Anda di halaman 1dari 4

Resume Mata Kuliah Pancasila

Etika & Moral

Disusun Oleh :
Daniel Stefanus 2019104813
Vahrul David A 2019104856
Faishal Alghi Fari 2019104715
Farah Nadya 2019104759
Chika Yulyanti 2019104810
Eka Andrayani 2019104670

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUTE TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBIS
6, Jl. Pulomas Selatan Kav. No.22, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13210

2021
Judul Artikel : Dituntut 1 Tahun Penjara karena Marahi Suami, Valencya
Topik : Pancasila sebagai Sistem Etika
Resume :
Valencya (45), terdakwa kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) psikis terhadap
suaminya, Chan Yung Ching, kaget dengan tuntutan satu tahun penjara yang diajukan jaksa.

Adapun sebelumnya, Valencya dilaporkan suaminya karena dinilai melakukan kekerasan psikis.
Namun, Valencya menyebut bahwa dia memarahi Chan karena suaminya itu mabuk.

Valencya tak menyangka omelannya itu dijadikan alat bukti saat dia dilaporkan ke polisi.
Valencya dituntut satu tahun penjara karena dianggap melakukan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) psikis. Pihaknya pun menganggap tuntutan tersebut terlalu memaksakan.

Valencya dituntut satu tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU) pada persidangan
KDRT. Valencya dituntut karena atas aduan suaminya yang menganggapnya telah melakukan
KDRT psikis akibat sering memarahinya.

“Saya keberatan yang mulia, apa yang dibacakan tidak sesuai fakta. Masa hanya karena
saya mengomeli suami yang suka mabuk-mabukan, saya jadi tersangka dan dituntut satu tahun
penjara,” kata Valencya. Hakim ketua persidangan kemudian meminta Valencya menyampaikan
keberatan itu melalui pledoi atau sidang pembelaan pada Kamis ini (18 November 2021).

Menurut Valencya, suami nya sudah 6 bulan tidak pulang ke rumah dan saat dia berusaha
menghubungi suami nya, selalu tidak diangkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya laporan atas
dugaan penelantaran keluarga ke Polres Karawang pada September 2020 oleh Valencya.
Sebelum adanya penggugatan ini, hubungan keduanya pun sudah retak sejak Februari 2018 lalu.
Valencya telah mengajukan gugatan cerai tetapi diurungkan pada April 2018 karena adanya
mediasi. Lalu pada September 2019, Valencya kembali menggugat cerai Chan, tetapi di waktu
yang bersamaan, Chan melaporkan Valencya atas dugaan pemalsuan surat kendaraan.

Dalam kasus ini, Valencya dianggap melanggar Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Jaksa
mendakwa Valencya melanggar Pasal 45 ayat (1) junto Pasal 5 huruf Undang-Undang Nomor 23
tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Berdasarkan pandangan kelompok kami pada kasus ini, suami dari Valencya ini tidak
memenuhi kewajibannya kepada keluarga yang mana melanggar etika dalam berumah tangga.
Ditambah sang suami yang justru bermabuk-mabukan.

Bagaimanapun juga, menjadi seorang ibu bukanlah sebuah tugas yang mudah, ditambah
lagi memiliki suami yang hampir tidak pernah memenuhi kewajibannya sebagai suami dan ayah.
Bagi kami, sangat wajar Valencya meluapkan emosinya ketika Chan, sang suami, pulang ke
rumah setelah menghilang 6 bulan tanpa kabar dalam keadaan mabuk. Perasaan lelah batin dan
fisik pastinya ikut andil dalam pecahnya amarah Valencya.

Menelantarkan keluarga merupakan penyimpangan etika dan moral. Valencya melakukan


KDRT dikarenakan suami nya melakukan penyimpangan moral tersebut. Namun hukum justru
tidak melihat penyimpangan etika dan moral yang dilakukan suami valencya terhadap keluarga
nya dan malah berat sebelah membela suami valencya yang telah melanggar etika dan moral
dalam berumahtangga. Hukum berbicara tentang benar atau salah. Menurut kami seharusnya
hukum bisa menelaah lebih jauh sebab dan akibat yang terjadi pada kasus Valencya dan suami.
Hukum harus mengadili sesuai dengan kronologi dan mampu menetapkan siapa yang
benar-benar menjadi korban.

"Ini kan perkara, pihak KDRT, jadi pihak perkara KDRT itu harusnya seorang jaksa
melihat secara komprehensif untuk perlindungan korban, siapa, perlindungan istri anak, atau
wanita," kata Hibnu kepada merdeka.com, Selasa (16/11).

Sehingga, Hibnu mengatakan seharusnya tuntutan satu tahun terhadap Valencya alias
Nengsy Lim oleh jaksa penuntut umum (JPU), lantaran kerap memarahi suaminya yang sering
mabuk-mabukan bisa diselesaikan secara berkeadilan.

"Dalam perkara-perkara ini seharusnya seorang jaksa, sesuai perkembangan dengan kebijakan
jaksa agung dilakukan dengan penyelesaian restorative kan begitu. sehingga tidak sampai ke arah
mitigasi (persidangan)," katanya.
Daftar Pustaka :

https://www.merdeka.com/peristiwa/kronologi-istri-marahi-suami-pemabuk-berujung-ke-meja-hi
jau.html
https://nasional.okezone.com/read/2021/11/17/337/2503091/dipenjara-valencya-ibu-ibu-nggak-b
oleh-marahin-suami-mabuk-sambut-dengan-manis
https://www.kompas.tv/article/233510/menilik-timpangnya-keadilan-bagi-valencya-lim-hukum-d
i-indonesia-belum-berperspektif-korban
https://regional.kompas.com/read/2021/11/16/141046578/dituntut-1-tahun-penjara-karena-marah
i-suami-valencya-untuk-ibu-ibu-suami?page=all

Anda mungkin juga menyukai