Anda di halaman 1dari 58

2020

Halaman 1
Automated External Defibrillator : Sebuah alat medis yang dapat menganalisis irama jantung secara otomatis
dan memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung jika dibutuhkan.

BASARNAS : Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan

BMKG : Badan Meteorologi klimatologi Geofisika

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Bouyancy Control Devices : Salah satu bagian dari peralatan selam yang digunakan oleh penyelam untuk
memberikan situasi terapung darurat demi menyelamatkan nyawa penyelam baik di dalam air maupun di per-
mukaan air, kemampuan untuk mengatur dan mengontrol kondisi terapungnya seorang penyelam dan alat be-
ratnya sehingga memungkinkan penyelam untuk mendapatkan kondisi terapung yang sempurna (neutral buoy-
ancy), bertahan pada kedalaman yang sama terus, atau untuk menyelam ke dalam atau naik ke permukaan
secara teratur.

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

CPR : Teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau perna-
pasannya terhenti.

Cuaca Ekstrim : Fenomena meteorologi yang ekstrim dalam sejarah (distribusi), khususnya fenomena cuaca
yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang men-
imbulkan korban jiwa manusia. Pada umumnya cuaca ekstrim didasarkan pada distribusi klimatologi, dimana
kejadian ekstrim lebih kecil sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada Lintang tempat,
ketinggian, topografi dan kondisi atmosfer

Dinas Kesehatan : Unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Kesehatan.

Dinas Pemadam Kebakaran : Orang atau pasukan yang bertugas memadamkan kebakaran, melakukan
penyelamatan, dan menanggulangi bencana atau kejadian lainya.

Diskresi : Keputusan dan/atau tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk
mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perun-
dang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya
stagnasi pemerintahan.

Distress Beacon / EPIRB : Alat penanda bahaya

Emergency Response : Respons dari diri sendiri, dari tim, ketika menghadapi kedaruratan

Jaw Thrust : Metode membuka jalan napas jika Anda menduga bahwa korban memiliki leher retak

Kemenkominfo : Kementerian Komunikasi dan Informatika

Life jackets / personal floatation devices : Baju pelampung

Man Over Board : Orang jatuh dari kapal ke air

Medical Evacuation : Evakuasi medis terhadap orang di atas kapal


Halaman 2
Pemerintahan Lokal / Daerah : Salah satu alat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan

Polri : Kepolisian Republik Indonesia

Pos Keselamatan dan Keamanan : Merupakan pos yang berada di Kawasan wisata super prioritas yang
berisikan gabungan kementerian dan Lembaga yang berkompeten sehingga dapat memberikan respon segera
terhadap kejadian – kejadian yang terjadi di Kawasan tersebut.

PUPR : Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Resusitasi Jantung Paru / CPR : Langkah pertolongan medis untuk mengembalikan fungsi napas dan atau
sirkulasi darah di dalam tubuh yang terhenti.

SMC : Koordinator Misi Pencarian dan Pertolongan

Halaman 3
PKK.1- UMUM
01/1
Bagian : Sub Bagian : Jumlah Halaman :

I. PENGANTAR

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pu-
lau seluas 191 juta hektar dengan luas laut mencapai 325 juta hektar, menjadikan Indonesia menjadi nega-
ra yang kaya akan keanekaragaman hayati. Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera
serta melintang pada garis khatulistiwa membuat bentang alam, iklim, keanekaragaman hayati dan buda-
yanya mempunyai destinasi pariwisata berkelas dunia. Pemerintah RI dibawah kepemimpinan Presiden
Joko Widodo menunjukan perhatian yang signifikan terhadap perkembangan kepariwisataan Indonesia
sebagai soko guru perekonomian nasional.
Kondisi geografis Negara Kesatuan Indonesia Indonesia yang berupa kepulauan yang disatukan
oleh laut selain menyimpan potensi juga tantangan. Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan
terbesar di dunia memiliki 129 gunung api aktif, atau dikenal dengan ring of fire, serta terletak berada pa-
da pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia yakni Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
menempatkan negara kepulauan ini berpotensi terhadap berbagai ancaman bencana alam, dan bencana
non alam.
Keamanan dan keselamatan merupakan isu esensial dalam pembangunan kepariwisataan baik di
Indonesia maupun dunia. Pariwisata sebagai kebutuhan sekunder dan tersier manusia sangat rentan akan
isu keamanan dan keselamatan yang merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Untuk menjamin rasa
aman bagi wisatawan domestik maupun mancanegara diperlukan protokol keamanan dan keselamatan di
destinasi pariwisata yang berisi langkah pencegahan ,mitigasi dan tanggap darurat pada potensi dan ke-
jadian yang mengancam keamanan dan keselamatan wisatawan. Dengan adanya protokol keamanan dan
keselamatan diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan wisatawan domestik dan mancanegara pada
destinasi pariwisata di Indonesia yang ditunjukan dengan peningkatan jumlah kunjungan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau di banding dengan negara lainnya. Posisi
negara Indonesia yang terletak didaerah khatulistiwa membuat pesona setiap pulau terlihat begitu indah
sehingga mampu menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Terdapat kurang lebih 5 zona
destinasi yang paling banyak dikunjungi para wisatawan, yaitu Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo,
Likupang, dan Mandalika. Masing-masing destinasi memiliki ketertarikan dengan khas yang berbeda dan
beberapa diantaranya sedang dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, maka disusun protokol keamanan dan keselamatan 5
(lima) destinasi super prioritas, sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, baik dimasa aman maupun ketika
terjadi gangguan, yang berlaku bagi petugas dan pihak terkait lainnya.
Halaman 4
PKK.1- UMUM
01/1
Bagian : Sub Bagian : Jumlah Halaman : 2/3

Protokol ini diperlukan untuk meyakinkan pengunjung tentang jaminan kenyamanan, keselamatan
serta keamanan yang pelayanannya diberikan secara terpadu oleh pemerintah bersinergi dengan dunia
usaha dan masyarakat setempat sesuai standar internasional.

II. NILAI-NILAI

Keamanan yaitu sebuah keadaan aman atau ketentraman seseorang atau sekelompok orang ter-
hadap resiko bahaya yang timbul kerena faktor lingkungan khususnya manusia.
Keselamatan adalah suatu kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau keru-
gian. Oleh karena itu, menciptakan keselamatan dan keamanan dari orang, barang, dan informasi dinilai
sebagai poin yang wajib untuk di sediakan oleh pemerintah Indonesia kepada para wisatawan.

III. TUJUAN

Tujuan pembuatan protokol keselamatan dan keamanan adalah untuk meningkatkan kualitas desti
nasi pariwisata di indonesia khususnya di 5 destinasi super prioritas, yang dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan bagi pengunjung destinasi wisata
2. Pembentukan pos terpadu untuk melaksanakan protokol bersama dalam situasi darurat
(emergency response) di 5 destinasi super prioritas
3. Peningkatan persepsi keselamatan dan keamanan di lokasi wisata melalui keberadaan protokol
keselamatan dan kemanan
4. Meningkatkan kapasitas manajemen otoritas lokal
5. Meningkatkan komunukasi risiko kejadian otoritas lokal bersama para pihak dan masyarakat
setempat.
6. Meningkatkan kepercayaanb wistawan berkunjung di destinasi wisata

IV. KEBIJAKAN

Protokol keamanan dan keselamatan ini dibuat dengan melibatkan pemerintah, pemerintah daerah setem-
pat, pengusaha dan pelaku wisata, masyarakat lokal, stakeholder yang meliputi BPBD (board for disaster
management), SAR (search and rescue), dinas kesehatan (public health office), dinas pekerjaan umum (office of pub-
Halaman 5
PKK.1- UMUM
01/1
Bagian : Sub Bagian : Jumlah Halaman :

lic works), dinas pemadam kebakaran (firefighters), Polri (Police office), Badan meteorologi, klimatologi, dan
geofisika (meteorological, climatological, and geophysical agency) untuk bersama-sama meningkatkan daya saing di
destinasi pariwisata.

V. PROTOKOL
Protokol terdiri dari 5 (lima) bagian besar yaitu :
1. Protokol keamanan wisatawan;
2. Protokol keselamatan dan keamanan laut;
a. Pantai: protokol penutupan pantai;
b. Laut: protokol penanganan kapal tenggelam, dan protokol penanganan korban tenggelam.
3. Protokol keamanan bencana alam terdiri dari protokol penanganan peringatan gempa bumi, tsuna-
mi, kebakaran, gunung meletus, longsor, dan lain sebagainya;
4. Protokol keamanan kegiatan fisik terdiri;
a. Protokol keamanan serangan fisik oleh manusia misalnya perampokan, pencurian, demon-
strasi, perkelahian, dan sebagainya;
b. Protokol penanganan kecelakaan wisata;
c. Protokol keamanan serangan dari hewan liar misalnya anjing, babi hutan, gajah, dan se-
bagainya;
d. Protokol penanganan serangan jantung;
e. Protokol penanganan adanya panas yang berlebihan;
f. Protokol penanganan ancaman bom.
g. Protokol standarisasi first responder (ranger Komodo, pos polisi )
h. Protokol keselamatan berenang dengan biota laut
i. Protokol penanganan dekompresi
j. Protokol penanganan kecelakaan lalu lintas
5. Protokol penanganan wabah penyakit.

Catatan :
Protokol ini ditujukan sebagai kerangka kerja umum, perbedaan mungkin dapat terjadi sesuai
dengan situasi yang berkembang di lapangan. (this protocol is intended as general framework, devia-
ton may occur based on the individual situation)

Halaman 6
PKK.1- PROTOKOL KEAMANAN
01/1 WISATAWAN
Bagian : Sub Bagian : Jumlah Halaman : 1/3

Keamanan wisatawan
1. Para petugas wajib melakukan pelayanan prima dan ramah terhadap para pengunjung;
2. Para petugas menempati ploting sesuai yang direncanakan berdasarkan karakteristik ancaman dilokasi
destinasi wisata;
3. Para petugas senantiasa mengingatkan wisatawan untuk berhati-hati maupun saat mendekati zona merah;
4. Bagi wisatawan yang diketahui melakukan kegiatan pemanfaatan tetapi belum memiliki izin tertulis :
a. Petugas keamanan menghentikan kegiatan;
b. Bersama penanggung jawab kegiatan menuju dan menjelaskan prosedur perizinan serta memintan-
ya mengisi buku tamu;
c. Mendampingi penanggung jawab kegiatan ke kantor pengelola objek untuk koordinasi. Prosedur
maupun hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan perizinan lebih lanjut melihat ketentuan yang ber-
laku;
5. Jika terdapat wisatawan yang menemukan barang, mengalami kehilangan barang, maupun tertinggal rom-
bongan di area destinasi wisata, maka dapat menghubungi petugas terdekat yang berada di lokasi:
a. Apabila terdapat penemuan barang baik oleh wisatawan maupun petugas, maka petugas wajib
menginformasikan melalui pengeras suara.
b. Apabila barang yang dimaksud diambil oleh pemilik, maka :
1) Petugas wajib mencatat identitas pemilik/ pengambil barang;
2) Sebelum pemberian barang temuan, petugas terlebih dahulu harus yakin bahwa barang terse-
but benar-benar hak pemilik/ pengambil barang;
3) Membuat laporan serah terima barang temuan;
4) Wisatawan yang telah memperoleh kembali barangnya, dapat meninggalkan Pos Terpadu.
c. Apabila barang tidak diambil pemilik
1) Koordinasi dengan pusat informasi dan kepolisian;
2) Apabila pada barang temuan terdapat identitas pemilik, maka barang akan dikirim oleh
pengelola objek;
3) Jika tidak terdapat identitas pemilik dan tidak diambil dalam jangka waktu 1 bulan, maka
pihak pengelola objek tidak bertanggung jawab terhadap temuan tersebut.
6. Apabila wisatawan melaporkan kehilangan, maka petugas wajib meminta identitas diri dan menanyakan
informasi berkenaan dengan barang yang hilang (jenis barang, bentuk, jumlah, warna, dan lain-lain).
Kemudian diinformasikan melalui pengeras suara.
7. Jika ada wisatawan yang melaporkan telah terpisah dari rombongan maupun yang kehilangan salah satu
Halaman 7
PKK.1- PROTOKOL KEAMANAN
02/1 WISATAWAN
Bagian : Keamanan
Wisatawan
Sub Bagian : Jumlah Halaman :

rombongannya, maka petugas menginformasikan melalui pengeras suara agar rombongan menjemput
anggotanya yang terpisah di Pos keamanan dan keselamatan atau di tempat yang telah ditentukan. Petu-
gas yang menemui/dilaporkan pertama kali, dapat berkoordinasi dengan pusat informasi Pos keselamatan
dan keamanan .
a. Apabila dijemput di Pos keselamatan dan keamanan, petugas harus memastikan kebenaran identi-
tas penjemput kemudian mencatat dalam Buku Mutasi;
b. Apabila dijemput di tempat yang ditentukan, petugas turut mendampingi sampai penjemput da-
tang.
8. Jika petugas mengetahui adanya wisatawan yang jatuh, sakit, dan atau pingsan, segera koordinasi dengan
petugas kesehatan yang ada di Pos Terpadu atau tempat lainnya dan menghubungi ambulance.
9. Jika wisatawan terjatuh:
a. Tanyakan apakah bisa menggerakkan anggota tubuh dan bagaimana rasanya;
b. Pastikan apakah terdapat patah tulang atau tidak;
c. Jika terdapat kemungkinan patah tulang, biarkan wisatawan tetap berada di tempatnya;
d. Jika wisatawan masih bisa berjalan maka petugas membantu untuk duduk di tempat yang aman dari
arus wisatawan lainnya;
e. Koordinasi dengan petugas kesehatan;
f. Memberi payung untuk wisatawan hingga petugas kesehatan datang;
g. Ikut membantu atau mengamankan wisatawan yang jatuh menuju Pos Terpadu atau menuju ambu-
lance;
h. Petugas mencatat data korban (nama, umur, alamat, kondisi yang dialami).
10. Jika wisatawan sakit
a. Tanyakan penyakitnya atau yang dirasa;
b. Jika wisatawan masih bisa berjalan maka petugas membantu untuk duduk di tempat yang aman dari
arus wisatawan lainnya;
c. Koordinasi dengan petugas kesehatan;
d. Ikut membantu atau mengamankan wisatawan yang sakit menuju Pos Terpadu atau menuju ambu-
lance;
e. Petugas mencatat data korban (nama, umur, alamat, kondisi yang dialami).
11. Jika wisatawan pingsan
a. Petugas membantu wisatawan yang pingsan untuk mencari tempat yang aman dari arus wisatawan
lainnya;
Halaman 8
PKK.1- PROTOKOL KEAMANAN
01/1 WISATAWAN
Bagian : Keamanan Sub Bagian : Jumlah Halaman : 3/3
Wisatawan

b. Koordinasi dengan petugas kesehatan;


c. Ikut membantu atau mengamankan wisatawan yang pingsan untuk menuju Pos Terpadu atau
menuju ambulance;
d. Petugas mencatat data korban (nama, umur, alamat, kondisi yang dialami).

Halaman 9
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/1 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : Penutupan Laut
dan Pantai
Jumlah Halaman :

TUJUAN
Untuk memberikan pedoman keselamatan dan keamanan dengan obyek orang, benda, dan informasi agar se-
tiap wisatawan maupun para pelaksana dapat melakukan kegiatan keamanan dan keselamatan secara efisien.

KEBIJAKAN
Pedoman ini dibuat sebagai panduan umum yang sangat dimungkinkan untuk dikembangkan oleh para pelaksa-
na di lapangan. DISKRESI merupakan hal yang penting untuk digunakan terkait situasi yang berkembang.

PROSEDUR
Setiap orang yang menggunakan pedoman ini harus mempertimbangkan bahwa ada hal – hal maupun kejadian
yang tidak bisa dikelola. Untuk itu UPAYA PALING MAKSIMAL harus selalu dipertimbangkan dalam
mengambil langkah – langkah keamanan dan keselamatan sesuai dengan kejadian yang terjadi

PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT


Keseluruhan pihak sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan umum

Kondisi umum
Penutupan pantai dan lokasi kegiatan wisata laut di dapat dilaksanakan dalam kondisi – kondisi sebagai berikut :
1. Adanya peringatan tsunami
2. Cuaca ekstrem
3. Potensi banjir rob
4. Gempa bumi
5. Kontaminasi
6. Hal – hal lain sesuai diskresi dari pengelola lokasi pariwisata sesuai asas kepatutan yang dapat diterima
terkait dengan masalah keamanan dan keselamatan pengunjung.

Prosedur pelaksanaan
1. Tentukan lokasi yang akan ditutup
2. tentukan dan umumkan lokasi evakuasi pengunjung, pekerja atau masyarakat sekitar dengan segera dan
secepatnya menggunakan media yang ada (pengeras suara kantor informasi public, pengeras suara tempat
ibadah, dan lain – lain).

Halaman 10
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/1 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Penutupan Laut Jumlah Halaman : 2/3
Keamanan Laut dan Pantai

3. Pengumuman wajib menginformasikan informasi sebagai berikut :


1. Himbauan penutupan
2. Alasan penutupan
4. hidupkan alarm tanda peringatan (apabila diperlukan)
5. lakukan pengontrolan di lokasi penutupan secara berkala
6. mempersiapkan personil yang memiliki kualifikasi dan perlengkapan minimal untuk mengatasi permasala-
han yang muncul
7. buat catatan kejadian dan langkah – langkah antisipasi secara berkala
8. segera informasikan permasalahan yang mengakibatkan penutupan kepada perwakilan pemerintahan lo-
kal, kepolisian, dan SAR

PROSEDUR PENGGUNAAN TANDA PERINGATAN (ALARM)

Tanda peringatan digunakan untuk mengeluarkan pengunjung dari air atau keluar dari lokasi baha-
ya : tanda peringatan atau alarm dibunyikan secara terus – menerus sampai semua orang keluar dari lokasi ba-
haya.

Pembukaan lokasi wisata : pengumuman disampaikan melalui pengeras suara di kantor layanan publik,
pengeras suara tempat ibadah, atau mobil penerangan, kecuali di lokasi tersebut sudah disosialisasikan system
peringatan suara. Maka bisa digunakan tanda peringatan berupa suara yang spesifik berupa bunyi tertentu

Lamanya masa penutupan lokasi


Secara umum lokasi akan tetap ditutup sampai potensi bahaya yang teridentifikasi sudah dapat dikontrol atau
tidak ada lagi potensi bahaya yang muncul.
Rekomendasi pembukaan lokasi dapat diberikan dengan contoh pertimbangan sebagai berikut:
1. terkait dengan cuaca maupun kondisi alam – cuaca ekstrim sudah hilang, dan peringatan terhadap poten-
si bencana alam tidak terjadi
2. terkait dengan bahaya terhadap pengunjung – kejadian sudah bisa teratasi dan potensi bahaya sudah
hilang
3. kontaminasi – setelah bahaya kontaminasi sudah dinyatakan tidak ada oleh badan yang berwenang untuk
menyatakan hal tersebut.

Halaman 11
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/1 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : Penutupan Laut
dan Pantai
Jumlah Halaman :

Prosedur pembukaan lokasi


ketika potensi bahaya sudah tidak ada, maka lokasi bisa kembali dibuka dibawah pengawasan dan pengendalian
sementara oleh pelaksana di lapangan yang terdiri dari Lembaga atau badan yang bertugas untuk menangani
potensi bahaya yang sebelumnya muncul (SAR, pemadam kebakaran, penyelamat pantai, dll) pengelola tempat
wisata, perwakilan pemerintah daerah, dan kepolisian sampai kondisi benar – benar kembali normal.

