam

bahasa otomotif fender adalah istilah lain untuk menyebut sepatbor atau

bumper pada mobil, fender merupakan bagian kendaraan berupa besi atau

plastik yang digunakan pada bagian roda agar lumpur tidak memercik, atau

besi untuk melindungi mobil dari tabrakan. Berdasarkan penjelasan

tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap seperti

makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(75) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “Nah terus, sudah mapping jalurnya sudah, kita masuk ke


ECU nya.”
Gofar : “Oke.”
(015/KPB/Sing/31 Agustus 2018)
Pada tuturan (75) terdapat istilah ECU merupakan bentuk

singkatan dari Electronic Control Unit. ECU adalah sebuah cip yang

digunakan untuk memproses kerja komponen mobil secara otomatis yang

sebelumnya telah diberikan program secara otomatis terhadap cip tersebut.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(76) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Gofar : “Oke, nah berikutnya, mobil LCGC paling enak?”


Om Mobi : “Daihatsu Sigra!”
Gofar : “Sigra?”
Om Mobi : “Heem.”
Gofar : “Kenapa? .”
Om Mobi : “Bisa dipasang turbo!”
Gofar : “Haha.”
(030KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (76) terdapat istilah turbo, dalam bahasa otomotif

turbo adalah teknologi mesin kendaraan yang dapat meningkatkan tenaga

pada sebuah kendaraan secara spontan, turbo adalah sebuah turbin yang

mendapat tenaga dari gas buang mesin kendaraan. Turbo meningkatkan

tekanan udara dan akan berpengaruh pada pembakaran dalam

meningkatkan performa kendaraan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(77) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Kemudian kami ganti shock breaker-nya.”


Gofar : “Oh lebih keras berarti?”
(034/KCPR/20 Juli 2018)
Dalam tuturan (77) terdapat istilah shock breaker yang dalam

bahasa Indonesia berarti “Alat penahan guncangan pada kendaraan

bermotor, sok breker” (John M. Echols, 2014: 652). Dalam bahasa

otomotif Shock breaker adalah sebuah alat mekanik yang dibuat untuk

meredam hentakan yang terjadi akibat guncangan pada sebuah kendaraan

karena kondisi jalan yang bergelombang atau rusak. Alat ini biasanya

berbentuk pegas yang tersambung antara as roda dengan rangka

kendaraan.

Shock breaker digunakan untuk meredam guncangan ketika

kendaraan melewati medan yang bergelombang, serta membuat kendaraan

berjalan dengan stabil dan tidak berguncang maupun oleng. Berdasarkan

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami

perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(78) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai mesin mobil

Gofar : “Rahayu nih, perkembangannya gimana nih? Apa aja


yang udah di ubah, mesin udah, apa namanya dari mesin
lama ke mesin baru berarti mounting semua di ubah nih?”
Uwi : “Betul, iye yoi, kemarin mounting-nya kan dari Honda ke
VW itu banyak banget yang di ubah nih kayak bagian sini
nih di ubah nih.”
Gofar : “Heem.”
Uwi : “Terus bagian sebelah sana juga kiri tuh, terus bagian
belakang juga.”
(058/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (78) terdapat istilah mounting yang dalam bahasa Indonesia

berarti “N ganjal/ bantalan” (John M. Echols, 2014: 483). Dalam bahasa

otomotif mounting adalah bantalan antara sambungan yang

menghubungkan mesin dengan rangka mobil. Berdasarkan penjelasan


tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan

makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(79) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai mesin mobil

Gofar : “Oke, ini kalo misalnya ganti mesin, eh ganti mesin, ganti
mounting segala macem, as roda gimana?”
Uwi : “Nah, as roda juga rubah tuh cuy, kan kemarin kan as
rodanya Honda, ini kan VW nih cuy, nah itu perlu
penyesuaian lagi.”
Gofar : “Oh, oke.”
(059/KCPR/31Agustus 2018)

Dalam (79) terdapat istilah as roda, dalam bahasa otomotif as

roda adalah poros atau pusat dari roda kendaraan bermotor, pada as roda

juga terdapat bantalan agar putaran roda tersebut menjadi licin.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak

mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(80) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Gofar : “Oke, terus ini apa lagi nih?”


