Anda di halaman 1dari 15

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian Sosiolinguistik yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti

dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini. Penelitian

tersebut adalah sebagai berikut: “Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya

Kaskus” dilakukan oleh Canggih Atmardianto yang merupakan mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2005 dan lulus pada tahun 2012.

Penelitian tersebut mengkaji mengenai karakteristik penggunaan bahasa

Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, dimana

dalam penelitian tersebut ditemukan karakteristik pelesapan afiks, hibrida

(antara afiks bahasa Indonesia dengan kosakata asing), dan kontraksi atau

pemendekan.

Skripsi Sinta Manilasari mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada tahun 2014 yang berjudul Pemakaian Bahasa Kelompok

Penggemar Burung Kicauan di Surakarta. Penelitian tersebut mengkaji

mengenai penggunaan bahasa asing, pemanfaatan bentuk singkatan, gaya

bahasa, dan campur kode yang digunakan oleh kelompok penggemar burung di

Surakarta. Dalam penelitian tersebut ditemukan fungsi bahasa dalam proses

perlombaan burung kicauan, perawatan burung kicauan berupa (1) fungsi

konatif menasihati, konatif meyakinkan, dan konatif menawarkan (2) fungsi

referensial (3) fungsi emotif.

10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Skripsi Ponco Sulistiyono mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada tahun 2015 yang berjudul Pemakaian Bahasa dalam Jual Beli

Handphone dan Aksesoris Handphone di Surakarta. Dalam penelitian tersebut

ditemukan fungsi bahasa serta karakteristik bahasa yang digunakan oleh

komunitas jual beli handphone di Surakarta. Dalam analisis fungsi bahasa

ditemukan fungsi emotif kecewa antara penjual dan pembeli handphone, serta

fungsi emotif marah antar pelanggan dengan tukang servis handphone. Selain

fungsi emotif ditemukan pula fungsi konatif meyakinkan, dan menawarkan

antara penjual dan pembeli handphone.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti mengambil judul

penelitian Pemakaian Bahasa dalam Video Blog Pada Laman Youtube: Suatu

Tinjauan Sosiolinguistik. penelitian ini menganalisis bagaimana karakteristik

bahasa serta kosakata penentu register dalam video di laman Youtube. Penelitian

sebelumnya mengambil data dari rekaman dan melalui laman internet Kaskus,

kedua sumber data tersebut hanya berisikan dengan rekaman suara dan tulisan

saja. Dengan Youtube sebagai sumber data diharapkan dapat melengkapi

penelitian-penelitian sebelumnya mengingat Youtube merupakan sumber

informasi berupa audiovisual yang dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai karakteristik bahasa dalam

video blog yang berhubungan dengan otomotif di laman Youtube, penanda

khusus dalam video blog yang berhubungan dengan otomotif di laman Youtube,

fungsi bahasa dalam video blog yang berhubungan dengan otomotif di laman

Youtube. Laman Youtube digunakan oleh peneliti untuk menambah validitas

11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

data karena data yang digunakan merupakan sebuah audiovisual yang dapat

didengar dan dapat dilihat melalui laman internet Youtube.

B. Kerangka Teori

1. Sosiolinguistik

Manusia sebagai mahluk sosial tidak akan terlepas dari bahasa.

Sosiolinguistik merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari

hubungan antara bahasa dengan manusia. Ditinjau dari nama,

sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan linguistik, oleh karena itu

sosiolinguistik mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut.

Dijelaskan oleh Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004: 2) bahwa

sosiolinguistik adalah gabungan antar disiplin ilmu, yaitu sosiologi dan

linguistik. Sosiologi mempelajari lembaga sosial dan masalah sosial yang

terjadi pada kelompok masyarakat. Linguistik adalah ilmu mengenai

bahasa. Dengan demikian Sosiolinguistk merupakan kajian ilmu antar

disiplin yang mempelajari fenomena kebahasan di suatu kelompok

masyarakat.

Sosiolinguistik merupakan ilmu yang terbilang masih baru

dibandingkan dengan ilmu yang lain. Dalam hal ini sosiolonguistik

dibandingkan dengan ilmu sosial lain seperti ilmu ekonomi, sosiologi, dan

linguistik. Ditinjau dari namanya sosiolinguistik menyangkut mengenai

ilmu sosiologi dan ilmu linguistik. Karena hal itulah sosiolinguistik sangat

berkaitan erat dengan kedua ilmu tersebut (Sumarsono dan Paina Partana,

2002: 1).

