Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN

LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOARTRITIS

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
            Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan
kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang
ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam
rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang
saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
     
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
            Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan
Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1.      Tahap I      : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.

2.      Tahap II    : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30
bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.

3.      Tahap III   : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.

4.      Tahap IV   : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.

5.      Tahap V    : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6.      Tahap VI   : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-
anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

7.      Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.

8.      Tahap VIII            : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia


Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
3. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Fungsi Afektif. Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi. Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi. Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
d. Fungsi ekonomi. Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan. Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian,
tempat tinggal, perawatan kesehatan (Friedman M. , 2010)

B. Konsep Dasar Osteoartritis


1. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenaeratif atau
osteoartritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas) (Nanda NicNoc, 2012).
Osteoartritis adalaha kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan
yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi ( Soenarwo,
2011)
Osteoartritis adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan
yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi.
Jadi osteoartritis merupakan kelainan yang bersifat progresif lambat yang
mengenai rawan sendi.
2. Epidemiologi
Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 thn keatas
dengan angka kejadian pada wanita lebh banyak daripada pria. Diseluruh
dunia, diperkirakan 9,6% pria dan 18% wanita berumur 60 thn keatas, terkena
OA. Insiden OA pada umur kurang dari 20 tahun sekitar 10% dan meningkat
lebh dari 80% pada umur lebih dari 55 tahun (Susanto,2011).
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan gejala,
meliputi:
1) Umur
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya usia
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk
pigmen yang berwarna kuning.
2) Pengausan
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui 2 mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang
harus dikandungnya.
3) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan
4) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5) Keturunan
Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis yang biasa ditemukan
pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis sedangkan wanita, hanya
salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matrik rawan sendi oleh membran
synovial dan sel- sel radang.
7) Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormone pertumbuhan, maka rawan sendi akan
menebal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/ seimbang sehingga
memperceat proses degenerasi
8) Penyakit Endokrin
Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam- garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehinggga merusak sifat fisik rawan
sendi, ligament. Tendon, synovial, dan kulit pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglandin menurun.
9) Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis,penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan homosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/ pirofosfat dalam rawan sendi.
b. Faktor Presipitasi
1) Demografi
Mereka yang terdiagnosis osteoartritis, sangatlah diperlukan adanya perhatian
lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika lingkungan sekitarnya yang tidak
mendukung. Maka kemungkinan besar klien akan merasakan gejala penyakit ini.
Banyak diantaranya ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup
dingin, maka klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area- area yang biasa
terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.

4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri sendi, keluhan utama
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan- pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
f. Perubahan gaya berjalan
g. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri ekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
5. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan
kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering
terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut
dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan
penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-
perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu
misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit
peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan
mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan
rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus.
6. Pathway

7. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis.
b. Tipe skunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami fraktur.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadi
deformitas atau kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis.
9. Pemeriksaan diagnostik (Penunjang)
a. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan yang dapat
ditemukan adalah
1) Pembengkakan jaringan lunak
2) Penyempitan rongga sendi
3) Erosi sendi
4) Osteoporosis juksta artikuler
b. Tes Serologi
1) BSE Positif
2) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Pemeriksaan radiologi
1) Periarticular osteopororsis, permulaan persendian erosi
2) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
d. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya kekurangan serta proses radang aseptik,
cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
10. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum yang lengkap perlu dilakukan. Disamping menilai adanya
sinovasi pada setiap sendi, perhatikan juga hal- hal berikut ini:
a. Keadaan umum: komplikasi steroid, berat badan.
b. Tangan: meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan
c. Lengan: Siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar limfe
aksila.
d. Wajah: periksa mata untuk sindroma sjorgen, skleritis, episkelritis, skleromalasia
perforans, katarak anemia dan tanda- tanda hiperviskositas pada fundus. Kelenjar
parotis membesar
e. Mulut: (Kring, karies dentis, ulkus) catatan: artritis rematoid tidak menyeababkan
iritasi.
f. Leher: adanya tanda- tanda terkenanya tulang servikal.
g. Toraks: Jantung (adanya perikarditis, defek konduksi, inkompetensi katup aorta
dan mitral).Paru- paru (aadanya efusi pleura, fibrosis, nodul infark, sindroma
caplan)
h. Abdomen: andanya splenomegali dan nyeri tekan epigastrik
i. Panggu dan lutut: tungkai bawah danya ulkus, pembengkakan betis (kista baker
yang ruptur) neuropati, mononeuritis multipleks dan tanda- tanda kompresi
medula spinalis.
j. Kaki: efusi lutut, maka cairan akan mengisi cekungan medial dan kantong
suprapatelar mengakibatkan pembengkakan diatas dan sekitar patela yang
berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi pergelangan kaki akan terjadi
pembengkakan pada sisi anterior.
k. Urinalisis: untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum untuk menentukan
adanya darah.