Lain – lain
Prosedur penutupan dan pembukaan tempat lokasi ini diusahakan dibuat semudah dan sesederhana mungkin
mulai dari mekanisme komunikasi serta mekanisme pengambilan keputusan. Mengingat waktu yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan harus dilaksanakan sesegera mungkin.
Yang harus diperhatikan adalah mekanisme pencatatan kejadian dan langkah – langkah kegiatan agar bisa di
evaluasi di kemudian hari

Halaman 12
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Operasi SAR Jumlah Halaman : 1/2
Keamanan Laut

OPERASI SAR

Prosedur bantuan Pencarian dan Pertolongan (SAR)


Kecelakaan Kapal :
Kecelakaan kapal sebagaimana dimaksud meliputi: kapal tenggelam; kapal tubrukan; kapal terbakar; kapal kan-
das; kapal mati mesin; kapal hilang kontak; kapal terbalik; orang jatuh dari kapal ke air (man over board); dan
evakuasi medis terhadap orang di atas kapal (medical evacuation).
Mekanisme :
a. Pelapor/ wisatawan yang mengalami situasi darurat menghubungi call center nomor 112 Pos Terpadu
kawasan destinasi super prioritas (Labuan Bajo, Danau toba, Mandalika, Candi Borobudur dan
Likupang);
b. Call Center Pos Terpadu Kawasan Destinasi Super Prioritas pariwisata berfungsi sebagai dispatcher un-
tuk sinkronisasi pelayanan secara proporsional dan meneruskan kepada Tim Pos Terpadu bahwa telah
terjadi situasi darurat, contoh dalam hal ini adalah terjadi kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo;
c. Koordinator Misi Pencarian dan Pertolongan (SMC) mengkoordinasikan bantuan Tim SAR gabungan
menuju lokasi kejadian kecelakaan untuk melakukan pencarian sesuai Perencanaan Operasi Pencarian dan
Pertolongan;
d. Tim SAR gabungan melakukan penilaian lokasi dan korban;
e. Tim SAR gabungan memberikan pertolongan darurat pada korban (stabilisasi korban);
f. Tim SAR gabungan melakukan evakuasi (transport) dan
g. Tim SAR gabungan menyerahkan korban ke Petugas medis atau ke rumah sakit rujukan untuk pelayanan
medis lanjutan.
Halaman 13
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : Operasi SAR Jumlah Halaman :

Informasi awal yang dilaporkan meliputi :


a. Tanggal, waktu, lokasi kejadian;
b. Nature of distress / jenis kejadian (terbakar, tenggelam, mati mesin dll)
c. Pemilik / Perusahaan Kapal;
d. Jumlah Penumpang;
e. Alat Keselamatan;
f. Alat Komunikasi.

Halaman 14
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Kapal Tenggelam Jumlah Halaman : 1/5
Keamanan Laut

Umum
Kapal tenggelam adalah suatu kejadian yang dapat terjadi pada suatu objek wisata yang memiliki medan sebagi-
an besar laut, danau dan sungai.

Pihak-pihak yang terlibat


Pihak yang terlibat adalah sebagaimana dituangkan dalam kebijakan umum

Indikasi
1. Adanya laporan masyarakat yang melihat adanya kapal wisatawan yang tenggelam
2. Adanya laporan radio dari kapal korban
3. Adanya sinyal SOS dari laut

TINDAKAN PENCEGAHAN
Kontrol cuaca
Sebelum melakukan kegiatan yang menggunakan perahu atau kapal, harap mengecek situasi cuaca di website
BMKG di website https://www.bmkg.go.id/ atau mengunduh applikasi INFO BMKG di app store/apple
store.

Beritahukan kepada orang lain kemana kita akan pergi


1. Informasikan kepada orang yang tidak ikut perjalanan kemana kita akan pergi, dan apabila ada peru-
bahan arah sewaktu perjalanan, informasikan segera kepada orang yang ada di darat melalui radio atau
sarana komunikasi lain yang memungkinkan
2. Selalu menginformasikan kepada badan keselamatan laut lokal atau tim SAR saat akan memulai perjalan-
an, rencana kegiatan dan perjalanan dan rencana kembali

Perlengkapan keselamatan
1. Pastikan kapal atau perahu yang dinaiki memiliki perlengkapan keselamatan yang tepat temasuk baju
pelampung (life jackets / personal floatation devices) dan alat penanda bahaya (distress beacon / EPIRB)
2. Harus dipastikan agar setiap penumpang tahu cara menggunakan perlengkapan keselamatan saat
melakukan perjalanan

Halaman 15
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : Kapal Tenggelam Jumlah Halaman :

Ketersediaan bahan bakar


harus dapat dipastikan bahwa perahu atau kapal punya bahan bakar yang cukup untuk berangkat dan kembali,
serta cukup untuk kondisi – kondisi darurat seperti ada perubahan cuaca, angin dan lain – lain. Hanyut dan ka-
pal terbalik sering terjadi saat kapal tidak punya daya pendorong di tengah laut akibat kehabisan bahan bakar
atau kerusakan mesin

Rawat kapal secara berkala dan pastikan kapal dalam keadaan baik
Selalu pastikan bahwa kapal yang akan anda gunakan selalu dalam keadaan terawat dan semua indikator seperti
peralatan GPS, radar maupun radio berfungsi dan baterai dalam kondisi terisi penuh. Khusus untuk peralatan
keselamatan, harus dipastikan bahwa seluruh penumpang mengerti cara menggunakannya melalui arahan, atau
brosur/booklet yang tertempel di kapal yang mudah dibaca oleh penumpang.

Bawa selalu marine radio


Selalu bawa radio marine (mohon jangan tergantung dengan handphone) seruan keselamatan (mayday) dapat di
dengar oleh banyak pihak pada waktu yang sama dan lebih menjamin keselamatan daripada penggunaan hand-
phone

Makanan dan minuman


1. Setiap kapal harus membawa makanan dan minuman untuk kondisi darurat sampai pertolongan pertama
datang
2. Makanan dan minuman darurat harus dikemas kedap air dan disimpan dalam wadah yang bisa menga-
pung sehingga tidak ikut tenggelam.
Aturan navigasi
1. Aturan navigasi yang berlaku harus dan wajib dipatuhi oleh kapten dan anak buah kapal
2. Melakukan penjelajahan dengan kecepatan yang aman khususnya saat visibilitas di laut tidak baik, atau
sedang banyak kegiatan penyelaman / kapal lain beroperasi di daerah tersebut
3. Perhatikan kondisi cuaca terus menerus CUACA TIDAK BAIK, JANGAN BERLAYAR
4. Gerakan kapal harus jelas dan dapat dipahami oleh kapal yang lain,
5. Setiap kapal atau perahu yang berlayar memiliki kewajiban untuk menjadi perespon pertama (first re-
sponder) kejadian kecelakaan di laut terdekat dengan lokasinya.
6. Selalu patuhi prinsip (golden rule) “look to the right, give way to the right, give way to the right, turn to the right and
stay to the right”
Halaman 16
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Kapal Tenggelam Jumlah Halaman : 3/5
Keamanan Laut

Pelayanan keselamatan
Coast guard (badan keamanan laut, KPLP), Kepolisian, SAR merupakan badan – badan keselamatan di laut di-
mana seluruh wisatawan maupun operator wisata laut harus memiliki akses langsung ke badan tersebut.

APABILA ADA KAPAL TENGGELAM


Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu (to do first)
SETIAP KAPAL, BOAT, PERAHU, YANG TERDEKAT DENGAN LOKASI KEJADIAN WAJIB
MERESPONS DISTRESS CALL ATAU PANGGILAN MAYDAY DENGAN CARA MENDATANGI
LOKASI DAN MELAKUKAN EVAKUASI TERHADAP ORANG – ORANG YANG ADA DI PER-
MUKAAN AIR
LAKUKAN PENCATATAN IDENTITAS DARI ORANG YANG BERHASIL DI EVAKUASI UNTUK
DILAPORKAN KEPADA TIM SAR

Prosedur keselamatan diri


1. Dengarkan panduan keselamatan sebelum berangkat
2. Pastikan lokasi alat alat keselamatan seperti pelampung dan sekoci penyelamat diketahui
3. Pahami denah kapal
4. Dengarkan instruksi dari kapten maupun safety officer dengan cermat
5. Tinggalkan barang yang tidak perlu
6. Segera berkumpul di deck kapal saat ada peringatan kapal tenggelam
7. Tetap tenang
8. Apabila ada di buritan, kabin, atau bagian bawah kapal jangan menunggu instruksi, segera keatas
9. Dahulukan wanita dan anak – anak untuk menaiki sekoci atau mengakses alat keselamatan lainnya
10. Bertahan selama mungkin di permukaan air dan gunakan penanda yang bisa dilihat dari kejauhan (flare,
cermin, marker buoyant dll)
11. Apabila tidak mendapatkan pelampung, berusaha memegang debris yang bisa mengambang, atau
menggunakan plastik maupun benda benda lain yang bisa terapung
12. Usahakan menjauh dari kapal, boat yang sedang tenggelam.

Halaman 17
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : Kapal Tenggelam Jumlah Halaman :

KESELAMATAN DIRI ---------- OPERASI PENYELAMATAN -------------------SELAMAT


OPERASI PENYELAMATAN TERPADU DALAM SITUASI KAPAL TENGGELAM
Pedoman umum
Harus diasumsikan bahwa dalam setiap insiden kapal tenggelam pasti ada orang – orang yang selamat dan
membutuhkan bantuan. KEMUNGKINAN JUMLAH ORANG YANG SELAMAT AKAN BERKURANG
SEJALAN DENGAN WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMPERSIAPKAN OPERASI
PENYELAMATAN.
Keberhasilan dari operasi penyelamaan tergantung dari kecepatan perencanaan dan pelaksanaan operasi. Infor-
masi harus dikumpulkan dan di evaluasi setiap saat untuk mengetahui kondisi sebenarnya
Informasi ini akan digunakan untuk pengambilan keputusan segera dan pengaktifan kegiatan penyelamatan
yang meliputi
1. Menentukan lokasi, menolong dan menyelamatkan semua orang yang kecelakaan secepat – cepatnya
2. Menggunakan orang yang masih selamat untuk melakukan penyelamatan diri secara mandiri apabila
mereka masih mampu melakukan hal tersebut
Tahap – tahap penyelamatan
Tahap – tahap penyelamatan biasanya dilaksanakan melalui 5 (lima) tahapan. 5 (lima) tahapan ini merupakan
kelompok aktivitas dalam rangka merespon kejadian dari saat insiden diketahui sampai respons terhadap in-
siden disepakati untuk dilakukan. Untuk beberapa insiden, tahapan ini bisa dilakukan tidak secara berurutan
atau satu tahap dilaksanakan berkali – kali sesuai dengan kebutuhan. Tahapan – tahapan tersebut adalah
1. Awareness - Adanya pengetahuan pelaksana bahwa sistem penanganan situasi bahaya ada atau tidak di lo-
kasi tersebut
2. Initial action – langkah awal meliputi evaluasi dan penyusunan kualifikasi terkait insiden, upaya menggerak-
kan potensi pencarian dan pertolongan, melakukan komunikasi dengan pihak – pihak terkait, upaya tin-
dakan pertama (first responder) yang dapat dilakukan dengan sumber daya yang ada pada saat itu
3. Planning – upaya perencanaan operasi meliputi rencana pencarian dan pertolongan, serta pengiriman
korban yang selamat ke fasilitas medik atau tempat lain yang sudah disiapkan guna melakukan pen-
gecekan lebih lanjut.
4. Operation – pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan
5. Conclusion – merupakan tahap konsolidasi, debriefing, pengumpulan catatan kejadian dan mengembalikan
seluruh potensi pencarian dan pertolongan ke aktivitas semula.