12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Sumarsono dan Paina Partana (2002:1) Sosiolinguistik

meliputi bahasa, masyarakat, serta hubungan antara bahasa dan

masyarakat, bagaimana bahasa itu dipakai penutur untuk berhubungan dan

berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Dengan demikian sosiolinguistik

adalah kajian mengenai kebahasaan yang berhubungan dan berkaitan

dengan masyarakat. Setiap masyarakat memiliki karakter yang berbeda,

sedangkan masyarakat satu dengan yang lain akan berinteraksi karena

pada hakikatnya manusia merupakan mahluk sosial, dari sinilah ilmu

sosiolinguistik bekerja.

Menurut Kridalaksana (1978) dalam Abdul Chaer dan Leonie

Agustina (2004:3) Sosiolinguistik diartikan sebagai cabang ilmu yang

mempelajari mengenai pelbagai ciri serta variasi bahasa. Sosiolinguistik

mencari hubungan antara pengguna bahasa dengan ciri, fungsi, serta

variasi bahasa yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat.

Sosiolinguistik yang dijelaskan Kridalaksana fungsi utama adalah

mempelajari pelbagai ciri dan variasi bahasa, berbeda dengan pendapat

dari ahli bahasa lain yang langsung menyebut sosiolingiustik mempelajari

antara masyarakat dan bahasa.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

sosiolinguistik merupakan gabungan disiplin ilmu sosiologi dan dan

linguistik yang kajiannya berkaitan erat dengan bahasa dan masyarakat

dalam peristiwa tutur. Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu turunan

anatara sosiologi dan linguistik yang mempelajari ciri, fungsi dan variasi

bahasa dalam suatu kelompok masyarakat. Dalam peristiwa tutur terdapat

13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

delapan unsur yang menandainya yang dijelaskan oleh Dell Hymes (1972)

dalam Nababan (1993:7) faktor-faktor yang menandai terjadinya peristiwa

tutur atau yang sering disingkat dengan SPEAKING. Unsur tersebut antara

lain.

a. Scene yaitu waktu, tempat dan situasi tuturan

b. Participants yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa

c. Ends yaitu maksud dan tujuan penutur

d. Act Sequences yaitu bentuk dan isi ujaran

e. Key yaitu cara untuk menyampaikan

f. Instrument yaitu cara yang digunakan (lisan, tulis)

g. Norms yaitu norma dan aturan saat berinteraksi

h. Genres yaitu jenis dan bentuk yang disampaikan

2. Variasi Bahasa

Variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam mempelajari ilmu

sosiolinguistik. Variasi bahasa terjadi melalui berbagai sebab, bukan

hanya karena kelompok masyarakat tersebut heterogen, namun juga

disebabkan karena interaksi yang dilakukan antar masyarakat tersebut

selalu bervariasi. Keragaman bahasa akan bertambah bila bahasa yang

digunakan oleh penutur digunakan dalam jangkauan wilayah yang luas

(Abdul Chaer dan Leonie Agustina 2004: 61).

Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:62-72) variasi

dapat dibedakan berdasarkan berbagai hal, antara lain sebagai berikut.

14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Variasi dari segi penutur

i. Idiolek, merupakan variasi yang bersifat perorangan yang

berkaitan dengan pilihan kata serta warna suara yang dimilik

masing-masing

ii. Dialek, merupakan variasi bahasa yang berasal dari suatu

kelompok masyarakat yang relatif kecil. Dialek dikelompokkan

berdasarkan area tempat tinggal penutur.

iii. Kronolek, yaitu variasi yang digunakan oleh suatu kelompok

sosial pada waktu tertentu saja.

iv. Sosioloek, merupakan variasi bahasa yang berhubungan dengan

kelas sosial dari penuturnya.

b. Variasi dari segi pemakaian

Variasi dari segi pemakaian berkaiatan dengan bahasa yang

dipakai dalam situasi atau bidang tertentu saja. Dalam hal ini

dicontohkan seperti bidang jurnalistik, militer, pendidikan, dan lain

sebagainya. Dalam pemakaian setiap bidang akan berbeda dengan

bidang yang lain. Setiap kegiatan tersebut memiliki ciri tertentu

seperti ragam jurnalistik yang sederhana, dan komunikatif, ragam

bahasa militer yang ringkas, dan bersifat tegas, serta ragam bahasa

ilmiah yang jelas, dan bebas dari keambiguan.

c. Variasi dari segi keformalan

Berdasarkan jenisnya, Martin Joos (1967) dalam Abdul Chaer

dan Leonie Agustina (2004:70-71) membagi variasi bahasa atas lima

macam antara lain.