Uwi : “Terus gua, oh iya ini, ini juga linkage nih cuy, sekarang
kan masih pakai linkage nih, iya kan?”
Gofar : “Heem.”
Uwi : “Nah gua pengen rubah jadi sistem kabel, kaya mobil
tahun 2014, 2012 lah gitu.”
(062/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (80) terdapat istilah linkage, linkage dalam bahasa otomotif

adalah komponen transmisi berupa tuas pemilih yang terdidiri dari


kabel dan tuas pada sebuah transmisi kendaraan, linkage merupakan tuas

penghubung untuk memindahkan gigi kendaraan.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(81) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Uwi : “Nah ini gua custom nih cuy, jadi nanti nah sistem
pendingin, radiator, sama extra fan gua masukin kedalem
sini cuy.”
Gofar : “Pentokin?”
Uwi : “Pentokin.”
Gofar : “Oh jadi biar kelihatan.”
(063/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (81) terdapat istilah radiator, radiator adalah komponen

pada kendaraan bermotor, radiator merupakan alat pendingin mesin atau

alat penukar panas pada kendaraan. Panas yang dikeluarkan mesin akan

masuk ke dalam radiator yang telah memiliki suhu dingin dan

disebarkan kembali ke mesin agar mesin menjadi lebih dingin.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(82) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Uwi : “Nah ini gua custom nih cuy, jadi nanti nah sistem
pendingin, radiator, sama extra fan gua masukin kedalem
sini cuy.”
Gofar : “Pentokin?”
Uwi : “Pentokin.”
Gofar : “Oh jadi biar kelihatan.”
(064/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (82) terdapat istilah extra fan yang terdiri dari dua kata

yaitu extra yang dalam bahasa Indonesia berarti “Adj ekstra, tambahan”
(John M. Echols 2014: 285) dan kata fan yang dalam bahasa indonesia

berarti “N kipas (angin)” (John M. Echols, 2014: 291), berdasarkan

penjelasan tersebut dapat disimpulkan istilah extra fan memiliki arti ‘kipas

tambahan’.

Dalam bahasa otomotif extra fan adalah komponen yang berada

pada mesin tepatnya berada di sebelah radiator. Komponen ini berbentuk

kipas dan berfungsi untuk membantu mendinginkan mesin kendaraan

dengan mendinginkan radiator. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau

tetap seperti makna aslinya.

5. Fitur Kendaraan Bermotor

Dalam kendaraan bermotor terdapat fitur-fitur yang telah

disematkan ke dalam kendaraan bermotor berdasarkan tipe dan jenis

kendaraan tersebut, fitur-fitur yang terdapat pada kendaraan bermotor

memiliki istilah dan penyebutan yang berbeda-beda. Data mengenai istilah

pada fitur kendaraan bermotor antara lain.

(83) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai kendaraan
bermotor

Erwan : “Gua udah bikin, dia Virago tuh yang sering kena itu
starter.”
Gofar : “Oke, pengapian berarti ye?”
Erwan : “Bukan, one way starter.”
Gofar : “Oh iya di itunya.”
Erwan : “Itu kan gak ada selahan juga.”
Gofar : “Betul.”
(010/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (83) terdapat istilah one way starter, one way starter

terdiri dari satu frasa one way yang dalam bahasa Indonesia berarti “Adj satu
jurusan, sekalian. One-way street jalan satu jurusan. One-way sign tanda

satu arah” (John M. Echols, 2014: 506” dan satu kata starter yang dalam

bahasa Indonesia berarti “N 1 auto: starter. 2 pelepas pacuan” (John M.