Halaman 18
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/2 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Kapal Tenggelam Jumlah Halaman : 5/5
Keamanan Laut

Operasi penyelamatan korban dilaksanakan dengan kegiatan :

Halaman 19
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/3 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : orang/penyelam hilang Jumlah Halaman :

Tujuan
Untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat mengaplikasikan prosedur-prosedur yang tepat ketika ada
yang melaporkan orang hilang. Panduan ini menyajikan beberapa prinsip dan konsep dasar renspons terhadap
orang atau penyelam hilang
Definisi
Orang hilang adalah ketika anggota keluarga, teman, atau wali mendatangi personil penyelamat dan
melaporkan kejadian orang hilang.
‘Orang yang ditemukan’ adalah ketika personil penyelamat:
1. Didatangi oleh angota masyarakat yang kehilangan salah seorang kerabatnya;
2. Bertemu seseorang yang tampak tertekan dan tersesat, atau;
3. Ketika seorang anggota masyarakat menemukan anak / orang dan menyerahkannya kepada personel
penyelamat.

Pihak yang terlibat


Seluruh pihak sebagaimana terlampir dalam kebijakan umum

Halaman 20
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/3 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : orang/penyelam hilang Jumlah Halaman : 2/3
Keamanan Laut

Memprioritaskan Pengumpulan Informasi


Seluruh pelaksana kegiatan pencarian orang hilang harus memprioritaskan pengumpulan informasi sebelum
menentukan bentuk respons atau bentuk kegiatan yang akan dilakukan, kemudian mengikuti rangkaian
prosedur untuk menangani orang hilang dan yang ditemukan sebagai berikut :

Urutan Kegiatan Details


1 Pengumpulan Informasi 0 – 2 Menit
2 Penentuan bentuk pencarian Di perairan atau di daratan
Kepada kepolisian, SAR, maupun poten-
3 Permintaan Bantuan/Laporan Insiden
si penyelamatan yang lain
Dengan potensi atau asset pencarian
yang ada pada saat itu sambil menunggu
4 Melakukan Pencarian Pertama
bantuan dari tim yang memiliki per-
lengkapan lebih lengkap.
5 Apabila orang yang dicari tidak ditemukan Membuat laporan polisi

Terpimpin yang dilaksanakan oleh SAR


6 Pencarian Terkoordinasi
dan layanan kejadian darurat lainnya

Halaman 21
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/3 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : orang/penyelam hilang Jumlah Halaman :

Pengumpulan Informasi
Dalam semua insiden pencarian, sangat penting bahwa informasi berikut dikumpulkan dan dicatat di atas ker-
tas. SELAIN ITU INFORMAN HARUS TETAP ADA DAN BERSAMA TIM PENYELAMATAN SELA-
MA PENCARIAN.

Jenis informasi yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

• Nama • Lokasi akhir terlihat


• Umur • Kegiatan yang sedang dilakukan
• Jenis Kelamin • Peralatan keselamatan yang digunakan (pelampung/
wetsuit/Bouyancy control devices – BCD
• Pakaian yang digunakan saat • kemungkinan korban berada di air/tenggelam
hilang
• Deskripsi umum (tinggi/berat/ • Kemampuan berenang
suku bangsa/warna kulit)
• dimana pakaian/benda berharga mereka terakhir
sebelum hilang

Halaman 22
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/3 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Kecelakaan Jumlah Halaman : 1/2
Keamanan Laut Penyelaman

LANGKAH – LANGKAH PENANGANAN KECELAKAAN PENYELAMAN


Manajemen kejadian darurat

No Tindakan Penjelasan
1 Melaksanakan penilaian : Ketika terjadi kecelakaan yang harus dilakukan pertama kali
situasi untuk seluruh orang yang mengetahui adalah melakukan
penilaian situasi, yaitu siapa yang terlibat dalam kecelakaan ter-
sebut, dimana kejadiannya, siapa yang bisa menolong anda,
dan tentukan langkah atau solusi terbaik yang bisa dilakukan
pada saat itu. TIDAK ADA CARA TERBAIK DALAM ME-
NANGANI KEJADIAN KECELAKAAN PENYELAMAN, YANG
ADA ADALAH LANGKAH UNTUK MEMINIMALISIR AKIBAT
KECELAKAAN TERSEBUT
2 Laksanakan kegiatan penyela- : Apabila tidak ada yang mau bertindak, segera ambil alih upaya
matan penyelamatan, dan segera koordinasikan kejadian tersebut ke
unit penyelamat atau kepolisian
3 Buat pendelegasian tugas : Fungsikan orang di sekitar untuk membantu anda, antara lain
membuat pelaporan ke layanan penyelamatan, mencatat kejadi-
an, dan bertindak melakuan penyelamatan
4 Laksanakan pertolongan med- : Implementasikan pemberian CPR, oksigen atau tindakan perto-
ik pertama terhadap korban longan lain sesuai yang diperlukan segera setelah korban
diselamatkan guna menjamin korban tidak mengalami cacat
permanen akibat kecelakaan penyelaman yang terjadi, untuk
korban yang sadar buat pencatatan kondisi korban untuk diberi-
kan kepada tim medis dan penyelamat yang datang
5 kontrol tempat kejadian kecel- : SAFETY FIRST. Keselamatan korban adalah didahulukan sebe-
akaan
5 lum kegiatan lain
6 Evakuasi korban ke fasilitas : Dalam kecelakaan penyelaman serius, korban harus segara
medik yang paling cepat di- dirujuk ke fasilitas medik yang memiliki fasilitas yang diperlukan,
jangkau atau memiliki fasilitas seperti hyperbaric chamber, atau rumah sakit lain sesuai kondisi
yang dibutuhkan untuk me- korban terkini
nyelamatkan korban

Halaman 23
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/3 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan
Keamanan Laut
Sub Bagian : Kecelakaan
Penyelaman
Jumlah Halaman :

SIKLUS PENANGANAN KECELAKAAN PENYELAMAN 1

Gejala serius
• Lemah
• Rasa sakit di persendian, perut, dan punggung
bawah
Apakah orang tersebut Dilihat gejalanya apakah
• Pusing, kehilangan kesadaran, dan sulit
bernafas di dalam air hanya gejala ringan
YA TIDAK berkomunikasi
menggunakan tanki seperti pusing, atau
• Mati rasa
udara (SCUBA) gemetar ringan
• Susah bernafas
• Batuk yang berat
• Keluar darah dari mulut
TIDAK • Kehilangan kesadaran
YA

Bukan kecelakaan • Berikan oksigen


penyelaman • Baringkan korban miring di sisi kiri dan
kepala diberi ganjalan
• Berikan minuman non alkohol
• Amati apakah ada gejala lebih serius

Diperiksa apakah gejala ini sembuh dalam 30


menit atau tidak
TIDAK SEMBUH
Lakukan observasi
kepada korban secara
terus menerus, dan
konsultasikan ke • Pastikan jalur nafas tetap terbuka
paramedic segera • Lakukan CPR bila perlu
• Bila korban masih bernafas berikan oksigen
• Pastikan pasien terbaring di sisi kiri dan kepala di support
• Sarankan korban tidak dudu saat pertolongan dan evakuasi
• Lindungi penyelam dari panas atau dingin yang berlebihan
• Evakuasi segera

MESKIPUN KORBAN MEMBAIK JANGAN HENTIKAN UPAYA


PERTOLONGAN PERTAMA SAMPAI YANG BERSANGKUTAN
MENDAPATKAN PERAWATAN MEDIS PENUH

1
Diadopsi dari PADI Rescue Diver manual

Halaman 24
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
02/4 KEAMANAN LAUT
Bagian : Keselamatan dan Sub Bagian : Berenang dengan Jumlah Halaman : 1/1
Keamanan Laut Biota Laut

PENJELASAN UMUM
Salah satu keunggulan indonesia adalah banyaknya biota laut yang unik seperti manta dan aneka jenis ikan
yang bisa dilihat melalui snorkling atau scuba diving, untuk itu diperlukan pedoman ketika melihat biota laut
seperti karang, ikan dan biota laut lainnya

LANGKAH PENCEGAHAN
DON’T (JANGAN)
1. Don’t ride touch and stand on marine life : jangan sentuh, memegang dan berdiri diatas biota laut
2. Don’t chase fish or any other animals : jangan mengejar ikan atau biota laut lainnya
3. Don’t feed : makanan manusia belum cocok dengan ikan maupun biota laut lainnya
DO (LAKUKAN)
1. Do keep off the bottom : jangan menginjak permukaan laut dan karang
2. Do take only photos and trash and leaves nothing : ambillah foto dan pungut sampah yang ada di laut, dan jan-
gan membuang sesuatu di laut..

