2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30
bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-
anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri sendi, keluhan utama
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan- pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
f. Perubahan gaya berjalan
g. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri ekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
5. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan
kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering
terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut
dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan
penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-
perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu
misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit
peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan
mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan
rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus.
6. Pathway
7. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis.
b. Tipe skunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami fraktur.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadi
deformitas atau kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis.
9. Pemeriksaan diagnostik (Penunjang)
a. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan yang dapat
ditemukan adalah
1) Pembengkakan jaringan lunak
2) Penyempitan rongga sendi
3) Erosi sendi
4) Osteoporosis juksta artikuler
b. Tes Serologi
1) BSE Positif
2) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Pemeriksaan radiologi
1) Periarticular osteopororsis, permulaan persendian erosi
2) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
d. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya kekurangan serta proses radang aseptik,
cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
10. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum yang lengkap perlu dilakukan. Disamping menilai adanya
sinovasi pada setiap sendi, perhatikan juga hal- hal berikut ini:
a. Keadaan umum: komplikasi steroid, berat badan.
b. Tangan: meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan
c. Lengan: Siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar limfe
aksila.
d. Wajah: periksa mata untuk sindroma sjorgen, skleritis, episkelritis, skleromalasia
perforans, katarak anemia dan tanda- tanda hiperviskositas pada fundus. Kelenjar
parotis membesar
e. Mulut: (Kring, karies dentis, ulkus) catatan: artritis rematoid tidak menyeababkan
iritasi.
f. Leher: adanya tanda- tanda terkenanya tulang servikal.
g. Toraks: Jantung (adanya perikarditis, defek konduksi, inkompetensi katup aorta
dan mitral).Paru- paru (aadanya efusi pleura, fibrosis, nodul infark, sindroma
caplan)
h. Abdomen: andanya splenomegali dan nyeri tekan epigastrik
i. Panggu dan lutut: tungkai bawah danya ulkus, pembengkakan betis (kista baker
yang ruptur) neuropati, mononeuritis multipleks dan tanda- tanda kompresi
medula spinalis.
j. Kaki: efusi lutut, maka cairan akan mengisi cekungan medial dan kantong
suprapatelar mengakibatkan pembengkakan diatas dan sekitar patela yang
berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi pergelangan kaki akan terjadi
pembengkakan pada sisi anterior.
k. Urinalisis: untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum untuk menentukan
adanya darah.
1. Pengkajian
a.Pengkajian fisik
1) Identitas
2) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
3) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
4) Pola fungsi Gordon
a) Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang
dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.
b) Nutrisi/metabolic
Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis makanan, dan
volume minuman perhari, makanan kesukaan.
c) Pola eliminasi
Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK dan warna
d) Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan dapat melakukan mandiri, dibantu
atau menggunakan alat
e) Pola tidur dan istirahat
Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji penyebabnya
f) Pola kognitif-perseptual
Status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas 9nyerinya
seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time
(kapan nyeri terasa bertambah berat).
g) Pola persepsi diri
Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri,
gambaran diri.
h) Pola seksual dan reproduksi
kaji manupouse, kaji aktivitas seksual
i) Pola peran dan hubungan
Kaji status perkawinan, pekerjaan
j) Pola manajemen koping stress
k) Sistem nilai dan keyakinan
b. Fungsional klien
1) Indeks Barthel yang dimodifikasi
Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan
aktivitas fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan diri,
aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan datar, naik turun tangga, berpakaian,
mengontrol defikasi dan berkemih. Cara penilaian:
N BANTU MANDIR
KRITERIA
O AN I
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
6 Mandi 5 15
9 Menggunakan pakaian 5 10
Total skor
Cara penilaian:
< 60 : ketergantungan penuh/total
110-105 : ketergantungan sebagian
110 : mandiri
2) Indeks Katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan
sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari
klien dalam hal: makan, kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar mandi,
mandi dan berpakaian. Indeks Katz adalah pemeriksaan disimpulkan dengan
system penilaian yang didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitas fungsionalnya. Salah satukeuntungan dari alat ini adalah
kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap waktu,
yang diakhiri evaluasi dan aktivitas rehabilitasi. Pengukuran pada kondisi ini
meliputi:
Termasuk kategori manakah klien?
a.Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas
c. Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain
d. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas
e. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain
f. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain
g. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang
lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.
c.Status mental dan kognitif gerontik
1) Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual. Pengujian
terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenan dengan orientasi, riwayat pribadi,
memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jangka
panjang dan kemampuan matematis atau perhitungan (Pfeiffer, 2002).