Echols, 2014: 692), berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa one way starter memiliki arti ‘pelepas pacuan’

Dalam bahasa otomotif one way starter adalah jenis kendaraan

bermotor yang memiliki satu sistem elektrik saja untuk menyalakan

kendaraan. Kendaraan yang memiliki sistem ini tidak memiliki engkol

kaki untuk menyalakan kendaraan. Istilah one way starter biasa dipakai

untuk sepeda motor, karena kebanyakan dari sepeda motor memiliki dua

alat untuk menyalakan kendaraan yaitu starter dan engkol, jadi sepeda

motor yang tidak menggunakan engkol disebut dengan sepeda motor yang

memiliki fitur one way starter. Berdasarkan penjelasan di atas

disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau

tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(84) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Erwan mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Cuma knalpot dua doang yang menang ye?”


Erwan : “Twin port.”
Gofar : “Yoi.”
(016/KCPR/4 Mei 2018)

Pada tuturan (84) terdapat istilah twin port yang terdiri dari dua

kata yaitu ywin yang dalam bahasa Indonesia berarti “N kembar. They are

identical twins. Mereka kembar sempurna/ identik. –adj kembar. Twin

beds
tempat tidur kembar. Twin cities kota kembar. Twin-engine(d) adj

bermotor dua” (John M. Echols, 2014: 762) dan kata port yang dalam

bahasa Indonesia berarti ”N pelabuhan. River port bandar/pelabuhan

sungai. Trading port pelabuhan dagang” (John M. Echols, 2014:548),

berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulka bahwa istilah twin port

‘dua pelabuhan’.

Dalam bahasa otomotif Twin port adalah model suatu mesin

kendaraan bermotor yang menggunakan dua lubang gas pembuangan.

Lubang gas pembuangan merupakan lubang untuk tempat keluar sisa-sisa

pembakaran pada mesin kendaraan, kemudian disalurkan dengan pipa

knalpot untuk meredam suara yang keluar dari lubang gas pembuangan.

Berdasarkan penjelasan di atas istilah twin port mengalami pergeseran

makna asosiasi, dimana pergeseran tersebut memiliki sifat yang sama,

twin port dalam arti sebenarnya adalah ‘dua pelabuhan’ dan dalam bahasa

otomotif adalah ‘dua lubang pembuangan’.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(85) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya secara bentuk sih dia ada perkembangan tapi, dan ada
teknologi stability control juga yang which is diperlukan
untuk mobil seperti itu.”
Gofar : “Oke.”
(027/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (85) terdapat istilah stability control yang terdiri dari

dua kata yaitu stability yang dalam bahasa Indonesia berarti “N (plural

stabilities) 1 stabilitas, kemantaban, kestabilan. 2 keseimbangan” (John M.


Echols, 2014: 688) dan kata control yang dalam bahasa Indonesia berarti

“N pengawas(an), penilikan, pengaturan, penguasaan, pembatasan, kotrol”

(John M. Echols, 2014: 182), berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa arti dari stability control adalah ‘pengendali

kestabilan’.

Dalam bahasa otomotif stability control adalah teknologi yang

dipakai pada mobil, kegunaan pada teknologi ini adalah untuk mengatur

stabilitas kendaraan saat berjalan dan memuat beban. Sistem stability

control dikendalikan oleh sebuah cip komputer yang disalurkan pada roda

kendaraan. Saat kendaraan tidak stabil, stability control akan bekerja

otomatis untuk mendeteksi dan bekerja agar kendaraan tetap stabil dalam

keadaan hilang kendali, maupun traksi. Berdasarkan penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna

atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(86) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Dan hasilnya ada haha, itu seven seater-nya nyaman


nomor satu ya.”
Gofar : “Ya meskipun anginnya, double blower-nya angin ya?”
(031/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (86) terdapat istilah double blower yang terdiri dari

dua kata yaitu double yang dalam bahasa Indonesia berarti “plural dobel,

ganda.

