Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ACARA VII

SOL LIOFIL

DISUSUN OLEH :

NAMA : HELWA LAELY SAKANTI

NIM 190109010

KELAS : VA

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021
ACARA VI

SOL LIOFIL

I. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tujuan Praktikum : Untuk mempelajari sifat sol liofil dan


menentukan titik isoelektrik melalui
pengamatan viskositas.
B. Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 14 Oktober 2021
C. Tempat Praktikum : Laboratorium Tadris Kimia UIN
Mataram
II. LANDASAN TEORI
Koloid adalah sutu sistem dispersi heterogen dimana fase
terdispersinya yang berukuran koloid tersebar merata dalam medium
pendispersinya. Adapun pengelompokkan jenis sistem koloid yaitu
buih/busa, aerosol, emulsi, dan sol. Sifat-sifat koloid terdiri dari efek
tyndall, gerak brown, adsorpsi, elektroforesis, dan koagulasi. Selain itu
koloid juga dapat di murnikan dengan cara dialisis yaitu pemurnian koloid
dari ion dengan menggunakan selaput semipermeable, dan elektroforesis
yaitu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam
sebuah medan listrik (Rusmiati, 2015. Hal : 185).
Sol merupakan biofilik bila partikel-partikenya menarik pelarut. Sol
juga merupakan liofilik saat kondisi partikel-partikelnya tidak ada menarik
pelarut. Sol secara umum merupakan dispersi koloid zat padat dalam
padatan, cairan atau gas. Sol dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan
sifat-sifatnya. Sol liofil merupakan sol yang menyerap molekul cairan dan
stabil. Sol liofob merupakan jenis sol yang tidak menyerap molekul cairan
dan tidak stabil. (Bird, Tony. 2013 : 90)
Sol liofil lebih kental dari pada mediumnya dan tidak dapat
terkoagulasi jika ditambah sedikit elektrolit. Oleh karena itu, koloid
liofil lebih stabil jika di bandingkan dengan koloid liofob. Untuk
menggumpalkan koloid liofil yang diperlukan elektrolit dalam jumlah
banyak, sebab selubung molekul-molekul cairan yang berfungsi sebagai
pelindung harus dipecahkan terlebih dahulu. Untuk dapat memisahkan
mediumnya, pada koloid liofil dapat kita lakukan dengan cara pengendapan
atau penguraian. Akan tetapi, jika zat mediumnya ditambah lagi maka akan
terbentuk koloid lagi. Dengan kata lain koloid liofil bersifat reversible.
Koloid liofob mempunyai sifat berlawanan dengan koloid liofol. .
(Tiopan,dkk, 2021. Hal : 168).
Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu
cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan
erat dengan hambatan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, maka
larutan tersebut semakin susah mengalir. Viskometer Oswold yang diukur
adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Viskositas dapat dihitung dari persamaan yang disebut
poiseville berikut. (Nurhayati, 2010. Hal : 121).
III. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
A. Alat-alat Praktikum
1. Gelas ukur
2. Labu takar
3. Timbangan
4. Gelas arloji
5. Statif dan klem
6. Corong
7. Stopwatch
8. Karet penghisap
9. Piskometer
10. Viscometer Oswald
11. Batang pengaduk
12. Botol semprot
13. Pipet tetes
14. Hotplate
B. Bahan-bahan
Praktikum
1. Gelatin atau protein
2. Na2HPO4 0,2 M
3. Asam sitrat 0,1 M
4. Aquades
5. Kertas label
6. Tissue
IV. PROSEDUR KERJA
1. Dibuat larutan-larutan dengan pH berturut-turut : 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0;
7,0 masing-masing sebanyak 50 mL. Untuk memperoleh larutan-larutan
tersebut dipergunakan komposisi larutan sesuai dengan tabel dibawah
ini.
pH mL 0,2 M mL 0,1 M pH mL 0,2 M mL 0,1
Na2HPO4 Asam Sitrat Na2HPO4 M Asam
Sitrat

2,0 0,22 9,08 5,0 5,15 4,85

3,0 2,06 7,94 6,0 6,32 3,68

4,0 3,86 6,14 7,0 8,24 1,76

2. Dilarutan 0,500 gram gelatin (ditimbang dengan teliti) kedalam


masing-masing larutan tersebut.
3. Diperlukan pemanas untuk melarutkan maka dipanaskan dengan
hotplate.
4. Dipindahkan larutan kedalam labu takar 50 ml dan volumenya
dijadikan tepat 50 ml dengan ditambahkan aquades.
5. Diukur pH masing-masing larutan dengan pH meter (dipelajari
penggunaan pH meter dengan baik sebelum menggunakan alat
tersebut).
6. Diukur viskositas larutan-larutan gelatin di atas dengan menggunakan
air sebagai standar.Ditentukan pula rapat massa larutan-larutan tersebut
(digunakan piknometer).
V. HASIL PENGAMATAN
NO Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Dibuat larutan-larutan dengan pH
: 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0.
a. pH 2,0
Dicampurkan 0,22 ml larutan
NaHPO4 dengan 9,08 ml asam
sitrat.
- Tidak berbau
- Berwarna bening

b. pH 3,0
Dicampurkan 2,06 ml larutan
NaHPO4 dengan 7,94 ml asam
sitrat.
- Berwarna bening
- Tidak berbau
c. pH 4,0
Dicampurkan 3,86 ml larutan
NaHPO4 dengan 6,14 ml asam
sitrat.
- Berwarna bening
- Tidak berbau

d. pH 5,0
Dicampurkan 6,32 ml larutan
NaHPO4 dengan 3,68 ml asam
sitrat.
- Berwarna bening
- Tidak berbau

e. pH 6,0
Dicampurkan 6,32 ml larutan
NaHPO4 dengan 3,68 ml asam
sitrat.
- Berwarna bening
- Tidak berbau

f. pH 7,0
Dicampurkan 8,24 ml larutan
NaHPO4 dengan 1,76 ml asam
sitrat.
- Berwarna bening
- Tidak berbau

2. Ditimbang padatan gelatin dengan


teliti

- 0,5 gram gelatin


- Berwarna putih

3. Dilarutkan gelatin kedalam


masing-masing larutan - 0,5 gram gelatin
- Larutan berwarna keruh
- Gelatin tidak larut
sempurna

4. Dilakukan pemanasan pada


masing-masing larutan yang berisi
gelatin. - Gelatin larut sempurna
- Larutan berwarna keruh

5. Dilakukan penentuan rapat massa


dari masing-masing larutan.
a. Ditimbang piknometer kosong.

- 29gram
b. 𝑚 pikno kosong + air

- 78,58 gram
- Berwarna bening

c. 𝑚 pikno kosong + larutan pH 2

- 78, 29 gram
- Berwarna bening
- Larut sempurna

d. 𝑚 pikno kosong + larutan pH 3

- 78, 60 gram
- Berwarna bening
- Larut sempurna

e. 𝑚 pikno kosong + larutan pH 4

- 78, 18 gram
- Berwarna bening
- Larut sempurna

f. 𝑚 pikno kosong + larutan pH 5

- 78, 8 gram
- Berwarna bening
- Larut sempurna
g. 𝑚 pikno kosong + larutan pH 6

- 78, 75 gram
- Berwarna bening
- Larut sempurna

h. 𝑚 pikno kosong + larutan pH 7

- 78, 45 gram
- Berwarna bening
- Larut sempurna

6. Diukur viskositas masing-


masing larutan - Larutan berwarna bening
a. Air - T1 = 0,42 s
- T2 = 0,36 s
- T3 = 0,25 s
0,42+0,36+0,25
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,86 s

b. pH 7
- Larutan berwarna bening
- T1 = 0,33 s
- T2 = 0,24 s
- T3 = 0,19 s
0,33+0,24+0,19
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,63 s
c. pH 6
- Larutan berwarna bening
- T1 = 0,22 s
- T2 = 0,18 s
- T3 = 0,17 s
0,22+0,18+0,17
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,57 s
d. pH 5
- Larutan berwarna bening
- T1 = 0,23 s
- T2 = 0,21 s
- T3 = 0,18 s
0,23+0,21+0,18
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,5 s
e. pH 4
- Larutan berwarna bening
- T1 = 0,19 s
- T2 = 0,18 s
- T3 = 0,16 s
0,19+0,18+0,16
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,42 s
f. pH 3 - Larutan berwarna bening
- T1 = 0,18 s
- T2 = 0,17 s
- T3 = 0,14 s
0,18+0,17+0,14
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,49 s
g. pH 2
- Larutan berwarna bening
- T1 = 0,21 s
- T2 = 0,18 s
- T3 = 0,17 s
0,21+0,18+0,17
- 𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= 3
= 0,36 s
VI. ANALISIS DATA
A. Persamaan reaksi
3Na2HPO4(I) + 2C6H8O7(I) → 2Na3C6H5O7(I) + 3H3PO4(g)
B. Perhitungan
w piknometer massa (s)
Kosong 29

+ air 78,58

+ pH 7 78,45

+ pH 6 78,75

+ pH 5 78,8

+ pH 4 78,18
+ pH 3 78.60

+ pH 2 78,29
W piknometer T larutan T rata rata

T1 T2 T3
+ air 0,42 0,36 0,25 0,86
+ pH 7 0,33 0,24 0,19 0,63
+ pH 6 0,22 0,18 0,17 0,57
+ pH 5 0,23 0,21 0,18 0,5
+ pH 4 0,19 0,18 0,16 0,42
+ pH 3 0,18 0,17 0,14 0,49
+ pH 2 0,21 0,18 0,17 0,56

1. Larutan (massa jenis)


𝑊 (𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛)−𝑊 ( 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 )
ρ= 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

a) Dik : w piknometer + larutan = 78,58 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air =…..??
Jawab :
 ρ air = 78,58−29
= 0,997 gr/ml
50 𝑚𝑙

b) Dik : w piknometer + larutan = 78,29 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air =…..??
Jawab :
 ρ ph 2 = 78,29−29 = 0,9858 gr/ml
50 𝑚𝑙

c) Dik : w piknometer + larutan = 78,60 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air =…..??
Jawab :
 ρ ph 3 = 78,60−29 = 0,992 gr/ml
50 𝑚𝑙

d) Dik : w piknometer + larutan = 78,18 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air =…..??
Jawab :
 ρ ph 4 = 78,18−29 = 0,9836 gr/ml
50 𝑚𝑙

e) Dik : w piknometer + larutan = 78,8 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air =…..??
Jawab :
 ρ ph 5 = 78,8−29 = 0,996 gr/ml
50 𝑚𝑙

f) Dik : w piknometer + larutan = 78,75 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air =…..??
Jawab :
 ρ ph 6 = 78,75−29 = 0,99 gr /ml
50 𝑚𝑙

g) Dik : w piknometer + larutan = 78,45 gram


w larutan = 29 s
v piknomete r = 50 ml
Dit : ρ air = …..?
Jawab :
 ρ ph 7 = 78,45−29 = 0,989 gr/ml
50 𝑚𝑙
2. Larutan (Viskositas)
ρXt
n =ρ air x t air x n air
a) Dik :𝜌 = 0.9858
t = 0,56
𝜌 air = 0.9886
t air = 0.86
Dit : n pH 2 = …..?
n pH 2 = 0,9858 X 0,56
x 0,000852 Pa.s
0,9886 X 0,86

n pH 2 = 0,552048
x 0,000852 Pa.s
0,850196

n pH 2 =,000553 Pa.s

b) Dik :𝜌 = 0.992
t = 0,49
𝜌 air = 0.9886
t air = 0.86
Dit : n pH 3 = …..?
0,992 𝑥 0,49
n pH 3 = 0,9886 𝑥 0,86 x 0,000852 Pa.s
n pH 3 = 0.48608
x 0,000852 Pa.s
0,850196

n pH 3 = 0,000487 Pa.s
c) Dik :𝜌 = 0.9836
t = 0,42
𝜌 air = 0.9886
t air = 0.86
Dit : n pH 4 = …..?
n pH 4 = 0,9836 X 0,42
x 0,000852 Pa.s
0,9886 X 0,86

n pH 4 = 0,413112 x 0,000852 Pa.s


0,850196

n pH 4 = 0,000299 Pa.s
d) Dik :𝜌 = 0,996
t = 0,5
𝜌 air = 0.9886
t air = 0.86
Dit : n pH 5 = …..?
0,996 X 0,5
n pH 5 = 0,9886 X 0,86 x 0,000852 Pa.s
0,498
n pH 5 = x 0,000852 Pa.s
0,850196

n pH 5 = 0,000499 Pa.s
e) Dik :𝜌 = 0,995
t = 0,57
𝜌 air = 0.9886
t air = 0.86
Dit : n pH 6 = …..?