N
PERTANYAAN BENAR SALAH
O
4 Alamat anda?
Jumlah
Interpretasi hasil :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen cedera biologis, distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
b. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi
d. Resiko trauma berhubungan dengan keterbatasan ketahanan fisik, perubahan
fungsi sendi
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi.
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi, perubahan bentuk
tubuh pada sendi dan tulang.
3. Perencanaan
fisik Kaji
mobilitas mobilisasi
meningkatkan pemenuhan
Memperagakan kemampuan
penggunaan alat Dampingi dan
Bantu untuk Bantu pasien
mobilisasi saat mobilisasi
(walker) dan bantu
penuhi
kebutuhan
ADLs ps.
Berikan alat
Bantu jika
klien
memerlukan
Bantu klien
melakukan
latihan ROM
Ajarkan pasien
bagaimana
merubah
posisi dan
berikan
bantuan jika
diperlukan
3 Defisit perawatan Setelah diberikan
Self Care
diri b/d kelemahan, asuhan
assistance :
kerusakan persepsi keperawatan
ADLs
dan kognitif selama 3x24 jam,
Monitor
klien mampu
kemampuan
merawat diri
klien untuk
dengan kriteria
perawatan diri
hasil :
yang mandiri.
Klien terbebas Monitor
dari bau badan kebutuhan
Menyatakan klien untuk
kenyamanan alat-alat bantu
terhadap untuk
kemampuan untuk kebersihan
melakukan ADLs diri,
Dapat melakukan berpakaian,
ADLS dengan berhias,
bantuan toileting dan
makan.
Sediakan
bantuan
sampai klien
mampu secara
utuh untuk
melakukan
self-care.
Dorong klien
untuk
melakukan
aktivitas
sehari-hari
yang normal
sesuai
kemampuan
yang dimiliki.
Dorong untuk
melakukan
secara
mandiri, tapi
beri bantuan
ketika klien
tidak mampu
melakukannya
.
Berikan
aktivitas rutin
sehari- hari
sesuai
kemampuan.
.
4. Resiko trauma b/d Setelah diberikan
Environmental
penurunan fungsi asuhan
Management
sendi, keterbatasan keperawatan
safety
ketahanan fisik selama 3x24 jam,
Sediakan
diharapkan klien
lingkungan
tidak/terhindar
yang aman
dari resiko trauma
untuk pasien
dengan criteria:
Identifikasi
Klien terbebas kebutuhan
dari cedera keamanan
Klien mampu pasien, sesuai
menjelaskan dengan
faktor resiko dari kondisi fisik
lingkungan/perila dan fungsi
ku personal kognitif
Mampu pasien dan
memodifikasi riwayat
gaya hidup untuk penyakit
mencegah injuri terdahulu
pasien
Menghindarka
n lingkungan
yang
berbahaya
(misalnya
memindahkan
perabotan)
Memasang
side rail
tempat tidur
Menyediakan
tempat tidur
yang nyaman
dan bersih
Menempatkan
saklar lampu
ditempat yang
mudah
dijangkau
pasien.
Memberikan
penerangan
yang cukup
Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan
Memindahkan
barang-barang
yang dapat
membahayaka
n
Berikan
penjelasan
pada pasien
dan keluarga
atau
pengunjung
adanya
perubahan
status
kesehatan dan
penyebab
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Osteoarthritis
KneePain. http://www.singhealth.com.sg/Patientcare/Overseas-Referral/bh/
Conditions/Pages/Osteoarthritis-Knee-Pain.aspx. Diakses tanggal 13 Agustus
2018, 18:15 WIB
Idrus, Alwi, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V, jilid III. Jakarta :
Internal Publishing
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. I
2. Usia : 45 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat/Telepon : Melayu / Medan Deli
6. Komposisi Keluarga : Nuclear Family ( Ayah, Ibu dam 2 Orang anak)
7. Genogram
Keterangan :
Kamar 2 R. Keluarga U
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Tn.I dan Ny. E sangat menyayangi keluarga, mencari nafkah untuk keluarga
dan saling menjaga. Berusaha mendidik anaknya agar selalu menghormati
orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial
pada anaknya kelak dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan
membiarkan anaknya bermain bersama dengan teman sebayanya dirumah
Ny. E
3. Fungsi Reproduksi
Tn. I dan Ny. E mempuyai 4 orang anak yang semuanya berjenis kelamin
Perempuan dan laki-laki.
