Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History

Vol. 1, No. 2, December 2013, 140-146 Received October, 2013

p-ISSN: 2337-7887 Accepted November, 2013

Analisis Perbandingan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional


(BOPO) pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.Cabang Batam

Fatimah Eka Ningsih


Program Studi Akuntansi
Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam

Abstract: The operational efficiency carried out by the bank in order to determine whether the operations
related to the core business of the bank, done properly (in accordance with the expectations of management and
shareholders) and is used to indicate whether the bank has to use all the factors of production with appropriate
and successful order . The operating efficiency of a bank that is projected to BOPO affect the performance of
the bank. The lower the ratio of ROA, the more efficient the bank in its operations and then vice versa.

Keywords: Operating Expenses, Operating Income, Efficiency.

Abstrak: Efisiensi operasional dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah dalam operasinya
yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemen
dan pemegang saham) serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor
produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Efisiensi operasi suatu bank yang diproyeksikan dengan
BOPO mempengaruhi kinerja bank tersebut. Semakin rendah Rasio BOPO, semakin efisien bank tersebut dalam
operasionalnya dan kemudian sebaliknya.

Kata kunci:Beban Operasional, Pendapatan Operasional, Efisiensi.

Kinerja perbankan umumnya diukur dengan Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam. Rasio
rasio-rasio keuangan yang datanya berasal dari BOPO telah dihitung, namun hanya Pusat saja yang
laporan keuangan. Salah satunya adalah rasio menghitung Rasio BOPO tersebut secara
rentabilitas yang digunakan untuk menganalisis keseluruhan. Maka dari itu sebaiknya dilakukan
atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan perhitungan Rasio BOPO pada setiap cabang agar
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang dapat mengetahui seberapa besar dan kecil Rasio
bersangkutan. Semakin tinggi rasio rentabilitas BOPO tersebut. Hasil dari perhitungan Rasio
suatu bank dapat dikatakan bank tersebut berada BOPO tersebut dapat menentukan efisiensi bank
dalam kondisi yang sehat dalam menjalankan dalam kegiatan operasionalya. Apakah beban yang
operasinya sehingga resiko kebangkrutan yang dikeluarkan sesuai dengan pendapatan yang
dihadapi bank semakin kecil. Rasio yang biasa diperoleh oleh bank atau tidak, dan bagaimana
digunakan untuk menghitung rentabilitas salah bank meminimalisir antara beban dan pendapatan
satunya adalah Rasio Beban Operasional agar Rasio BOPO tersebut stabil. Semakin rendah
Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio BOPO tersebut maka efisiensi bank semakin
Menurut ketentuan Bank Indonesia, BOPO baik dan kemudian sebaliknya.
merupakan perbandingan antara total beban operasi
dengan pendapatan operasi. Efisiensi operasional Tinjauan Pustaka
dilakukan oleh bank dalam rangka untuk Sistem Operasional Bank Syariah
mengetahui apakah dalam operasinya yang
berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan Menurut Rindawati Ema (2007) pada sistem
dengan benar (sesuai dengan harapan pihak operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan
manajemen dan pemegang saham) serta digunakan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan
untuk menunjukkan apakah bank telah bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan
menggunakan semua faktor produksinya dengan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian
tepat guna dan berhasil guna. Efisiensi operasi disalurkan kepada mereka yang membutuhkan
suatu bank yang diproyeksikan dengan BOPO (misalnya modal usaha), dengan perjanjian
mempengaruhi kinerja bank tersebut. Semakin pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
rendah Rasio BOPO, semakin efisien bank tersebut Sistem operasional tersebut meliputi:
dalam operasionalnya dan kemudian sebaliknya. 1. Sistem Penghimpunan Dana
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-
tertarik membahas tentang BOPO pada PT. Bank bank konvensional didasari teori yang diungkapkan

