Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Paper

Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam


Pencegahan COVID-19 Kepada Anak-Anak di Panti Asuhan
Alif Yanuar Zukmadini1*, Bhakti Karyadi1, Kasrina1

1Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu,
Bengkulu, Indonesia

DOI: 10.29303/jpmpi.v3i1.440
Sitasi: Zukmadini, A.Y., Karyadi, B., & Kasrina, K. (2020). Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 Kepada Anak-Anak di Panti Asuhan. Jurnal Pengabdian Magister
Pendidikan IPA, 3(1). doi: https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i1.440

*Corresponding Author: Abstrak: COVID-19 menyebabkan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
Alif Yanuar Zukmadini, pada manusia. Virus ini telah menginfeksi jutaan orang sehingga menyebabkan
Program Studi Pendidikan angka kematian yang tinggi bagi penderitannya di seluruh dunia. Anak-anak
Biologi, Fakultas
termasuk juga anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sangat rentan
Keguruan dan Ilmu
terhadap penularan COVID-19. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
Pendidikan, Universitas
Bengkulu, Bengkulu, edukasi dan pendampingan kepada anak-anak panti asuhan Kasih Sayang Kota
Indonesia Bengkulu untuk menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar
Email: terhindar dari penularan COVID-19. Kegiatan ini juga diikuti dengan
ayzukmadini@unib.ac.id pemberian sembako kepada anak-agar panti asuhan agar dapat memenuhi
kebutuhannya selama pandemi COVID-19. Edukasi dilakukan menggunakan
metode kaji tindak dengan pendekatan partisipatif. Materi edukasi yang
diberikan kepada anak-anak panti asuhan diantaranya pengenalan COVID-19
dan gejalanya, cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara menerapkan etika
batuk, cara physical distancing, serta cara menerapkan pola hidup bersih dan
sehat. Kegiatan edukasi dilakukan dengan memberikan penyuluhan terhadap
PHBS dalam pencegahan COVID-19 dengan menggunakan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, dan demontsrasi. Penyampaian materi juga dilakukan
dengan menggunakan media pembelajaran berupa poster. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan lembar angket untuk mengetahui pengetahuan peserta
sebelum dan setelah diberikan edukasi. Hasil kegiatan menujukkan bahwa
edukasi yang diberikan oleh fasilitator dapat meningkatkan pengetahuan anak-
anak panti asuhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan
COVID-19. Hal ini dapat dilihat dari persentase pengetahuan peserta sebelum
diberikan edukasi yaitu sebesar 74,48% yang kemudian meningkat menjadi
86,49% setelah diberikan edukasi.

Kata Kunci: PHBS; COVID-19; Anak Panti Asuhan; Edukasi; Sembako.

Pendahuluan COV-2) atau yang dikenal dengan novel


coronavirus (2019-nCoV) (Singhal, 2020). Dari
Corona Virus Disease 2019 atau awal kemunculannya di akhir tahun 2019
COVID-19 adalah jenis penyakit baru yang hingga 20 Mei 2020, penyakit ini telah
disebabkan oleh infeksi Virus Severe Acute menginfeksi 4.789.205 orang dan
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
© 2020 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 3.0 license.
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