11. Terapi/ Tindakan Penanganan


Prinsip utama pengobatan penyakit osteoartritis adalah dengan mengistirahatkan
sendi yang terserang. Karena jika sendi yang terserang terus digunakan akan
memperparah peradangan. Dengan mengistiratakan sendi secara rutin dapat
mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Embidaian bisa digunakan untuk
imobilisasi dan mengistiratkan satu atau beberapa sendi. Tetapi untuk mencegah
kekakuan dapat dilakukan beberapa gerakkan yang sistematis. Obat- obat yang
digunakan untuk mengobati penyakit ini adalah:
1. Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan adalah aspirin
dan ibuprofen. Obat ini mengurangi pembengkakan sendi dan mengurangi nyeri.
2. Obat slow-acting. Obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti peradangan non
steroid tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera jika
penyakitnya berkembang cepat.
3. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif untuk
mengurangi peradangan dibagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif
digunakan pada pemakaian jangka pendek, dan kurang efektif bila digunakan
dalam jangka panjang. Obat ini tidak memperlambat perjalanan pnyakit ini dan
pemakaian jangka panjang mengakibatkan berbagai efek samping., yang
melibatkan hampir setiap orang.
4. Obat Imunosupresif (contoh metotreksat,azatioprin, dan cyclophosphamide)
efektif unuk mengatasi artritis yang berat. Obat ini menekan peradangan sehingga
pemakaian kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan dengan dosis rendah.

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai


tujuan- tujuan ini. Pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi dan
obat- obatan.

a. Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan


pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya dan siapa
saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan yang di berikan meliputi
pengertian tentang patofisiologis, penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua
kompnen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks,
sumber- sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan metode-metode
efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses
pendidikan ini harus dilakukan secara terus menerus. Bantuan dapat diperoleh
melalui club penderita. Badan- badan kemasyarakatan dan dari orang- orang lain
yang juga pendeita artritis reumatoid serta keluarga mereka.
b. Istirahat penting karena osteartiritis biasanya disertai rasa lelah yang hebat.
Walaupun rasa lelah dan kekakuan sendi itu bisa timbul setiap hari, tetapi ada
masa- masa ketika pasien merasa lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa
tidak nyaman dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien
dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari karena nyeri.
c. Latihan- latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.
Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit,
sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas pada sendi- sendi yang sakit dan
bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa
diatur dan mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah.
d. Tindakan operatif dapat dilakukan apabila tindakan diatas sudah tidak dapat
menolong pasien lagi. Penggantian engsel (artoplasti) dilakukan dengan
mengganti engsel yang rusak dan diganti dengan alat lain yang terbuat dari plastik
atau metal yang disebut prostesis. Pembersihan sambungan (debridemen) dapat
dilakukan dengan mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak yang
mengganggu pergerakan dan menyebabkan nyeri saat pergerakan tulang.
Penataan tulang dapat dipilih jika artroplasti tidak dipilih pada kondisi tertentu,
seperti osteoartritis pada anak dan remaja. Penataan ini dilakukan agar
sambungan/ engsel tidakmenerima beban saat melakukan pergerakan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a.Pengkajian fisik
1) Identitas
2) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
3) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
4) Pola fungsi Gordon
a) Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang
dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.
b) Nutrisi/metabolic
Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis makanan, dan
volume minuman perhari, makanan kesukaan.
c) Pola eliminasi
Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK dan warna
d) Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan dapat melakukan mandiri, dibantu
atau menggunakan alat
e) Pola tidur dan istirahat
Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji penyebabnya
f) Pola kognitif-perseptual
Status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas 9nyerinya
seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time
(kapan nyeri terasa bertambah berat).
g) Pola persepsi diri
Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri,
gambaran diri.
h) Pola seksual dan reproduksi
kaji manupouse, kaji aktivitas seksual
i) Pola peran dan hubungan
Kaji status perkawinan, pekerjaan
j) Pola manajemen koping stress
k) Sistem nilai dan keyakinan
b. Fungsional klien
1) Indeks Barthel yang dimodifikasi
Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan
aktivitas fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan diri,
aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan datar, naik turun tangga, berpakaian,
mengontrol defikasi dan berkemih. Cara penilaian:
N BANTU MANDIR
KRITERIA
O AN I

1 Makan 5 10

2 Minum 5 10

3 Berpindah dari kursi roda ketempat 5-10 15


tidur/sebaliknya

4 Personal toilet (cuci muka, menyisir 0 5


rambut, menggosok gigi)

5 Keluar masuk toilet (mencuci 5 10


pakaian, menyeka tubuh, menyiram)

6 Mandi 5 15

7 Jalan di permukaan datar 0 5


8 Naik turun tangga 5 10

9 Menggunakan pakaian 5 10

1 Kontrol bowel (BAB) 5 10


0

1 Kontrol Bladder (BAK) 5 10


1

Total skor

Cara penilaian:
< 60 : ketergantungan penuh/total
110-105 : ketergantungan sebagian
110 : mandiri

2) Indeks Katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan
sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari
klien dalam hal: makan, kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar mandi,
mandi dan berpakaian. Indeks Katz adalah pemeriksaan disimpulkan dengan
system penilaian yang didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitas fungsionalnya. Salah satukeuntungan dari alat ini adalah
kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap waktu,
yang diakhiri evaluasi dan aktivitas rehabilitasi. Pengukuran pada kondisi ini
meliputi:
Termasuk kategori manakah klien?
a.Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas
c. Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain
d. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas
e. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain
f. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain
g. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang
lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.
c.Status mental dan kognitif gerontik
1) Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual. Pengujian
terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenan dengan orientasi, riwayat pribadi,
memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jangka
panjang dan kemampuan matematis atau perhitungan (Pfeiffer, 2002).