n pH 6 = 0,995 X 0,57
x 0,000852 Pa.s
0,9886 X 0,86

0,56715
n pH 6 = 0,850196 x 0,000852 Pa.s
n pH 6 = 0,000568 Pa.s
f) Dik :𝜌 = 0,989
t = 0,63
𝜌 air = 0.9886
t air = 0.86
Dit : n pH 7 = …..?
n pH 7 = 0,989 X 0,63
x 0,000852 Pa.s
0,9886 X 0,86

n pH 7 = 0,62307
x 0,000852 Pa.s
0,850196

n pH 7 = 0,000624 Pa.s
3. Penentuan pH isoelektrik
pH Viskositas
2 0,000553 Pa.s
3 0,000487 Pa.s
4 0,000299 Pa.s
5 0,000499 Pa.s
6 0,000568 Pa.s
7 0,000624 Pa.s

Titik Isoelektrik
0.001
0.0008
0.0006 y = 5E-05x + 0.0004
R² = 0.95

0.0004
0.0002
0

0 2 4 6 8

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu tentang sol liofil. Tujuan dari
praktikum ini untuk mempelajari sifat sol liofil dan menentukan titik
isoelektrik melalui pengamatan viskositas. Dalam praktikum ini kami
menggunakan dua perlakuan. Perlakuan pertama adalah membuat larutan
dan perlakuan kedua adalah menentukan viskositas. Adapun alat dan
bahan yang kami gunakan pada praktikum ini agar praktikum yang
dilaksanakan dapat berjalan lancar. Sol liofil merupakan sol yang zat
terdispersinya akan menarik dan mengabsorpsi molekul mediumnya.
Kestabilan sol liofil terutama disebabkan oleh muatan listrik serta partikel
zat tersolvasi. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik melalui
pengamatan viskositas. Bahan-bahan yang digunakan yaitu ada gelatim,
Na2HPO4, asam sitrat dan lain-lain.
Pada praktikum ini seperti yang sudah kami beritahu sebelumnya
kami menggunakan dua perlakuan. Pada perlakuan pertama yaitu
membuat larutan. Langkah pertama yang kami lakukan adalah
menyiapkan 6 buah gelas kimia selanjutnya dibuat beberapa larutan
dengan pH yang berbeda-beda yaitu 2.0, 3.0, 4.0, 5.0, 6.0, dan 7.0. Tujuan
digunakannya berbagai macam pH yaitu agar dapat menentukan titik
isoelektrik dari glisin atau protein. Titik isoelektrik adalah derajat
keasaman atau pH ketika suatu makro molekul bermuatan nol akibat
bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam dan basa.
Selanjutnya dimasukkan larutan Na2HPO4 kedalam masing-masing gelas
kimia sebanyak 0.22 ml, 2.06 ml, 3.86 ml, 5.15 ml 6.32 ml dan 8.24 ml
secara berturut-turut. Kemudian ditambahkan larutan asam sitrat 0.1 M
kedalam masing-masing gelas yang sudah diisi dengan larutan Na2HPO4
sebanyak 9.08 ml, 7.94 ml, 6.14 ml, 4.85 ml, 3.68 ml dan 1.76 ml secara
berurut-urut. Pencampuran kedua larutan ini bertujuan untuk
menentukkan pH dari masing-masing larutan.
Hasil yang kami dapatkan pada masing-masing gelas kimia dengan
pH yang berbeda adalah larutan tetap berwarna bening karna tidak ada
reaksi yang terjadi dan tidak ada bau dari pencampuran kedua larutan
tersebut. Warna bening pada larutan didapatkan karena tidak ada reaksi
yang dapat merubah warna pada larutan, selain itu warna bening
didapatkan dari warna dasar kedua larutan yang digunakan yaitu larutan
Na2HPO4 0,2 M dan larutan asam sitrat. Larutan tidak berbau
dikarenakan sifat dasar dari kedua larutan yang digunakan tidak memiliki
bau (tidak menghasilkan bau yang menyengat).
Langkah selanjutnya dilarutkan gelatin sebanyak 0.500 gram
kedalam masing-masing larutan yang sudah dibuat. Gelatin dalam
praktikum ini berfungsi sebagai bahan pengental atau penstabil larutan
sehingga ketika diuji dengan piknometer sampel dapat diencerkan untuk
mencapai titik isoelektrik. Hasil yang kami dapatkan larutan berwarna
keruh dan tidak larut sempurna. Larutan berwarna keruh disebabkan
karena adanya reaksi antara gelatin dan sampel, dimana hanya sebagian
kecil gelatin yang larut yang menyebabkan pergerakan larutan lambat
sehingga larutan keruh. Larutan tidak terlarut sempurna karean gelatin
memiliki sifat sukar larut sehigga membutuhkan beberapa perlakuan
seperti pengadukan dan pemanasan.
Kemudian dilakukan pemanasan pada masing-masing larutan yang
sudah diisi dengan glatin. Fungsi pemanasan yaitu untuk mempercepat
reaksi sehingga mempercepat proses larutnya serbuk glisin dimana
dengan adanya pemanasan reaksi tumbukan antar molekul pada larutan
semakin cepat dan ditambah dengan adanya proses pengadukan sehingga
larutan akan semakin cepat untuk terlarut, fungsi dari pengadukkan ialah
agar campuran gelatin dengan larutan tercampur secara homogen..Setelah
dipanaskan, larutan tersebut didiamkan selama beberapa menit. Fungsi
pendiaman ini yaitu untuk mendinginkan larutan sebelum dimasukkan ke
dalam labu ukur (menurunkan suhu pada sampel agar suhu konstan atau
stabil).
Pada perlakuan kedua yaitu penentuan rapat massa dari masing-
masing larutan atau menentukan viskositas pada larutan. Diukur
viskositas larutan-larutan gelatin yang sudah dibuat dengan menggunakan
aquades sebagai standar. Langkah pertama yang kami lakukan ditimbang
piknometer kosong. Hasil yang kami dapatkan massa piknometer 29
gram. menggunakan neraca digital. Piknometer adalah alat untuk
dapat menentukan massa jenis dari suatu larutan. Diisi piknometer kosong
dengan aquades kemudian ditimbang agar dapat memperoleh massa
jenisnya. Massa jenis dari picnometer yang berisi air adalah 78,58 gram.
Dilakukan percobaan atau perlakuan yang sama untuk memperoleh masaa
jenis larutan dengan menggunakan pH berturut-turut. Hasil yang kami
dapatkan pH 2 massa jenisnya 78,29 gram, pH 3 massa jenisnya 78,60
gram, pH 4 massa jenisnya 78,18 gram, pH 5 massa jenisnya 78,8 gram,
pH 6 massa jenisnya 78,75 gram dan pH 7 massa jenisnya 78,45 gram.
Selain itu warna larutan pada masing-masing pH yang berbeda adalah
bening dan larut sempurna, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
reaksi perubahan warna dari setiap larutan sehingga warna larutan tetap
berwarna bening. Penggunaan pH yang berbeda yaitu untuk menentukan
viskositas atau untuk menentukan titik isoelektrik pada pH tertentu. Hal
ini terjadi karna pH akan mempengaruhi keadaan ion yang bersifat positif
dan negative. Untuk mengetahui perbandingan titik isoelektrik dari
masing-masing larutan.
Selanjutnya menentukan viskositas masing-masing larutan (larutan
pH 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0 dan 7,0.) yang dimana untuk menentukan
viskositas larutan tersebut kami memasukkannya ke dalam viskometer
Oswald sampai tanda batas yang telah ditentukan. Pemberian tanda batas
pada tabung viskometer ini bertujuan untuk mengetahui batas awal dan
batas akhir dari waktu aliran sampel yang akan diujikan. Kemudian
dihisap larutan tersebut dengan karet penghisap dan dilepas, fungsi
dilepasnya karet penghisap adalah agar cairan di dalam viskometer turun
sampai tanda batas bawah dari tabung dan dicatat waktu yang dibutuhkan
larutan untuk mengalir dengan menggunakan stopwatch, stopwatch disini
berfungsi untuk menghitung lamanya waktu alir dari larutan-larutan yang
akan diujikan. Dimana waktu yang ditempuh masing-masing larutan
untuk mengalir yaitu pada larutan air waktu tempuhnya 0,86 s, pH 7
waktu tempuhnya 0,63 s, pada pH 6 waktu tempuhnya 0.57 s, pada pH 5
waktu tempuhnya 0.5 s, pada pH 4 waktu tempuhnya 0.42 s, pada pH 3
waktu tempuhnya 0.49 s dan pada pH 2 waktu tempuhnya 0.36 s.
Kemudian dari hasil pengamatan diperoleh bahwa warna dari larutan
(larutan pH 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0 dan 7,0) adalah berwarna bening yang
merupakan warna dasar dari larutan itu sendiri dan tidak adanya
perubahan warna pada percobaan ini disebabkan karena tidak adanya