menyebabkan kematian terhadap 318.789 Dalam aktivitasnya sehari-hari, anak-


orang di seluruh dunia. (WHO, 2020). anak panti asuhan menghabiskan waktu
Penyakit ini ditularkan melalui droplet mereka untuk sekolah, belajar, mengaji, dan
(percikan) pada saat berbicara, batuk, dan berbagai kegiatan positif lainnya. Hampir
bersin dari orang yang terinfeksi virus Corona. sebagian besar dari mereka sudah terbiasa
Selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan untuk melakukan aktivitas secara mandiri. Hal
melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat ini menjadi kesedihan tersendiri bagi mereka
tangan) dengan penderita serta menyentuh karena harus menjalani hari-hari tanpa orang
wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang tua kandung, hanya orang tua asuh (pengurus
terpapar virus Corona (Singhal, 2020). panti) yang mendampingi mereka.
Gejala klinis yang muncul akibat Dari hasil observasi yang dilakukan
terinfeksi virus ini seperti gejala flu biasa terhadap anak-anak di Panti Asuhan Kasih
(demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, Sayang Kota Bengkulu, terdapat 45 orang
nyeri otot, nyeri kepala) hingga komplikasi anak-anak yang diasuh dan tinggal di panti
berat (diare dan pneumonia) hingga ini, anak-anak tersebut berasal dari kelompok
menyebabkan kematian (Huang dkk, 2020: yatim/piatu/yatim piatu dan anak-anak dari
Chen 2020. Anak-anak termasuk ke dalam keluarga tidak mampu. Hasil wawancara
kelompok usia yang sangat rentan terhadap dengan pengasuh panti asuhan diperoleh
penularan COVID-19 dari lingkungan informasi bahwa dalam masa pandemi
sekitarnya. Sebagian anak-anak yang terinfeksi COVID-19 saat ini, anak-anak sangat
COVID-19 seringkali tidak menunjukkan membutuhkan pendampingan dalam
gejala infeksi. (Zimmermann dan Curtis, 2020). menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2002 selama masa pandemi COVID-19 serta
tentang perlindungan anak, disebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Anak-anak panti asuhan dalam kondisi
YME yang dalam dirinya melekat harkat dan saat ini seyogyanya mendapatkan perhatian
martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh khusus tentang cara pencegahan dan
karena itu setiap anak berhak atas penularan COVID-19, serta mendapatkan
keberlangsungan hidup, tumbuh dan jaminan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari
berkembang serta berhak atas perlindungan mereka di panti asuhan. Hanya saja
dari kekerasan dan diskriminasi. Anak yatim keterbatasan sumber informasi baik dari orang
piatu adalah mereka yang sudah tidak tua, pengasuh, ataupun media lainnya
memiliki orang tua lagi dan keluarga yang membuat mereka masih perlu mendapatkan
memeliharanya. Mereka termasuk anak yang bimbingan untuk menerapkan perilaku hidup
menderita, lemah dan menjadi korban bersih dan sehat (PHBS) yang menjadi
kehilangan kasih sayang orangtua baik di protokol dalam pencegahan COVID-19.
bidang pendidikan ataupun di bidang yang Pembatasan sosial (social distancing) yang
lain (Syaitut, 1991). terjadi juga berdampak terhadap pemenuhan
Kesulitan hidup seseorang dapat kebutuhan pokok mereka. Sebagaimana
terjadi apabila kebutuhan pokoknya tidak diketahui bahwa panti asuhan
dapat dipenuhi (Rahmat, 1999). Termasuk menggantungkan pemenuhan kebutuhan
dalam hal ini adalah anak yatim piatu yang pokok mereka dari sumbangan dan bantuan
tinggal di panti asuhan. Di sana mereka orang lain.
memiliki kesulitan dalam hal pemenuhan Untuk meminimalisir penularan
kebutuhan pokok serta ketiadaan kasih sayang COVID-19 serta menjamin kebutuhan hidup
dari orang tua. Panti asuhan merupakan anak-anak di panti asuhan, maka perlu
tempat atau kediaman untuk merawat anak- dilakukan edukasi untuk mengajarkan
anak yatim piatu (Depdikbud, 1999). bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat
69
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