140 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887
Keynes yang mengemukakan bahwa orang dioperasionalkan dengan pola-pola
membutuhkan uang untuk tiga kegunaan, yaitu musyarakah dan mudharabah.
fungsi transaksi, cadangan dan investasi. Teori
tersebut menyebabkan produk penghimpunan dana
disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu Rasio Beban Operasional dan Pendapatan
berupa giro, tabungan dan deposito. Berbeda Operasional (BOPO)
halnya dengan hal tersebut, bank syariah tidak
melakukan pendekatan tunggal dalam menyediakan Menurut Dendawijaya (2003) rasio biaya
produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. operasional digunakan untuk mengukur tingkat
2. Sistem Penyaluran Dana (Financing) efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat kegiatan operasionalnya.Rasio yang semakin
dikembangkan dengan tiga model, yaitu: meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan
a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk bank dalam menekan biaya operasional dan
memiliki barang dilakukan dengan prinsip meningkatkan pendapatan operasionalnya yang
jual beli. Prinsip jual beli ini dikembangkan dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang
menjadi bentuk pembiayaan pembiayaan efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI,
murabahah, salam dan istishna’. 2004).Semakin kecil rasio ini berarti semakin
b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip tersebut, kemudian sebaliknya.
sewa (Ijarah). Transaksi ijarah dilandasi Beban Operasional adalah beban yang
adanya pemindahan manfaat. Jadi pada dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan
dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip operasional pokok perusahaan dan biaya usaha ini
jual beli, namun perbedaannya terletak pada jumlahnya dalam laporan rugi laba akan
obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek dilawankan dengan laba kotor. Sedangkan
transaksinya adalah barang, maka pada ijarah pendapatan operasional terdiri atas semua
obyek transaksinya jasa. pendapatan yang merupakan hasil langsung dari
c. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk kegiatan usaha yang benar-benar telah diterima.
usaha kerjasama yang ditujukan guna BOPO dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
mendapatkan sekaligus barang dan jasa,
dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑥 100%
untuk produk pembiayaan di bank syariah 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

Tabel 1 Kriteria Peringkat Komponen BOPO


Rasio Peringkat Keterangan
BOPO ≤ 94% 1 Sangat Baik
94% < BOPO ≤ 95% 2 Baik
95% < BOPO ≤ 96% 3 Cukup Baik
96% < BOPO ≤ 97% 4 Buruk
BOPO > 97% 5 Sangat Buruk
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Klasifikasi Beban Operasional pada PT Bank Beban bagi hasil yang dibagikan kepada
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam investor dana investasi kepada penduduk dan
 Beban Bonus Giro Wadiah Non Bank bukan penduduk sesuai dengan perhitungan
Seluruh bonus giro wadiah non bank yang dalam daftar distribusi bagi hasil (profit
diberikan kepada penduduk maupun bukan distribution).
penduduk atas giro wadiah pada PT. Bank  Beban Baghas Syirkah Temporer
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam Bagi hasil yang dibagikan pada investor dan
dalam bentuk rupiah maupun valas. investasi kepada pemilik dana penduduk dan
 Beban Bonus Tabungan Wadiah Non Bank bukan penduduk sesuai dengan perhitungan
Seluruh beban bonus tabungan wadiah yang dalam daftar distribusi bagi hasil (profit
diberikan kepada penduduk maupun bukan distribution).
penduduk atas tabungan wadiah pada PT.  Beban Tenaga Kerja
Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Beban tunjangan yang berhubungan dengan
Batam. gaji dan kesejahteraan karyawan.
 Beban Bonus/Baghas kepada Bank  Beban Aktivitas Kantor