–adj 1 rangkap, dobel. Double socket sakelar dobel. 2 dua kali (lipat)” (john

M. Echols, 2014:244) dan kata blower yang dalam bahasa Indonesia berarti
“N 1 alat peniup. Blower in furnace peniup api dalam tungku. 2 tukang

tiup” (John M. Echols, 2014: 89), berdasarkan penjelasan tersebut istilah

double blower memiliki arti ‘alat peniup ganda’.

Dalam bahasa otomotif idtilah double blower adalah peniup udara

yang terdapat pada lubang pendingin udara. Double blower digunakan

untuk menyebarkan udara yang telah dikeluarkan oleh pendingin udara,

sehingga udara dingin akan tersalur pada kabin belakang mobil.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak

mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(87) Konteks situasi : Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai


fitur kendaraan bermotor

Om Mobi : “Ya biar itu bisa dinginnya ke belakang. Terus itu seven
seater-nya row ketiga itu bener-bener bisa didudukin.”
Gofar : “Oh bukan yang untuk anak kecil?”
Om Mobi : “Bukan buat anak kecil, em walaupun ambles ya dia itu
travel axle bisa abis kalau diisi bertujuh.”
(032/KCPR/20 Juli 2018)

Dalam tuturan (87) terdapat istilah seven seater yang terdiri dari

dua kata yaitu seven yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tujuh’ dan kata

seater dengan kata dasar seat yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘tempat

duduk’, berdasarkan penjelasan tersebut istilah seven seater memiliki arti

‘tujuh tempat duduk’. Dalam bahasa otomotif Seven seater adalah jok

ketujuh yang berada di dalam mobil, jok ketujuh ini berada pada baris

ketiga yang biasanya dapat menanmpung dua penumpang. Berdasarkan

penjelasan
tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap seperti

makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(88) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Bimo mengenai


modifikasi mobil milik Gofar

Bimo : “Nah, kita harus mengilangin program automatic-nya, kita


harus mengulangin program immobilizer-nya, kita harus
ngilangin program cruise control-nya, itu dia PR.”
Gofar : “Oh, nah untuk ngilangin itu gimana itu om?”
Bimo : “Itu harus di-flashing.”
(050/KCPR/31 Agustus 2018)

Dalam tuturan di atas terdapat istilah immobilizer dalam bahasa otomotif

immobilizer merupakan fitur yang terdapat pada sistem kunci mobil,

dengan adanya sistem ini kunci mobil yang dapat digunakan hanya kunci

yang disediakan oleh pabrikan kendaraan. Kunci tersebut dilengkapi cip

yang menyesuaikan dengan cip yang ada pada mobil tersebut, sehingga

meskipun dengan bentuk kunci yang sama, mobil tidak akan dapat menyala

karena dalam kunci duplikat tidak terpasang cip yang sesuai dengan mobil

tersebut.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(89) Konteks situasi: Percakapana antara Gofar dan Bimo mengenai modifikasi
mobil milik Gofar

Bimo : “Nah, kita harus mengilangin program automatic-nya, kita


harus mengulangin program immobilizer-nya, kita harus
ngilangin program cruise control-nya, itu dia PR.”
Gofar : “Oh, nah untuk ngilangin itu gimana itu om?”
Bimo : “Itu harus di-flashing.”
(051/KCPR/31 Agustus 2018)
Pada tuturan (89) terdapat istilah cruise control yang terdiri dari

dua kata yaitu cruise yang dalam bahasa Indonesia berarti “N 1 pelayaran,

naval cruise pelayaran AL. 2 pesiar. Cruise ship kapal pesiar” (John M.

Echols, 2014: 198) dan kata control yang dalam bahasa Indonesia berarti

“N pengawas(an), penilikan, pengaturan, penguasaan, pembatasan,

kontrol” (john M. Echols, 2014: 182), pada penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa istilah cruise control memiliki arti ‘kontrol berlayar,

pengaturan berlayar’.