(PHBS) yang menjadi protokol pengangan yaitu 45 orang anak-anak yatim piatu.
COVID-19 serta pemberian bantuan Sembako Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada
Menurut Kepmenperindag 115/1998, tanggal 22 Mei 2020 di Panti Asuhan Kasih
Sembilan Bahan Pokok atau sering disingkat Sayang, Kelurahan Bentiring, Kecamatan
Sembako adalah sembilan jenis kebutuhan Muara Bangkahulu, Kota/Provinsi Bengkulu.
pokok masyarakat yang meliputi beras, gula Tahapan kegiatan ini terdiri dari tahap
pasir, minyak goreng dan mentega, daging persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap
sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, persiapan meliputi identifikasi masalah yang
minyak tanah, dan garam beryodium. dilakukan dengan teknik wawancara dan
Sedangkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan observasi ke panti asuhan, penyiapan materi
Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang oleh fasilitator, dan persiapan media edukasi
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai berupa poster bergambar. Tahapan
hasil pembelajaran yang menjadikan pelaksanaan meliputi penyampaian materi
seseorang, keluarga, kelompok atau edukasi tentang PHBS dan pembagian
masyarakat agar mampu menolong dirinya sembako kepada anak-anak yatim piatu.
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan Penyampaian materi dilakukan dengan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan memberikan penyuluhan, pendampingan,
masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan serta bimbingan mengenai perilaku hidup
Republik Indonesia Nomor 2269). bersih dan sehat (PHBS) dalam pencegahan
Menurut Razi dkk (2020), perilaku hidup COVID-19. Metode yang digunakan dalam
bersih dan sehat (PHBS) untuk pencegahan menyampaikan materi adalah ceramah, tanya
virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci jawab, diskusi, dan demonstrasi.
tangan yang baik dan benar, cara menerapkan Tahapan evaluasi meliputi penilaian
etika batuk, cara melakukan Physical pengetahuan peserta mengenai PHBS dalam
Distancing (menjaga jarak fisik), dan cara pencegahan COVID-19. Tahap evaluasi
menjaga kebersihan diri. Pemberian edukasi (penilaian) dilakukan sebelum dan sesudah
mengenai PHBS ini dapat dilakukan dengan peserta mendapatkan edukasi mengenai
penyuluhan atau dengan menggunakan media PHBS. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk
berupa poster. Menurut Arsyad (2013), salah mengetahui pengaruh kegiatan edukasi
satu bentuk media pembelajaran cetak yang terhadap pengetahuan peserta mengenai
dapat dengan mudah digunakan untuk PHBS dalam pencegahan COVID-19. Metode
menyampaikan informasi kepada pembaca evaluasi yang digunakan adalah
adalah poster. Kegiatan edukasi PHBS serta menggunakan angket (kuisioner) dan
pembagian sembako yang dilakukan di panti observasi. angket berisi sejumlah pertanyaan
asuhan kasih sayang diharapkan dapat tentang pengetahuan peserta mengenai PHBS
memberikan pemenuhan kebutuhan pokok, dalam pencegahan COVID-19.
serta pengetahuan dan keterampilan dalam
menerapkan pola perilaku hidup bersih secara Hasil dan Pembahasan
mandiri agar mereka dapat terhindar dari
penularan COVID-19t. Pelaksanaan kegiatan edukasi perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
Metode Pelaksanaan pencegahan COVID-19 di Panti Asuhan Kasih
Sayang, Kota Bengkulu telah terlaksana
Metode yang digunakan dalam dengan baik mulai dari tahap persiapan
kegiatan ini adalah metode kaji tindak (Action hingga tahap evaluasi.
Research) dengan pendekatan program tindak
partisipatif (Partisipatory Action Program) yang Edukasi Mengenai PHBS dalam Pencegahan
melibatkan kelompok masyarakat sasaran COVID-19
70
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

Kegiatan ini dilakukan dengan pemberitahuan. Media poster bergambar


memberikan pengetahuan kepada anak yatim dipilih karena informasi yang ada di dalamnya
piatu mengenai COVID-19 dan gejalanya, serta disajikan dengan menarik dan mudah diingat
memberikan pendampingan dan bimbingan bagi mereka yang melihatnya. Hal ini sesuai
dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2019)
sehat agar terhindar dari COVID-19. Perilaku yang menyatakan bahwa poster merupakan
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diajarkan media kombinasi visual dari rancangan yang
kepada anak-anak agar mereka terhindar dari kuat, berwarna dan memiliki pesan dengan
COVID-19 adalah cara mencuci tangan yang maksud untuk menangkap perhatian orang
baik dan benar, cara menerapkan etika batuk, yang lewat, meskipun gagasan yang
cara melakukan jaga jarak fisik (Physical disampaikan membutuhkan waktu yang tidak
Distancing), dan cara menjaga kebersihan diri. singkat untuk tertanam dalam pikiran
Kegiatan edukasi PHBS dalam pencegahan pembacanya. Edukasi menggunakan poster
COVID-19 dapat dilihat pada Gambar 1. dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 1. Kegiatan edukasi PHBS dalam