141 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887
Beban pengeluaran bank sehubungan dengan Miliar Lima Ratus Empat Puluh Satu Juta
kelancaran operasional bank sehari-hari, Rupiah).
seperti pmeliharaan gedung kantor, beban
layanan, beban asuransi, beban iklan dan 3. Bulan agustus 2010
promosi, beban pajak-pajak, beban pelatihan Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
dan pengembangan serta yang lainnya. bahwa pendapatan operasional PT. Bank
 Beban Penyusutan Aktiva Tetap Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
Beban ini terdiri dari penyusutan gedung meningkat dari bulan sebelumnya sebesar
kantor, penyusutan kendaraan, penyusutan Rp10,900,000,000.00 (Sepuluh Miliar Sembilan
computer dan lainnya. Ratus Juta Rupiah). Begitu pula beban
 Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) operasionalnya mengalami peningkatan menjadi
Beban penyisihan penghapusan aktiva yaitu Rp9,550,400,000.00 (Sembilan Miliar Lima
surat berharga yang dimiliki, penempatan Ratus Lima Puluh Juta Empat Ratus Ribu
dana antar bank, piutang (mudharabah, salam Rupiah). Dengan demikian diperoleh laba pada
dan istisnha, qardh, multijasa), bagi hasil PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang
(mudharabah, musyarakah dan lainnya), Batam sebesar Rp1,349,600,000.00 (Satu
tagihan akseptasi, agunan yang diambil alih, Miliar Tiga Ratus Empat Puluh Sembilan Juta
penyertaan, properti yang terbengkalai, Enam Ratus Ribu Rupiah).
rekening tunda antar kantor, transaksi 4. Bulan oktober 2010
rekening administratif dan lainnya. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
 Beban RAK Reguler bahwa pendapatan operasional PT. Bank
 Beban Operasional Lainnya Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
Beban fee penagihan, beban feedana, beban meningkat dari bulan sebelumnya sebesar
kerugian pembiayaan, beban revaluasi valas Rp13,900,000,000.00 (Tiga Belas Miliar
assets atau liabilities lainnya. Sembilan Ratus Juta Rupiah). Begitu pula
beban operasionalnya meningkat menjadi
Metodologi Penelitian sebesar Rp12,760,900,000.00 (Dua Belas
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah Miliar Tujuh Ratus Enam Puluh Juta Sembilan
analisis deskriptif. Adapun yang menjadi objek Ratus Ribu Rupiah). Dengan demikian
penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat diperoleh laba pada PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk. Cabang Batam yang beralamat di Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebesar Rp
Komplek Palm Spring BTC Blok B-1 No. 20-21, 1,139,100,000.00 (Satu Miliar Seratus Tiga
Batam. Puluh Sembilan Juta Seratus Ribu Rupiah).
Pembahasan 5. Bulan desember 2010
Perhitungan BOPO tahun 2010 Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
Tahun 2010 BOPO yang akan dihitung adalah bahwa pendapatan operasional PT. Bank
bulan Mei, Juni, Agustus, Oktober dan Desember. Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
1. Bulan mei 2010 meningkat dari bulan sebelumnya sebesar
Disimpulkan bahwa pendapatan operasional Rp14,700,000,000.00 (Empat Belas Miliar
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Tujuh Ratus Juta Rupiah). Begitu pula beban
Batam adalah sebesar Rp8,260,000,000.00 operasionalnya meningkat menjadi
(Delapan Miliar Dua Ratus Enam Puluh Juta Rp13,971,000,000.00 (Tiga Belas Miliar
Rupiah). Beban Operasionalnya adalah sebesar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah).
Rp6,865,000,000.00 (Enam Miliar Delapan Dengan demikian diperoleh laba pada PT. Bank
Ratus Enam Puluh Lima Juta Rupiah). Dengan Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
demikian diperoleh laba pada PT. Bank sebesar Rp 729,000,000.00 (Tujuh Ratus Dua
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam Puluh Sembilan Juta Rupiah).
sebesar Rp1,395,000,000.00 (Satu Miliar Tiga
Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah).
2. Bulan juni 2010 4.1.2 Tingkat Persentase BOPO tahun 2010
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Berdasarkan data yang sama dapat diperoleh
Batam meningkat dari bulan sebelumnya persentase perbandingan beban operasional dan
menjadi Rp9,760,000,000.00 (Sembilan Miliar pendapatan operasional pada PT. Bank Muamalat
Tujuh Ratus Enam Puluh Juta Rupiah). Begitu Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebagai berikut:
pula dengan beban operasionalnya mengalami a. Periode Mei 2010
peningkatan menjadi Rp7,219,000,000.00 Persentase BOPO pada bulan Mei 2010
(Tujuh Miliar Dua Ratus Sembilan Belas Juta sebesar 83% menunjukkan bahwa jika
Rupiah). Dengan demikian diperoleh laba pada pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang maka beban yang harus dikeluarkan atau
Batam sebesar Rp2,541,000,000.00 (Dua ditanggung oleh bank sebesar Rp0.83.

