Anda di halaman 1dari 6

Menurunnya Daya Beli

Masyarakat di Masa Pandemi


ANDINI CATHERINE PRASETYO
(S012020013)
Pandemi adalah suatu
wabah penyakit global.
Menurut World Health

01 Organization (WHO),
pandemi dinyatakan
ketika penyakit baru

TEORI-
menyebar di seluruh
dunia melampaui batas.

Daya beli adalah

TEORI 02
kemampuan membayar
untuk memperoleh
barang yang dikehendaki
atau diperlukan.

Dampak Pandemi ini,


Pemerintah mengakui daya
beli masyarakat saat ini
melemah karena

03 pendapatannya menurun.
Penurunan pendapatan ini
salah satunya akibat
pemutusan hubungan kerja
(PHK) sebagai dampak
pandemi Covid-19.
PENELITIAN TERDAHULU (1)
Tim riset Cluster Innovation and Governance
(CIGO) Fakultas Ilmu Administrasi UI meneliti
dampak COVID-19 terhadap sikap masyarakat
dalam polarisasi antara pandemi dan resesi,
serta minat beli masyarakat terhadap
beberapa sektor di masa pandemi ini.
Responden cenderung menahan konsumsi
pada sektor perjalanan (travelling) dan
transportasi. Sektor aviasi (domestik maupun
internasional),otomotif serta produk perhiasan
menjadi produk yang paling tidak diminati
oleh responden, sedangkan sektor belanja
makanan dan bahan makanan menjadi sektor
yang paling diminati oleh konsumen. "Pada
penelitian ini tampak preferensi konsumsi
masyarakat ada pada sektor makanan dan
bahan makanan merupakan tertinggi,
sehingga kebijakan terkait food estate sudah
tepat dan perlu diimplementasikan secara
konkret agar dapat menghasilkan ketahanan
pangan."katanya.
Selama gelombang pandemi Covid-19 berlangsung
PENELITIAN beberapa bulan ini, perekonomian di Bumi
Batiwakkal sempat mengalami deflasi. Hal ini
TERDAHULU (2) dikatakan Badan Pusat Statistik (BPS) Berau,
lantaran adanya beberapa sektor yang terdampak
seperti pariwisata, tambang, UMKM dan lainnya
yang mempengaruhi pendapatan masyarakat.
Sehingga ekonomi menjadi lesu.Dan sektor yang
mengalami penurunan daya beli masyarakat yakni,
Makanan yang sejak awal Maret-April mengalami
penurunan sebesar -0,15% dan -0,14%. Sedang di
awal Februari mencapai 0,40%. Sedang Minuman,
turun menjadi -0,17% pada Maret dan 0,34% bulan
April.Apalagi di masa pandemi, banyak sektor
ekonomi seperti perdagangan dan lainnya yang
terdampak karena adanya penerapan protokol
kesehatan (Protkes) Covid-19. “Seperti Pembatasan
Berskala Besar (PSBB) pasti berpengaruh sekali,”
ungkapnya.Namun demikian, kondisi ini sudah
mulai membaik di era new normal. “Dengan
dibukanya kembali aktivitas perdagangan, sehingga
daya beli masyarakat sudah mulai membaik dari
konsumsi beberapa sektor diatas maupun
lainnya,”pungkasnya.
PENELITIAN TERDAHULU (3)
Dr Fuad Anwar, selaku Ketua Pengabdian masyarakat
beserta tim pengabdian telah melakukan upaya untuk
meningkatkan penjualan produk unggulan masyarakat
Wonorejo Kecematan Polokarto Kabupaten Sukoharjo
melalui optimalisasi penjualan produk – produk hasil
karya masyarakat.Upaya yang dilakukan tersebut
sangat terasa manfaatnmya oleh masyarakat sehingga
omset prosuk yang sebelumnya mengalami penurunan
setelah adanya media tersebut secara perlahan lahan
naik karena sebagian besar warga masyarakat sudah
melek IT dan pengguna aktif sosial media.Sampai saat
ini telah ada 1670 postingan jual beli selama kurang
lebih 3 bulan, banyak terjadi transaksi jual beli untuk
produk – produk hasil masyarakat, dengan adanya
akun dan group ini membantu masyarakat dalam
menjual produknya di masa pandemi covid 19 terlihat
dari hasil jajak pendapat dimana selama 2 bulan
hasilnya adalah 80 % menyatakan bermanfaat, 19 %
cukup bermanfaat dan 1 % tidak bermanfaat.
HIPOTESIS
PANDEMI YANG TERJADI DI SUATU NEGARA TIDAK
SERTA MERTA MEMBUAT DAYA BELI MASYARAKAT
MENURUN JIKA DISIASATI DENGAN ADAPTASI
HIDUP YANG BARU DAN PROTOKOL KESEHATAN
YANG KETAT DAN JUGA MENGURANGI TRANSANKSI
BELANJA SECARA LANGSUNG MELAINKAN LEWAT
SOSIAL MEDIA, SEHINGGA MASYARAKAT DAPAT
TETAP BERBELANJA WALAU DIRUMAH SAJA.

Anda mungkin juga menyukai