pencegahan COVID-19 Gambar 2. Penggunaan Poster bergambar dalam
menyampaikan Materi
Kegiatan diikuti dengan antusias oleh
peserta, hal ini dilihat dari keaktifan peserta
dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga
akhir, keberanian peserta dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator,
serta motivasi yang tinggi untuk belajar.
Dalam kegiatan ini, tim pengabdian yang
terdiri dari 3 orang dosen sebagai fasilitator
dan 3 orang mahasiswa dari Program Studi
Pendidikan Biologi sebagai pendamping.
Adapun media yang digunakan adalah
poster bergambar. Media poster bergambar
yang dipilih adalah poster berwarna yang Gambar 3. Penempelan Poster Mengenai Protokol
memuat gambar/ilustrasi mengenai PHBS Pencegahan COVID-19 di Ruangan Panti Asuhan
dalam pencegahan COVID-19. Poster-poster
tersebut selanjutnya ditempel di beberapa Selain memberikan edukasi mengenai
bagian ruangan panti asuhan agar anak-anak pengetahuan, peserta juga diajarkan untuk
selalu ingat dalam menerapkan PHBS mempraktekkan secara langsung pengetahuan
sehingga terhindar dari penularan COVID-19. PHBS yang diperolehnya. Pada tahap ini,
Menurut Hasnun (2006), poster merupakan fasilitator mendemonstrasikan bentuk-bentuk
salah satu media berisi gambar atau tulisan di PHBS dalam pencegahan COVID-19,
atas kertas atau kain yang berisi kemudian anak-anak yatim piatu diarahkan
71
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

untuk melakukan praktek secara langsung apa diminta mengisi lembar angket yang berisi
yang telah didemonstrasikan oleh fasilitator. sejumlah daftar pertanyaan mengenai PHBS.
Dalam hal ini fasilitator berperan sebagai Setelah diberikan angket di awal, fasilitator
pendamping anak-anak yatim piatu dalam menyampaikan materi dan
memberdayakan pengetahuan dan mendemonstrasikan contoh perilaku hidup
keterampilan mereka terhadap perilaku hidup sehat. Kemudian, peserta diminta kembali
bersih dan sehat (PHBS) untuk pencegahan mengisi angket di akhir kegiatan. Hasil
COVID-19. Menurut Agustin dan Supriyadi evaluasi pengetahuan siswa mengenai PHBS
(2017) fasilitator berperan dalam memberikan dalam pencegahan COVID-19 sebelum dan
pengetahuan yang relevan kepada kelompok sesudah diberikan materi dapat dilihat pada
pemberdayaan masyarakat, sehingga Tabel 1.
kelompok sasaran mampu mencapai tujuan Tabel 1. Pengetahuan Siswa Mengenai PHBS
yang diinginkan. dalam Pencegahan COVID-19
Skor Pengetahuan Peserta
Pembagian Sembako Materi Sebelum Setelah
Anak-anak yatim piatu yang tinggal di edukasi Edukasi
Panti asuhan merupakan salah satu kelompok COVID-19 dan 69 82,28
masyarakat yang terkena dampak pandemi Gejala penyakitnya
COVID-19. Oleh sebab itu, untuk mengurangi Cara mencuci 79 87,5
beban mereka maka kegiatan edukasi ini juga tangan
yang baik dan
diikuti dengan pembagian sembako untuk
benar
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis
Cara menerapkan 73,8 87,2
sembako yang dibagikan diantaranya beras, Etika Batuk
telur, minyak goreng, gula, susu, sarden, mie Cara menerapkan 74 87,5
instan, dan sebagainya. Pembagian sembako Physical Distancing
kepada pihak pengelola Panti Asuhan Kasih Cara menjaga 76,6 88
Sayang Kota Bengkulu dapat dilihat pada kebersihan diri
Gambar 4.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
terdapat perbedaan skor pengetahuan awal
dan pengetahuan akhir peserta mengenai
PHBS dalam pencegahan COVID-19 pada saat
sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Dari
hasil analisis persentase, terdapat peningkatan
persentase pengetahuan siswa secara
keseluruhan dari semua aspek edukasi PHBS
yang disampaikan oleh fasilitator. Hal ini
menunjukkan bahwa edukasi PHBS yang
Gambar 4. Pembagian Sembako secara Simbolis diberikan dapat meningkatkan pengetahuan
Kepada Pengelola Panti Asuhan anak-anak panti asuhan terhadap pencegahan
COVID-19. Hasil kegiatan ini sesuai dengan
Evaluasi Kegiatan hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan
Evaluasi kegiatan bertujuan untuk oleh Rahmadeni dkk (2019), bahwasanya
mengetahui perubahan pengetahuan peserta kegiatan penyuluhan PHBS dapat
mengenai PHBS dalam pencegahan COVID-19 meningkatkan pengetahuan anak-anak di
antara sebelum dan sesudah diberikan materi. panti asuhan. Persentase kenaikan
Sebelum peserta diberikan materi pengenai pengetahuan siswa mengenai PHBS dalam
PHBS dalam pencegahan COVID-19, peserta
72
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

