Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang Masalah

Berbagai respon positif dan upaya pemerintah dalam mengatasi dampak yang di
timbulkan adanaya pandemi Covid 19 di berbagai aspek bidang. Salah satunya drngan
menggelontorkan dana dan adanya relokasi anggaran pusat dan pemda hingga ratusan
triliun. Adanya kucuran dana yang deras di masa pandemi membuat Komisi
Pemberantasan Korupsi bertindak cepat dalam menangkap beberapa oknum
penyelewengan dana. Korupsi yang dilakukan di masa kedaruratanpandemi Covid 19
(Bencana non-alam) sangat merugikan dan harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya secara pidana.
Kekhawatiran banyak pihak terkait potensi korupsi dana bansos bukan tanpa
alasan. KPK misalnya, telah menerima 118 keluhan masyarakat terkaitp penyaluran
dana bansos melalui aplikasi JAGA sejak diluncurkan pertama kali oleh KPK pada 5
Juni 2020. Laporan masyarakat yang di teri,a KPK berasl dari 78 pemerintah daerah,
terdiri dari 7 Provinsi dan 71 Kabupaten / Kota.
Pada ujung akhir Tahun 2020, masyarakat di kejutkan dengan penetapan Menteri
Sosial (Mensos), Juliari Batubara, terkait kasus korupsi pengadaan bantuan sosial atau
bansos penanganan Covid-19 di Kementerian Sosial Tahun 2020 oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus ini selanjutnya di kategorikan sebagai kasus
suap biasa oleh KPK. Selain Juliari, KPK juga menetapkan Matheus Joko Santoso, Adi
Wahyono, Ardian I M dan Harry Sidabuke sebagai tersangka selaku pemberi suap.
Menurut KPK, kasus ini bermula dari adanya program pengadaan bansos
penanganan Covid-19 berupa paket sembako di Kemensos tahun2020 dengan nilai
sekitar Rp 5,9 triliun dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode.
Juliari sebagai menteri sosial saat itu menunjuk Matheus dan Adi sebagai pejabat
Pembuat Komitmen ( PPK ) dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara
penunjuukan langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee dari
tiap-tiap pakt pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kemensos melalu
Matheus.
Identifikasi penyebab masalah
Penyebab terjadinya korupsi harus diketahui masyarakat. Sebab korupsi terjadi kadang
dari hal terkecil dilingkungan sekitar. Penyebab maraknya terjadinya korupsi banyak di
lakukan oleh orang yang mempunyai jabatan.
Banyak faktor penyebab terjadinya korupsi, yaitu :
1. Faktor Internal
a. Gaya hidup yang konsumtif
Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendatan yang memadai akan
membuka peluang sesorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk
memenuhi hajatnya.
b. Aspek sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behaviouris
mengatakan bahwalingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan bag orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik sesorang
yang sudah menjadi traits pribadinya.
2. Faktor eksernal
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korups
ada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang dilakukan
oleh segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran
korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk. Nilai-nilai di masyarakat
kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:
- Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat
sendiri.
- Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
- Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan
diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan.

b. Aspek ekonomi
Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi
terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang
untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek politis
kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-
orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol sosial
tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan
penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan
secara politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian
instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan
sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi
d. Aspek organisasi
Aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab korupsi di antaranya adalah:

- Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan

- Tidak adanya kultur organisasi yang benar

- Kurang meadainya sistem akuntabilitas yang benar

- Kelemahan sistem pengendalian manajemen

- Lemahnya pengawasan.

Menurut anggota Ombudsman RI Ahmad Alamsyah Saragih dugaan kasus suap


Bansos Covid-19 yang menjerat Menteri Sosial Juliari Batubara terjadi karena
lemahnya pengawasan internal di pemerintah. Pemerintah sering melupakan proses,
transparansi, dan akuntabilitas.
Dalam bantuan sosial sembako pemerintah melakukan pengadaan dan
mendistribusikannya sendiri, sehingga memberi ruang yang sangat besar bagi vendor
untuk bermain.

Fakta-fakta kasus korupsi dan kaitannya dengan nilai ANEKA


Solusi terhadap penerapan nilai, ide berkomitmen terhadap mutu dan nilai
ANEKA
Solusi yang dapat dilakukan dalam upaya pemberantasan korupsi yaitu :
1. Transparansi terhadap publik.

Nilai –nlai yang dapat di bangun dalam upaya anti korupsi yaitu :

1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Bertanggung jawab
6. Kerja keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil.

Anda mungkin juga menyukai