N
PERTANYAAN BENAR SALAH
O

1 Tanggal berapa hari ini

2 Hari apa sekarang

3 Apa nama tempat ini

4 Alamat anda?

5 Berapa umur anda?

Kapan anda lahir (minimal


6
tahun lahir)

Siapa presiden indonesia


7
sekarang?
Siapa presiden indonesia
8
sebelumnya?

9 Siapa nama ibu anda?

Kurangi 3 dari 20 dan tetap


pengurangan 3 dari setiap
10
angka baru, semua secara
menurun

Jumlah

Interpretasi hasil :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

2) MiniMental Status Exam (MMSE)


Mini mental status exam (MMSE) menguji aspek kognitif dari fungsi mental:
orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai
kemungkinan ada 30, dengan nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut. Pemeriksaan
memerlukan hanya beberapa menit untuk melengkapi dan dengan mudah dinilai,
tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk tujuan diagnostic. karena pemeriksaan
MMSE mengukur beratnya kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan
perubahan kognitif pada waktu dan dengan tindakan. Ini merupakan suatu alat
yang berguna untuk mengkaji kemajuan klien yang berhubungan dengan
intervensi. Alat pengukur status afektif bdigunakan untuk membedakan jenis
depresi serius yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati. Depresi adalah
umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi,
sehingga seorang lansia depresi sering disalah artikan dengan dimensia.
Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan antara depresi dengan
demensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat tambahan yang penting.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen cedera biologis, distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
b. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi
d. Resiko trauma berhubungan dengan keterbatasan ketahanan fisik, perubahan
fungsi sendi
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi.
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi, perubahan bentuk
tubuh pada sendi dan tulang.
3. Perencanaan

No Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri b.d agen Setelah diberikan Pain
cedera biologis, asuhan Management
distensi jaringan keperawatan  Lakukan
oleh akumulasi selama 1x24 jam pengkajian
cairan, destruksi diharapkan nyeri nyeri secara
sendi berkurang/terkont komprehensif
rol dengan kriteria termasuk
hasil : lokasi,
karakteristik,
 Mampu
durasi,
mengontrol nyeri
frekuensi,
(tahu penyebab
kualitas dan
nyeri, mampu
faktor
menggunakan
presipitasi
tehnik
 Observasi
nonfarmakologi
reaksi
untuk mengurangi
nonverbal dari
nyeri, mencari
ketidaknyama
bantuan)
nan
 Melaporkan
 Evaluasi
bahwa nyeri
pengalaman
berkurang dengan
nyeri masa
menggunakan
lampau
manajemen nyeri
 Kurangi faktor
 Mampu
presipitasi
mengenali nyeri
nyeri
(skala, intensitas,
 Pilih dan
frekuensi dan
lakukan
tanda nyeri)
penanganan
 Menyatakan rasa
nyeri
nyaman setelah
(farmakologi,
nyeri berkurang
non
 Tanda vital dalam
farmakologi
rentang normal
dan inter
personal)
 Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
 Ajarkan
tentang teknik
non
farmakologi
 Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
 Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
 Tingkatkan
istirahat
 Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
 Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri
 Analgesic
Administration
 Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
 Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
 Cek riwayat
alergi
 Pilih analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi dari
analgesik
ketika
pemberian
lebih dari satu
 Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian,
dan dosis
optimal
 Evaluasi
efektivitas
analgesik,
tanda dan
gejala (efek
samping)

2. Gangguan/ Setelah diberikan Exercise


kerusakan mobilitas asuhan therapy :
fisik b/d deformitas keperawatan ambulation
skeletal, nyeri, selama 3x24 jam,  Monitoring
ketidaknyamanan, diharapkanhambat vital sign
penurunan .kekuata an mobilisasi fisik sebelm/sesuda
n otot dapat diatasi h latihan dan
dengan kriteria : lihat respon