Halaman 25
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
03/1 KEAMANAN BENCANA ALAM
Bagian : Bencana Alam Sub Bagian : Penutupan Lokasi Wisata Jumlah Halaman :
Darat

UMUM
Protokol Penutupan lokasi wisata darat adalah protokol penutupan tempat atau obyek yang dilakukan oleh
pihak yang berwenang terkait dengan suatu insiden atau Analisa faktor keamanan dan keselamatan pada saat itu
berupa larangan bagi warga atau pengunjung pulau untuk meninggalkan atau masuk ke dalam suatu lokasi un-
tuk tidak beraktifitas selama beberapa waktu diakibatkan adanya bencana alam atau suatu wabah penyakit.

Pihak-pihak yang terlibat


Seluruh pihak sebagaimana dimaksud dalam kebijakan umum ditambah
1. Tim urban SAR Basarnas / INASAR (yang dilengkapi oleh peralatan urban)
2. Kementerian PUPR

Indikasi
1. Adanya peringatan bencana alam oleh BNPB
2. Adanya peringatan dini akan tsunami oleh BMKG
3. Terjadinya gempa bumi akibat gunung meletus atau lempengan bumi yang bergerak oleh BMKG
4. Adanya wabah suatu penyakit terhadap minimal 10 orang dalam waktu yang hampir bersamaan yang
ditetapkan oleh kementerian kesehatan

Halaman 26
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
03/1 KEAMANAN BENCANA ALAM
Bagian : Bencana Alam Sub Bagian : Penutupan Lokasi Wisata Jumlah Halaman : 2/2
Darat

Penanganan
1. Penutupan lokasi darat dilakukan dengan memberikan pengumuman melalui berbagai media dan sarana
pengumuman laiin
2. Melakukan penyiagaan aparat keamanan di beberapa titik agar tidak terjadi kepanikan
3. Memberikan pemberian informasi yang jelas kepada warga agar dapat memonitor perkembangan terkini
dari situasi melalui lembaga yang berwenang dan melalui media tv/radio yang valid.
4. Pemerintah daerah menyiapkan lokasi atau titik pertemuan yang aman bagi setiap warga
5. Pemerintah menyiapkan saran dan prasarana seperti air bersih, MCK bagi warga dan pengunjung
6. Pemerintah menyiapkan bahan makanan dan air minum selama untuk 14 hari ke depan.

Halaman 27
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
03/2 KEAMANAN BENCANA ALAM
Bagian : Bencana Alam Sub Bagian : Peringatan Bencana Alam Jumlah Halaman :

Bencana alam merupakan bencana yang terjadi karena perubahan stabilitas bumi sehingga akibat dari peristiwa
bencana alam memberikan dampak kepada makhluk hidup. Bencana alam yang sering di jumpai pada destinasi
super prioritas adalah gempa bumi, tsunami, kebakaran, gunung meletus, longsor, Banjir dan lainnya.

Pihak-pihak yang terlibat:


Pihak yang terlibat sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan umum ditambah kementerian PUPR

Indikasi
1. Adanya peringatan dari BMKG;
2. Adanya peringatan dari BPBD;
3. Adanya penutupan pantai atau terganggunya aksesibilitas ke lokasi wisata;

Penanganan
1. Warga atau pengunjung diminta untuk meninggalkan wilayah terbuka dan rendah menuju daerah yang
tinggi yang sudah ditentukan oleh pemerintah daerah setempat;
2. Warga atau pengunjung diminta untuk tidak membawa terlalu banyak barang dalam melakukan evakuasi;
3. Agar warga atau pengunjung memperhatikan keselamatan peribadi saat melakukan evakuasi;
4. Evakuasi wisatawan atau warga mengikuti petunjuk dari BPBD;
5. Polri melakukan pengaman pada saat proses evakuasi untuk mencegah terjadinya penjarahan dan pencu-
rian terhadap barang milik warga atau pengunjung.
6. Warga berkumpul di titik-titik pertemuan yang telah ditentukan.
7. Warga segera melaporkan kepada kementerian PUPR untuk diatensi oleh satuan kerja pelaksanaan jalan
nasional atau pemerintah daerah yaitu dinas pekerjaan umum terkait kejadian bencana
8. Kementerian PUPR dan atau pemerintah daerah melakukan pembukaan aksesibilitas jalan dan mem-
bersihkan puing – puing bangunan dampak dari bencana longsor, tsunami dan banjir guna akses
evakuasi korban dan tetap menjaga fungsionalitas jalan
9. Polisi melakukan keamanan jalur evakuasi agar lancar dan cepat terlaksana;
10. Kepolisian dan pemda membangun tenda lapangan untuk pos Lapangan, dapur umum lapangan, tenda
lapangan untuk pelayanan medis untuk menolong masyarakat

Halaman 28
PKK.1- PROTOKOL KESELAMATAN DAN
03/2 KEAMANAN BENCANA ALAM
Bagian : Bencana Alam Sub Bagian : Peringatan Bencana Alam Jumlah Halaman : 2/2

Catatan :
Khusus mengenai adanya informasi kerawanan tsunami, wajib memperhatikan peringatan yang diberikan
BMKG, kegiatan dapat dimaksimalkan setelah ada pencabutan peringatan tsunami

Halaman 29
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/1 KEGIATAN FISIK
Keamanan Serangan
Bagian : Umum Sub Bagian : Fisik Jumlah Halaman :

Protokol keamanan serangan fisik oleh manusia misalnya :


perampokan, pencurian, kerusuhan, demonstrasi, dan sebagainya.

Pengertian
Serangan fisik yang dilakukan oleh seseorang adalah serangan dengan menggunakan tangan, kaki dan alat ban-
tu lain berupa benda yang digunakan untuk melumpuhkan korban.

Pihak – pihak yang terlibat


Pihak – pihak sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan umum

Penanganan
1. Korban atau saksi dapat melakukan telepon ke nomor darurat 119 untuk selanjutnya disambungkan ke
pihak berwenang yang tepat;
2. Pengunjung menyampaikan jenis kejadian dan alamat lokasi kejadian;
3. Polisi langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku;
4. Bila pelaku Tertangkap dilokasi maka segera dibawa ke Polres untuk dilakukan penyidikan.
5. Apabila belum tertangkap maka laporan diteruskan ke Polres atau Polsek terdekat.

Tindakan pencegahan untuk pencurian dan perampokan


1. Tidak membawa barang-barang berharga jika akan bepergian;
2. Menghindari bepergian sendiri ke tempat-tempat yang sepi;
3. Selalu mengamankan barang milik pribadi dimanapun berada;

Halaman 30
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/2 KEGIATAN FISIK
Keamanan dan penyelamatan
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : kecelakaan wisata
Jumlah Halaman : 1/1

Wisatawan terluka merupakan kondisi ketika wisatawan baik didalam maupun diluar ruangan yang terkena
kecelakaan, seperti terjatuh, tertimpa barang, dan lain sebagainya.
Pihak yang terlibat
1. Tenaga medis
2. Masyarakat lokal

Indikasi
Ditemukan warga atau pengunjung yang terjatuh atau kecelakaan lainnya.

Penanganan
1. Saksi melaporkan kejadian kepada pihak yang bisa memberi bantuan, contohnya kepala pengawas lapan-
gan jika korban merupakan pekerja proyek atau menghubungi nomor daruat
2. Melakukan permintaan ambulans guna membawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat
3. Memastikan anggota keluarga korban sudah diberi informasi

Pencegahan
1. Gunakan peralatan keamanan dan keselamatan
2. Menggunakan alat pelindung diri (APD) bagi semua pihak yang memasuki Kawasan proyek
3. Menjauhkan pihak yang tidak berkepentingan dari proyek yang sedang berjalan

Halaman 31
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/3 KEGIATAN FISIK
Keamanan dan keselamatan
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : dari serangan hewan liar Jumlah Halaman :

Serangan hewan liar terhadap seseorang dapat mengakibatkan luka serangan yang fatal bagi korban.

Indikasi
Adanya warga/pengunjung yang luka

Penanganan
1. Korban atau saksi dapat melakukan telepon ke nomor darurat …. Atau panic button
2. Pengunjung menyampaikan jenis kejadian dan alamat lokasi kejadian
3. Petugas yang dilokasi atau masyarakat yang mengetahui langsung memberikan pertolongan P3K sambil
menunggu bantuan lebih lanjut

Tindakan pencegahan
1. Badan otorita pariwisata meletakkan tanda peringatan dan tanda larangan pada lokasi dan benda yang
tidak boleh disentuh atau dimasuki
2. Melengkapi setiap ambulance dengan medical kit untuk penanganan serangan atau gigitan hewan liar
atau tumbuhan liar
3. Pemberian sertifikasi P3K kepada ranger, penjaga lokasi wisata maupun kepolisian terdekat

Halaman 32
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/4 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Kebakaran Jumlah Halaman : 1/1

Tujuan
Memberikan pedoman dasar dalam merespon kejadian kebakaran di lokasi pantai atau taman nasional, yang
dilakukan saat ada atau tidak ada pemadam kebakaran yang beroperasi

Kebijakan
Apabila kebakaran membesar, penanganan kebakaran harus dilaksanakan dalam komando badan/Lembaga
yang berwenang

Prosedur
Kebakaran di daerah pantai menimbulkan resiko bagi para wisatawan dan pekerja pariwisata di lokasi tersebut,
juga bagi obyek pariwisata seperti taman nasional atau bangunan bangunan disekitar tempat wisata.

Resiko yang spesifik meliputi


1. Ancaman langsung terhadap nyawa pengunjung dan pekerja di lokasi
2. ancaman langsung terhadap fasilitas publik di lokasi wisata
3. berpotensi mengisolasi daerah tersebut dari akses luar sehingga mencegah pertolongan dari luar masuk
ke lokasi
Ancaman resiko diatas memerlukan langkah – langkah kontijensi sebagai berikut :
1. penyediaan tempat berkumpul yang aman dan memiliki fasilitas komunikasi nirkabel dan logistic seperti
air minum, obat – obatan dan makanan yang cukup sampai tim penyelamat datang
2. adanya peralatan evakuasi melalui laut seperti ketersediaan perahu boat maupun kapal kecil
3. ketersediaan alat pemadam kebakaran yang bisa dioperasikan oleh semua orang beserta panduannya da-
lam rangka pengendalian api di dekat lokasi evakuasi.