142 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887
b. Periode Juni 2010 Tahun 2011 BOPO yang akan dihitung adalah
Persentase BOPO pada bulan Juni 2010 bulan Januari, Maret, Mei, Juli, September dan
sebesar 74% menunjukkan bahwa jika November.
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 1. Bulan januari 2011
maka beban yang harus dikeluarkan atau Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.74. Bila bahwa pendapatan operasional PT. Bank
dibandingkan dengan bulan Mei 2010 maka Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
tingkat persentase BOPO menurun sebesar adalah sebesar Rp1,010,000,000.00 (Satu
9%. Hal ini berarti bank mampu menghemat Miliar Sepuluh Juta Rupiah). Beban
sebesar 9% beban-beban operasional sehingga Operasionalnya adalah sebesar
tingkat persentase BOPO pada bulan Juni Rp933,000,000.00 (Sembilan Ratus Tiga
2010 lebih kecil dibandingkan dengan bulan Puluh Tiga Juta Rupiah). Dengan demikian
Mei 2010. diperoleh laba pada PT. Bank Muamalat
c. Periode Agustus 2010 Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebesar
Persentase BOPO pada bulan Agustus 2010 Rp77,000,000.00 (Tujuh Puluh Tujuh Juta
sebesar 88% menunjukkan bahwa jika Rupiah).
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 2. Bulan maret 2011
maka beban yang harus dikeluarkan atau Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.88. Bila bahwa pendapatan operasional PT. Bank
dibandingkan dengan bulan Juni 2010 maka Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
tingkat persentase BOPO meningkat sebesar meningkat dari bulan sebelumnya menjadi
14%. Hal ini disebabkan karena bank kurang Rp4,150,000,000.00 (Empat Miliar Seratus
mampu menghemat beban-beban operasional Lima Puluh Juta Rupiah). Begitu pula beban
sebesar 14% sehingga mengalami operasionalnya meningkat sebesar
peningkatan. Maka tingkat persentase BOPO Rp3,426,700,000.00 (Tiga Miliar Empat Ratus
pada bulan Agustus 2010 lebih besar Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Ribu
dibandingkan dengan bulan Juni 2010. Rupiah). Dengan demikian diperoleh laba pada
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang
d. Periode Oktober 2010 Batam sebesar Rp723,300,000.00 (Tujuh Ratus
Persentase BOPO pada bulan Oktober 2010
Dua Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).
sebesar 92% menunjukkan bahwa jika
3. Bulan mei 2011
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
maka beban yang harus dikeluarkan atau
bahwa pendapatan operasional PT. Bank
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.92. Bila
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
dibandingkan dengan bulan Agustus 2010
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi
maka tingkat persentase BOPO meningkat
Rp5,702,000,000.00 (Lima Miliar Tujuh Ratus
sebesar 4%. Hal ini disebabkan karena bank
Dua Juta Rupiah). Begitu pula beban
kurang efisien dalam menghemat beban-beban
operasionalnya meningkat sebesar
operasional sebesar 4% sehingga mengalami
Rp5,134,000,000.00 (Lima Miliar Seratus Tiga
peningkatan. Maka tingkat persentase BOPO
Puluh Empat Juta Rupiah). Dengan demikian
pada bulan Oktober 2010 lebih besar
diperoleh laba pada PT. Bank Muamalat
dibandingkan dengan bulan Agustus 2010.
Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebesar
e. Periode Desember 2010 Rp568,000,000.00 (Lima Ratus Enam Puluh
Persentase BOPO pada bulan Desember 2010 Delapan Juta Rupiah).
sebesar 95% menunjukkan bahwa jika 4. Bulan juli 2011
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
maka beban yang harus dikeluarkan atau bahwa pendapatan operasional PT. Bank
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.95. Bila Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
dibandingkan dengan bulan Oktober 2010 meningkat dari bulan sebelumnya sebesar
maka tingkat persentase BOPO meningkat Rp9,604,000,000.00 (Sembilan Miliar Enam
sebesar 3%. Hal ini disebabkan karena bank Ratus Empat Juta Rupiah). Begitu pula beban
kurang efisien dalam menghemat beban-beban operasionalnya meningkat menjadi
operasional sebesar 3% sehingga mengalami Rp7,964,582,618.81 (Tujuh Miliar Sembilan
peningkatan. Maka tingkat persentase BOPO Ratus Enam Puluh Empat Juta Lima Ratus
pada bulan Desember 2010 lebih besar Delapan Puluh Dua Ribu Enam ratus Delapan
dibandingkan dengan bulan Oktober 2010. Belas Koma Delapan Puluh Satu Rupiah).
Jadi Rasio BOPO yang paling efisien terjadi Dengan demikian diperoleh laba pada PT. Bank
di bulan Juni 2010 yaitu sebesar 74% dan Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
yang paling tidak efisien terjadi pada bulan sebesar Rp1,639,417,381.19 (Satu Miliar Enam
Desember 2010 yaitu sebesar 95%. Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta Empat Ratus
Perhitungan BOPO tahun 2011

