Prognosis
Prognosis retinoblastoma tergantung pada derajat keparahan saat pasien pertama kali datang.
Beberapa faktor yang menjadi penentu prognosis adalah ukuran, lokasi, terdapat cairan
subretina atau vitreous seeding dan gambaran histopatologis. Metode diagnosis dan terapi
yang lebih modern membuat prognosis retinoblastoma menjadi lebih baik. Angka harapan
hidup pasien retinoblastoma dalam 3 tahun mencapai 96%. Mortalitas pada sebagian besar
pasein dengan mutasi RB1 sel germinal terjadi saat adanya keganasan sekunder (Rares,
2016).
Komplikasi
Tumor yang besar sering menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan endofilik dan eksofilik. Bila
tumor tumbuh cepat tanpa diikuti sistem pembuluh darah, maka sebagian sel tumor akan
mengalami nekrosis dan melepaskan bahan-bahan toksik yang menyebabkan iritasi pada
jaringan uvea, sehingga timbul uveitis disertai dengan pembentukan hipopion dan hifema.
Komplikasi lain berupa terhambatnya pengaliran akuos humor, sehingga timbul glaukoma
sekunder (Rares, 2016).
Pada retinoblastoma yang merupakan suatu tumor padat, anemia sering dijumpai. Anemia
merupakan komplikasi yang paling sering pada keganasan. Penyebab dan mekanisme anemia
merupakan suatu kompleks multifaktorial Hubungan keganasan dan anemia bukan hanya
oleh karena tumor saja, tapi dapat juga oleh karena produk tumor tersebut, atau berkembang
sebagai hasil pengobatan tumor tersebut.9 Hasil pemeriksaan leukosit didapati rerata nilai
leukosit lebih besar pada kelompok bilateral dibanding unilateral sedangkan nilai trombosit
pada kedua kelompok tidak begitu berbeda. Jumlah trombosit meningkat sedikit dari nilai
normal (Rosdiana, 2016).
Terapi dengan Cryotherapy dilakukan untuk tumor retina kecil ekuatorial dan perifer dengan
diameter basal kira-kira 4 mm dan ketebalan 2 mm. Triple freeze thaw cryotherapy
diaplikasikan saat interval 4-6 minggu sampai regrei tumor sempurna. Cryotherapy
menghasilkan bekas yang lebih besar daripada tumor. Komplikasi dari cryotherapy berupa
terlepasnya retina (Pandey, 2013).
metastase
Pada metastase yang pertama terjadi penyebaran ke kelenjar preaurikuler dan kelenjar getah
bening yang berdekatan. Metastase kedua terjadi melalui lamina kribosa ke saraf optik,
kemudian mengadakan infiltrasi ke vaginal sheath subarachnoid masuk kedalam intrakranial.
Metastase ketiga dapat meluas ke koroid dan secara hematogen sel tumor akan menyebar ke
seluruh tubuh (Rares, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Rares, L. (2016) ‘Rares : Retinoblastoma’, Jurnal e-Clinic (eCl), 4(2), pp. 1–8.