RESPONS UMUM YANG HARUS DILAKUKAN


1. LAKSANAKAN EVAKUASI KE TITIK BERKUMPUL DAN DATAKAN ORANG YANG ADA
DAN BELUM ADA
2. PENANGANAN API HARUS DILAKUKAN OLEH TIM PROFESIONAL GUNA MENCEGAH
EFEK SAMPING
3. HUBUNGI PEMADAM KEBAKARAN DAN POLISI SESAAT SETELAH DIKETAHUINYA
ADA API DI LOKASI TERSEBUT

Halaman 33
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/5 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Serangan Jantung Jumlah Halaman :

Serangan jantung adalah kondisi darurat media di mana terjadi pemutusan atau penghentian aliran darah yang
membawa oksigen ke jantung. Kondisi ini dapat merusak otot jantung karena tidak mendapat suplai oksigen,
dan bisa menyebabkan kematian.

Indikasi
1. Dada terasa nyeri, tertekan, atau sesak selama beberapa menit, menetap atau hilang timbul. Rasa sakit ini
dilatarbelakangi penyumbatan aliran darah ke otot jantung.
2. Nyeri dada dapat menjalar ke lengan, pundak kiri, punggung, leher, rahang, tulang dada, dan tubuh bagi-
an atas.
3. Mual, muntah, nyeri ulu hati, dan gangguan pencernaan.
4. Tubuh terasa sangat lemas dan pusing.
5. Keluar keringat dingin.
6. Sesak napas.
7. Detak jantung cepat atau tidak beraturan.

Penanganan
1. Korban harus duduk beristirahat dan berusaha tetap tenang. Ia dapat duduk di kursi, di lantai, atau ber-
sandar pada dinding. Duduk di lantai membuat mereka lebih tidak berisiko mengalami cedera jika ping-
san.
2. Longgarkan semua pakaian.
3. Jika sudah pernah diresepkan obat nitrogliserin sebelumnya oleh dokter, segera berikan. Caranya pem-
beriannya dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
4. Jika pasien tidak memiliki riwayat perdarahan atau pun alergi, pasien dapat diberikan aspirin 325 mg un-
tuk dikunyah. Hindari memberikan apa pun melalui mulut, kecuali nitrogliserin atau obat lain yang sudah
pernah diresepkan sebelumnya.
5. Berikan pernafasan buatan dan CPR apabila korban tidak datang, dan apabila orang tidak terlatih mem-
berikan CPR, berikan tekanan di dada sekitar 100 sampai 120 tekanan permenit
6. Apabila automated external defibrillator (AED) ada dan orang yang terkena serangan jantung pingsan,
segera gunakan alat tersebut dengan mengikut petunjuk yang diberikan alat tersebut
7. Segera hubungi UGD atau rumah sakit terdekat.

Halaman 34
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/5 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Serangan jantung Jumlah Halaman : 2/2

8. Segera lakukan RJP (resusitasi jantung paru) setelah menghubungi UGD, jika pasien tidak sadar atau tid-
ak merespons. Lakukan RJP lebih dulu selama satu menit sebelum mengontak UGD jika pasien adalah
balita atau anak-anak.
9. Panggil bantuan terdekat jika Anda merasa panik. Tetapi jangan sekali-sekali meninggalkan pasien sendiri-
an.
10. Berikan persuasi positif sambil menunggu ambulans datang.
11. Jangan menunggu hingga gejala berlalu untuk memanggil bantuan. Juga jangan membujuk pasien untuk
menganggap bahwa gejalanya adalah hal biasa.

Tindakan pencegahan
Adanya ketersediaan AED (automated external defibrillator)

Halaman 35
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/6 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Hypothermia Jumlah Halaman :

PENJELASAN UMUM
Suhu tubuh akan menurun apabila suhu udara dan air juga menurun dan badan dalam kondisi basah tanpa
penghalang seperti baju atau selimut kering, itulah salah satu penyebab hypothermia.

Faktor – faktor yang menyebabkan seseorang kehilangan suhu tubuh dengan cepat yaitu
1. Kadar lemak tubuh (kurus vs gemuk)
2. Pakaian pelindung yang tipis atau basah
3. Kelelahan
4. Angin yang kencang

Tanda – tanda orang mengalami hypothermia


1. Badan gemetar
2. Jari – jari dan bibir mulai biru
3. Mati rasa
4. Melemah
5. Hilang kesadaran
6. Kematian

LANGKAH DARURAT
1. Apabila masih mengalami hypothermia ringan segera ganti baju si korban dan keringkan
2. Hangatkan dengan selimut dan beri kompres hangat di kepala dan leher
3. Tidurkan korban dan jangan biarkan yang bersangkutan kelelahan atau melakukan aktifitas lain yang me-
nyebabkan jantung berdebar lebih kencang
4. Apabila hypothermia memburuk segera evakuasi korban dan hentikan pemanasan terhadap korban ka-
rena dapat menimbulkan komplikasi. Cukup pertahankan agar korban tidak kedinginan lagi.

Halaman 36
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/7 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Heat Stroke Jumlah Halaman : 1/1

Heatstroke adalah kondisi dimana suhu tubuh dapat mencapai lebih dari 40°C atau lebih. Heatstroke dapat
disebabkan oleh karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas tinggi yang dapat meningkatkan suhu tubuh

Indikasi
1. kelelahan berlebihan
2. sesak napas diikuti dengan sakit perut
3. gelisah
4. detak jantung cepat
5. pingsan dan
6. mungkin muntah parah

Penanganan
1. Lepaskan pakaian
2. Turunkan suhu inti (internal) sampal dengan 39°C
3. Gunakan pakaian dingin dan handuk
4. Taruh es pada kulit sambil menyemprot dengan air biasa.
5. Gunakan Selimut Pendingin
6. Masase pasien untuk meningkatkan sirkulasi
7. Posisikan kipas angin listrik sehingga menghembus pada pasien
8. Pantau secara konstan suhu, dan tanda tanda vital
9. Berikan oksigen dan pasang infus bila ada
10. Segera bawa ke unit pelayanan kesehatan terdekat

Tindakan Pencegahan
1. Tetaplah di dalam ruangan yang sejuk jika memungkinkan
2. Minum air putih dalam jumlah cukup sebelum melakuakn aktivitas di luar ruangan
3. Kurangi mengkonsumsi minuman seperti teh, kopi, alkohol
4. Pakailah pakaian yang ringan, longgar, berwarna cerah, dan menyerap keringat
5. Lindungi diri dari matahari dengan menggunakan payung atau topi saat di luar ruangan
6. Jangan berada di luar ruangan pada saat matahari sedang sangat terik
7. Jika melakukan aktivias di luar ruangan, usahakan untuk sering minum setiap 15 sampai 20 menit

Halaman 37
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/7 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Ancaman Bom Jumlah Halaman :

Ancaman bom adalah kejadian ketika ditemukan bom di kawasan umum sehingga mengancam keselamatan
banyak orang jika dibiarkan begitu saja.

Indikasi
Ditemukan bungkusan yang mencurigakan dan diindikasi sebagai bom di tempat umum

Protokol
1. Laporkan penemuan kepada pihak berwajib
2. Umumkan kepada orang disekitar untuk tidak mendekati tempat yang diduga adanya bom

Pencegahan
1. Sosialisasi kepada warga sejak dini mengenai bahaya ancaman bom
2. Jagalah perdamaian antar sesama
3. Bekerja sama dengan pihak berwenang untuk membantu mengatasi ancaman bom
4. Selalu waspada akan aktivitas yang bersinggungan dengan radikalisme
5. Tidak memproses informasi secara mentah, cari tahu kebenarannya.

Halaman 38
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/7 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Kecelakaan Lalu Lintas Jumlah Halaman : 1/3

Umum
Republik Indonesia memastikan bahwa kecelakaan lalu lintas dan acuan keselamatan berlalu lintas mendapat-
kan perhatian lebih guna menjamin kenyamanan dan keselamatan pengunjung dan wisatawan di lokasi wisata,
untuk itu secara umum telah disusun protokol penanganan berlalu lintas yang nantinya akan menjadi acuan bagi
prosedur sejenis di masing – masing Lembaga yang membidangi permasalahan keselamatan transportasi.

Pencegahan
1. Perhatikan batas kecepatan berlalu lintas di masing – masing jalan, harus diketahui bahwa setiap jalan di
lokasi wisata unik dan memiliki karakteristik masing – masing, setiap orang yang berkendara
menggunakan kendaraan bermotor dan mobil wajib memiliki surat izin mengemudi, atau surat izin
mengemudi internasional guna menjamin pengetahuan yang bersangkutan mengenai rambu – rambu
yang berlaku di Indonesia
2. Menggunakan sabuk keselamatan atau helm berstandart nasional Indonesia (SNI) bagi pengendara ken-
daraan bermotor.
3. Menggunakan alat komunikasi selama berkendara illegal di Indonesia. Luangkan waktu untuk berhenti
apabila menerima telepon atau berkomunikasi dengan gawai.
4. Mengemudi dalam keadaan mabuk illegal di Indonesia, dan pelakunya bisa dikenakan sanksi pidana
5. Jangan mengambil penumpang yang tidak diketahui asal muasalnya (hitchiking). Kejadian perampokan
atau pembegalan biasanya terjadi dalam kondisi seperti ini.
6. Patuhi batas kecepatan yang sudah ditentukan di masing – masing jalan
7. Jangan mengemudi dalam keadaan Lelah, untuk menghindari keadaan tersebut maka perlu dilakukan
Langkah – Langkah sebagai berikut :
a. Setelah penerbangan jauh yang melewati zona waktu, jangan langsung mengemudi, luangkan wak-
tu untuk beradaptasi atau sekurang – kurangnya setelah kondisi jet lag hilang
b. Saat mengemudi berhenti sekurang – kurangnya 2 ( dua ) jam sekali
c. Jangan mengemudi terlalu jauh dalam satu hari
d. Apabila Lelah, cari tempat istirahat dan usahakan tidur sejenak
8. Manfaatkan tempat istirahat yang berada di jalan – jalan utama, fasilitas ini biasanya dilengkapi dengan
beberapa fasilitas untuk kenyamanan pengunjung usahakan agar fasilitas ini dapat digunakan dengan baik
guna menjaga kebugaran fisik selama berkendara.
9. Pastikan kendaraan yang dikendarai dalam kondisi yang baik, khususnya mesin dan ban, serta pastikan
kendaraan tersebut memiliki kotak P3K dan peralatan minimal untuk perbaikan secara mandiri
Halaman 39
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/7 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Kecelakaan Lalu Lintas Jumlah Halaman :

10. Sebisa mungkin hindari berkendara di malam hari atas saat batas penglihatan terbatas seperti hujan dan
kabut

Protokol Penanganan Kecelakaan lalu lintas


1. Sebelum menolong, pastikan diri anda tidak ikut celaka.
2. Minta bantuan orang di sekitar anda untuk mengamankan lokasi kejadian.
3. Matikan semua mesin kendaraan bermotor yang terlibat dalam kecelakaan.
4. Memastikan korban kecelakaan masih hidup atau sudah meninggal. Dahulukan menolong korban yang
masih hidup dan pastikan korban kecelakaan dalam kondisi sadar atau tidak
5. Bila memungkinkan, pindahkan korban ke lokasi yang lebih aman dengan cara yang tidak memperparah
korban
a. Cara Memindahkan Korban
1) Dilakukan oleh minimal 3 orang penolong untuk mencegah cidera tidak bertambah parah
2) Pindahkan korban seperti mengangkut jenazah
3) Posisi penolong pada saat memindahkan korban adalah, satu orang pada bagian atas meliputi
kepala sampai bahu, kemudian 1 orang bagian tengah meliputi bagian punggung sampai
bokong dan 1 orang selanjutnya bagian bawah mulai dari lutut sampai mata kaki.
4) Hindari posisi korban menggantung terutama bagian leher/kepala.
b. Bila Korban Sadar dan Mengeluh Sesak Nafas
1) Lepaskan semua yang mengikat pada tubuh korban (seperti: helm, jaket, dasi, kancing atas
kemeja, pengait celana).
2) Longgarkan ikat pinggang pada celana korban.
3) Jangan memberi minum pada korban ketika sesak napas.
4) Selanjutnya tunggu sampai bantuan medis datang.
c. Membebaskan korban terjepit
1) Bila korban sadar, pastikan korban tidak panik.
2) Jangan menarik korban secara paksa.
3) Jika terjepit antara kursi dan dashboard/ kemudi, posisikan korban bersandar pada sandaran
kursi mobil, mundurkan kursi sampai posisi maksimal, lepaskan sabuk keselamatan korban.

Halaman 40
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
04/7 KEGIATAN FISIK
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Kecelakaan Lalu Lintas Jumlah Halaman : 3/3

d. Bila korban tidak sadar, pastikan saluran napas tidak tersumbat


1) Periksa apakah terdapat cidera pada kepala dan leher. Jika tidak, maka buka jalan napas
dengan cara “menengadahkan kepala korban dan mengangkat dagu korban”
2) Untuk pasien dengan kecurigaan cidera kepala yang disertai cedera tulang leher, maka untuk
membuka jalan napasnya digunakan cara “dorongan membuka rahang” yang dikenal dengan
jaw Thrust
3) Untuk pasien dengan suara berkumur yang diduga cairan, miringkan tubuh korban ke satu
sisi yang memungkinkan cairan dalam mulut korban mengalir keluar.
e. Melepaskan helm (dilakukan oleh 2 penolong)
1) Penolong pertama menjaga kepala dan leher korban agar tidak bergerak dengan posisi kedua
telapak tangan pada leher dan kepala. Posisikan jari-jari pada rahang bawah korban, untuk
mencegah tergelincirnya helm bila tali pengikat lepas.
2) Penolong kedua melepas tali helm dari kaitnya atau bila sulit memotongnya.
3) Penolong kedua meletakkan satu tangan pada sudut rahang dengan ibu jari pada satu sisi dan
jari-jari lainnya. Sementara tangan yang lain menopang area belakang kepala.
4) Penolong pertama kemudian melebarkan helm ke kedua sisi hingga melebihi telinga dan
secara hati-hati melepaskan helm. Bila helmnya model tertutup maka kaca penutup harus
dilepaskam terlebih dahulu.
f. Apabila terjadi pendarahan deras.
1) Hentikan pendarahan dengan menekan langsung pada tepat yang berdarah bisa dengan
menggunakan kain digulung atau alat/benda lain yang cukup kuat.
2) Jangan sembarangan memberikan benda apapun untuk menghentikan pendarahan.
3) Posisikan daerah yang mengalami pendarahan lebih tinggi daripada jantung.
4) Pertahankan balut tekan sampai bantuan medis datang.

Catatan :
Apabila petugas kepolisian dan medis sudah datang maka seluruh pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai arahan
dari petugas kepolisian dan medis yang berwenang ditempat kejadian kecelakaan lalu lintas dimaksud.

Halaman 41
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
05/1 WABAH PENYAKIT
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Jumlah Halaman :

UMUM
Ketika ada bukti terjadi wabah di suatu daerah wisata, otoritas kesehatan di wilayah setempat wajib memberikan
arahan untuk tindakan – tindakan sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan kasus
2. Penyelidikan epidemiologi / investigasi untuk menentukan :
a. Sebab terjadinya wabah
b. Cara penyebaran
c. Langkah pengontrolan yang paling tepat
3. Melaksanakan tindakan penanggulangan yang diperlukan, seperti rujukan, karantina/ isolasi, tindakan
disinfeksi, tindakan penyehatan lingkungan, dsb.
4. Pencatatan dan pelaporan.

Pihak – pihak yang terlibat


Dinas Kesehatan setempat sebagai otoritas kesehatan wilayah setempat sebagai leading sektor (meliputi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Provinsi, Puskesmas, Rumah Sakit rujukan, Laboratorium Kesehatan
Daerah, dsb), didukung oleh Kementerian Kesehatan dengan unit pelaksana teknisnya, dibantu dengan seluruh
sektor sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan umum.

Langkah – langkah
Pada situasi ini protokol yang digunakan adalah protokol kesehatan yang berlaku di kementerian kesehatan dan
sesuai dengan ketentuan perundangan.

Langkah pencegahan
1. Adanya investigasi wabah yang pernah dan mungkin akan terjadi di lokasi tersebut
2. Menyediakan SDM, logistik, fasilitas, dan sarana prasarana kesehatan di tempat wisata dimaksud (meliputi
tenaga kesehatan, pos/ fasilitas pelayanan kesehatan, ruangan pemisahan/ isolasi, alat pelindung diri yang
memadai, ambulans dan kendaraan operasional kesehatan lainnya, oksigen dan obat – obatan, dsb).
3. Sosialisasi kepada para wisatawan maupun seluruh masayarakat yang terlibat untuk selalu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat (diantaranya selalu mencuci tangan pakai sabun, membuang sampah pada
tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan etika batuk/ bersin, makan makanan bergizi
dan higienis, minum air putih cukup, rajin olahraga, dsb) untuk mencegah terjangkiti penyakit.

Halaman 42
PKK.1- PROTOKOL PENANGANAN
05/1 WABAH PENYAKIT
Bagian : Kegiatan Fisik Sub Bagian : Jumlah Halaman : 2/2

4. Sosialisasikan kepada masyarakat sekitar dan pelaku industri wisata terkait pentingnya melakukan langkah
– langkah pencegahan terhadap kemungkinan wabah yang dapat menjangkiti kawasan tersebut.
5. Melakukan pengawasan kesehatan secara berkala di tempat – tempat wisata (seperti pengamatan dan
pengendalian vektor serta binatang pembawa penyakit, pemeriksaan penjamah makanan dan tempat
pengolahan makanan, pemeriksaan kesehatan rutin bagi para pekerja, pengawasan dan pengendalian
parameter kesehatan lingkungan lainnya, dsb).

Halaman 43
PKK.1- PROTOKOL TAMBAHAN
06/1
Bagian : Standarisasi Medical
First Responder
Sub Bagian : Ranger Komodo Jumlah Halaman :

Perespon pertama (first responder) adalah seseorang atau kelompok yang dilatih secara spesifik untuk dapat
memberikan bantuan pada suatu kondisi bahaya seperti kecelakaan kerja, bencana alam dan masalah gangguan
keamanan.

Ranger Komodo merupakan sebutan bagi petugas jagawana di taman nasional Komodo, yang bertugas untuk
menjelaskan segala hal tentang Komodo dan membatasi segala interaksi antara pengunjung dengan Komodo.
Latar belakang ranger kebanyakan merupakan warga pulau Komodo yang direkrut oleh Taman Nasional Ko-
modo karena dianggap telah mengetahui seluk beluk lokasi dan kebiasaan hewan purba tersebut.

Kebijakan
Ranger Komodo selain bertugas menjadi pemandu wisata dan menjaga keselamatan para wisatawan dari se-
rangan Komodo, juga harus memiliki keterampilan untuk melakukan tindakan awal terhadap kecelakaan dan
gangguan kesehatan yang dialami wisatawan dan mengirimkan distress information dengan segera.

STANDAR KETERAMPILAN DAN PERLENGKAPAN

Standar keterampilan
1. CPR
2. First aid skill termasuk pembidaian
3. Penggunaan AED (automatic external defibrillator)
4. Oxygen provider
5. Komunikasi radio
6. Pandu udara

Standar peralatan
1. Oxygen resuscitation + AED + first aid kit
2. Spinal equipment dan stretcher
3. Radio
4. Emergency light/beacon
5. Senter

Halaman 44
PKK.1- PROTOKOL TAMBAHAN
06/2
Bagian : Standarisasi Medical Sub Bagian : Pos Polisi Jumlah Halaman : 1/1
First Responder

DEFINISI
Pos polisi di lokasi wisata adalah kantor, ruangan atau tempat yang dinyatakan secara resmi sebagai pos polisi
yang didedikasikan untuk melaksanakan pelayanan kepolisian di lokasi wisata tersebut. Pos polisi ini dibawah
yuridiksi dari kepolisian daerah maupun kepolisian resort di wilayah tersebut, sehingga memiliki seluruh
kewenangan kepolisian yang melekat sesuai perundang – undangan.