143 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887
Tujuh Belas Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh maka beban yang harus dikeluarkan atau
Satu Koma Sembilan Belas Rupiah). ditanggung oleh bank sebesar Rp0.90. Bila
5. Bulan september 2011 dibandingkan dengan bulan Maret 2011 maka
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan tingkat persentase BOPO meningkat sebesar
bahwa pendapatan operasional PT. Bank 7%. Hal ini disebabkan karena bank kurang
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam mampu menghemat beban-beban operasional
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi sebesar 7% sehingga mengalami peningkatan.
Rp13,500,000,000.00 (Tiga Belas Miliar Lima Maka tingkat persentase BOPO pada bulan
Ratus Juta Rupiah). Begitu pula beban Mei 2011 lebih besar dibandingkan dengan
operasionalnya meningkat sebesar bulan Maret 2011.
Rp11,113,000,000.00 (Sebelas Miliar Seratus d. Periode Juli 2011
Tiga Belas Juta Rupiah). Dengan demikian Persentase BOPO pada bulan Juli 2011
diperoleh laba pada PT. Bank Muamalat sebesar 83% menunjukkan bahwa jika
Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebesar pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
Rp2,387,000,000.00 (Dua Miliar Tiga Ratus maka beban yang harus dikeluarkan atau
Delapan Puluh Tujuh Juta Rupiah). ditanggung oleh bank sebesar Rp0.83. Bila
6. Bulan november 2011 dibandingkan dengan bulan Mei 2011 maka
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan tingkat persentase BOPO menurun sebesar
bahwa pendapatan operasional PT. Bank 7%. Hal ini berarti bank mampu menghemat
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam beban-beban operasional sebesar 7% sehingga
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi tingkat persentase BOPO pada bulan Juli 2011
Rp16,510,000,000.00 (Enam Belas Miliar Lima lebih kecil dibandingkan dengan bulan Mei
Ratus Sepuluh Juta Rupiah). Begitu pula beban 2011.
operasionalnya meningkat sebesar e. Periode September 2011
Rp13,884,000,000.00 (Tiga Belas Miliar Persentase BOPO pada bulan September 2011
Delapan Ratus Delapan Puluh Empat Juta sebesar 82% menunjukkan bahwa jika
Rupiah). Dengan demikian diperoleh laba pada pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang maka beban yang harus dikeluarkan atau
Batam sebesar Rp2,626,000,000.00 (Dua ditanggung oleh bank sebesar Rp0.82. Bila
Miliar Enam Ratus Dua Puluh Enam Juta dibandingkan dengan bulan Juli 2011 maka
Rupiah). tingkat persentase BOPO semakin menurun
sebesar 1%. Hal ini berarti bank lebih mampu
Tingkat Persentase BOPO tahun 2011 menghemat beban-beban operasional sebesar
Berdasarkan data yang sama dapat diperoleh 1% sehingga tingkat persentase BOPO pada
persentase perbandingan beban operasional dan bulan September 2011 lebih kecil
pendapatan operasional pada PT. Bank Muamalat dibandingkan dengan bulan Juli 2011.
Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebagai berikut:
f. Periode November 2011
a. Periode Januari 2011 Persentase BOPO pada bulan November 2011
Persentase BOPO pada bulan Januari 2011 sebesar 84% menunjukkan bahwa jika
sebesar 92% menunjukkan bahwa jika pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 maka beban yang harus dikeluarkan atau
maka beban yang harus dikeluarkan atau ditanggung oleh bank sebesar Rp0.84. Bila
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.92. dibandingkan dengan bulan September 2011
b. Periode Maret 2011 maka tingkat persentase BOPO meningkat
Persentase BOPO pada bulan Maret 2011 sebesar 2%. Hal ini disebabkan karena bank
sebesar 83% menunjukkan bahwa jika kurang efisien menghemat beban-beban
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 operasional sebesar 2% sehingga mengalami
maka beban yang harus dikeluarkan atau peningkatan. Maka tingkat persentase BOPO
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.83. Bila pada bulan November 2011 lebih besar
dibandingkan dengan bulan Januari 2011 dibandingkan dengan bulan September 2011.
maka tingkat persentase BOPO menurun Jadi Rasio BOPO yang paling efisien terjadi
sebesar 9%. Hal ini berarti bank mampu di bulan September 2011 yaitu sebesar 82%
menghemat beban-beban operasional sebesar dan yang paling tidak efisien terjadi pada
9% sehingga tingkat persentase BOPO pada bulan Januari 2011 yaitu sebesar 92%.
bulan Maret 2011 lebih kecil dibandingkan
dengan bulan Januari 2011. Perhitungan BOPO tahun 2012
c. Periode Mei 2011 Tahun 2012 BOPO yang akan dihitung adalah
Persentase BOPO pada bulan Mei 2011 bulan Februari, April, Juni, Agustus,
sebesar 90% menunjukkan bahwa jika 1. Bulan Februari 2012
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1

