Anda di halaman 1dari 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI PECAHAN

SEDERHANA MELALUI BANTUAN MEDIA BENDA KONKRET

Emiliya
NIM 857440963
emiliya0511@gmail.com
S1 PGSD Universitas Terbuka - Bandung

ABSTRACT
The results of learning mathematics in simple fractions are not optimal, so they need to be
improved. This learning improvement research aims to improve student learning outcomes in
simple fractions material through the help of concrete object media. This type of research is
classroom action research (CAR) with the subjects of this research being class III B students of
SDN Bakti, totaling 23 students, conducted in two cycles. The results of learning improvements
show that: 1) the implementation of learning improvements using concrete object media can
stimulate students actively in the learning process of simple fractions with concrete operational
thinking abilities; 2) the results of improvement in student learning on simple fractions material
experienced a significant increase, as evidenced by the increase in learning outcomes in cycle 1
which obtained 98% absorption and 100% completeness and cycle 2 obtained 99% absorption
and 100% completeness. The conclusion of the research shows that efforts to improve student
learning outcomes in simple fractions material through the help of concrete objects media.

Keywords: Media Concrete Objects, Learning Outcomes, Simple Fractions.

PENDAHULUAN belajar mengajar maka salah satu yang


Matematika untuk siswa SD masih disarankan adalah menggunakan media yang
bersifat operasional konkret, pembelajaran bersifat langsung, bersifat nyata atau realita
nya membutuhkan benda yang nyata, belum berupa media konkret.Hal ini sejalan dengan
bisa berpikir secara abstrak. Dengan media pendapat Piaget (Sapriati, 2019: 1.11 - 1.13)
konkret dapat merangsang daya pikir siswa bahwa:
dan mengembangkan motorik halus. Untuk Tahapan konkret operasional pada usia
6/7 tahun sampai usia 11 tahun yang
mencapai hasil yang optimal dari proses

1
menempuh pelajaran di SD memiliki A. Rumusan Masalah
cara berpikir yang masih terbatas. Siswa
Berdasarkan latar belakang masalah
SD belum mampu mempergunakan
ketentuan-ketentuan yang logis pada tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian
benda atau kejadian yang tidak nyata
perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
atau tidak Nampak (abstrak), hanya
mampu berhubungan dengan hal-hal 1. Bagaimana pelaksanaan proses
yang nyata atau dengan hal-hal yang
perbaikan pembelajaran untuk
dapat mereka bayangkan (konkret).
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
Tapi sering kali kita menemukan
materi pecahan sederhana melalui
banyak permasalahan pada siswa SD
bantuan media benda konkret?
terutama pada pembelajaran matematika,
2. Bagaimana hasil proses perbaikan
bahkan pembelajaran matematika menjadi
pembelajaran untuk meningkatkan hasil
pelajaran yang sangat menakutkan bagi
belajar siswa dalam materi pecahan
sebagian banyak siswa SD, alasannya
sederhana melalui bantuan media benda
pembelajaran matematika menggunakan
konkret?
simbol-simbol yang bersifat abstrak serta
memiliki arti untuk diterjemahkan kedalam
B. Tujuan Penelitian Perbaikan
bahasa mereka. Padahal matematika
Pembelajaran
merupakan pembelajaran yang penting dan
Tujuan penelitian perbaikan
wajib yang harus diajarkan untuk mereka. 
pembelajaran yang diharapkan dari proses
Oleh sebab itu, proses pembelajaran
perbaikan pembelajaran ini antara lain:
matematika yang bersifat abstrak
1. Mendeskripsikan pelaksanaan proses
menyebabkan terhambatnya kemampuan
perbaikan pembelajaran untuk
siswa SD dalam memahami materi pelajaran
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
matematika. Berdasarkan uraian latar materi pecahan sederhana melalui
belakang penelitian perbaikan pembelajaran bantuan media benda konkret.
di atas, peneliti mencoba untuk melakukan 2. Meningkatkan hasil proses perbaikan
penelitian perbaikan pembelajaran dengan pembelajaran untukmeningkatkan hasil
judul penelitian:Upaya Meningkatkan Hasil belajar siswa dalam materi pecahan
Belajar Siswa Dalam Materi Pecahan sederhana melalui bantuan media benda
Sederhana Melalui Bantuan Media Benda konkret.
Konkret.