KEBIJAKAN
POLISI MERUPAKAN FIRST RESPONDER UNIVERSAL, artinya pos polisi harus dapat segera
merespon segala kejadian dan mengkomunikasikan tindakan berikutnya sesuai bentuk ancaman yang dihadapi
kepada unit – unit sesuai dengan keahliannya.

SPESIFIKASI KHUSUS
POS POLISI PARIWISATA ADALAH POLISI (artinya pos polisi pariwisata menjalankan tugas sebagai
petugas kepolisian pada umumnya)

Namun mengingat tugas pokok pos polisi tersebut harus dapat memberikan nilai lebih sebagai berikut :
1. Medical first responder dan merupakan salah satu tempat aman terdekat yang bisa dirujuk oleh
pengunjung maupun pelaku usaha pariwisata
2. Rujukan sumber informasi wisata
3. Pemberi rasa aman bagi para pengunjung tempat wisata dan pelaku pariwisata

Untuk itu terdapat kekhususan bagi personil di lokasi tersebut untuk dapat menguasai beberapa hal sebagai
berikut :
1. Konsep industry pariwisata
2. Keterampilan komunikasi dan Bahasa
3. Etiket
4. Management lintas kultural
5. MEDICAL FIRST RESPONDER

Halaman 45
PKK.1- INFORMASI LAIN-LAIN
07/1
Bagian : Sub Bagian : Kontak Kantor SAR Jumlah Halaman :

Data Kantor SAR Mataram destinasi Mandalika


1. Kepala Kantor SAR Mataram Bapak Nanang Sigit No Hp 082217217221, Kasiops Mataram Bapak Mu-
hdar No Hp 081239744763,
2. Alut SAR Air : RB220, RIB, dan Rubber Boat;
3. Alut SAR Darat : Truck personil, Rescue car, Rescue Carrier, Rescue Car Compartment,
ATV,Amphibius, Rescue Truck, dan rescue Trail,
4. Alamat : Jalan TGP Lopan No 100, Bagik Polak, Kec. Labuapi, Kab. Lombok Barat NTB.
5. Email kagahar/ siaga Kantor SAR Mataram : sar_mataram@yahoo.co.id

Data Kantor SAR Semarang destinasi Candi Borobudur


1. Merupakan wilayah kerja Kantor SAR Semarang dan jarak terdekat dari Pos SAR Wonosobo adalah ± 1
sd 1.5 jam perjalanan darat;
2. Jarak dari Kantor SAR Yogyakarta adalah 34.3 km dengan waktu tempuh 50 menit s.d 1 jam perjalanan
darat dan dibentuk Unit Siaga SAR Magelang (posisi akan dekat dengan Candi Borobudur);
3. Kepala Kantor SAR Semarang Bapak Nur Yahya No Hp 08121370454, Kasiops Semarang Bapak Agung
No Hp 08995502322,
4. Alut SAR Darat : Rescue Compartement, Rescue Truck,Truk Personil dan Motor Trail.
5. Alamat : Jalan Bukit Barisan A M – IV No 9 Komp. Perumahan Permata Puri Ngaliyan Semarang.
6. Email kepala jaga harian/ siaga Kantor SAR Semarang : sar_semarang@yahoo.co.id

Data Kansar Maumere, Pos SAR Labuan Bajo destinasi Labuan Bajo
1. Kepala Kantor SAR Maumere Bapak Putu Sudayana No Hp 081 239326178, dan Kasiops Maumere
Bapak Isran No Hp 082187803401,
2. Alut SAR air : KN SAR Catamaran (dilengkapi chamber), RIB, Rubber Boat,
3. Alut SAR darat : truck personil, rescue car dan rescue carier,
4. Alamat : Jalan Diponegoro, Wolomarang, Alok Bar, Kab. Sikka, NTT.
5. Email kagahar/ siaga Kantor SAR Maumere : kansarmaumere01@gmail.com.

Halaman 46
PKK.1- INFORMASI LAIN-LAIN
07/1
Bagian : Sub Bagian : Kontak Kantor SAR Jumlah Halaman : 1/2

Data Kansar Medan (Pos SAR Parapat) destinasi Danau Toba


1. Kepala Kantor SAR Medan Bapak Toto Mulyono No Hp 081 373559900, dan Kasiops Medan Bapak
Zul Indra No Hp 081361649636,
2. Alut SAR udara : Heli Daulphin HR 3606,
3. Alut SAR air : Rescue Boat, RIB, Jetsky, rubber boat,
4. Alut SAR darat : rescue car dan rescue hiline
5. Alamat : Jalan Letjen Jamin Ginting No. 99, Sidomulyo, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera
Utara.
6. Email kagahar/ siaga Kantor SAR Medan : komsarmedan@gmail.com.

Data Kantor SAR Manado destinasi Likupang


1. Wilayah kerja Kantor SAR Manado, jarak yang ditempuh ± 1 jam perjalanan darat dan merupakan tem-
pat sandar KN SAR Bimasena, RB 405 dan RIB dengan personil yang mengawaki sebanyak 18 orang
ABK;
2. Kepala Kantor SAR Manado Bapak Suhri Sinaga No Hp 081317888276, Kasiops Manado Bapak Jendri
No Hp 082198249111,
3. Alut SAR Air : KN SAR Bimasena, RB 405, RIB, dan Rubber Boat;
4. Alut SAR Darat : Truck personil, Rescue car, Rescue Carrier, Rescue Car Compartment,
ATV,Amphibius, Rescue Truck, dan rescue Trail.
5. Alamat : Jalan Raya Manado, Bitung, Minahasa, Kaasar, Kauditan, Kab. Minahasa Utara.
6. Email kagahar/ siaga Kantor SAR Manado : basarnasmanado@gmail.com.

Halaman 47
PKK.1- INFORMASI LAIN-LAIN
07/2
Bagian : Sub Bagian : Informasi Kementerian
Komunikasi dan informasi Jumlah Halaman : 1/1
:

Kementerian Kominfo mendukung penyebaran informasi kebencanaan melalui SMS Blast dan Whatsapp Blast di
wilayah 5 destinasi super prioritas yang terdampak. Selain penyebaran informasi ke masyarakat yang terdampak
di 5 destinasi wisata prioritas, Kemkominfo akan melakukan asistensi terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota di
5 destinasi tersebut yang akan membangun infrastruktur layanan panggilan kedaruratan dengan menyediakan
Nomor Panggilan Darurat 112 (Call Center 112) dan akan membuka akses nomor 112 bersama operator tele-
komunikasi di wilayah 5 destinasi wisata prioritas.

Catatan:
1). Call Center 112 diselenggarakan Pemerintah Kabupaten/Kota yang melayani semua kejadian darurat.
2). Pemkab Magelang telah menyelenggarakan CC 112 (wilyah Candi Borobudur Kemkominfo telah bekerjasa-
ma dengan BMKG (info gempa bumi dan tsunami, berikutnya untuk info cuaca/iklim), KLHK (kebakaran hu-
tan dan lahan), dan BNPB (Info bencana lainnya).

Kemkominfo mendukung penanganan COVID-19 melalui aplikasi Whatsapp Pusat Informasi COVID-19 yang
terintegrasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 serta melalui website COVID19.go.id

Halaman 48
PKK.1- INFORMASI LAIN-LAIN
07/1
Bagian : Sub Bagian : Pos Keselamatan dan Jumlah Halaman : 1/2
Keamanan Terpadu

Alur kerja pos keselamatan dan keamanan terpadu

FUNGSI Respon sesuai fungsi


Pusat komando dan
pengendalian situasi

POS KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TERPADU 5 DESTINASI PARIWISATA Perespon pertama
SUPER PRIORITAS

Meneruskan
workflow
informasi

Kelembaga yang
berkompeten di
Piket berkala pusat maupun di
(daily watch) area tersebut

Pusat informasi

Pusat data Situasi terkini


Pelaporan Panic button

Tujuan :
Pos keselamatan dan keamanan terpadu adalah pos yang didirikan guna mempermudah pengunjung dan
wisatawan di 5 lokasi wisata super prioritas untuk mengakses pelayanan dan informasi terkait keselamatan
dan keamanan di 5 lokasi wisata tersebut.

Fungsi :
1. Fungsi utama dari pos ini adalah memberikan layanan segera dan mengkoordinasikan segala bentuk ke-
jadian terkait keamanan dan keselamatan di lokasi, (pusat komando/tactical operation command, dan
perespon pertama/first responder)
2. Guna mendukung fungsi utama pos tersebut, maka pos ini melakukan pengumpulan data dan sharing in-
formasi mengenai keselamatan dan keamanan bagi pihak – pihak terkait maupun pengunjung dan
wisatawan di lokasi tersebut.

Halaman 49
PKK.1- INFORMASI LAIN-LAIN
07/1
Bagian : Sub Bagian : Pos Keselamatan dan Jumlah Halaman :
Keamanan Terpadu

Cara kerja
1. Cara kerja pos ini adalah dengan menyediakan petugas sebagai standby force atau penjagaan yang bertugas
melakukan keempat fungsi dari pos tersebut meliputi, pusat komando, perespon pertama, penginput in-
formasi dan data yang terjadi pada saat itu atau adanya perkembangan situasi terkini
2. Petugas pos juga diberi tanggung jawab untuk menerima pelaporan melalui panic button, laporan lisan,
dan pertelepon terkait kejadian – kejadian di tempat pariwisata.
3. Prosedur operasi standar pos keselamatan dan keamanan terpadu akan dituangkan dalam modul
tersendiri.

Catatan :
Protokol ini ditujukan sebagai kerangka kerja umum, perbedaan mungkin dapat terjadi sesuai dengan situasi
yang berkembang di lapangan
(this protocol is intended as general framework, deviaton may occur based on the individual situation)

Halaman 50
Halaman 51
Halaman 52

Anda mungkin juga menyukai