AGROKLIMATOLOGI
Disusun Oleh :
Supriyanti (D1A020048)
Dosen Pengampu :
Ir. Zurhalena,M.P
Semua energi di alam raya termasuk yang digunakan dalam proses genesis dan
diferensiasi tanah yang bersumber dari energi panas matahari. Jumlah energi yang sampai
ke permukaan bumi tergantung pada kondisi bumi atau cuaca. Cuacalah yang
bertanggung jawab dalam mengubah energi matahari menjadi energi mekanik
atau panas, yang memicu prosse penguapan udara melalui mekanisme transpirasi
tanaman dan evaporasi permukaan non-tanaman (evapotranspirasi). Diantara komponen
iklim yang paling berperan adalah curah hujan dan suhu (Hanafiah, 2005 dalam Jekson,
2017).
Suhu adalah kemampuan benda memberi dan menerima panas. Suhu diartikan
sebagai energi kinetis rata-rata suhu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Ada beberapa jenis termometer
sesuai dengan kegunaannya, salah satunya adalah termometer dinding yang berfungsi
untuk mengukur suhu udara yang memiliki kemampuan mengukur 180 C sampai dengan
500 C. Termometer ini bekerja secara otomatis mengikuti besatatau kecilnya copypaste
temperatur udara dan dapat diukur dalam satuan Celcius maupun dalam satuan
Fahrenheit.
Penyebaran suhu menurut ruang dan waktu, penyebaran suhu vertikal adalah
penyebaran suhu menurut ketinggian tempat pada lapangan. Trofosper suhu semakin
rendah dengan bertambahnya ketinggian tempat dari permukaan laut. Rata- rata
penurunan suhu udara menurut ketinggian di Indonesia 5- 60 C/ 1000 m. Hal ini
disebabkan udara merupakan penyimpanan panas terburuk, suhu juga sangat dipengaruhi
oleh permukaan bumi tempat persentuhan antaraudara dengan daratan dan lautan.
Permukaan bumi merupakan pemasok panas terasa untuk pemanasan udara. Lautan
mempengaruhi luas dan kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan sehingga
meskipun daratan merupakan penyimpanan panas yang lebih buruk tetapi karena udara
bercampur secara dinamismaka pengaruh permukaan lautan secara vertikal lebih
dominan. Kemudian penyebaran suhu dipermukaan bumi, penyebaran T menurut letak
lintang sumber energi utama berasal dari daerah tropika (antara 300 LU – 300 LS) yang
merupakan penerima energi surya terbanyak. Didaerah tropika fluktuasi T rata-rata harian
relative konstan sepanjang tahun sedangjkan suhu diurnal (siang dan malam) lebih
berfluktuasi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi variasi suhu adalah sifat permukaan/ jenis
permukaan. Pada daerah daratan sifat molekulnya tidak muda bergerak, proses
perambatannya berlangsung lebih lambat, dan fluktuasi suhu lebih tinggi. Sedangkan
dilautan molekulnya sealu bergerak, perambatan panas berlangsung cepat, fluktuasi suhu
harian relative kecil, tekanan udara siang hari diatas lauta padasiang hari tinggi sehingga
pergerakan angin dari laut kedarat cepat. Faktor lainnya yaitu warna permukaan,
permukaan yang terang umumnya menyerap energi rendah, struktur vermukaan dan
situasi vegetasi juga ikut mempengaruhi variasi suhu udara.
Pada dasarnya suhu selalu berkaitan dengan tempratur karena dimana pun tempat
pada suatu daerah pasti akan memiliki temperature, temperatur udara adalah tingkat atau
derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala
Celcius (0C), Fahrenheit (0F), atau skala Reamur (0R). Perlu diketahui bahwa suhu udara
antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
hal-hal tertentu diantaranya, Pertama Sudut datang sinar matahari semakin besar sudut
datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang
diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari,
berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
Kedua tinggi rendahnya rempat. Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur
udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah
kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Ketiga angin dan arus
laut dimana angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang
dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin. Keempat lamanya penyinaran. Lamanya
penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin
rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar
matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi letak garis
lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya
semakin rendah. Kelima yaitu Awan. Awan merupakan penghalang pancaran sinar
matahari ke bumi (Jekson, 2017)
Berbagai aktivitas manusia dalam kegiatan pembangunan seperti urbanisasi,
deforestasi, dan industrialisasi mempercepat adanya perubahan iklim dalam kurun waktu
yang relatif cepat. Perbedaan penggunaan lahan cenderung akan mengakibatkan
perubahan karakteristik cuaca atau iklim pada tempat tersebut, terutama karakteristik
iklim mikronya. Hal ini karena segala aktivitas manusia berdampak terhadap perubahan
komponen siklus air, siklus karbon, dan perubahan ekosistem. Selain itu polusi udara di
perkotaan menyebabkan perubahan visibilitas dan daya serap armosfer terhadap radiasi
matahari (Karyati dkk, 2020).