2
KAJIAN PUSTAKA B. MEDIA BENDA KONKRET
A. Hasil Belajar Media benda konkret merupakan media
Dampak dari pengajaran pembelajaran yang berasal dari benda-benda
(instructional effect) dan dampak pengiring yang tampak atau benda nyata yang banyak
dalam proses pembelajaran akan mengubah dikenal oleh siswa dan mudah didapatkan
perilaku siswa yang menghasilkan hasil dari alam lingkungan sekitar. Menurut
belajar siswa. Didukung dengan pendapat Gerlach & Ely (Amirul, 2019) mengatakan
Kuswandari (2014: 12) menyatakan bahwa bahwa:  “Media apabila dipahami secara
“hasil belajar adalah kemampuan yang garis besar adalah manusia, materi, atau
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman kejadian yang membangun kondisi yang
belajarnya”. Sedangkan menurut Rusdiana membuat siswa mampu memperoleh
(2018: 11) mengatakan bahwa “hasil belajar pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. 
merupakan perubahan perilaku secara Berdasarkan paparan di atas, dapat di
keseluruhan nilai-nilai atau usaha yang simpulkan bahwa media benda konkret sama
berhasil dicapai oleh individu dalam bidang dengan benda asli, yaitu benda nyata yang
tertentu”. bisa dibuktikan. Media yang membantu
Indikator hasil belajar siswa dapat dilihat pengalaman nyata peserta didik dalam
dari hasil belajar siswa di aspek kognitif, proses pembelajaran.
psikomotor dan afektif, untuk mencapai Menurut Syaodih (2008 dalam
tujuan pembelajaran siswa. Sesuai dengan Haryani, 2020: 14), ada beberapa
pendapat Mulyana (2020) bahwa indikator keuntungan dan kelemahan media benda
utama hasil belajar siswa adalah sebagai konkret.Keuntungan Media Benda
berikut: Konkret/Objek Nyata antara lain:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap a. Dapat memberikan kesempatan
bahan pembelajaran yang diajarkan, semaksimal mungkin pada siswa untuk
baik secara individual maupun mempelajari sesuatu atau melakssiswa
kelompok. Pengukuran an tugas-tugas dalam situasi nyata.
ketercapaian daya serap ini biasanya b. Memberikan kesempatan kepada siswa
dilakukan dengan penetapan Kriteria untuk mengalami sendiri situasi yang
Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) sesungguhnya dan melatih keterampilan
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan mereka dengan menggunakan sebanyak
pembelajaran telah dicapai oleh siswa, mungkin alat indra.
baik secara individual maupun Selain memiliki keuntungan atau
kelompok.
kelebihan, media Media Benda

3
Konkret/Objek Nyata juga memiliki
Tabel 2.2
kelemahan. Hal ini dikemukakan Sudjana &
Cara membaca dan menulis bilangan pecahan
Rivai (2009 dalam Kadir, 2015: 25) antara dengan seksama
lain:
Bagian yang diarisir ada
a. Membawa murid-murid ke berbagai satu bagian. Lambang
tempat di luar sekolah kadang-kadang bilangannya 1, dibaca satu.
mengandung resiko dalam bentuk Benda di samping di bagi
kecelakaan dan sejenisnya. menjadi dua bagian.
b. Biaya yang diperlukan untuk Bagian yang diarsir pada
mengadakan berbagai objek nyata satu bagian. Lambang
kadang-kadang tidak sedikit, apabila 1
ditambah dengan kemungkinan bilangannya , dibaca
2
kerusakan dalam menggunakannya.
seperdua, satu perdua atau
c. Tidak selalu dapat memberikan semua
setengah.
gambaran dari objek yang sebenarnya,
Benda di samping di bagi
seperti pembesaran, pemotongan, dan
menjadi empat bagian.
gambaran bagian demi bagian,
Bagian yang diarsir pada
sehingga pengajaran harus didukung
satu bagian. Lambang
dengan media lain. 1
bilangannya , dibaca
4
C. PECAHAN SEDERHANA
seperempat, satu perempat.
Menurut Sa’dijah (2003 dalam
Prasetyo, 2010:20) mengemukakan bahwa PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
“pecahan merupakan bilangan yang dapat A. Subjek Penelitian
dinyatakan sebagai perbandingan dua 1. Lokasi Penelitian

a Kegiatan penelitian perbaikan


bilangan cacar a dan b , ditulis dengan
b pembelajaran dilakukan an pada kelas IIIB
syarat b ≠ 0. SD Negeri Bakti kecamatan Bojongsoang
Mengenal pecahan sederhana kabupaten Bandung. Tema perbaikan
a pembelajaran yang dipilih berdasarkan
dengan b ≠0, a disebut pembilang dan b
b
masalah yang diajukan adalah pecahan
disebut penyebut
sederhana. Pada siklus 1, waktu pelaksanaan
Keterangan:
perbaikan pembelajaran dilakukan selama
a berupa banyaknya potongan yang diambil
setengah jam untuk satu kelompok, waktu
(pembilang) dan
1
b berupa banyaknya potongan pada benda semua 2 jam untuk lima kelompok. Pada
2
(penyebut)

4
siklus 2, waktu pelaksanaan perbaikan perbaikan dilakukan pada tiap siklus (siklus 1
dan 2). Berdasarkan hasil studi literatur dan
3
pembelajaran dilakukan jam untuk 2 – 3
4 hasil diskusi dengan Supervisor 1 maka fokus
rencana perbaikan pembelajaran untuk
1
kelompok , waktu semua 1 jam untuk lima meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
2
kelompok. pecahan sederhana melalui bantuan media benda

2. Waktu Pelaksanaan Penelitian Perbaikan konkret.


a. Siklus 1
Kegiatan penelitian perbaikan
Kegiatan yang dilakukan penulis pada
pembelajaran dilakukan penulis dengan dua
tahap perencanaan perbaikan pembelajaran
siklus. Secara rinci waktu pelaksanaan
Siklus 1 antara lain:
perbaikan tersebut disajikan pada tabel 3.1
1) Melakukan refleksi terhadap
berikut.
pelaksanaan pembelajaran melalui
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian Perbaikan sumber lain dan pengalaman mengajar.
Pembelajaran
2) Menyusun hasil refleksi awal untuk
No Siklus Waktu Perbaikan menemukan masalah dalam PKP yang
Perbaikan
terdiri dari: identifikasi masalah, analisis
1 1 14 April 2021
2 2 28 April 2021 masalah,rumus masalah dan tujuan
perbaikan pembelajaran.
B. Deskripsi Persiklus
3) Menyiapkan Rencana Perbaikan
Prosedur kerja dalam penelitian
Pembelajaran (RPP Perbaikan) Siklus 1
tindakan kelas perbaikan pembelajaran ini
berdasarkan fokus masalah pembelajaran
ditempuh secara bertahap. Tahapan tersebut
yang akan diatasi.
meliputi tahap perencanaan, tahap
4) Menyiapkan Jurnal Bimbingan PKP
pelaksanaan atau tindakan, tahap pengamaan
Siklus 1
dan tahap refleksi. Tahapan tersebut disusun
5) Merancang pembelajaran dengan media
dalam dua siklus.
benda konkret menggunakan kertas
1. Perencanaan
warna untuk mennetukan penyebut
Perencanaan perbaikan merupakan
pecahan yang mudah dibuat untuk
bagian penting dalam mengatasi
mengenalkan pecahan.
permasalahan pembelajaran yang akan
6) Merancang tes formatif.
diperbaiki. Proses penyusunan rencana

5
b. Siklus 2 perbaikan pembelajaran dilakukan melalui
Kegiatan yang dilakukan penulis pada dua siklus. Adapun rincian pelaksanan
tahap perencanaan perbaikan pembelajaran perbaikan pada masing-masing siklus adalah:
Siklus 2 antara lain: a. Siklus 1
1) Melakukan refleksi terhadap Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus 1 dilakukan an pada tanggal 14 April
yang telah dilakukan pada Siklus 1. 2021. Adapun langkah-langkah pelaksanaan
2) Menyusun hasil refleksi pembelajaran perbaikan pembelajaran pada siklus 1 antara
siklus 1 melalui kegiatan lain:
mengidentifikasi masalah, menganalisis 1) Sebelum memulai pembelajaran, guru
masalah, merumuskan masalah dan terlebih dahulu mengecek kesiapan siswa
menentukan tujuan perbaikan dalam mengikuti pelajaran dan
pembelajaranberdasarkan ditemukan mengadakan apersepsi seputar materi.
kelemahan perbaikan pembelajaran Guru mengingatkan kembali tentang
Siklus 1 melalui penggunaan benda pecahan sederhana dan menyajikan nilai
konkret. pecahan dengan menggunakan berbagai
3) Menyiapkan Rencana bentuk gambar dengan menggunakan
PeerbaikanPembelajaran (RPP media konkret. Dalam perbaikan
Perbaikan) Siklus 2 berdasarkan fokus pembelajaran ini menggunakan media
masalah pembelajaran yang ditemukan konkret berpatokan pada pendapat
pada Siklus 1. Syaodih (2008 dalam Haryani, 2020: 14)
4) Menyiapkan Jurnal Bimbingan PKP menyatakan bahwa “Media Benda
Siklus 2 Konkret/Objek Nyata dapat memberikan
5) Merancang pembelajaran dengan media kesempatan semaksimal mungkin pada
benda konkret berupa buah pisang yang siswa untuk mempelajari sesuatu atau
mudah dibuat untuk mengenalkan melakssiswa an tugas-tugas dalam situasi
pecahan. nyata”.
6) Merancang tes formatif. 2) Siswa melakukan praktek individu
2. Pelaksanaan dengan menggunakan media konkret
Sesuai dengan rencana perbaikan berupa kertas warna dan daun.
masing-masing siklus maka pelaksanaan

6
3) Melalui metode demonstrasi, guru 1) Pada awal pembelajaran guru mengecek
menjelaskan pecahan dengan gambar kesiapan siswa dan mengadakan
dan media yang tepat. apersepsi seputar materi.
4) Beberapa siswa diminta untuk 2) Guru mengingatkan kembali materi
menunjukkan pecahan yang bernilai, pecahan yang sudah pernah dibahas
sebelumnya.
1 1
, dan seterusnya, melalui media yang
2 3 3) Guru menyajikan gambar nilai pecahan
telah disediakan. beserta lambang pecahannya disertai
5) Guru memberikan kuis secara individual dengan tanya jawab dengan
dan diakhiri pemberian penghargaan menggunakan media benda konkret.
sesuai hasil kuis yang diperoleh siswa. 4) Secara klasikal siswa diminta membaca
Gambar 3.1 lambang pecahan yang disajikan guru.
Siswa melakukan praktek individu 5) Siswa melakukan praktek pecahan
dengan menggunakan media konkret
sederhana perkelompok, menggunakan
pisang.
6) Mengadakan tes formatif untuk
meyakinkan apakah siswa sudah benar-
Gambar 3.2
Hasil belajar siswa siklus 1 benar paham ataukah sebaliknya.
Gambar 3.3
Siswa melakukan praktek pecahan
sederhana perkelompok

b. Siklus 2 3. Pengamatan
Kegiatan perbaikan pembelajaran Untuk mengetahui proses pelaksanaan
pada Siklus 2 dilakukan an pada tanggal 28 perbaikan pembelajaran yang dilakukan
April 2021. Adapun langkah-langkah peneliti maka dilakukan proses pengamatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada dengan menggunakan instrumen Lembar
siklus 1 antara lain: Observasi Simulasi PKP dan Alat Penilaian
Simulasi PKP serta catatan lapangan peneliti
dan teman sejawat.

