Anda di halaman 1dari 5

ARTRITIS REUMATOID

Diagnosis ICD 10 : Tingkat Kemampuan : 3A


- L99 Musculosceletal disease other
- M53.3 Polymyalgia rheumatica

Anamnesa (Subjective)

Keluhan : Gejala Prodromal: anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang berlangsung
berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Gejala spesifik pada beberapa sendi, terutama sendi PIP
(proximal interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal), pergelangan tangan, lutut, dan
kaki.

Gejala synovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperberat dengan gerakan
sehingga gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam.

Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), saluran napas atas (nyeri tenggorok, nyeri menelan
yang terasa lebih berat pada pagi hari), kardiovaskular (nyeri dada pada pericarditis), anemia.

Faktor Resiko :
a. Usia > 60 tahun
b. Wanita usia > 50 tahun atau menopause
c. Kegemukan
d. Pekerja berat dengan penggunaan satu sendi terus-menerus
e. Faktor genetik
f. Hormon seks
g. Infeksi tubuh

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik :
Manifestasi artikular: pada > 3 sendi (poliartritis) terutama di sendi tangan, simetris, imobilisasi
sendi, pemendekan otot seperti pada vertebra servikalis, gambaran deformitas sendi tangan.

Manifestasi ekstrartikular:
a. Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yang banyak menerima penekanan, vaskulitis.
b. Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen shoulder
c. Mata: dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan manifestasi sindrom
Sjorgen,
episkleritis/skleritis. Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik.
d. Sistem repiratorik: dapat ditemukan adanya radang sendi krikoaritenoid, pneumonitis
interstitial,
efusi pleura, atau fibrosis paru luas.
e. Sistem kardiovaskular: dapat ditemukan perikarditis konstriktif, disfungsi katup, fenomena
embolisasi, gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati.

Pemeriksaan Penunjang : LED

Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis : didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis.
Kriteria Diagnosis berdasarkan ACR tahun 1987:
a. Kaku pagi, sekurangnya 1 jam
b. Artritis pada sekurangnya 3 sendi
c. Artritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx (MCP), dan Proximal
Interphalanx (PIP).
d. Artritis yang simetris
e. Nodul rheumatoid
f. Faktor rheumatoid serum positif. Hasil positif dijumpai pada sebagian besar kasus (85%)
sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan adanya RA.
g. Gambaran radiologik yang spesifik
h. LED dan CRP meningkat
i. Analisis cairan sendi: terdapat gambaran inflamasi ringan-sedang.
Untuk diagnosis RA, diperlukan 4 dari 7 kriteria tersebut di atas. Kriteria 1-4 harus minimal
diderita selama 6 minggu.

Diagnosis Banding
a. Penyebab artritis lainnya
b. Spondiloartropati seronegatif
c. Lupus eritematosus sistemik
d. Sindrom Sjogren

Komplikasi :
a. Deformitas sendi (boutonniere, swan neck, deviasi ulnar)
b. CTS (carpal tunnel syndrome)
c. Sindrom Felty (gabungan gejala RA, splenomegaly, leukopenia, ulkus pada tungkai, juga
sering disertai limfadenopati dan trombositopenia.

Rencana Penatalaksanaan (Plan)

1. Penatalaksanaan
a. Memproteksi sendi, terutama pada stadium akut dengan menggunakan decker
b. Diklofenak 2x 50-100mg, meloksikam 7,5 – 15 mg/hari, celecoxib 200 – 400 mg/hari
c. Prednison atau metilprednisolon dosis rendah sebagai bridging therapy
d. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis

Kriteria Rujukan
a. Tidak membaik dengan pemberian obat antiinflamasi dan steroid dosis rendah
b. RA dengan komplikasi
c. Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas

Sarana Prasarana
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah

Prognosis
Dubia ad bonam, sangat tergantung dari pejalanan penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya.
OBESITAS
Diagnosis ICD 10 :
- T82 Obesity T83 Overweight
- E66.9 obesity unspecified
Anamnesa (Subjective)

Keluhan : Biasanya pasien dating bukan dengan keluhan kelebihan berat badan, namun dengan
adanya gejala dari risiko kesehatan yang timbul.