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari alat pengukur suhu dan
mengetahui suhu pada tiga penggunaan lahan berbeda yaitu lahan terbuka, lahan
pertanian dan lahan hutan serta cara pencatatan suhu rata- rata pada masing-masing lahan
tersebut.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari berturut- turut yaitu pada hari
Minggu- Selasa/ 10-12 September 2021 pada tempat yang berbeda-beda.
Pengambilan data dilakukan selama 3 kali setiap hari selama 3 hari. Pengukuran
pada pagi hari dilakukan pada pukul 06.00 – 07.00 WIB, siang hari pada pukul
12.00 -13.00 WIB, dan sore hari pada pukul 17.00 – 18.00 WIB. Pada lahan terbuka
penelitian dilakukan di Kelurahan Kasang Jaya, Kecamatan Jambi Timur, Kota
Jambi, Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, dan Desa
Rantau Kapas Tuo, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari. Pada lahan
pertanian dilakukan di Desa Mukai Tingi, Kecamatan Siulak Mukai, Kabupaten
Kerinci dan Desa Semerap, Kecamatan Danau Kerinci Barat, Kabbupaten Kerinci.
Sedangkan pada lahan hutan dilakukan di Desa Ampelu Mudo, Kecamatan Muara
Tembesi, Kabupaten Batannghari dan di Jl. Jambi- Unja Mendalo Darat,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Pada lahan pertanian ini dilakukan pengukuran suhu udara pada 2 wilayah yaitu
pada wilayah Kerinci, Desa Semerap, dan Desa Siulak Mukai. Pengukuran suhu udara
dilakukan selama selama 3 hari dan pada Periode waktu yang telah ditetapkan yaitu
maksimal selama 1 jam mulai dari pukul 06.00-0700, 12.00-13.00, dan 17.00-18.00. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan data yang variatif agar dapat dibuktikan bahwa setiap
wilayah memiliki suhu udara yang berbeda sesuai dengan sudut penyinaran matahari,
ketinggian tempat yang diukur, kerapatan vegetasi yang tersedia dan lain saginya.
Setelah hasil pengukuran dari tiga waktu yang berbeda di dapatkan penganalisisan
dilanjutkan dengan cara menghitung suhu udara harian rata-rata yang diukur
2𝑇6+𝑇12+𝑇17
menggunakan rumus T =
4
Pada hari pertama pengukuran dilakukan di daerah Semerap dan Siulak Mukai.
Dikerinci didapatkan suhu harian rata-rata di Semerap mencapai 25° C dan Siulak
mencapai 24,25°C. Tidak ada perbedaan yang berlebih pada pengamatan pertama hanya
saja di siulak mukai sedikit tertutup awan atau sering di sebut dalam istilah cuaca
“berawan”. Pada hari kedua pengukuran dilakukan tempat yang sama, dan didapatkan
hasil bahwa pada daerah Semerap suhu harian rata-rata mencapai 24°C dan pada daerah
Siulak mencapai 23,5°C. Tidak ada perubahan yang signifikan diantara data yang
didapatkan dari hari pertama dan data yang didapatkan pada hari kedua. Hal ini
disebabkan oleh kondisi cuaca yaang relatif sama pada kedua hari tersebut, hanya saja
suhu di semerap lebih tinggi dari pada di siulak pada pengamatan kedua ini di sebabkan
oleh faktor hujan yang lebih lambar reda di kawasan siulak mukai yang menyebabkan
suhu pada pagi hari menurun. Pada hari ke-3 juga dilakukan pengukuran di daerah
Semerap dan Siulak Mukai. Dengan hasil suhu harian rata-rata di Semerap mencapai 23ºC
dan di Siulak mencapai 26,5ºC. Penurunan suhu rata-rata di daerah Semerap terjadi
karena pada hari ketiga matahari lebih cepat meredu dibandingkan hari-hari
sebelumnya.sedangkan disiulak mengalami peningkatan suhu pada siang hari,di siulak
mukai juga terjadi peredupan tetapi pada waktu yang berbeda, perbedaan suhu di semerap
dan di siulak mukai juga di pengaruhi oleh keadaan sekitar lahan pertanian apabila lahan
pertanian di tumbuhi pepohonan di tepi area tersebut maka kemungkinan akan
mengurangi suhu di area pertanian tersebut, dan apabila lahan pertanian Cuma ada satu
atau 2 tanaman maka suhunya mungkin sedikit akan naik dan berbeda. Di kerinci wilayah
nya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kerinci hilir,kerinci,tengah dan kerinci mudik,
terkadang bisa juga mengalami beda cuaca seperti hujan dan mendung terkadang juga di
kerinci hilir mengalami hujan, sedangkan dikerinci tengah dan mudik masih mendung
atau panas justru bisa juga sebaliknya. Itu lah yang mengakibatkan perbedaan suhu di
setiap wilayah kerinci terkhususnya kerinci hilir termasuk kota sungai penuh dan
semerap, dan juga kerinci mudik termasuk siulak mukai dan siulak deras. Dari perbedaan
suhu di kedua wilayah dapat pula di ambil suhu minimum dan maksimum selama 3 hari
proses pengukuran.
