Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anastasia Stephanie

NIM : A021211109

“PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA”

Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah bagian dari system planet bumi yang
merupakan satu kesartuan alamiah antara darat, laut dan udara di atasnya, tertata secara unik,
menampilkan cirri-ciri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan
cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya
yang menjadi wilayah yuridiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang secara
langsung maupun tdak langsung akan menggugah emosi, perilaku dan sikap mental dalam
menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure-unsur maritime di semua aspek kehidupan.

BMI terbentuk sebagai hasil interaksi alamiah antara tiga lempeng litosfera utama
yaitu lempeng Eurasia di sebelah utara, lempeng Hindia-benua Australia di sebelah Selatan
Tenggara, dan lempeng Pasifik di sebelah Timur. Ketiga lempeng litosfera ini bergerka
secara relative satu terhdap lainnya, sehingga memberikan dampak terhadap bentuk kerak
bumi yang kompleks, baik struktur maupun bentuk batuan.

Karena memiliki sejarah kemaritiman dan potensi sumberdaya kemaritiman yang


besar maka muncullah gagasan pembangunan Benua Maritim Indonesia. Keyakinan yang
harus dikedepankan dalam kerangka mengelola dan membangun konsep berbasiskan kelautan
adalah Benua Maritim Indonesia merupakan lebensraum bangsa Indonesia, dalam artian
lautan Indonesia bukan hanya tempat ikan dan terumbu karang saja, atau sesuatu yang enak
dipandang, melainkan ruang hidup, ruang gerak, dan ruang untuk bernafas. Bangsa Indonesia
harus “hidup dari dan dengan Laut.”

Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh kenyataan bahwa:

1. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor utama yang harus
dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita nasional.

2. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral.

Membangun dan mengelola Benua Maritim Indonesia harus melalui pemerintahan


yang desentralistik dan sistematik untuk menjamin suatu inisiatif yang desentralistik dengan
sintasa yang sentralistik : kehidupan lebih bermakna bagi setiap individu dan golongan di
setiap wilayah/provinsi : dan pemerintahan yang bermanfaat dan beradab. Di sini perlu
dikedepankan pendekatan tiga kutub, yaitu :

1. Kutub pemerintahan/ administrasi/ law enforcement


2. Kutub industri jasa dan industri barang untuk perkembangan perekonomian, dan
3. Kutub sains teknologi dan pengembangan sumber daya manusia

Adapun teknologi yang sangat mutlak dibutuhkan untuk mengelola dan membangun
Benua Maritim Indonesia adalah :

 System pengawasan wilayah luas (wide area surveillance system) untuk law
enforcement malalui satelit, kapal kapal udara-laut, dan stasiun – stasiun di darat
dengan informasi real time
 Telematika (administrasi pemerintahan, sosial ekonomi, pendidikan/teleducation)
 Teknologi angkutan dan perhubungan darat-laut-udara. Kesemuanya itu
ditunjukkan untuk memperkecil birokrasi dan meperpendek jarak dalam rangka
usaha mencapai kesejahteraan dan kehidupan yang lebih bermakna dan untuk
mewujudkan Kesatuan dan Persatuan.

Selain itu, untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam di Benua Maritim
Indonesia, diperlukan puluhan disiplin sains dan teknologi. Hanya dengan penguasaan sains
dan teknologi yang ditunjukkan kepada usaha.

Dalam menyusun rencana dalam melaksanakan pembangunan maritime kita


menghadapai empat kendala utama, berikut :

1. Mental attitude dan semangat cinta bahari masih lemah.

2. Techno structure dan struktur nasional ekonomi maritime belum siap.

3. Peraturan dan perundangan belum mendukung.

4. Kelembagaan yang juga belum mendukung.


KESIMPULAN

Benua Maritim Indonesia merupakan merupakan satu kesartuan alamiah antara darat, laut dan
udara di atasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri-ciri benua dengan karakteristik yang
khas yang menjadi ruang hidup, ruang gerak, dan ruang untuk bernafas bagi Bangsa
Indonesia dengan kata lain kita “hidup dari dan dengan Laut.”

Karena lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor utama yang harus
dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita nasional, maka muncullah gagasan
pembangunan Benua Maritim Indonesia.

Dalam pembangunan ini kita dihadapkan oleh beberapa kendala utama. Untuk dapat
menjamin efektifitas pembangunan maritime berbagai masalah tersebut harus dapat diatasi
secara tuntas.

Anda mungkin juga menyukai