7
a. Siklus 1 dengan menggunakan media benda
1) Peneliti mengajak teman sejawat untuk konkret.
mengamati jalannya Proses Belajar 3) Mengamati jalannya pembelajaran dan
Mengajar (PBM), mencatat dan menilai kemampuan siswa dalam
merekamnya dalam bentuk video Siklus menerima pelajaran.
1. (link video siklus 1: 4) Mengamati dan mencatat persentase
https://www.youtube.com/watch? siswa yang mampu menangkap materi
v=_DZJEEfq0NI ) dengan cepat.
2) Mengamati keaktifan siswa dalam 5) Mengamati dan menilai guru pengajar
mengikuti pelajaran materi pecahan dalam menyampaikan pembelajaran
dengan menggunakan media benda 4. Refleksi
konkret. 1) Siklus 1
3) Mengamati jalannya pembelajaran dan Refleksi dilakukan untuk mencatat
menilai kemampuan siswa dalam semua temuan baik kelebihan maupun
menerima pelajaran. kekurangan yang terdapat pada siklus 1. Dari
4) Mengamati dan mencatat persentase hasil pengamatan proses perbaikan
siswa yang mampu menangkap materi pembelajaran dan dengan melihat data yang
dengan cepat. diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I,
5) Mengamati dan menilai guru pengajar peneliti mengambil kesimpulan bahwa masih
dalam menyampaikan pembelajaran. ada kelemahan dalam proses pembelajaran
b. Siklus 2 khususnya keaktifan siswa dalam mengikuti
1) Peneliti mengajak teman sejawat untuk pembelajaran masih sangat kurang.
mengamati jalannya Proses Belajar Setelah peneliti amati hal ini disebabkan
Mengajar, (mencatatdan merekamnya karena kurang adanya variasi dalam
dalam bentuk video Siklus 2. mengajar, sehingga siswa pun enggan untuk
(link video siklus 2: mengikuti pelajaran. Temuan dari hasil
https://www.youtube.com/watch? analisis di atas dan data-data yang telah
v=B_2T6oZA9Q0 ) diperoleh akan peneliti gunakan untuk
2) Mengamati keaktifan siswa dalam merencsiswa an tindakan perbaikan
mengikuti pelajaran materi pecahan pembelajaran pada siklus Siklus 2
2) Siklus 2

8
Refleksi dilakukan untuk mencatat D. Analisis dan Interpretasi data
semua temuan baik kelebihan maupun Teknik analisis data yang digunakan
kekurangan yang terdapat pada Siklus 2. Dari dalam mengolah data pada penelitian PTK
data hasil pengamatan yang dilakukan oleh perbaikan pembelajaran dilakukan secara
teman sejawat dapat peneliti simpulkan kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan data
bahwa keaktifan siswa dan keantusiasan yang terkumpul. Data yang didapat dari hasil
siswa dalam menerima pelajaran sudah ada belajar pada siklus 1 dan siklus 2 berupa skor
peningkatan, hal ini disebabkan dari cara yang diperoleh siswa dari tes yang diberikan,
guru pengajar dalam menggunakan strategi dianalisis secara kuantitatif. Sedangkan
pembelajarannya serta penggunaan media komentar observer (pengamat) terhadap
yang sudah mulai baik karena mungkin sudah kinerja guru dalam pembelajaran dianalisis
mulai dapat memahami kondisi siswa yang secara kualitatif.
sebenarnya. Untuk menghitung persentase
C. Instrumental penelitian ketuntasan hasil belajar siswa peneliti
1) Tes uji kompetensi menggunakan rumus persentase yang
Tes ujian kompetensi digunakan dikemukakan Arikunto (2001 dalam
untuk memperoleh data mengenai hasil Kartinah, Kresnadi,H., Syamsiati, 2015: 5)
belajar siswa yang dilakukan setiap sebagai berikut:
setelah berakhir yaitu menggunakan ∑ siswaTuntas belajar
P= x 100 %
∑ siswa
metode tanya jawab dengan
Sedangkan menurut Rosna (2014: 237)
menggunakan daftar pertanyaan yang
mengukur ketuntasan belajar siswa dan daya
dilakukan an pada saat proses
serap klasikal memakai rumus antara lain:
pembelajaran berlangsung dan penugasan
menggunakan instrumental lembar soal TB = =
∑ ❑ siswa mendapat ≥ 76 x 100 %
∑ siswa
yang dilakukan an sebelum (pretest ) dan
Keterangan:
akhir proses pembelajaran (post test)
TB = ketuntasan belajar
sebagai evaluasi untuk mengetahui
Daya serap klasikal
seberapa jauh keberhasilan hasil belajar
∑ skor peserta tes
siswa. × 100%
∑ skor maksimal seluruh tes

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.5
Perbandingan hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
Pretest Post test Pretest Post Test
No Nama Siswa
betu betul % betul %
betul % l %
1 Alya Dwinta 10 100 10 100 10 100 10 100
2 Annisa Nur Islaminati 10 100 10 100 10 100 10 100
3 Aufa Mufti Sholihah 10 100 10 100 10 100 10 100
4 Diki Hamdani 10 100 10 100 10 100 10 100
5 Friska Mustika Sari 10 100 10 100 10 100 10 100
6 Hana Mariam 0 0 10 100 3 30 9 90
7 Lisna Nopi Anti 0 0 10 100 5 50 9 90
8 Muhammad Aiman R 8 80 10 100 10 100 10 100
9 Muhamad Firmansyah 10 100 10 100 10 100 10 100
10 Muhammad Hasan Fn 2 20 10 100 10 100 10 100
11 Moch. Aldi Padilah 10 100 10 100 10 100 10 100
12 Najla Rihadatul Aisya 10 100 10 100 10 100 10 100
13 Nur Azizah A.G 10 100 10 100 10 100 10 100
14 Nyi Anah 5 50 9 90 8 80 10 100
15 Putri Anggraeni 0 0 8 80 2 20 10 100
16 Rifqi Imanudin N. P. 9.5 95 10 100 10 100 10 100
17 Rizkia Maulinada S. 10 100 10 100 10 100 10 100
18 Salsabilla Novia Putri 10 100 10 100 10 100 10 100
19 Selvi Oktaviani 1 10 10 100 10 100 10 100
20 Wildan Maulana 2 20 10 100 9 90 10 100
21 Wina Nuraeni 7 70 9 90 8 100 10 100
22 Yunani Nurhasanah 10 100 10 100 9.5 95 10 100
23 Yuwandita Pebriyani P 10 100 10 100 10 100 10 100
204.
Jumlah 164.5 1645 226 2260 5 2065 228 2280

Tabel 4.6.
Perbandingan Pre test dan Post test pada siklus 1 dan siklus 2
No Komponen Analisis Siklus 1 Siklus 2

10
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
1 Banyak siswa yang belum tuntas 8 - 3 -
2 Banyak siswa yang tuntas 15 23 20 23
3 Skor tertinggi 100 100 100 100
4 Skor terendah 0 80 20 90
5 Tingkat ketuntasan 65% 100% 87 % 100 %
6 Daya serap 72% 98% 90 % 99 %

Hasil penelitian perbaikan bertahap dari berpikir intlektual konkret ke


pembelajaran pada siklus 1 telah tercapai. abstrak Berdasarkan pendapat tersebut,
Sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran pembelajaran Matemtika di SD terutama
dapat meningkatkan hasil proses perbaikan untuk menanamkan konsep hendaknya
pembelajaran untuk meningkatkan hasil dimulai dari penyajian konkret ke abstrak”
belajar siswa dalam materi pecahan serta didukung dengan pendapat Muhsetyo
sederhana melalui bantuan media benda (2020: 2.3) mengatakan bahwa “media
konkret telah tercapai. Tetapi dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu
pelaksanaannya siswa belum aktif dalam pembelajaran yang secara sengaja dan
pembelajaran masih tergantung dengan terencana disiapkan atau disediakan guru
instruksi guru. Pada siklus 1, banyak siswa untuk mempresentasikan dan/atau
yang belum tuntas pada pre test sebanyak 8 menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan
siswa dan setelah melakukan post test tidak siswa untuk dapat terlibat langsung dengan
ada siswa yang tidak tuntas. Tingkat pembelajaran matematika”.
ketuntasan pada siklus 1 ketika pre test 65 % Pada siklus 1 sudah tercapai
sedangkan setelah melakukan penelitian perbaikan pembelajaran, tetapi keaktifan
melalui media benda konkret siswa siswa masih sangat kurang. Oleh sebab itu
mengalami peningkatan tingkat ketuntasan peneliti ingin melanjutkan penelitian ini pada
100% dan daya serap ketika pre test 72 % siklus 2 dengan melakukan pembelajaran
menjadi 98% ketika post test. Terlihat bahwa secara berkelompok. Terlihat hasil pada
kelas 3 berpikir secara operasional konkret, siklus 2 pada saat pre test banyak siswa yang
belum mampu berpikir secara abstrak. belum tuntas hanya 3 siswa sedangkan pada
Sesuai dengan pendapat Piaget (dalam saat post test tidak ada siswa yang belum
Aripiyah,2006) mengemukakan bahwa tuntas. Banyak siswa yang tuntas pada pre
“proses berpikir manusia berkembang secara test siklus 2 sebanyak 20 siswa sedangkan

11
pada post test semua siswa tuntas dalam dapat membantu meningkatkan hasil belajar
perbaikan pembelajaran ini. terlihat di tingkat siswa dalam materi pecahan sederhana.
ketuntasan pre test 87 % menjadi 100 % pada
post test sedangkan daya serat 90 % ketika SIMPULAN DAN SARAN TINDAK
LANJUT
pre test menjadi 99 % pada saat pot test.
A. Simpulan
Siswa pada siklus 2 terlihat aktif dan saling
Berdasarkan hasil penelitian
kerjasama antar siswa saling membantu siswa
perbaikan pembelajaran dan pembahasan
yang belum memahami materi pecahan dari
yang telah diuraikan sebelumnya dapat
gambar pecahan menjadi lambang pecahan.
disimpulkan bahwa:
Pada siklus 2 penelitian perbaikan
1. Proses perbaikan pembelajaran untuk
pembelajaran berhasil tercapai dengan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
bantuan media benda konkret dalam materi
materi pecahan sederhana melalui
pecahan sederhana. Siswa menjadi mengerti
bantuan media benda konkret terlihat
materi pecahan sederhana yang bersifat
sikap siswa lebih aktif dalam mencari
abstrak menjadi lebih terlihat konkret/ nyata
informasi sehingga siswa dapat
bagi anak siswa SD kelas 3 dan siswa lebih
meningkat hasil belajar dalam materi
aktif dalam perbaikan pembelajaran serta
pecahan sederhana dengan media benda
meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
konkret.
Hasil belajar siswa dalam materi pecahan
2. Hasil perbaikan pembelajaran untuk
sederhana dengan bantuan media benda
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
konkre meningkat. Hasil belajar menurut
materi pecahan sederhana melalui
para ahli antara lain : (1) Kuswandari (2014:
bantuan media konkret menunjukkan
12) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
adanya peningkatan. Tinkatan ketuntasan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
di siklus 1 dan siklus 2 adalah 100%,
menerima pengalaman belajarnya”. (2)
serta daya serap pada siklus 1 adalah 98
Rusdiana (2018: 11) mengatakan bahwa
% dan daya serap pada siklus 2 adalah
“hasil belajar merupakan perubahan perilaku
99 % .
secara keseluruhan nilai-nilai atau usaha yang
berhasil dicapai oleh individu dalam bidang
B. Saran Tindak Lanjut
tertentu”. Sedangkan media benda konkret
Berdasarkan pada keterbatasan dalam
penelitian perbaikan pembelajaran ini, maka

