Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN ANAK DENGAN MALNUTRISI


DIRUANG AL-AFTHAL RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUK LINGGAU

DI SUSUN OLEH :

T R I S I Y A H, S.Kep
NIM. 221269019

PEMBIMBING AKADEMI PEMBIMBING LAHAN

NS. ARDIANAPODESTA, S.Kep, M.Kep NS. RINI KURNIAWATI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA BENGKULU
2000/2001
LAPORAN PENDAHULUAN

TETRALOGI OF FALLOT

1. Anatomi Fisiologi Jantung


Daerah dipertengahan dada diantara kedua paru disebut sebagai mediastinum.
Sebagian besar rongga mediastinum ditempati oleh jantung, yang terbungkus dalam
kantong fibrosa tipis yang disebut perikardium. Perikardium melindungi permukaan
jantung agar dapat berfungsi dengan baik. Ruangan antara permukaan jantung dan lapisan
dalam perikardium berisi sejumlah kecil cairan, yang melumasi permukaan dan
mengurangi gesekan selama kontraksi otot jantung.
Kamar jantung: sisi kanan dan kiri jantung, masing-masing tersusun atas dua
kamar, atrium dan ventrikel. Dinding yang memisahkan kamar kanan dan kamar kiri
disebut septum. Ventrikel adalah kamar yang menyemburkan darah ke arteri. Fungsi
atrium adalah menampung darah yang datang dari vena dan bertindak sebagai tempat
penimbunan sementara sebelum darah kemudian dikosongkan ke ventrikel.
Katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah dalam jantung.
katup, yang tersusun atas bilah-bilah jaringan fibrosa, membuka dan menutup secara
pasif sebagai respon terhadap perubahan tekanan darahdan aliran darah. Ada dua jenis
katup : Atrioventrikularis dan semilunaris.
1. Katup Atrioventrikularis. Katup yang memisahkan atrium dan ventrikel disebut
sebagai katup atrioventrikularis. Katup trikuspidalis, dinamakan demikian karena
tersusun atas tiga kuspis atau daun, memisahkan atrium kanan dan ventrikel
kanan. Katup mitral atau bikuspidalis ( dua kuspis ) terletak diantara atrium dan
ventrikel kiri.
2. Katup semilunaris. Katup semilunaris terletak diantara tiap ventrikel dan arteri
yang bersangkutan. Katup anatara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis disebut
katup pulmonalis; katup antara ventrikel kiri dan aorta disebut katup aorta. Katup
semilunaris normalnya tersusun atas tiga kuspis, yang berfungsi dengan baik
tanpa otot papilaris dan korda tendinea.
Arteri Koronaria adalah pembuluh yang menyuplai otot jantung., yang mempunyai
kebutuhan metabolisme tinggi terhadap okesigen dan nutrisi. Jantung menggunakan 70%
sampai 80% oksigen yang dihantarkan melalui; arteri koronaria; sebagai organ
perbandingan, organ lain hanya menggunakan rata-rata seperempat oksigen yang
dihantarkan. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat hulunya di ventrikel kiri. Dinding
disisi kiri jantung disuplai dengan bagian yang lebih banyak melalui arteri koronaria
utama kiri, yang kemudian terpecah menjadi dua cabang besar ke bawah (arteri
desendens anterior sinistra )dan melintang ( arteri sirkumfleksa ) sisi kiri jantung.
Otot Jantung adalah jaringan otot khusus yang menyusun dinding jantung
dinamakan otot jantung. secara mikroskopis, otot jantung mirip otot serat lurik ( skelet ),
yang berada dibawah kontrol kesadaran. Namun secara fungsional, otot jantung
menyerupai otot polos karena sifatnya folunter.
Jantung adalah organ berongga dan berotot yang terletak ditengah thoraks, dan ia
menepati rongga ditengah paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g ( 10,6 oz ),
meskipun berat dan ukuran dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya
latihan dan kebiasaan fisik dan penyakit jantung.
Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai O2 dan zat nutrisi
lain sambil mengangkut CO2 dan sampah hasil metabolisme. Sebenarnya terdapat dua
pompa jantung, yang terletak disebelah kanan dan kiri. Kerja pompa jantung dijalankan
oleh kontraksi dan relaksasi ritmit dinding otot. Selama kontraksi otot ( sistolik ), kamar
jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan ke luar. Selama relaksasi otot
dinding jantung (diastolik ) , kamar jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk
penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal akan berdetak sekitar 60 – 80
kali/menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan
keluaran totalnya sekitar 5 L/menit.
2. Pengertian
Tetralogi of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung kongenital dengan gangguan
sianosis yang ditandai dengan kombinasi empat hal yang abnormal meliputi Defek
Septum Ventrikel, Stenosis Pulmonal, Overriding Aorta dan Hipertrofi Ventrikel Kanan.
Tetralogi of Fallot (TOF) adalah merupakan defek jantung yang terjadi secara
kongenital dimana secara khusus mempunyai empat kelainan anatomi pada jantungnya.
TOF ini adalah merupakan penyebab tersering pada Cyanotik Heart Defect dan juga pada
Blue Baby Syndrome.

3. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui
secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor
tersebut antara lain :
1. Faktor endogen
- Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
- Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
- Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum
obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin,
amethopterin, jamu)
- Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
- Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus
penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab
harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan
kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi
pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga
terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas. Mungkin gejala
sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi mengalami serangan sianotik
karena menyusu atau menangis.
4. Tanda dan Gejala, Klasifikasi
Gejala bisa berupa :
a. Sianosis/ kebiruan : sianosis akan muncul saat anak beraktivitas,
makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran
pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan
shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan
bercampur dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah
tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan
oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.terutama pada bibir dan kuku
b. Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu
c. Setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok (squating) untuk
mengurangi hipoksi dengan posisi knee chest
d. Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang karena kulit atau tulang di
sekitar kuku jari tangan membesar)
e. Pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung lambat
f. Sesak napas jika melakukan aktivitas dan kadang disertai kejang atau pingsan
g. Berat badan bayi tidak bertambah
h. Pada auskultasi terdengar bunyi murmur pada batas kiri sternum tengah
sampai bawah
i. Hipertrofi gingival
j. Vena jugularis terlihat penuh/menonjol
k. Kadang-kadang hepatomegali dengan hepatojugular reflux.
Serangan sianosis dan hipoksia atau yang disebut “blue spell” terjadi ketika
kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode biasanya terjadi bila anak
melakukan aktivitas (misalnya menangis, setelah makan atau mengedan).
5. Patofisiologi
Karena pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung yang bersamaan,
maka:
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah
lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah
dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel
kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan lubang
ini.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam
aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga
terjadi pembesaran ventrikel kanan.
Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak melewati
paru sehinggatidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena yang kembali
ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta tanpa mengalami
oksigenasi.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan
hematokrit antara 50-65%. nilai AGD menunjukkan peningkatan tekanan partial
karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH.
b. Radiologis
Sinar-X pada thoraks didapat gambaran penurunan aliran darah pulmonal, gambaran
penurunan aliran darah pulmonal, gambaran khas jantung tampak apeks jantung
terangkat sehingga seperti sepatu boot (boot shape).
- Paru : gambaran pembuluh darah paru sangat berkurang, diameter pembuluh
darah hilus kecil, tampak cekungan pulmonal (karena a.pulmonalis dan cabang-
cabangnya hipoplasi).

Aliran Darah CO2 masuk


ke ventrikel kiri
- Jantung: arkus aorta 75% di kiri dan 25% di kanan, tampak prominen, besar
jantung normal, apeks jantung agak terangkat ke kranial.
- Kosta : tampak erosi kosta bila ada sirkulasi kolateral.