144 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan Rp22,020,000,000.00 (Dua Puluh Dua Miliar
bahwa pendapatan operasional PT. Bank Dua Puluh Juta Rupiah). Begitu pula beban
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam operasionalnya meningkat sebesar
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi Rp16,509,000,000.00 (Enam Belas Miliar Lima
Rp3,503,000,000.00 (Tiga Miliar Lima Ratus Ratus Sembilan Juta Rupiah). Dengan demikian
Tiga Juta Rupiah). Begitu pula beban diperoleh laba pada PT. Bank Muamalat
operasionalnya meningkat sebesar Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebesar
Rp2,591,000,000.00 (Dua Miliar Lima Ratus Rp5,511,000,000.00 (Lima Miliar Lima Ratus
Sembilan Puluh Satu Juta Rupiah). Dengan Sebelas Juta Rupiah).
demikian diperoleh laba pada PT. Bank 6. Bulan desember 2012
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
sebesar Rp912,000,000.00 (Sembilan Ratus bahwa pendapatan operasional PT. Bank
Dua Belas Juta Rupiah). Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
2. Bulan april 2012 meningkat dari bulan sebelumnya menjadi
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan Rp31,641,561,706.41 (Tiga Puluh Satu Miliar
bahwa pendapatan operasional PT. Bank Enam Ratus Empat Puluh Satu Juta Lima Ratus
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Enam
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi Koma Empat Puluh Satu Rupiah). Begitu pula
Rp7,309,000,000.00 (Tujuh Miliar Tiga Ratus beban operasionalnya meningkat sebesar
Sembilan Juta Rupiah). Begitu pula beban Rp21,512,000,000.00 (Dua Puluh Satu Miliar
operasionalnya meningkat sebesar Lima Ratus Dua Belas Juta Rupiah). Dengan
Rp6,316,000,000.00 (Enam Miliar Tiga Ratus demikian diperoleh laba pada PT. Bank
Enam Belas Juta Rupiah). Dengan demikian Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
diperoleh laba pada PT. Bank Muamalat sebesar Rp10,129,561,706.41(Sepuluh Miliar
Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebesar Seratus Dua Puluh Sembilan Juta Lima Ratus
Rp993,000,000.00 (Sembilan Ratus Sembilan Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Enam
Puluh Tiga Juta Rupiah). Koma Empat Puluh Satu Rupiah).
3. Bulan juni 2012
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan Tingkat Persentase BOPO tahun 2012
bahwa pendapatan operasional PT. Bank Berdasarkan data yang sama dapat diperoleh
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam persentase perbandingan beban operasional dan