 Klien meningkat pasien saat

dalam aktivitas latihan

fisik  Kaji

 Mengerti tujuan kemampuan

dari peningkatan pasien dalam

mobilitas mobilisasi

 Memverbalisasika  Latih pasien

n perasaan dalam dalam

meningkatkan pemenuhan

kekuatan dan kebutuhan

kemampuan ADLs secara

berpindah mandiri sesuai

 Memperagakan kemampuan
penggunaan alat  Dampingi dan
Bantu untuk Bantu pasien
mobilisasi saat mobilisasi
(walker) dan bantu
penuhi
kebutuhan
ADLs ps.
 Berikan alat
Bantu jika
klien
memerlukan
 Bantu klien
melakukan
latihan ROM
 Ajarkan pasien
bagaimana
merubah
posisi dan
berikan
bantuan jika
diperlukan
3 Defisit perawatan Setelah diberikan
Self Care
diri b/d kelemahan, asuhan
assistance :
kerusakan persepsi keperawatan
ADLs
dan kognitif selama 3x24 jam,
 Monitor
klien mampu
kemampuan
merawat diri
klien untuk
dengan kriteria
perawatan diri
hasil :
yang mandiri.
 Klien terbebas  Monitor
dari bau badan kebutuhan
 Menyatakan klien untuk
kenyamanan alat-alat bantu
terhadap untuk
kemampuan untuk kebersihan
melakukan ADLs diri,
 Dapat melakukan berpakaian,
ADLS dengan berhias,
bantuan toileting dan
makan.
 Sediakan
bantuan
sampai klien
mampu secara
utuh untuk
melakukan
self-care.
 Dorong klien
untuk
melakukan
aktivitas
sehari-hari
yang normal
sesuai
kemampuan
yang dimiliki.
 Dorong untuk
melakukan
secara
mandiri, tapi
beri bantuan
ketika klien
tidak mampu
melakukannya
.
 Berikan
aktivitas rutin
sehari- hari
sesuai
kemampuan.
.
4. Resiko trauma b/d Setelah diberikan
Environmental
penurunan fungsi asuhan
Management
sendi, keterbatasan keperawatan
safety
ketahanan fisik selama 3x24 jam,
 Sediakan
diharapkan klien
lingkungan
tidak/terhindar
yang aman
dari resiko trauma
untuk pasien
dengan criteria:
 Identifikasi
 Klien terbebas kebutuhan
dari cedera keamanan
 Klien mampu pasien, sesuai
menjelaskan dengan
faktor resiko dari kondisi fisik
lingkungan/perila dan fungsi
ku personal kognitif
 Mampu pasien dan
memodifikasi riwayat
gaya hidup untuk penyakit
mencegah injuri terdahulu
pasien
 Menghindarka
n lingkungan
yang
berbahaya
(misalnya
memindahkan
perabotan)
 Memasang
side rail
tempat tidur
 Menyediakan
tempat tidur
yang nyaman
dan bersih
 Menempatkan
saklar lampu
ditempat yang
mudah
dijangkau
pasien.
 Memberikan
penerangan
yang cukup
 Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan
 Memindahkan
barang-barang
yang dapat
membahayaka
n
 Berikan
penjelasan
pada pasien
dan keluarga
atau
pengunjung
adanya
perubahan
status
kesehatan dan
penyebab
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Aby, Ahmad. 2014. Osteoarthritis OA atau Pengapuran


Sendi. http://ahmadaby.blogspot.com. Diakses tanggal 13 Agustus 2018, 18:15
WIB

Anonim. 2012. Osteoarthritis
KneePain. http://www.singhealth.com.sg/Patientcare/Overseas-Referral/bh/
Conditions/Pages/Osteoarthritis-Knee-Pain.aspx. Diakses tanggal 13 Agustus
2018, 18:15 WIB

Cania, Murni. 2014. Askep Osteoarthritis. http://murnicania.blogspot.com.


Diakses tanggal 13 Agustus 2018, 18:15 WIB

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku edisi 3. Jakarta : EGC

Idrus, Alwi, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V, jilid III. Jakarta :
Internal Publishing

Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal : Aplikasi Pada


Praktik Klinik Keperawatan. Jakarta : EGC

Nurma, Ningsih lukman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Sistem Musculoskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Zairin, Noor Helmi. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta :


Salemba Medika
ASUHAN KEPERAWATAN NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS

I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. I
2. Usia : 45 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat/Telepon : Melayu / Medan Deli
6. Komposisi Keluarga : Nuclear Family ( Ayah, Ibu dam 2 Orang anak)

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Keluarga
1. Ny. E Perempuan Istri 44 Tahun SLTP IRT
2. An. P Perempuan Anak 15 Tahun SMP Pelajar
3. An. C Laki-laki Anak 4 Tahun Belum sekolah -

7. Genogram

Ny. E (44 Th)

Tn. I (45 Th)

An. P (13Th) An. C (4 Th)

Keterangan :

: Laki- laki : Ibu menyusui

: Perempuan : Tinggal serumah


8. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. I adalah Nuclear Family (Keluarga inti) yang terdiri dari
Ayah, Ibu dan dua orang anaknya yang tinggal dalam 1 rumah
9. Suku Bangsa
Keluarga Klien berasal dari suku Melayu atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang
digunakan yaitu Melayu dan bahasa Indonesia.
10. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. I menganut agama Islam, Ny. E juga sering
mengikuti kegiatan keagamaan rutin di masjid yang dekat dengan tempat
tinggalnya.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Dalam keluarga Tn.I yang bekerja adalah Tn.I selaku kepala rumah tangga dan
Ny. E selaku ibu rumah tangga. Pekerjaan Tn. I adalah sebagai wirausaha
serabutan. Penghasilan per-harinya kurang lebih 20.000-50.000, Dan itu
dianggap belum atau masih kurang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-
hari keluarganya seperti biaya untuk keperluan kebutuhan rumah tangga
maupun kebutuhan sosial.
Sumber pendapatan keluarga dalam 1 bulan sekitar Rp. 3.000.000,00
Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :
Makan : 1.500.000,00
Listrik : 200.000,00
Beli bensin : 200.000,00
Barang-barang yang dimiliki : Televisi, sepeda motor, 2 almari plastik, 2 buah
kursi kayu di ruang tamu
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang dilakukan.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. I merupakan tahap ke lima, yaitu tahap
perkembangan usia sekolah.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. I yang belum terpenuhi yaitu tahap
perkembangan keluarga remaja, usia pertengahan dan usia lanjut.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. S dan Ny E masing masing tidak memiliki riwayat penyakit keturun seperti
darah tinggi dan kencing manis, Tn. I kadang-kadang mengalami demam,
batuk atau pilek. Jika anggota keluarga Tn. I mengalami masalah kesehatan
Tn. I mengatasinya dengan membeli obat di warung, namun jika setelah
minum obat warung tidak sembuh Tn. I langsung membawa anggota
keluarganya berobat ke puskesmas kampung Bugis. Tn. I dan anggota
keluarganya tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan, maupun
kebutuhan dasar yang lainnya.
4. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu
Dari pihak keluarga Tn. I tidak ada riwayat penyakit keturunan, Namun dari
pihak keluarga Ny. E mempunyai riwayat penyakit sakit pada sendi yaitu dari
ibunya.
B. LINNGKUNGAN
1. Karakter Rumah
Status rumah merupakan rumah sendiri yang dibangun dengan bantuan dari
pemerintah kota yang berdiri diatas laut. Jenis bangunan semi
permanen,terbuat dari papan dengan luas bangunan 8 x 10m2 yang terdiri
dari : Ruang tamu terdiri dari 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi, rumah
keliatan bersih dan rapi. Jendela selalu dibuka disiang hari sehingga ventilasi
dan pencahayaan cukup baik, MCK terletak di belakang rumah menyambung
dengan dapur dengan model WC cemplung namun ada septitengnya. Sumber
air dari PAM dan mengalir setiap hari. Keluarga memiliki tempat
penampungan air berupa bak besar di dapur yang ditampung langsung dari air
kran. Penampungan air selalu tertutup dan dikuras setiap 3hari sekali dan
keliatan bersih.
2. Denah Rumah

Kamar 2 R. Keluarga U

Ruang tamu Kamar 1 Dapur KM S

3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Tn. I merupakan penduduk asli daerah itu, sebagian besar
karakteristik tetangga termasuk kelompok sosial menengah kebawah. Rumah
dan lingkungan sekitar tampak bersih pada siang hari lingkungan tampak sepi
karena sebagian besar tetangga bekerja.Transportasi yang digunakan adalah
kendaraan pribadi.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. I merupakan penduduk yang tinggal menetap didaerah itu dan
tidak pernah transmigrasi atau imigrasi
5. Perkumpulan Keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Tn. I ikut
dalam perkumpulan RT yang diadakan setiap bulan sekali yaitu minggu
pertama dan juga kegiatan kerja bhakti yang dilaksanakan setiap minggu
pertama.. Ny. E tidak mengikuti kegiatan lain karena keseharian menjaga cucu
dan anaknya..
6. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang. Anggota keluarga saling mendukung
dan bekerjasama satu sama lain dalam mengurus rumah tangga.
C. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Tn.I dan seluruh anggota keluarga
menggunakan bahasa melayu dan indonesia . Jika ada masalah dalam keluarga
Tn. I selalu musyawarah dengan anggota keluarga. Pangambil keputusan
adalah Tn. I sebagai kepala rumah tangga.
2. Struktur Kekuatan keluarga
Tn. I dan anggota keluarga saling mendukung dan bekerjasama satu sama lain
3. Struktur Peran
Tn.I mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. E juga dapat
menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dan mengurusi segala
sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga. .Di dalam
keluarga Tn. I telah ada pembagian tugas secara jelas dan baik
4. Nilai Dan Norma Budaya
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula
dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya,
bila ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang
terdekat.

D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Tn.I dan Ny. E sangat menyayangi keluarga, mencari nafkah untuk keluarga
dan saling menjaga. Berusaha mendidik anaknya agar selalu menghormati
orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial
pada anaknya kelak dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan
membiarkan anaknya bermain bersama dengan teman sebayanya dirumah
Ny. E

3. Fungsi Reproduksi
Tn. I dan Ny. E mempuyai 4 orang anak yang semuanya berjenis kelamin
Perempuan dan laki-laki.
4. Fungsi Ekonomi
Walaupun penghasilan keluarga masih jauh dari cukup, namun Tn. I berusaha
memenuhi kebutuhan makan dan pakaian yang cukup untuk keluarganya.
5. Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah kesehatan
Saat dikaji Tn. I mengatakan jika badanya terasa lelah setelah bekerja Tn.I
akan membawanya untuk istirahat. Begitu juga jika anggota keluarganya
mengalami masalah kesehatan, Tn. I akan langsung memeriksakan anggota
keluarganya ke puskesmas. Sedangkan Ny. E mengatakan bila badanya
merasa capek dan kakinya terasa sakit makanya Ny E hanya minum obat
pereda nyeri saja yang di dapat dari puskesmas kemudian istirahat sejenak.

b. Mengambil Keputusan Mengenai Masalah kesehatan


Keluarga Tn.I sudah mampu mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari cara
menangani jika anggota keluarganya mengalami masalah kesehatan Tn. I
akan langsung memberikan obat yang dibeli di warung atau membawanya
berobat ke puskesmas.
c. Kemampuan Merawat Anggota keluarga yang Sakit
Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit maka
mereka akan merawat dan memperhatikannya. Karena mereka merasa
sebagai satu bagian yang utuh.
d. Kemampuan keluarga Memodifikasi lingkungan
Keluarga masih kurang bagaimana cara memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat dan nyaman untuk tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat pada
kondisi rumah yang kurang rapi dan kurang bersih.

e. Kemampuan menggunakan Fasilitas kesehatan


Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu puskesmas
dan klinik dan Posyandu untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.
E. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor Jangka Pendek
Tn. I mengatakan sedikit khawatir dtidak bisa mencukupi kebutuhan
keluarganya dengan layak karena saat pandemi ini
2. Stresor Jangka Panjang
Tn. I merasa khawatir dengan masa depan kedua anaknya jika dirinya sudah
tidak mampu mencari nafkah untuk membiayai hidup dan pendidikan anak-
anaknya kelak.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Keluarga berusaha untuk tenang jika ada masalah yang dihadapi
4. Strategi Koping Yang Digunakan
Tn. I selalu bermusyawarah dengan Ny. E jika keluarganya mengalami
masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. I menyampaikan atau
membicarakan dengan anggota keluarganya.
6. Pemeriksaan fisik Keluarga

No Pemeriksaan Tn. I Ny. E An. P An. C

1. TTV TD:120/86 TD :110/80 TD:110/78 TD -


N : 90 N: 86 N : 78 N : 92
S : 36,3 S : 36,7 S : 36,5 S : 36,2
RR: 20 RR:20 RR: 18 RR : 20
2. Kepala Normal Normal Normal Normal
3. Rambut Hitam beruban Hitam ikal Hitam Hitam
sebahu
4. Mata Penglihatan Normal Normal Normal
sedikit
berkurang,tida
k
anemis,simetri
s
5. Telinga Normal Normal Normal Normal

6. Hidung Normal Normal Normal Normal

7. Mulut/Bibir Normal Normal Normal Normal

8. Leher/ Normal Normal Normal Normal


Tenggoroka
n
9. Dada/Paru Normal Normal Normal Normal

10. Jantung Normal Normal Normal Normal

11. Gastrointest Normal Normal Normal Normal


inal
12. Abdomen Normal Normal Normal Normal

13. Ektremitas Normal Normal Normal Normal

14. Kulit/Kuku Sedikit kotor Bersih Bersih Bersih

15. Genetalia - Bersih Bersih Bersih

16. BB/TB 57 48 27 14

17. KU Baik Baik Baik Baik

F. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap Masalah Kesehatan
Keluarga berharap semua anggota keluarga selalu dalam keadaan sehat.
2. Terhadap Petugas kesehatan yang Ada
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar terus meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang sudah ada.

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


Kepeawatan
1. Data Subjektif Osteoartritis Nyeri pada
keluarga Tn.I
Ny.E mengatakan nyeri pada
khusunya Ny.E
daerah sendi lutut dan ngilu
berhubungan
sekitar 3 bulan yang lalu hilang
dengan
timbul dan ny.E hanya
Ketidakmampuan
beristirahat dan terkadang
keluarga untuk
memakai obat gosok untuk
merawat anggota
menghilangkan rasa ngilu
keluarganya yang
Data Objektif sakit
Ny.E tampak meringis menahan
nyeri, Skala nyeri 3

Asam urat : 10.1

2. Data Subyektif Osteoartritis Resiko hambatan


mobilitas fisik
Klien mengatakan sedikit sulit berhubungan
untuk bangun dari tempat tidur dengan
.Klien mengatakan sendi lututnya ketidakmampuan
kaku saat di gerakan keluarga
Data Obyektif memanfaatkan

ny.E terlihat meringis menahan fasilitas kesehatan

rasa nyeri

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan : Nyeri pada keluarga Tn.I khusunya Ny.E berhubungan


dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang sakit

N KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


O

1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x1=1 Masalah ini hanya


- Aktual bersifat aktual karena
klien mengatakan
saat ini merasa nyeri
dan ngilu pada
daerah lutut, skala
nyeri 3
2. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2= 2 Keluarga sudah
masalah dapat mengenal masalah
diubah. tetapi keluarga
- Mudah beranggapan
penyakitnya adalah
hal yang biasa,
sehingga saat merasa
nyeri hanya
beristirahat dan
memakai obat gosok,
tetapi jika sakit
sudah tidak
tertahankan segera
bawa ke puskesmas.

3. Potensial 2 1 2/3 x1=2/3 Potensial masalah


Untuk untuk di cegah cukup
Dicegah karena nyeri yang di
- Cukup rasakan sehabis
aktivitas yang
berlebihan pada
daerah sendi lutut
dan ny E langsung
istirahat dan
memakai obat gosok

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1= 1 Keluarga merasa


masalah membutuhkan
Skala :
informasi-informasi
- Segera
tentang penyakit ini
dan mengetahui ada
nya gejala penyakit
tersebut keluarga
segera mungkin
untuk membawa
berobat ke
puskesmas.

Jumlah 4
Total

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

N KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


O

1. Sifat Masalah 1 1 1/3 x1=1/3 Masalah yang terjadi


- Potensial masih resiko hal ini
baru dirasakan seperti
kaku pada lutut,
terkadang sulit untuk
bangun jika sedang
duduk ataupun tidur,
tetapi masih bisa
menjalani aktivitas
dengan baik hanya saja
perilaku hidup Ny.E
beresiko karena Ny.E
selalu melakukan
aktivitas yang berlebih,
jarang berolahraga,
walaupun baru
beresiko jika segera
tidak ditangani akan
berdampak lanjut atau
bertambah parah.

2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2= 1 Masalah sebagian


masalah dapat untuk diubah karena
diubah. keluarga belum
- Sebagian sepenuhnya
memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan
sebaik mungkin
sehingga diharapkan
dengan peningkatan
yang baik dari petugas
kesehatan dan
diberikan penyuluhan
bisa mengubah
kebiasaan atau pola
hidup Ny.E

3. Potensial 1 1 1/3 x1=1/3 Potensial masalah


Untuk untuk dicegah cukup
jika ada kesadaran
Dicegah yang baik pada
- Rendah keluarga untuk
melakukan upaya-
upaya pencegahan
secara mandiri.

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1= 1 Resiko gangguan


masalah mobilitas fisik harus
Skala : segera ditangani untuk
- Segera tidak terjadinya
komplikasi dari
penyakit tersebut.

Jumlah 2 2/3
Total
DIAGNOSA KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)

1. Nyeri pada keluarga Tn.I khususnya pada Ny.E berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

2. Resiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


memanfaatkan fasilitas kesehatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. I

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI

N KEPERAWAT INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITE STANDAR
O AN
RIA

1. Nyeri pada Tujuan 1. Tujuan Pengertian 1. Jelaskan kepada keluarga


keluarga Tn.I Umum: Osteoartritis (OA) pengertian Osteoartritis
Khusus : Respon dengan menggunaka n
khususnya pada Setelah merupakan
selama 3x Verbal lembar balik.
Ny.E 1x30 menit penyakit sendi 2. Tanyakan kembali pada
kunjungan
berhubungan degenerative yang keluarga tentang pengertian
kunjungan
rumah, Osteoartritis
dengan rumah, berkaitan dengan
diharapkan 3. Beri pujian atas usaha yang
ketidakmampuan keluarga kerusakan dilakukan keluarga
klien
keluarga merawat mampu kartilago sendi.
mengerti
anggota keluarga Vertebra,
yang sakit. tentang mengenal panggul, lutut dan
penyakitnya masalah pergelangan kaki
dan osteoartritis paling sering
diharapkan pada terkena OA
keluarga Ny. anggota
E mampu keluarga,
melakukan dengan cara:
perawatan a.
Osteoartritis Menyebutka
(OA) untuk n pengertian
mengatasi osteoarthrits
nyeri secara
mandiri.

Respon
Verbal
b. Menyebutkan
penyebab Menyebutkan 5
Osteoartritis dari 10 penyebab
Osteoartritis 1)
Faktor genetik 2)
Usia 3) wanita 4)
Kegemukan 5)
Pola makan 6)
Sering
mengkonsumsi
alcohol 7) Trauma
(terjatuh

) Posisi yang
tidak tepat saat
aktifitas 9) Stress
Peningkatan
kadar asam urat
10) Aktivitas
berat dan berlebih

Menyebutkan 3
dari 5 tanda dan Diskusikan bersama keluarga
Respon tentang penyebab
gejala
Verbal Osteoartritis: 1) Osteoartritis

Nyeri 2) 2. Motivasi keluarga untuk


Sendi
Kekakuan Sendi menyebutkan kembali
penyebab Osteoartritis
3) Bengkak dan
3. Beri reinforcemen t positif
kemerahan
atas usaha yang dilakukan
4) Bunyi pada keluarga.
setiap persendian
(Krepitasi)

5) Gangguan
dalam bergerak
Respon
Verbal

Menyebutkan 3
Setelah 1x30 1. Jelaskan pada keluarga
dari 6 perawatan
menit kunjungan akibat lanjut apabila
Osteoartritis : 1)
rumah, keluarga Osteoartritis tidak diobati.
Kompres dengan
mampu merawat 2. Motivasi keluarga untuk
air hangat bila
anggota menyebutka n kembali akibat
nyeri tanpa
keluarga dengan lanjut dari reumatik yang tidak
disertai bengkak
Osteoartritis. a. diobati.
Menyebutkan 2) Kompres
3. Beri reinforcement positif
cara perawatan dengan air dingin
atas jawaban
Osteoartritis bila ada bengkak
4. Demonstrasi kan kepada
3) Hindari keluarga tentang cara
penekanan 4) mengkompres
Istirahat yang 5. Beri reinforcement positif
cukup 5) Hindari atas usaha keluarga
kerja berat dan 6. Pastikan keluarga akan
berlebih 6) Jaga melakukan tindakan yang
keamanan diajarkan
lingkungan
rumah.