4. Fungsi Ekonomi
Walaupun penghasilan keluarga masih jauh dari cukup, namun Tn. I berusaha
memenuhi kebutuhan makan dan pakaian yang cukup untuk keluarganya.
5. Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah kesehatan
Saat dikaji Tn. I mengatakan jika badanya terasa lelah setelah bekerja Tn.I
akan membawanya untuk istirahat. Begitu juga jika anggota keluarganya
mengalami masalah kesehatan, Tn. I akan langsung memeriksakan anggota
keluarganya ke puskesmas. Sedangkan Ny. E mengatakan bila badanya
merasa capek dan kakinya terasa sakit makanya Ny E hanya minum obat
pereda nyeri saja yang di dapat dari puskesmas kemudian istirahat sejenak.
16. BB/TB 57 48 27 14
F. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap Masalah Kesehatan
Keluarga berharap semua anggota keluarga selalu dalam keadaan sehat.
2. Terhadap Petugas kesehatan yang Ada
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar terus meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang sudah ada.
ANALISA DATA
rasa nyeri
Jumlah 4
Total
Jumlah 2 2/3
Total
DIAGNOSA KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)
1. Nyeri pada keluarga Tn.I khususnya pada Ny.E berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
N KEPERAWAT INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITE STANDAR
O AN
RIA
Respon
Verbal
b. Menyebutkan
penyebab Menyebutkan 5
Osteoartritis dari 10 penyebab
Osteoartritis 1)
Faktor genetik 2)
Usia 3) wanita 4)
Kegemukan 5)
Pola makan 6)
Sering
mengkonsumsi
alcohol 7) Trauma
(terjatuh
) Posisi yang
tidak tepat saat
aktifitas 9) Stress
Peningkatan
kadar asam urat
10) Aktivitas
berat dan berlebih
Menyebutkan 3
dari 5 tanda dan Diskusikan bersama keluarga
Respon tentang penyebab
gejala
Verbal Osteoartritis: 1) Osteoartritis
5) Gangguan
dalam bergerak
Respon
Verbal
Menyebutkan 3
Setelah 1x30 1. Jelaskan pada keluarga
dari 6 perawatan
menit kunjungan akibat lanjut apabila
Osteoartritis : 1)
rumah, keluarga Osteoartritis tidak diobati.
Kompres dengan
mampu merawat 2. Motivasi keluarga untuk
air hangat bila
anggota menyebutka n kembali akibat
nyeri tanpa
keluarga dengan lanjut dari reumatik yang tidak
disertai bengkak
Osteoartritis. a. diobati.
Menyebutkan 2) Kompres
3. Beri reinforcement positif
cara perawatan dengan air dingin
atas jawaban
Osteoartritis bila ada bengkak
4. Demonstrasi kan kepada
3) Hindari keluarga tentang cara
penekanan 4) mengkompres
Istirahat yang 5. Beri reinforcement positif
cukup 5) Hindari atas usaha keluarga
kerja berat dan 6. Pastikan keluarga akan
berlebih 6) Jaga melakukan tindakan yang
keamanan diajarkan
lingkungan
rumah.
Cara
mengkompres 1.
siapkan handuk
kecil
2. gunakan air
hangat bila nyeri
tanpa disertai
bengkak
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DS :
1.
2.
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Jumat S:
18/02/2022 Ny.e mengatakan osteoartritis adalah nyeri pada
daerah sendi lutut dan panggul, penyebabnya adalah
keturunan, usia, pola makan, kegemukan, stress,
tanda dan gejalanya nyeri sendi, kaku, bengkak,
akibat lanjut penyakit osteoartritis kesemutan,
perubahan bentuk tulang
DO :