15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i. Ragam beku, merupakan variasi bahas paling formal dan

digunakan dalam kegiatan yang sakral dan khidmat seperti

upacara kenegaraan, akte notaris dan surat keputusan.

ii. Ragam resmi atau formal, merupakan variasi bahasa yang

digunakan dalam buku pelajaran atau dalam pidato atau sebuah

rapat dinas.

iii. Ragam usaha atau ragam konsulatif, merupakan variasi bahasa

yang biasa dipakai dalam lingkungan kantor atau instansi serta

dapat yang menghasilkan hasil.

iv. Ragam santai atau ragam kasual, merupakan variasi bahasa yang

dipakai dalam situasi tidak formal seperti pembicaraan dengan

teman atau keluarga.

v. Ragam akrab atau ragam intim, merupakan variasi bahasa yang

biasa dipakai oleh pengguna bahasa yang memiliki hubungan

akrab dan sangat dekat.

3. Pemilihan Bahasa

Menurut Fasold (1984) dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina

(2004:153) bahasa merupakan bahasa keseluruhan (whole language)

dimana terdapat berbagai macam bahasa yang digunakan dalam suatu

masyarakat. Di dalam suatu kelompok masyarakat terdapat masyarakat

bilingual dan multilingual, dan di dalam masyarakat multilingual akan

terdapat berbagai macam bahasa yang digunakan. Dalam situasi tersebut

pemilihan bahasa dibutuhkan untuk memilih bahasa mana yang akan

digunakan.

16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam hal ini terdapat tiga pilihan yang dapat dilakukan menurut

Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:153-154)

a. Alih kode, artinya, peralihan penggunaan bahasa yang lain dalam

suatu percakapan yang sebelumnya menggunakan suatu bahasa

tertentu.

b. Campur kode, artinya, penggunaan satu bahasa dengan mencampur

bahasa lain.

c. Memilih satu variasi bahasa yang sama

Dari penjelasan tersebut, banyak pula ahli bahasa lain yang

mengemukakan hal yang sama, antara lain sebagai berikut.

a. Alih kode

Dalam masyarakat multilingual akan sering ditemukan

penutur yang mengubah bahasa atau ragam bahasa. Perubahan

tersebut mencakup perubahan dari suatu dialek ke dialek lain,

perubahan ragam santai ke ragam formal, dan perubahan dari satu

bahasa ke bahasa yang lain. Perubahan tersebut didasari oleh keadaan

atau keperluan yang sedang berlangsung (Nababan (1993:31).

Menurut Appel (1976) dalam Abdul Chaer dan Leonie

Agustina (2004:107) menyatakan bahwa alih kode adalah “gejala

peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi”. Situasi yang

dimaksud disini merupakan keadaan yang dialami penutur dan

mitratutur dalam suatu percakapan. Keadaan tersebut bisa mengenai

keperluan yang akan dilakukan, perubahan dari formal ke non formal

dan lain sebagainya.

17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Fishman (1976) dalam Abdul Chaer dan Leonie

Agustina (2004:108) alih kode terjadi karena beberapa sebab.