pencegahan COVID-19 sebelum dan sesudah bersih dan sehat agar terhindar dari penularan
kegiatan dapat dilihat pada Gambar 5. COVID-19. Menurut Sanjaya (2010) sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada di
88 86.49 sekitar lingkungan belajar peserta didik,
86
sehingga dapat digunakan untuk membantu
84
82 mengoptimalkan pengetahuan siswa dalam
80 mencapai tujuan yang diinginkan. Persentase
78
Persentase
pengetahuan peserta untuk setiap aspek PHBS
76 74.48 dalam pencegahan COVID-19 setelah
Pengetahuan
74
72
diberikan edukasi dapat dilihat pada Gambar
70 6.
68
Covid-19 dan
Sebelum Setelah
Gejalanya
Kegiatan Kegiatan

Cuci Tangan
Gambar 5. Perbandingan Persentase Pengetahuan yang Baik dan
Peserta Mengenai PHBS dalam Pencegahan 24% 25%
benar
COVID-19 Sebelum dan Sesudah Kegiatan
Penerapan
Etika Batuk
Berdasarkan Gambar 5, diperoleh data
bahwa persentase pengetahuan peserta 16% Physical
mengenai PHBS dalam pencegahan Covid 19 16%
Distancing
sebelum dilaksanakan kegiatan ini adalah
19%
74,48%. Setelah diberikan materi melalui Cara Menjaga
kegiatan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan Kebersihan
Diri
demonstrasi, terdapat kenaikan persentase
pengetahuan sebesar 12,01 % menjadi 86,48%. Gambar 6. Persentase Pengetahuan Anak Yatim
Jika dilihat dari kenaikan persentase yang Piatu terhadap Setiap aspek PHBS dalam
diperoleh, pada dasarnya, anak-anak yatim Pencegahan COVID-19
piatu sudah memperoleh informasi awal yang
cukup untuk membekali diri mereka agar Berdasarkan Gambar 6 diketahui
terhindar dari COVID-19. Adanya kegiatan bahwa, persentase pengetahuan anak-anak
edukasi yang diberikan oleh fasilitator panti asuhan terhadap PHBS dalam
menjadikan pengetahuan yang mereka miliki pencegahan COVID-19 yang paling tinggi
menjadi semakin meningkat. Meningkatnya terdapat pada aspek COVID-19 dan Gejalanya
pengetahuan peserta dapat dipengaruhi oleh (25%), sedangkan persentase paling rendah
beberapa faktor. Menurut Mubarak (2007) terdapat pada aspek Penerapan Physical
faktor yang mempengaruhi pengetahuan distancing (16%) dan Etika Batuk (16%).
seseorang diantaranya informasi, pendidikan, Tingginya pengetahuan peserta terhadap
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, dan informasi COVID-19 dan gejalanya
budaya. menunjukkan bahwa informasi tersebut
Sebelum dilaksanakan kegiatan banyak tersebar dan cepat diperoleh dari
edukasi , perilaku dan pengetahuan anak-anak lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
agar terhindar dari COVID-19 diperoleh dari Sedangkan rendahnya pengetahuan peserta
beberapa sumber seperti berita di televisi, dalam menerapkan etika batuk dan physical
selebaran, informasi dari orang lain, dan sosial distancing dikarenakan terbatasnya sumber
media. Hal tersebut menjadi sumber informasi informasi yang menjelaskan bagaimana cara
sekaligus sumber belajar bagi anak-anak yatim yang benar ketika batuk dan ketika menjaga
piatu untuk mempelajari perilaku hidup jarak fisik dengan orang lain. Rendahnya