12
saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya 1/Skripsi%20lely%20haryani%20s
antara lain: %2ctpg161906.Pdf (Diakses 6 Juni
Bagi Peneliti selanjutnya 2021).
a. Untuk penelitian selanjutnya 4. Kadir. (2015). Perbandingan
diharapkan untuk menggunakan Penggunaan Media Benda Konkret Dan
media konkret yang aman dan tidak Media Gambar Terhadap Hasil Belajar
berbahaya bagi siswa. Matematika Siswa Kelas V SD Inpres
b. Untuk penelitian selanjutnya Perumnas Antang 1 Kota Makassar.
diharapkan dapat menggunakan Skripsi. Makassar: UIN Alauddin.
metode pembelajaran lebih effisien Tersedia di: Http://Repositori.Uin-
dan efektif dalam kegiatan proses Lauddin.Ac.Id/10063/1/Skripsi
pembelajaran %20kadir. Pdf ( Diakses 6 Juni 2021)
5. Kartinah, Kresnadi,H., Syamsiati
DAFTAR PUSTAKA (2015). Peningkatan Hasil Belajar
1. Amirul,F. (2019). Pengertian Media Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Benda Konkret. Diakses 27 Mei 2021 Menggunakan Media Konkret Di
dari Sekolah Dasar. Jurnal. 4(7), 5.
Https://Fatkhan.Web.Id/Pengertian- Pontianak : FKIP UNTAN. Tersedia di:
Media-Benda-Konkret/. https://media.neliti.com/media/publicati
2. Amirul,F. (2019). Pengertian ons/215688-peningkatan-hasil-belajar-
Pembelajaran Matematika. Diakses 27 siswa-dalam-pe.pdf (Diakses 6 Juni
Mei 2021 dari 2021)
https://fatkhan.web.id/pengertian- 6. Kuswandari, M. (2014). Peningkatan
pembelajaran-matematika/ Hasil Belajar IPS Menggunakan
3. Haryani, L.S. (2020). Analisis Media Contextual Teaching Learning (CTL)
Benda Konkret Mata Pelajaran Pada Siswa Kelas IV SDN Tirtoadi
Matematika Pada Siswa kelas III Di Tahun Ajaran 2010/ 2011. Skripsi.
Sekolah Dasar Negeri 140 / IV Kota Yogyakarta: Universitas Negeri
Jambi. Skripsi. Jambi: Universitas Islam Yogyakarta. Tersedia
Negeri Sultan Thaha Saifuddin. Dari https://eprints.uny.ac.id/12988/1/Skripsi
Http://Repository.Uinjambi.Ac.Id/3370/ _Martanti

13
%20Kuswandari_07108248306.pdf Tournament (Tgt) SDN 2 Balerejo
(Diakses 5 Juni 2021) Batanghari Lampung Timur Tahun
7. Muhsetyo,G. (2020). Pembelajaran Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Lampung
Matematika di SD. Tangerang Selatan: Timur: Institut Agama Islam Negeri
Universitas Terbuka. (Iain) Metro. Tersedia di:
8. Mulyana, A. (2020). Pengertian Hasil https://repository.metrouniv.ac.id/id/epr
Belajar Dan Factor-Faktor Yang int/2075/1/RUSDIANA
Mempengaruhinya. Diakses 27 Mei %20%2013105785.pdf (Diakses 3 Juni
2021 dari 2021)
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/ 11. Sapriati, A. (2019). Pembelajaran IPA
01/pengertian-hasil-belajar-dan- di SD. Tangerang Selatan: Universitas
faktor.html Terbuka.
9. Prasetyo, B. (2010). Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Materi Pecahan
Melalui Media Model Bangun Datar
Pada Siswa Kelas III SD Negeri II
Mlokowetan, Kabupaten Wonogiri
Tahun Ajaran 2009/2010.Skripsi.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Tersedia di:
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/downl
oad/13825/Mjg1MzU=/Peningkatan-
hasil-belajar-Matematika-materi-
pecahan-melalui-media-model-bangun-
datar-pada-siswa-kelas-III-SD-Negeri-
II-Mlokowetan-Kabupaten-Wonogiri-
Tahun-Ajaran-20092010-abstrak.pdf
(Diakses 6 Juni 2021)
10. Rusdiana. (2018). Peningkatkan Hasil
Belajar IPA Kelas IV Dengan
Menggunakan Team Games

14

Anda mungkin juga menyukai