2𝑇6+𝑇12+𝑇17
Suhu udara harian rata-rata dengan rumus: T = 4
Dari hasil pengamatan yang dilakukan sebanyak 3 kali selama 3 hari berturut-turut
pada tempat yang berbeda-beda yaitu berlokasi di Desa ampelu mudo RT 05 kabupaten
Batanghari kecamatan Muara Tembesi, dan Jl. Jambi - Unja Mendalo Darat, Kec. Jambi
Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, dari pukul 06.00 – 07.00 WIB, 12.00 – 13.00 WIB,
dan 17.00 – 18.00 WIB. Kita dapat mengetahui kisaran suhu dengan melihat tabel 3.2.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang variatif agar dapat dibuktikan bahwa
setiap wilayah memiliki suhu udara yang berbeda sesuai dengan sudut penyinaran
matahari, ketinggian tempat yang diukur, kerapatan vegetasi yang tersedia dan lain
sebagainya. Setelah hasil pengukuran dari tiga waktu yang berbeda di dapatkan
penganalisisan dilanjutkan dengan cara menghitung suhu udara harian rata-rata yang
2𝑇6+𝑇12+𝑇17
diukur menggunakan rumus T =
4
Setelah dihitung suhu rata-rata harian pada wilayah hutan UNJA mendalo dan
wilayah hutan desa ampelu mudo ada perbedaan yang signifikan antara suhu rata-rata
keduanya, pada hutan sekunder Ampelu Mudo suhu udara pada hari Minggu adalah 31°C
sedangkan pada hutan UNJA mendalo 27,5°C, untuk cuaca pada hari Minggu wilayah
keduanya termasuk cuaca berawan, pada hari Senin suhu hutan sekunder Ampelu Mudo
memilih suhu rata-rata 30,5°C sedangkan pada hutan UNJA mendalo memiliki suhu
27,72°C. Pada hari Selasa untuk hutan sekunder Ampelu Mudo tidak ada perbedaan yang
signifikan terhadap data hari Senin, namun untuk hutan UNJA mendalo mengalaminya
penurunan. Hal ini disebabkan matahari yang lebih cepat meredup.
Dari tabel dapat kita lihat bahwa suhu rata-rata harian diwilayah hutan sekunder
Ampelu Mudo lebih tinggi dari pada wilayah hutan UNJA mendalo, dikarenakan pada
wilayah hutan ampelu mudo merupakan wilayah yang memiliki kedudukan yang rendah
atau dataran rendah, dimana semakin rendahnya kedudukan tempat tersebut maka
temperatur semakin tinggi. Berbeda dengan wilayah hutan UNJA mendalo yang termasuk
wilayah yang memiliki kedudukan suatu wilayah yang tinggi. Kemudian pada hutan
sekunder Ampelu Mudo merupakan wilayah yang memiliki besarnya sudut datang nya
matahari yang berarti maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima
bumi semakin tinggi.
Pada hutan UNJA mendalo juga pepohonan yang di tumbuhi pepohonan di tepi
area tersebut maka kemungkinan akan mengurangi suhu di area pertanian tersebut,
berbeda dengan hutan sekunder Ampelu Mudo, hutan ini termasuk hutan yang pepohonan
nya jarang sehingga suhu pada hutan ini tinggi
BAB IV
KESIMPULAN
Suhu adalah kemampuan benda memberi dan menerima panas. Suhu diartikan
sebagai energi kinetis rata-rata suhu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan selama 3 hari pada penggunaan lahan berbeda yaitu lahan terbuka, lahan
pertanian, dan lahan hutan yang dilakukan dilokasi yang berbeda dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi perubahan suhu udara yang cukup signifikan pada masing- masing
lahan di daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh hal-hal
tertentu diantaranya sudut datang sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, angin dan arus
laut, lamanya penyinaran matahari, kerapatan vegetasi dan posisi awan yang menghalangi
pancaran sinar matahari ke bumi.
Dari 3 penggunaan lahan yang berbeda yaitu lahan terbuka, lahan pertanian dan
lahan hutan yang dijadikan sampel pengukuran suhu menunjukkan bahwa besar suhu dari
yang terendah sampai yang tertingi yaitu lahan pertanian, lahan hutan, dan lahan terbuka.
Adapun faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu tinggi rendahnya tempat dan
kerapatan/ banyaknya vegetasi pada lahan tesebut. Dimana pada lahan pertanian yang
dijadikan sampel merupakan lahan dengan daratan yang lebih tinggi daripada lahan hutan
dan lahan terbuka, sehingga suhu yang ditunjukkan lebih rendah dari lahan hutan yang
merupakan lahan hutan sekunder dataran rendah ditambah kondisi vegetasi hutan yang
jarang. Sedangkan pada sampel lahan terbuka terdapat sedikit sekali vegetasi sehingga
suhu di lahan terbuka lebih tinggi dari lahan hutan dan lahan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Banjarnahor, Jekson. 2017. Hal yang Mempengaruhi Perbedaan Suhu di Suatu Daerah.
http://blog-carame97.blogspot.com/2020/02/laporan-praktikum
agroklimatologi_44.html. (diakses pada 12/10/2021, pukul 20.02)