73
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

pengetahuan dari kedua aspek tersebut sehingga menimbulkan perubahan dalam


ternyata mempengaruhi sikap dan perilaku dirinya agar dapat berfungsi secara kuat
anak-anak dalam kesehariannya, hal ini dapat dalam kehidupan masyarakat.
dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan Secara berkelanjutan edukasi ini
edukasi di panti asuhan, masih banyak anak- diharapkan dapat menjadi perilaku hidup
anak yang tidak dapat menjaga jarak fisik yang dapat diterapkan secara disiplin oleh
dengan orang lain. Temuan tersebut sejalan anak-anak panti asuhan agar mereka terhindar
dengan pendapat Papalia dkk (2008) dan dari COVID-19. Menurut Kurniawan (2017),
Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa kegiatan edukasi yang diberikan kepada anak-
pengetahuan dan perilaku seseorang anak panti asuhan dapat menjadi landasan
dipengaruhi oleh lingkungan dan informasi dalam melakukan perilaku hidup bersih dan
yang ada. sehat (PHBS) untuk mencapai derajat
Edukasi PHBS yang diberikan kesehatan yang baik. Upaya memberikan
merupakan bentuk kegiatan yang tidak hanya pengetahuan (edukasi) tentang perilaku hidup
sekedar memberikan pengetahuan semata, bersih dan sehat kepada anak-anak yatim
melainkan juga memberikan keterampilan piatu dapat menjadi salah satu upaya untuk
melalui pembimbingan agar anak-anak panti meminimalisir faktor resiko penularan
asuhan dapat menerapkannya secara mandiri COVID-19 kepada anak-anak. Dalam jangka
dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini panjang pengetahuan yang telah mereka
merupakan bentuk kegiatan pendidikan yang peroleh dapat berkembang menjadi sebuah
secara informal diharapkan dapat perilaku kemandirian dan menjadi suatu
mempengaruhi pengetahuan, keterampilan habituasi (kebiasaan) untuk diterapkan dalam
dan sikap/perilaku peserta. Hal ini sesuai kehidupan mereka sehari-hari. Pola edukasi
dengan pendapat Hamalik (2010) yang perilaku hidup bersih dan sehat yang
menyatakan bahwa pendidikan merupakan diharapkan dapat berkembang dalam diri
suatu usaha yang bertujuan untuk anak-anak panti asuhan agar terhindar dari
mempengaruhi peserta didik dalam penularan COVID-19 digambarkan pada
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, Gambar 7.

Gambar 7 . Pola Kegiatan Edukasi PHBS untuk melindungi diri dari COVID-19
bagi Anak-Anak Panti Asuhan