Cara
mengkompres 1.
siapkan handuk
kecil

2. gunakan air
hangat bila nyeri
tanpa disertai
bengkak
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI DIAGNOSA JAM TINDAKAN KEPERAWATAN NAMA


TANGGAL KEPERAWATAN
Jumat Nyeri pada keluarga Tn.I 10.00 TUK 1
18/02/2022 khususnya pada Ny.E
 mendiskusikan bersama keluarga
berhubungan dengan
tentang pengertian, penyebab, tanda
ketidakmampuan
dan gejala, akibat lanjut penyakit
keluarga merawat
osteoartritis
anggota keluarga yang
DS: Ny E mengatakan Penyakit
sakit.
osteoartritis adalah penyakit yang yus
ngilu-ngilu dan nyeri pada daerah
sendi lutut dan panggul. Ny.E tidak
tau penyebab dari osteoartitis, tanda
dan gejalanya kesemutan dan
lututnya susah digerakkan, jika tidak
diobati nyerinya akan bertambah.
DO: Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan dan Keluarga
mendengarkan penjelasan yang
diberikan.
 Memotivasi dan menanyakan
kembali pada keluarga tentang
pengertian, penyebab, tanda dan Yus
gejala, akibat lanjut
penyakitosteoartritis
DS: Ny.e mengatakan osteoartritis
adalah nyeri pada daerah sendi lutut
dan panggul, penyebabnya adalah
keturunan, usia, pola makan,
kegemukan, stress, tanda dan
gejalanya nyeri sendi, kaku, bengkak,
akibat lanjut penyakit osteoartritis
kesemutan, perubahan bentuk tulang
Yus
DO : keluarga tampak aktif dan
kooperatif saat diskusi

Jumat 11.00 TUK 2


18/02/2022  Mendiskusikan bersama keluarga
tentang perawatan osteoarthritis

DS: Keluarga mengatakan cara perawatan


anggota keluarga dengan osteoartritis
yaitu menghindari kerja berat, istirahat
yang cukup

DO: Keluarga mendengarkan penjelasan yus

yang diberikan Keluarga kooperatif dan


aktif
 Memotifasi dan menanyakan kembali
pada keluarga tentang cara perawatan
penyakit osteoartritis

DS : Ny.s mengatakan cara merawatnya


dengan cara istirahat yang cukup, hindari
kerja berat, kompres air dingin bila ada
bengkak.

DO : keluarga tampak aktif dan


kooperatif saat diskusi

 Memberi reinforcement atas jawaban


keluarga

DS : tahu sedikit tentang cara perawatan


osteoartritis

DO : klien tampak bersemangat dan yus

terlihat sudah tidak bingung lagi.

 Mendiskusikan bersama keluarga


tentang jenis makanan yang boleh dan
tidak boleh untuk osteoarthritis

DS : - Ny.e mengatakan makanan yang


harus dihindari pada penyakit osteoartritis
yaitu, kangkung, kacang-kacangan, jeroan
- Ny.e mengatakan makanan yang
diperbolehkan sayuran hijau kecuali
kangkung dan bayam

DO: Keluarga mendengarkan penjelasan


yang diberikan Keluarga kooperatif dan
aktif dalam kegiatan

 Memotifasi dan menanyakan kembali


pada keluarga tentang jenis makanan
yang boleh dan tidak boleh untuk
penyakit osteoartritis

DS :

- Ny.e mengatakan makan makanan yang


diperbolehkan yaitu ikan laut, sayur-
sayuran hijau kecuali bayam, kangkung,
kacang panjang,

- Ny.e mengatakan makan makanan yg


tidak diperbolehkan seperti kangkung,
kacangkacangan, gorengan, jeroan,
makanan seafood

DO : keluarga kooperatif dan aktif dalam


kegiatan

 Memberi reinforcement atas jawaban


keluarga

DS : ny.e mengatakan sudah tahu tentang


makanan yang boleh dan tidak boleh
untuk penyakit osteoartritis

DO : klien tampak bersemangat

1.
2.
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

N HARI EVALUASI KEPERAWATAN NAMA


O TANGGAL

1. Jumat S:
18/02/2022 Ny.e mengatakan osteoartritis adalah nyeri pada
daerah sendi lutut dan panggul, penyebabnya adalah
keturunan, usia, pola makan, kegemukan, stress,
tanda dan gejalanya nyeri sendi, kaku, bengkak,
akibat lanjut penyakit osteoartritis kesemutan,
perubahan bentuk tulang

- Ny.e mengatakan cara merawatnya dengan cara


istirahat yang cukup, hindari kerja berat, kompres air
Yus
dingin bila ada bengkak.

- Ny.e mengatakan makan makanan yang


diperbolehkan yaitu ikan laut, sayursayuran hijau
kecuali bayam, kangkung, kacang panjang,
- Ny.s mengatakan makan makanan yg tidak
diperbolehkan seperti kangkung, kacang-kacangan,
gorengan, jeroan, makanan seafood

- Ny.s mengatakan lingkungan yang sehat yaitu lantai


tidak licin dan barang barang tertata rapi serta bersih.
- Ny.s mengatakan dengan pergi ke puskesmas atau
balai pengobatan lain akan mendapatkan pelayanan
kesehatan dan Mendapatkan pendidikan kesehatan.

DO :

- Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan dan


Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.

- klien tampak bersemangat dan terlihat sudah tidak


bingung lagi.

- Ny.s mempraktekkan apa yang yang telah diajarkan


A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi :

Anda mungkin juga menyukai