Diantaranya kepada siapa berbicara, bahasa apa yang digunakan,

kapan, tujuan, siapa yang berbicara dan lain-lain. Alih kode akan

terjadi apabila terdapat sebab, bukan karena murni atau spontan dari

penutur dan mitra tuturnya.

b. Campur kode

Campur kode merupakan suatu keadaan dimana dalam

pemakaiannya penutur akan mencampur bahasa lain (dua atau lebih)

dalam suatu percakapan. Dalam pencampuran bahasa tersebut juga

tidak ada hal yang menuntut penutur untuk mencampur bahasa yang

digunakan. Pencampuran bersifat murni tanpa adanya hal lain yang

mempengaruhi (Nababan, 1993:32).

c. Variasi bahasa yang sama

Seorang penutur akan berada dalam situasi dimana akan

memilih ragam bahasa mana yang harus dipakai. Dalam variasi

bahasa yang sama biasanya masih mencakup dalam bahasa yang

sama. Sumarsono dan Paina Partana mencontohkan dalam bentuk

bahasa Jawa, dimana terdapat bahasa ngoko (kasar) dan krama

(halus). Penutur akan memilih salah satu dari dua bahasa tersebut yang

akan dipakai sesuai kondisi dan dengan siapa penutur akan berbicara

(Sumarsono dan Paina Partana, 2002:203).

18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Register

Register merupakan penggunaan bahasa atau ragam bahasa yang

dipakai dalam keadaan dan situasi yang sesuai. Dalam situasi tersebut

register memiliki makna yang khusus. Makna khusus tersebut

berhubungan dengan konteks sosial dan biasanya hanya diketahui oleh

orang-orang yang berada di situasi atau keadaan yang sama (Hudson,

1980:48).

Register merupakan variasi bahasa yang berdasar pada situasi

penggunaan. Register tidak hanya tentang pilihan kata maupun struktur.

Banyak linguis yang menyebut register merupakan suatu gaya bahasa.

Disebut sebagai gaya bahasa karena register meliputi seluruh aspek pilihan

bahasa. Register memiliki tiga variabel pilihan bahasa yang bergantung

pada konteks situasi, yaitu field (medan), tenor (pelibat), dan mode

(sarana) (Riyadi Santosa, 2003:47).

Selanjutnya Riyadi Santosa (2003:50-52) menjelaskan tiga konteks

situasi tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Medan (field) meliputi pada adanya sifat proses sosial yang sedang

terjadi, yaitu apa yang dilakukan oleh seseorang saat menggunakan

bahasa.

b. Pelibat (tenor) adalah siapa yang bertindak dalam keadaan suatu

kejadian meliputi sifat, status, dan peran sosial.

c. Sarana (mode) adalah apa yang diharapkan seseorang saat

menggunakan suatu bahasa dalam suatu situasi.

19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Cristal dalam Douglas Biber dan Edward Fenegan (1994:20)

menjelaskan mengenai register merupakan variasi bahasa dimana

pemakaiannya berdasarkan konteks situasi yang berhubungan dengan

pemakaiaan dalam situasi sosial tertentu. Register akan terjadi pada situasi

konteks sosial tertentu, konteks sosial mengacu pada golongan, ras,

gender, atau suatu kondisi dengan kesamaan tertentu seperti ekonomi,

pekerjaan pendidikan, dan lain sebagainya.

Penelitian ini akan mengacu pada penerapan kerangka

komprehensif analisis register. Sebagaimana dijelaskan oleh Biber

sebagai berikut.

Typical register have three components; description of the situational


characteristics of register, description of the linguistic
characteristics, and analysis of the functional or coventional
associations between the situational and linguistic features. ‘Register
mempunyai tiga komponen: deskripsi ciri situasi register, deksripsi
ciri linguistik, dan analisis fungsional dam konvensional sebagai
gabungan dari ciri situasional dan ciri linguistik’ (Biber, 1994:33)

Seperti yang digambarkan sebagai berikut.

FUNCTION

SITUATIONAL FEATURES and LINGUISTIC FORMS

CONVENTIONS

Analisis ciri situasi register mengacu pada kosakata ciri penentu

register yang berhubungan pada pemakaian bahasa dalam video blog di

laman Youtube, deskripsi ciri linguistik mengacu pada karakterisitik

pemakaian bahasa dalam video blog yang berhubungan dengan otomotif

di laman Youtube, analisis fungsional dan konvensional dipakai untuk

20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memvariasi konteks situsai berupa fungsi bahasa dalam video blog yang

berhubungan dengan otomotif di laman Youtube.

Menurut pemaparan di atas, konsep register terjadi melalui konteks

situasi yang berlangsung pada kejadian tertentu, konteks situasi tersebut

meliputi pada proses sosial yang terjadi, pelaku dan status sosial, tujuan,

dan kesamaan kondisi sosial seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan

sebagainya, dengan konsep tersebut akan digunakan peneliti untuk

membahas mengenai pemakaian bahasa yang berhubungan dengan

otomotif di laman Youtube, dalam laman tersebut berisikan mengenai

video tentang otomotif yang didalmnya terdapat konteks situasi kesamaan

kondisi sosial sesama penyuka otomotif.