reaksi perubahan warna yang terjadi, akibatnya warna dari larutan tetap
berwarna bening.
Selanjutnya nilai viskositas masing'masing larutan dengan pH
berturut-turut yaitu pada pH 2 viskositasnya 0,000553 Pa.s, pada pH 3
viskositasnya 0,000487 Pa.s, pada pH 4 viskositasnya 0,000299 Pa.s, pada
pH 5 viskositasnya 0,000499 Pa.s, pada pH 6 viskositasnya 0,000568 Pa.s
dan pada pH 7 viskositasnya 0,000624 Pa.s. Dari hasil yang diperoleh
dapat dikatakan bahwa hubungan pH dan viskositas yaitu semakin tinggi
pH suatu larutan, maka semakin rendah viskositasnya, begitupun
sebaliknya semakin rendah pH suatu larutan, maka viskositasnya semakin
tinggi. Dari bermacam-macam pH larutan yang digunakan maka dapat
ditentukan pula nilai titik isoelektriknya, yaitu pada pH 7. Selain itu
waktu tempuh dan viskositas suatu larutan berbanding lurus. Dimana
semakin lama waktu tempuh suatu larutan untuk mngalir maka semakin
besar viskositas suatu larutan. Begitupun selanjutnya semakin kecil waktu
tempuh suatu larutan mengalir maka semakin kecil Viskositas larutan.
Selain itu waktu tempuh dan viskositas suatu larutan berbanding lurus.
Dan dari perhitungan yang dilakukan berdasarkan data percobaan, dapat
dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan oleh suatu cairan
untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan analisis data maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Sol liofil merupakan sol yang zat terdispersinya akan menarik dan
mengabsorpsi molekul mediumnya, sehingga ada gaya tarik
menarik antara keduanya, sedangkan sol liofob adalah sol yang zat
terdispersinya tidak menarik dan tidak mengabsorpsi molekul
mediumnya.
2. Waktu tempuh dan viskositas suatu larutan berbanding lurus.
Semakin lama waktu yang ditempuh suatu larutan untuk mengalir
maka akan semakin besar viskositas suatu larutan. Semakin kecil
waktu yang ditempuh suatu larutan untuk mengalir maka semakin
kecil Viskositas larutan tersebut. Waktu yang ditempuh masing-
masing larutan untuk mengalir yaitu pada larutan air waktu
tempuhnya 0,86 s, pH 7 waktu tempuhnya 0,63 s, pada pH 6
waktu tempuhnya 0.57 s, pada pH 5 waktu tempuhnya 0.5 s, pada
pH 4 waktu tempuhnya 0.42 s, pada pH 3 waktu tempuhnya 0.49 s
dan pada pH 2 waktu tempuhnya 0.36 s.
3. Titik isoelektrik merupakan derajat keasaman atau pH Ketika
suatu makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya proton
atau kehilangan nya suatu muatan oleh reaksi asam basa.
4. Nilai viskositas pada masing-masing larutan dengan pH yang
berbeda-beda yaitu pada pH 2 viskositasnya 0,000553 Pa.s, pada
pH 3 viskositasnya 0,000487 Pa.s, pada pH 4 viskositasnya
0,000299 Pa.s, pada pH 5 viskositasnya 0,000499 Pa.s, pada pH 6
viskositasnya 0,000568 Pa.s dan pada pH 7 viskositasnya
0,000624 Pa.s.
5. Hubungan pH dan viskositas yaitu semakin tinggi pH suatu
larutan, maka semakin meningkat viskositasnya, begitupun
sebaliknya semakin rendah pH suatu larutan, maka viskositasnya
semakin rendah.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknnya berhati-hati dalam
menggunakan alat laboratorium , dan dalam pembuatan larutan
dengan kadar pH yang berbeda praktikan harus lebih teliti lagi dalam
mencampurkan bahan-bahan yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 2013. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.

Hal : 90

Iis, Rusmiati. 2015. Top Pocket Master Kimia SMA/MA Kelas X,XI, dan XII.

Jakarta Selatan : PT Bintang Wahyu. Hal : 18

Nurhayati, Rahayu. 2010. Super Lengkap Kimia. Jakarta Selatan : Gagas


Media.Hal : 121

Tiopan, dkk. 2021. KIMIA SMA Kelas XI Semester Kedua. Bandung : Ghalia.
Hal :168

Anda mungkin juga menyukai