74
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

Peningkatan pengetahuan peserta Bengkulu dengan Nomor Kontrak


mengenai PHBS dalam pencegahan COVID-19 1511/UN30.15/AM/2020.
diharapkan dapat diikuti oleh peningkatan
sikap dan perilaku anak untuk Daftar Pustaka
menerapkannya secara mandiri. Oleh sebab itu
kemandirian yang telah terdapat dalam diri Agustin, W. A., dan Supriyadi, S. N. (2007).
mereka perlu didukung oleh keadaan Peran Fasilitator Dalam Pemberdayaan
lingkungan di sekitarnya. Menurut Basri Masyarakat Pada Program Penataan
(1995), pola asuh, kondisi sosial budaya, serta Lingkungan Permukiman Berbasis
kondisi sosial ekonomi merupakan faktor Komunitas. Jurnal Sosiologi DILEMA. 32
eksternal yang mempengaruhi pembentukan (1). 69-78.
kemandirian anak Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran, edisi
revisi. PT Raja Grafindo Persada:
Kesimpulan Jakarta.
Basri, H. (1995). Remaja Berkualitas: Problematika
Kesimpulan yang diperoleh dari Remaja dan Solusinya. Pustaka Pelajar:
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat Yogyakarta.
ini yaitu, 1) Edukasi mengenai Perilaku Hidup Chen, Z. M., Fu, J. F., Shu, Q. (2020). Diagnosis
Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan and treatment recommendations for
COVID-19 dapat meningkatkan pengetahuan pediatric respiratory infection caused
anak-anak di Panti Asuhan Kasih Sayang Kota by the 2019 novel coronavirus. World
Bengkulu. Hal ini terlihat dari kenaikan Journal of Pediatrics.
persentase pengetahuan peserta sebelum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
kegiatan yaitu sebesar 74,48% kemudian (1999). Kamus Besar bahasa Indonesia,
meningkat menjadi 86,48 % setelah kegiatan; Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
2) Materi Edukasi PHBS dalam pencegahan Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. PT
COVID-19 yang diberikan kepada anak-anak Bumi Aksara: Jakarta.
Panti Asuhan Kasih Sayang Kota Bengkulu Hasnun, A. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa
yaitu Pengenalan COVID-19 dan gejalanya, SMP dan SMA. Andi: Yogyakarta.
cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara Huang C, Wang Y, Li X. (2020). Clinical
menerapkan etika batuk, cara menerapkan features of patients infected with 2019
physical distancing, serta cara menjaga novel coronavirus in Wuhan, China.
kebersihan diri; 3) Kegiatan edukasi PHBS Lancet. 395: 497–506.
dalam pencegahan COVID-19 diikuti dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan
kegiatan pembagian sembako kepada anak- Perdagangan Nomor
anak Panti Asuhan Kasih Sayang Kota 115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27
Bengkulu sebagai upaya memberikan bantuan Februari 1998 tentang sembilan bahan
kepada mereka yang terkena dampak pokok (Sembako).
pandemi COVID-19. Kurniawan, H. (2017). Upaya Peningkatan
Derajat Kesehatan Pada Anak Di Panti
Ucapan Terimakasih Asuhan Melalui Edukasi Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat. Jurnal
Penulis mengucapkan terima kasih Pengabdian Masyarakat Ipteks, 3(1): 9-16.
kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mubarak. (2007). Promosi Kesehatan. Graha
Masyarakat (LPPM) Universitas Bengkulu Ilmu: Yogyakarta.
yang telah memberikan dukungan finansial Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan
dalam pelaksananaan kegiatan pengabdian ini Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
melalui skema Pembinaan Universitas
75
Zukmadini et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2020, (3) 1 : 68-76 e-ISSN: 2655-5263

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D.


(2008). Human Development (Psikologi
Perkembangan). Diterjemahkan oleh
Anwar, A. K. Anwar. Kencana: Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
Rahmadeni, A. S., Hayat, N., Novia R., Siska,
D., & Yunaspi, D. (2019). Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
Pembagian Sembako pada Anak di
Panti Asuhan Mahabbatul Haq
Tanjung Uma Batam. Jurnal Abdimas
Saintika, 1(1), 141-144.
Rahmat, J. (1999). Islam Alternatif. Mizan:
Bandung.
Razi F., Yulianty V., Amani, S A., Fauzia J H.
(2020). Bunga Rampai COVID-19: Buku
Kesehatan Mandiri untuk Sahabat. PD
Prokami: Depok.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Prenada Media Group: Jakarta.
Singhal, T. (2020). A Review of Coronavirus
Disease-2019 (COVID-19). The Indian
Journal of Pediatrics, 87(4): 281–286.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2019). Media
Pengajaran. Sinar Baru Algesindo:
Bandung.
Syaitut, S. M. (1991). Metodologi Al-Qur’an. CV.
Ramadhani: Solo.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
Tentang Kesejahteraan Anak.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
WHO. (2020). Coronavirus disease (COVID-
19) Situation Report–121.
https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/situation-
reports/20200520-COVID-19-sitrep-
121.pdf?sfvrsn=c4be2ec6_4, diakses 20
Mei 2020.
Zimmermann, P., dan Curtis, N. (2020).
Coronavirus Infections in Children
Including COVID-19. The Pediatric
Infectious Disease Journal. 39(5): 355-368.
76

Anda mungkin juga menyukai