Faktor Resiko :
a. Kebiasaan makan berlebih, genetik
b. Kurang aktifitas fisik
c. Faktor psikologis dan stress
d. Obat-obatan (beberapa obat seperti steroid, KB hormonal, dan antidepresan)
e. Usia (misalnya menopause)
f. Kejadian tertentu (misalnya berhenti merokok, berhenti dari kegiatan olahraga, dsb)

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik :
a. Pengukuran Antropometri (BB, TB, dan LP)
Indeks Masa Tubuh (IMT/Body mass index/BMI) menggunakan rumus: Berat Badan (kg) /
Tinggi Badan kuadrat (m2)
Pemeriksaan fisik lain sesuai keluhan menentukan telah terjadi komplikasi atau risiko
tinggi.
b. Pengukuran lingkar pinggang, risiko meningkat bila laki-laki > 85 cm, perempuan > 80 cm.
c. Pengukuran tekanan darah untuk menentukan risiko dan komplikasi (hipertensi)

Pemeriksaan Penunjang : untuk menentukan risiko dan komplikasi, pemeriksaan gula darah,
profil lipid, asam urat.

Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis : ditegakkan berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang.
Diagnosis klinis mengenai kondisi kesehatan yang berasosiasi dengan obesitas:
a. Hipertensi
b. DM tipe 2
c. Dislipidemia
d. Sindrom metabolic
e. Sleep apnea konstruktif
f. Penyakit sendi degeneratif
Diagnosis Banding
a. Keadaan asites atau edema
b. Masa otot yang tinggi, misalnya pada olahragawan

Komplikasi :
Risiko kesehatan yang dapat terjadi akibat obesitas adalah Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi,
serangan jantung, kanker kolon, angina, penyakit empedu, kanker ovarium, osteoarthritis dan
stroke. Sumber lain mengatakan bahwa hiperurisemia, gangguan fibrinolisis, tidak bisa bernafas,
sleep apnoe, abnormalitas hormon reproduksi, sindroma polikistik ovarium, low back pain dan
perlemakan hati dapat pula terjadi.

Risiko absolut pada obesitas bila selain obesitas telah ditegakkan pula penyakit jantung koroner,
DM tipe 2 dan gangguan tidur (sleep apnea).

Sedangkan bila obesitas disertai dengan 3 atau lebih keadaan di bawah ini, maka dikelompokkan
menjadi obesitas risiko tinggi. Keadaannya adalah hipertensi, perokok, kadar LDL tinggi, kadar
HDL rendah, kadar gula darah puasa tidak stabil, riwayat keluarga serangan jantung usia muda,
dan usia (laki-laki > 45 thn, atau perempuan > 55 thn).
Rencana Penatalaksanaan (Plan)

2. Penatalaksanaan
a. Dimulai dengan kesadaran pasien bahwa kondisi sekarang adalah obesitas, dengan
berbagai risikonya dan berniat untuk menjalankan program penurunan berat badan
b. Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara yang akan dipilih (target rasional
adalah penurunan 10% dari BB sekarang)
c. Usulkan cara yang sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki pasien, dan jadwalkan
pengukuran berkala untuk menilai keberhasilan program
d. Penatalaksanaan ini meliputi perubahan pola makan (makan dalam porsi kecil namun
sering) dengan mengurangi konsumsi lemak dan kalori, meningkatkan latihan fisik dan
bergabung dengan kelompok yang bertujuan sama dalam mendukung satu sama lain dan
diskusi hal-hal yang dapat membantu dalam pencapaian target penurunan berat badan ideal.
e. Pengaturan pola makan dimulai dengan mengurangi asupan kalori sebesar 300-500
kkal/hari dengan tujuan untuk menurunkan berat badan sebesar ½-1 kg per minggu. f. Latihan
fisik dimulai secara perlahan dan ditingkatkan secara bertahap intensitasnya. Pasien dapat
memulai dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu.
Kriteria Rujukan
a. Konsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam bila pasien merupakan obesitas
dengan risiko tinggi dan risiko absolut.

b. Jika sudah dipercaya melakukan modifikasi gaya hidup (diet yang telah diperbaiki,
aktifitas fisik yang meningkat dan perubahan perilaku) selama 3 bulan, dan tidak
memberikan respon terhadap penurunan berat badan, maka pasien dirujuk ke spesialis
penyakit dalam untuk memperoleh obat-obatan penurun berat badan

Prognosis
Risiko kematian meningkat seiring dengan tingginya kelebihan berat badan. Risiko yang
berhubungan dengan konsekuensi metabolisme dan risiko yang berhubungan dengan pengaruh
berat badan pada tubuhnya sendiri relatif berlipat ganda sesuai dengan kelebihan berat
badannya.

Anda mungkin juga menyukai