Dalam bahasa otomotif cruise control adalah teknologi yang

terdapat pada mobil untuk mengatur kecepatan saat berkendara tanpa

menginjak pedal gas. Fitur ini bekerja saat mobil sedang melaju, dengan

menentukan kecepatan saat berkendara kemudian fitur cruise control ini

dinyalakan, maka mobil akan berjalan dengan kecepatan yang konstan

tanpa menginjak pedal gas lagi. Berdasarkan penjelasan tersebut istilah

cruise control mengalami pergeseran makna asosiasi dimana masih

memiliki kesamaan sifat, cruise control dalam arti sebenarnya adalah

‘kontrol berlayar’, berlayar pada istilah sebenarnya dipakai pada mobil

karena berlayar adalah istilah untuk dunia perkapalan untuk melakukan

perjalanan, dan dipakai pada mobil untuk menggantikan kata berkendara.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(90) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Om Mobi mengenai fitur
kendaraan bermotor

Om Mobi : “Jadi sistem power sterring-nya itu jadi satu dengan rem,
remnya tidak memakai vacum booster self pump.”
Gofar : “Oke, jadi ngikut kalau rusak?”
Om Mobi : “Jadi kalau rusak ngikut.”
Gofar : “Oke.”
(053/KCPR/20 Juli 2018)

Pada tuturan (90) terdapat istilah power steering yang dalam

bahasa Indonesia berarti “setir daya” (John M. Echols, 2014: 552). Dalam

bahasa otomotif power steering adalah fitur pada mobil yang berfungsi

untuk meringankan sistem kemudi. Tanpa power steering, kemudi

kendaraan akan berat untuk digerakkan, power steering digunakan untuk

menambah kenyamanan saat berkendara, serta menjaga kelincahan

kendaraan saat ingin berbelok dan melakukan manuver. Berdasarkan

penjelasan tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap

seperti makna aslinya.

Berikut ini adalah data lain yang mengandung kosakata ciri khusus

penentu register.

(91) Konteks situasi: Percakapan antara Gofar dan Uwi mengenai


kendaraan bermotor

Gofar : “Wih mantep, nanti kalo misalnya mesin makin kenceng


nih?”
Uwi : “Heem.”
Gofar : “Pasang disc brake?”
Uwi : “Disc brake oke, pasti.”
(060/KCPR/31 Agustus 2018)

Pada tuturan (91) terdapat istilah disc brake yang terdiri dari dua

kata yaitu disc yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti “disk, piringan”

(John M. Echols, 2014: 232) dan kata brake yang dalam bahasa Indonesia

berarti “N rem” (John M. Echols, 2014: 98), berdasarkan penjelasan

tersebut istilah disc brake berarti ‘rem piringan’. Dalam bahasa otomotif

disc brake adalah jenis rem kendaraan bermotor yang menggunakan

suatu piringan
yang terbuat dari logam untuk media pengereman. Piringan tersebut

dilekatkan pada roda dan di ujung dari pringan tersebut direkatkan

bantalan yang akan megapit piringan tersebut saat tuas rem digunakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut istilah ini tidak mengalami perubahan

makna atau tetap seperti makna aslinya.

3. Tabel 3

Kosakata Ciri Penentu Register

No Kosakata Ciri Penentu Nomor Data Jumlah

Register Data

1 Peristiwa Otomotif 007, 008, 009, 012, 025, 033, 056, 061 8

2 Modifikasi Kendaraan 002, 004, 005 3

3 Jenis Kendaraan 017, 018, 019, 029, 036, 037 6

4 Onderdil dan Bagian 013, 014, 015, 030, 034, 058, 059, 10

Kendaraan Bermotor 062, 063, 064

5 Fitur Kendaraan 010, 016, 027, 031, 032, 050, 051, 9

Bermotor 053, 060

Anda mungkin juga menyukai