5. Fungsi Bahasa

Banyak ahli bahasa yang mengemukakan tentang fungsi bahasa.

Fungsi bahasa dalam penelitian pemakaian bahasa merupakan suatu hal

yang penting. Fungsi bahasa memberikan gambaran mengenai maksud

dari suatu percakapan yang berlangsung. Ahli bahasa yang

mengemukakan mengenai fungsi bahasa antara lain Karl Buhler, Roman

Jakobson, dan Geoffrey Leech, pemikiran para ahli bahasa tersebut tidak

berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya bahkan bisa dikatakan saling

berkesinambungan.

Karl Buhler menyatakan bahwa fungsi bahasa terbagi menjadi tiga

hal. (1) “Kungabe” yang kemudian disebut “Asdruck” merupakan

tindakan komunikatif yang berwujud verbal, (2) “Appell” yang

sebelumnya disebut “Auslosung” merupakan masalah pokok yang

21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibicarakan ,dan (3) “Darstellung” merupakan gambaran pokok suatu

permasalahan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan menjadi pengirim,

penerima, dan sesuatu yang dikirimkan. .“Kungabe” berhubungan dengan

pengirim atau penutur, “AppelI” berhubungan dengan penerima atau mitra

tutur, “Darstellung” berhubungan dengan pokok bahasan

(Sudaryanto,1990:9-10).

Roman Jakobson dalam menyatakan bahwa fungsi bahasa terbagi

menjadi enam hal antara lain fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi

konatif, fungsi metalingual, fungsi fatis, fungsi puitis. (1) fungsi

referensial mengacu pada pesan dan konteks, (2) fungsi emotif mengacu

pada penutur, (3) fungsi konatif mengacu pada tindakan mitratutur

menyikapi atau menanggapi penutur, (4) fungsi metalingual mengacu pada

kode yang digunakan dalam tuturan, (5) fungsi fatis mengacu pada

pembentuk tuturan antara penutur dan mitra tutur, (6) fungsi puitis

mengacu pada pesan yang disampaikan (Sudaryanto,1990:12).

Dalam perkembangannya Goffrey Leech menyederhanakan

pandangan Roman Jakobson menjadi lima macam yaitu fungsi

informasional, fungsi ekspresi, fungsi direktif, fungsi fungsi aestetik, dan

fungsi fatis. Setiap fungsi yang dipaparkan Leech berkaitan dengan fungsi

utama komunikatif yaitu (1) pokok permasalahan dengan fungsi

informasional, (2) penulis dengan fungsi ekspresif, (3) pembaca dengan

fungsi direktif, (4) komunikasi dengan fungsi aestetik, dan (5) pesan

dengan fungsi fatis (Sudaryanto,1990:13)

22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas mengenai fungsi

bahasa, peneliti cenderung akan menggunakan fungsi bahasa yang telah

dipaparkan oleh Roman Jakobson daintaranya adalah fungsi emotif,

konatif, referensial, dan fatis. Hal ini dikarenakan dalam pemakaian

bahasa dalam video blog yang mengandung bahasa khusus mengenai

otomotif ditemukan tuturan yang mementingkan penutur dan mitra tutur.

23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Pikir

Bahasa

Video blog mengenai istilah


otomotif di laman Youtube

Penyediaan data dengan


metode simak dan teknik catat

Analisis dengan metode


Sosiolingusitik
kontekstual

Karakteristik Fungsi bahasa Konteks


pemakaian
bahasa dalam
video blog yang Fungsi emotif Kosakata yang
berhubungan mengandung register
dengan otomotif Fungsi konatif
dalam video blog
di laman Fungsi referensial mengenai istilah otomotif
Youtube di laman Youtube
Fungsi fatis

Penggunaan istilah asing Kosakata ciri penentu


register pada pemakaian
Hibrida
bahasa dalam video blog
Pemendekan (kontraksi) yang berhubungan
dengan otomotif di
Campur kode
laman Youtube
Singkatan

24

Anda mungkin juga menyukai