c. Elektrokardiogram
- Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.
- Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan, kadang terdapat juga hipertrofi atrium
kanan.
- Pada anak yang sudah besar dijumpai P pulmonal
d. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,
penurunan ukuran arteri pulmonalis dan penurunan aliran darah ke paru-paru.
e. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui Defek Septum
Ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronaria dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan
tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
7. Masalah Keperawatan dan data pendukung

a. Gangguan pertukaran gas


 Penyebab
- Ketidakseimbangan Ventilasi-perfusi
- Perubahan membrane alveolus-kaapiler
 Grjala dan tanda mayor
Subjektif :
- Dispnea
Objektif :
- PCO2 meningkat/menurun
- PO2 menurun
- Takikardi
- pH arteri Meningkat/ menurun
- Bunyi nafas tambahan
 Gejala dan tanda minor
Subjektif :
- Pusing
- Penglihatan kabur
Objektif:
- Sianosis
- Diaforesis
- Gelisah
- Napas cuping hidungPola napas abnormal ( cepat/lami,regular/ireguler)
- Warna Kulit abnotmal (mis .Pucat,kebiruan)
- Kesadaran menurun

b. Penurunan cardiac output


 Penyebab
- Perubahan irama jantung
- Perubahan frekuensi jantung
- Perubahan kontraktilitas
- Perubahan preload
- Perubahan afterload
 Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Perubahan irama jantung
- Palpitasi
b) perubahan Preload
- Lelah
c) Perubahan fterload
- Dispnea
- Perubahan kontraktilitas

d) Intoleransi aktivitas
e) Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi dan perawatan

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.


2. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung,
perubahan tekanan jantung.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dengan kebutuhan.
4. Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi dan perawatan b/d
misinterpretasi informasi.
9. Tujuan Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria
1 Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
2 Penurunan cardiac output
berhubungan denganpenurunan
kontraktilitas jantung, perubahan
tekanan jantung.
3 Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan.
4 Kurang pengetahuan mengenai
penatalaksanaan terapi dan
perawatan b/d misinterpretasi
informasi.

10. INTERVENSI KEPERAWATAN


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi
SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
2 Penurunan cardiac output
berhubungan
denganpenurunan
kontraktilitas jantung,
perubahan tekanan jantung.
3 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan
kebutuhan.
4 Kurang pengetahuan
mengenai penatalaksanaan
terapi dan perawatan b/d
misinterpretasi informasi.

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama, gangguan pertukaran gas
pasien teratasi.
Intervensi:
a. Kaji frekuensi, kecepatan dan kedalaman pernafasan.
b. Catat kesimetrisan pergerakan dada, penggunaan otot tambahan, dan retraksi otot
intercostal.
c. Observasi status mental atau tingkat kesadaran pasien.
d. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
e. Pantau saturasi O2
f. Observasi adanya sianosis terutama di mukosa mulut.
g. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
h. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai indikasi.
i. Kolaborasi pemberian bronkodilator dengan nebulaizer.
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung,
perubahan tekanan jantung.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadi peningkatan curah jantung
sehingga keadaan normal.
Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat.
c. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal / masker sesuai indikasi
d. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
e. Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi cemas
f. Secara kolaborasi, berikan tindakan farmakologis berupa digitalis, digoxin.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dengan kebutuhan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien bertoleransi terhadap
aktivitas.
Intervensi:
a. Observasi keterbatasan klien dalam melakukan aktivitas.
b. Kaji faktor yang menyebabkan kelelahan.
c. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, sesak nafas, diaporesis,
pucat).
d. Monitor pola tidur dan lamanya tidur.
e. Bantu klien untuk mengidetifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
b. Memotivasi klien untuk meningkatkan aktivitas sesuai dengan kemampuan.
4. Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi dan perawatan b/d
misinterpretasi informasi.
Tujuan: Kebutuhan pengetahuan terpenuhi secara adekuat.
Intervensi:
a. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi.
b. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll.
c. Mempertahankan kepercayaan pasien ( tanpa adanya keyakinan yang salah)
d. Terima tapi jangan beri penguatan terhadap penolakan
e. Orientasikan klien atau keluarga terhadap prosedur rutin dan aktifitas, tingkatkan
partisipasi bila mungkin.
f. Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur, berikan informasi yang konsisten, ulangi
bila perlu.
g. Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Israr Y.2010.Tetralogy Fallot.Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Riau

Harimurti M. Ganesha.2001. Tetralogi Fallot dalam Buku Ajar Kardiologi. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta: Penerbit Gaya Baru.

Hassan R, Dr, dkk,2002. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak, Cetakan ke 10, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK-UI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Panggabean Marulam M. dan S. Harun.2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Ke-3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses Penyakit Edisi 4. Jakarta:
EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai