Anda di halaman 1dari 21

i

TUGAS PAPER

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


DI LAHAN PETANI

Disusun Oleh Kelompok 9 :


Supianur
(203010401028)
Stela Claudia Ginting
(203020401074)
Mirsontoro
(193030401143)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

i
ii

Puji syukur kehadirat tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas piper ini tepat pada waktunya dengan
baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Adapun tujuan dari penulisan piper ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Adrianson Agus Djaya, M. Si. pada mata kuliah Teknologi Dasar
Perlindungan Tanaman. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna
dalam menambah wawasan dan pemahaman bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Adrianson Agus Djaya, M.
Si. selaku dosen mata kuliah Teknologi Dasar Perlindungan Tanaman yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai bidang studi yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian ilmu pengetahuannya sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini.
Semoga piper sederhana ini dapat dipahami dan dimengerti bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika ada kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kedepannya.

DAFTAR ISI

ii
iii

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan.............................................................................................. 2
II. PEMBAHASAN
2.1. Tanaman Jeruk (Citrus sp.)............................................................ 3
2.2. Tanaman Cabai (capsicum frutescens).......................................... 5
2.3. Tanaman Daun Bawang (Allium fistulosum)................................. 7
2.4. Tanaman Buah Naga (Hylocereus polyrhizus).............................. 9
2.5. Tanaman Bayam (Amaranthus)..................................................... 11

III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...................................................................................... 12
3.2. Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

iii
iv

Gambar 1. Tanaman Jeruk (Citrus sp.).......................................................... 3

Gambar 2. Hama dan Penyakit pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.)................. 4

Gambar 3. Insektisida Propargite (Omite)..................................................... 4

Gambar 4. Insektisida Methomyl................................................................... 4

Gambar 5. Fungisida Bupirimate................................................................... 4

Gambar 6. Tanaman Cabai (Capsicum Frutescens)....................................... 5

Gambar 7. Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai (Capsicum


Frutescens).................................................................................. 5

Gambar 8. Regent.......................................................................................... 6

Gambar 9. Siklon........................................................................................... 6

Gambar 10. Tanaman Daun Bawang (Allium fistulosum)............................ 7

Gambar 11. Hama dan Penyakit pada Tanaman Daun Bawang ( Allium
fistulosum).................................................................................. 7

Gambar 12. Siklon......................................................................................... 8

Gambar 13. Tanaman Buah Naga (Hyclocereus polyrhizus)........................ 9

Gambar 14. Hama dan Penyakit pada Tanaman Buah Naga (Hyclocereus
polyrhizus).................................................................................. 10

Gambar 15. Fungisida Antracol Bahan Aktif Propineb................................. 11

Gambar 16. Tanaman Bayam (Amaranthus)................................................. 11

Gambar 17. Hama dan Penyakit pada Tanaman Bayam (Amaranthus)........ 12

iv
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam
budidaya tanaman. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para petani,
terutama petani sayuran adalah serangan hama, baik berupa nematoda, ulat, lalat
buah maupun antraknosa. Serangan hama ini seringkali menggagalkan panen
sehingga menyebabkan kerugian yang sangat besar. Petani pada umumnya
menggunakan pestisida kimia untuk membasmi hama tersebut karena pestisida
kimia banyak dijual di pasaran dan sangat efektif dalam membasmi hama. Mereka
tidak mengerti jika akibat yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia,
apalagi pada jangka waktu yang lama dan terus-menerus sangat berbahaya.
Pestisida kimia ini tidak dapat terurai di alam sehingga residunya akan terakumulasi
dalam tanah, selain menempel di sayuran. Jika senyawa ini ikut terkonsumsi
bersama sayuran yang kita makan maka akan sangat berbahaya karena sifatnya
yang toksik dan dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker.
Sementara, pestisida yang terakumulasi dalam tanah dapat menyebabkan resistensi
pada hama selain kerusakan tanah itu sendiri.
Adanya penyakit pada tanaman dapat diketahui melalui penampakan gejala
(symptom) dan tanda (sign). Gejala (symptom), adalah ekspresi dari inang terhadap
kondisi penyakit patologik sehingga suatu penyakit tertentu dapat dibedakan
dengan penyakit lain. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit. Seri
dari gejala disebut sindrom. Diagnosis penyakit tumbuhan di lapangan sebagian
besar bergantung kepada sindrom. Tanda (sign), yaitu struktur dari suatu patogen
yang berasosiasi dengan tubuh tanaman atau bagian tanaman yang terinfeksi berupa
adanya benda-benda atau alat-alat tubuh dan alat-alat pembiakan dari patogen atau
parasit penyebabnya. Beberapa tipe struktur pathogen tidak harus selalu ada pada
tanaman yang sakit karena pembentukannya berdasarkan kondisi
lingkungan. Kebanyakan tanda penyakit dapat dilihat dan dibedakan dengan
bantuan mikroskop. Misalnya, tanda penyakit berupa miselium, spora, tubuh buah
jamur, dan sel atau lendir bakteri.

1
2

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja penyakit yang bisa menyerang tanaman pada lahan tani?
2. Bagaimana cara mengatasi penyakit tanaman tersebut?
3. Mengapa tanaman dapat terserang oleh penyakit

1.3. Tujuan

Mengetahui penyakit apa saja yang menyerang lahan pertanian dan bagaimana
cara para petani menanggulanginya.

2
3

II. PEMBAHASAN

2.1. Tanaman Jeruk (Citrus sp.)

Gambar 1. Tanaman Jeruk ( Citrus sp. )


Sumber : Dok Pribadi

Gambar ini diambil di Lahan Pertanian Daerah Kelampangan, Kecamatan


Sebangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Buah jeruk sangat
Bermanfaat sebagai makanan Buah segar atau makanan olahan karena memiliki
kandungan vitamin C yang tinggi. Terdapat juga syarat tumbuh daun yang dimulai
dari iklim nya contohnya jeruk tidak baik ditanam di daerah dengan kecepatan
anginya yang lebih dari 40-48 %, karena akan merontokkan bunga dan untuk
daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angina
lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah. Temperatur optimal jeruh
yaitu sekitar 25-30 derajat Celcius namun ada yang masih dapat tumbuh normal
pada 20 dan 38 derajat Celcius. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk adalah
lempung sampai lembung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir
<50%, cukup humus, tata air dan udara baik. Jeruk dibudidayakan pada ketinggian
1-1,200 mdpl dan spesifikasinya tergantung pada jerut itu sendiri.

3
4

Gambar 2. Hama dan Penyakit pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.)


Sumber : Dok Pribadi
Terdapat Hama pada tanaman Jeruk (Citrus sp.) yang kami temui yaitu
hama Tungau ((Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.) yang
biasanya diserang adalah pada bagian tangkai atau batang nya, daun, dan buah.
Gejala yang didapat yaitu bercak berwarna keperak-perakan atau coklat pada buah
dan bercak kuning atau coklat pada daun. Ada juga hama yang disebut kutu
dompolan yang biasanya menyerang bagian tangkai buah, ciri ciri dari kutu
dompolan ini yaitu berwarna putih dan sering menumpuk dibagian batang atau
tangakai daun pada tanaman jeruk. Pengendalian yang dilakukan dalam
memberantas hama pada tanman jeruk ini adalah dengan cara menyemprotkan
insektisida propargite ( Omite) atau menggunakan insektisida methomyl. Terdapat
pula Penyakit yang menyerang tanaman jeruk ini yaitu Embun Tepung yang
disebabkan oleh jamur Odidium tingitanium dan menyerang pada bagian daun
hingga tangkai muda. Ada pula pengendalian terhadap penyakit ini adalah
menggunakan fungisida Pyrazophos ( Afugan ) dan Bupirimate.

Gambar 3. Insektisida Gambar 4. Insektisida Gambar 5. Fungisida


Propargite (Omite) Methomyl Bupirimate
Sumber : www.google.com Sumber : www.google.com Sumber : www.google.com

4
5

2.2. Tanaman Cabai (Capsicum frutescens)

Gambar 6. Tanaman Cabai ( Capsicum frutescens )


Sumber : Dok Pribadi
Gambar ini diambil di Lahan Pertanian Daerah Kelampangan, Kecamatan
Sebangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Tanaman cabai (capsicum
anum L) adalah tanaman perdu yang memikliki rasa buah pedas. Secara umum
cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin . diantaranya adalah kalori,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak
dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi. Dalam
budidaya cabai adalah pemilihan benih dan pembibitan, kriteria benih yang baik
digunakan sebagai bibit adalah benih berasal dari pohon yang sehat dalam artian,
tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai bibit tidak terserang hama dan
penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang bernas atau berisi serta
ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150–300
gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram.

Gambar 7. Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai (capsicum anum L)


Sumber : Dok Pribadi

5
6

Terdapat hama yang kami Temui pada tanaman Cabai ini adalah Kumbang
serta Tungau (Polyphagotarsonemus latus) menyerang pada permukaan bawah daun
dan menyebabkan daun mengeriting, daun menebal dan kaku, berubah warna
menjadi tembaga/kecoklatan, terpuntir, terpuntir dan menyusut serta melengkung
ke bawah. Pada serangan berat menyebabkan tunas dan bunga gugur. Penyakit
patek merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai dan banyak
menyebabkan kerugian bagi petani. Kehilangan hasil produksi cabai akibat
serangan penyakit ini diperkirakan mencapai 20–90 persen, terutama di musim
penghujan. Penyakit patek pada cabai disebabkan cendawan Colletotrichum capsici.
Ada juga cacar yang menyerang tanaman cabai. Biasanya Pengendalian yang
diberikan Petani pada tanaman ini adalah dengan menyemprotkan siklon ataupun
regent, penyemprotan ini rutin dilakukan seminggu sekali. Adapun cara lain yaitu
dengan cara mencabut atau membuang tanaman cabai yang rusak dan menanam
kembali tanaman yang benar-benar sehat.

Gambar 8. Regent Gambar 9. Siklon


Sumber : www.google.com Sumber : www.google .com

6
7

2.3. Tanaman Daun Bawang (Allium fistulosum)

Gambar 10. Tanaman Daun Bawang (Allium fistulosum)


Sumber : Dok Pribadi

Gambar ini diambil di Lahan Pertanian Daerah Kelampangan, Kecamatan


Sebangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Tanaman Daun Bawang
bnerdaun bulat panjang dengan rongga didalam daun seperti pipa, dan terkadang
berumbi. Sering kali daun bawang ini digunakan kedalam masakan karena aroma
dan rasanya yang khas. Bawang daun cocok tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan ketinggian 250-1500 m dpl, meskipun di dataran rendah
anakan bawang daun tidak terlalu banyak. Daerah dengan curah hujan 150-200
mm/tahun dan  suhu harian 18-25oC cocok untuk pertumbuhan bawang daun.
Tanaman ini menghendaki pH netral (6,5-7,5) dengan jenis tanah Andosol (bekas
lahan gunung berapi) atau tanah lempung berpasir.

Gambar 11. Hama dan Penyakit pada Tanaman Daun


Bawang (Allium fistulosum)
Sumber : Dok Pribadi

7
8

Hama yang ditemui pada tanaman daun bawang di lahan ini adalah ulat,
yang sering kali berada didalam rongga daun bawang. Menurut petani yang
merawat daun bawang ini bahwa hama yang menyerang daun bawang datang
secara musiman sehingga menyebabkan daun bawang yang tidak baik. Terdapat
pula penyakit yang menyerang daun bawang sehingga daun bawang menjadi
berwarna kuning, layu, hingga busuk. Pengendalian yang diberikan petani yaitu
dengan menyemprotkan siklon namun hal itu pun tidak juga bisa mematikan ulat
yang ada didalam daun bawang sehingga menggunakan cara Pengendalian ulat
bawang secara mekanis dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur
dan memusnahkannya. Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan
benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun
waktu aplikasinya.

Gambar 12. Siklon


Sumber : www.google.com

8
9

2.4. Tanaman Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)

Gambar 13. Tanaman Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)


Sumber : Dok Pribadi
Gambar ini diambil di Lahan Pertanian Daerah Kelampangan, Kecamatan
Sebangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.  Tanaman buah naga
merupakan tanaman yang termasuk kedalam keluarga kaktus (Cactaceae). Secara
umum buah naga dapat tumbuh dengan baik didaerah kering dan berpasir dengan
kandungan bahan organik yang tinggi. Suhu rata-rata yang yang dikehendaki untuk
tanaman ini berkisar 20°C - 30°C dengan suhu maksimum 38°C - 40°C. Buah naga
akan tumbuh optimal didaerah dengan ketinggian hingga 800 mdpl, cukup
mendapat sinar matahari, aerase tanah yang baik dengan derajat keasaman tanah
pHk6,5 – 7. Perbanyakan tanaman buah naga secara umum dilakukan secara
vegetatif dengan menggunakan stek. Tanaman buah naga merupakan tanaman yang
mebutuhkan tiang panjatan. Tiang panjatan yang digunakan dapat berupa tanaman
hidup (kedondong pagar, gamal, dll), kayu atau tiang beton (umum digunakan).
Pada prinsipnya tiang panjat yang digunakan haruslah kuat, kokoh dan tahan lama.
Apabila menggunakan tiang beton, secara umum dapat menggunakan tiang beton
ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 m- 2,5 m dan ditanam ± 50 cm. Setelah
tiang beton telah berdiri dengan kokoh, pada bagian atas tiang dipasang lingkaran
dengan diameter ± 40 cm – 50 cm, lingkaran dapat berbahan dari apa saja dengan
pertimbangan bahan tersebut kuat dan kokoh untuk menahan cabang-cabang
tanaman.

9
10

Gambar 14. Hama dan Penyakit pada Tanaman Buah Naga


(Hylocereus polyrhizus)
Sumber : Dok Pribadi

Hama yang terdapat pada tanaman buah naga ini adalah Hama Kutu Putih
yang memiliki Gejala serangan hama kutu putih dapat dijumpai pada buah/sisik
buah dan juga pada sulur tanaman (lebih banyak ditemukan pada sulur yang kurang
terkena sinar matahari langsung), biasanya akan terbentuk lapisan lilin berwarna
putih yang juga dapat mengundang semut hitam. Upaya pengendalian hama ini
dapat dilakukan dengan memastikan seluruh bagian tanaman terkena sinar matahari
secara langsung. Dan ada pula Hama semut sering membuat sarang di buah naga
yang menyebabkan buah menjadi berlubang dan berwarna hitam sehingga
tampilanya menjadi kurang menarik dan tidak layak jual. Pengendalian hama semut
cukup efektif  dilakukan menggunakan kapur anti serangga. Penyakit yang
menyerang tanmaan buah naga diantaranya adalah busuk batang pada bagian
bawah/pangkal batang dengan warna kuning/coklet, penyakit busuk lunak pada tepi
batang dengan warna kuning dan coklat, penyakit busuk cabang produktif, busuk
ujung batang, busuk batang bercak kuning (seperti antraknose) dan bercak batang
bercak kuning dan coklat. Penyakit busuk batang bisa disebabkan oleh cendawan
(Fusarium sp.) sedangkan bercak batang biasa disebabkan oleh cendawan
(Collelotrichum sp.).Untuk pengendalianya dapat dilakukan dengan
Membuang/mengorek bagian batang yang busuk sampai yang berkayu, lalu
dibersihkan, kemudian diolesi dengan pasta fungisida (Mancebo,
Propamocarb,HCI, Propineb, benomoli, dll). Bila muncul gejala kekuningan pada

10
11

pangkal batang, maka segera dilakukan penyemprotan pada seluruh batang dan
diutamakan pada pangkal batang yang terserang.     

Gambar 15. Fungisida Antracol Bahan Aktif


Propineb
Sumber : www.google.com

2.5. Tanaman Bayam (Amaranthus)

Gambar 16. Tanaman Bayam


(Amaranthus)
Sumber : Dok Pribadi

Gambar ini diambil di Lahan Pertanian Daerah Kelampangan, Kecamatan


Sebangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Bayam (Amaranthus spp. L)
termasuk dalam famili Amaranthaceae dan merupakan salah satu jenis sayuran
daun daerah tropis penting, seperti di Indonesia. Bayam biasanya dikonsumsi
sebagai sayuran hijau dan banyak mengandung vitamin serta mineral. Bayam cocok
ditanam pada hampir setiap jenis tanah dan dapat tumbuh sepanjang tahun pada
ketinggian sampai dengan 1000 m dpl. Waktu tanam bayam yang terbaik adalah

11
12

pada awal musim hujan antara bulan Oktober–Nopember atau pada awal musim
kemarau antara bulan Maret–April. Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang
gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7. Tanaman bayam
dikembangbiakkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus berumur
cukup tua (3 bulan). Benih yang muda tidak tahan disimpan lama dan daya
kecambahnya cepat menurun. Benih bayam yang cukup tua dapat disimpan lama
sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi. Keperluan benih
bayam adalah sebanyak 5 – 10 kg tiap hektar atau 0,5 – 1  g tiap m2. Lahan untuk
pertanaman bayam perlu diolah lebih dahulu dengan dicangkul sedalam 20–30 cm
supaya gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke
Timur, untuk mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang
bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan,
bedengan diberi pupuk kandang kuda atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1
kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya
rendah).

Gambar 17. Hama dan Penyakit pada Tanaman Bayam (Amaranthus)


Sumber : Dok Pribadi

Hama yang ditemukan pada tanaman bayam ini ialah ulat daun, kutu daun,
pengorok daun dan belalang. Jika terpaksa harus menggunakan insektisida, maka
akan menggunakan jenis insektisida yang aman dan mudah terurai seperti
insektisida biologi, insektisida nabati atau insektisida piretroid sintetik. Sedangkan
penyakit biasanya kurang merugikan tanaman bayam terutama jika lingkungan
sekitar pertanaman terpelihara, seperti drainase baik, cahaya matahari maksimum

12
13

dan pemupukan tidak terlalu banyak. Penyakit yang sering dijumpai adalah noda
daun, rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.).

13
14

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme berupa
virus, bakteri dan jamur. Tumbuhan yang terserang penyakit akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan terkadang terdapat
pula yang mengalami pertumbuhan tidak normal.
Akan tetapi, penyakit yang menyerang tumbuhan tidak hanya diserang oleh
mikroorganisme saja, melainkan juga dikarenakan kekurangan unsur hara atau
unsur tanah lainnya. Jadi terdapat banyak faktor yang menyebabkan penyakit
tanaman.
Pengendalian penyakit pada tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara
baik secara kimiawi, kultur teknis maupun secara penerapan hayati. Pengenlaian
secara hayati dapat dilakukan dengan pengelolaan lahan secara kultur teknis
maupun secara penerapan agen hayati yang baik.
3.2. Saran
Pengendalian penyakit yang menyerang pada tanaman berbeda-beda
diperlukan pengetahuan untuk menentukan pengendalian yang tepat dalam
mengatasi serangan penyakit pada tanaman tersebut.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Fadlia Wahyuni, Zainuddin Basri, Mirni Ulfa Bustami, 2013, Pertumbuhan


Tanaman Buah Naga Merah (Hylocerus Polyrhizus) Pada Berbagai
Konsentrasi Benzilamino Purine Dan Umur Kecambah Secara In Vitro,
Vol 1 No 4.
Maria G. M. Polii, Tommy D. Sondakh, Jeane S. M. Raintung, 2019, Kajian Teknik
Budidaya Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L.) Kabupaten Minahasa
Tenggara, Vol 25 No 3.
Rugayah, Agus Karyanto, Purba Sanjaya, 2020, Sinergi Budidaya Buah Dan
Sayuran Berkelanjutan Dalam Era Perubahan Iklim Di Kelompok Tani
Bina Usaha Pekon Giham Sukamaju Kecamatan Sekincau Lampung Barat,
Jurnal Sinergi, Vol 1 No 14.
Tia Setiawati , Fitryasari Rahmawati, Titin Supriatun, 2018, Pertumbuhan Tanaman
Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor L.) Dengan Aplikasi Pupuk Organik
Kascing Dan Mulsa Serasah Daun Bambu, Jurnal Ilmu Dasar, Vol 19 No 1.

15
16

LAMPIRAN

16
17

17

Anda mungkin juga menyukai