Intgrasi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Kesehatan
Modern dalam Pelayanan Kesehatan Nasional 19 November 2011 oleh Ao S Dwiyanthoputra
Selama ini pengembangan dan pelaksanaan pelayanan program kesehatan tradisional
kurang mendapat perhatian secara komprehensif. Motivasi yang cukup tinggi masih memerlukan dukungan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan tradisional. Selain itu, dukungan pemerintah daerah diyakini akan berdampak positif terhadap penyediaan pembiayaan, termasuk juga sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Untuk implementasi layanan integrasi tersebut, yang perlu diperhatikan adalah bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia dan bukan hak institusi. Itu artinya setiap orang berhak mendapat pelayanan kesehatan di mana pun di seluruh dunia. Jadi memang sudah seharusnya disediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang komprehensif. Pelayanan kesehatan, khususnya yang menyangkut obat-obatan, kini tak lagi didominasi oleh obat-obat modern. Obat-ubatan yang termasuk obat tradisional pun kini sudah bisa berdampingan dengan obat modern, termasuk jamu yang sejak turun-temurun sudah menjadi obat tradisional dan dipercaya masyarakat sebagai bagian dari upaya penyembuhan. Pengobatan Modern Pengobatan ini melibatkan Teknologi untuk menunjang keberlangsungan pengobatannya . Pengobatan ini kebanyakan di temukan di negara-negara maju dan berkembang seperti Amerika Serikat dan Asia. Di Indonesia sendiri sudah ada pengobatan seperti ini yang bisa ditemui di Rumah Sakit Besar dan Puskesmas. Akan tetapi harga yang ditawarkan untuk pengobatan ini terhitung relatif mahal, karena teknologi yang digunakannya pun sangat bagus. Ya, jamu sebagai Brand of Indonesia memang sudah dicanangkan sejak 2008 lalu dalam Gelar Kebangkitan Jamu oleh Presiden. Pencanangan itu sekaligus mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi jamu yang dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Apalagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan public warning-nya 4 Oktober 2011 terkait adanya temuan bahan kimia obat berbahaya pada obat tradisional. Tak tanggung-tanggung, dari 21 jenis obat tradisional yang ditemukan BPOM yang menggunakan bahan kimia obat, Jenis jamu menjadi temuan terbanyak. Semua temuan itu pun telah dipastikan tidak terdaftar di BPOM. Regristrasi yang digunakan adalah registrasi fiktif. Masyarakat pun diminta untuk tidak mengkomsumsi obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (OT-BKO) karena dapat membahayakan kesehatan. Pemerintah pun tak pernah main-main. Apalagi pemerintah juga telah berkomitmen sesuai hasil Konferensi International Kesehatan Tradisional ASEAN ke-2 di Hanoi, Vietnam, tahun lalu, yang menghasilkan kesamaan pandangan perlunya integrasi kesehatan tradisional dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Sementara dari hasil analisis BPOM, temuan selama lima tahun terakhir, telah terjadi penurunan temuan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat dari 1,65 persen menjadi 0,72 persen dari seluruh obat tradisional. Melihat data dan sejumlah temuan tersebut, integrasi pelayanan kesehatan tradisional (yankestrad) memang menjadi penting, termasuk integrasi ke dalam fasilitas pelayanan formal di rumah sakit dan Puskesmas. Integrasi itu sangat dimungkinkan mengingat potensi kekayaan hayati obat tradisional yang dimiliki Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah Brasil. Selain itu, pelayanan kesehatan tradisional juga sudah diatur dalam Undang- Undang No. 36 Tahun 2009. Di antaranya Pasal 59 yang menjelaskan Yankes tradisional meliputi yankestrad ketrampilan dan yankestrad ramuan. Juga dijelaskan bahwa yankestrad dibina dan diawasi oleh pemerintah untuk menjamin manfaat dan keamanannya. Pembinaan dan pengawasan itu bukan berarti mempersempit ruang mayarakat untuk mengembangkannya, tetapi justru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Kepada masyarakat pun diharapkan jangan asal memilih obat tradisional. Kesalahan dalam memilih obat tradisional bisa berdampak buruk dan membahayakan tubuh. Pasalnya saat ini, banyak obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat berbahaya. Bahkan di beberapa kota besar di Indonesia, peredarannya sudah marak.