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi pendapatan operasional pada PT. Bank Muamalat
Rp11,510,000,000.00 (Sebelas Miliar Lima Indonesia, Tbk. Cabang Batam sebagai berikut:
Ratus Sepuluh Juta Rupiah). Begitu pula beban a. Periode Februari 2012
operasionalnya meningkat sebesar Persentase BOPO pada bulan Februari 2012
Rp8,933,000,000.00 (Delapan Miliar Sembilan sebesar 74% menunjukkan bahwa jika
Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Rupiah). Dengan pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
demikian diperoleh laba pada PT. Bank maka beban yang harus dikeluarkan atau
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam ditanggung oleh bank sebesar Rp0.74.
sebesar Rp2,577,000,000.00 (Dua Miliar Lima b. Periode April 2012
Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Rupiah). Persentase BOPO pada bulan April 2012
4. Bulan agustus 2012 sebesar 86% menunjukkan bahwa jika
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
bahwa pendapatan operasional PT. Bank maka beban yang harus dikeluarkan atau
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam ditanggung oleh bank sebesar Rp0.86. Bila
meningkat dari bulan sebelumnya menjadi dibandingkan dengan bulan Februari 2012
Rp17,320,000,000.00 (Tujuh Belas Miliar Tiga maka tingkat persentase BOPO meningkat
Ratus Dua Puluh Juta Rupiah). Begitu pula sebesar 12%. Hal ini disebabkan karena bank
beban operasionalnya meningkat sebesar kurang mampu menghemat beban-beban
Rp13,658,000,000.00 (Tiga Belas Miliar Enam operasional sebesar 12% sehingga mengalami
Ratus Lima Puluh Delapan Juta Rupiah). peningkatan. Maka tingkat persentase BOPO
Dengan demikian diperoleh laba pada PT. Bank pada bulan April 2012 lebih besar
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam dibandingkan dengan bulan Februari 2012.
sebesar Rp3,662,000,000.00 (Tiga Miliar Enam c. Periode Juni 2012
Ratus Enam Puluh Dua Juta Rupiah). Persentase BOPO pada bulan Juni 2012
5. Bulan oktober 2012 sebesar 78% menunjukkan bahwa jika
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
pendapatan operasional PT. Bank Muamalat maka beban yang harus dikeluarkan atau
Indonesia, Tbk. Cabang Batam meningkat dari ditanggung oleh bank sebesar Rp0.78. Bila
bulan sebelumnya menjadi dibandingkan dengan bulan April 2012 maka

145 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887
tingkat persentase BOPO menurun sebesar Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
8%. Hal ini berarti bank mampu menghemat beban operasional dan pendapatan operasional
beban-beban operasional sehingga sebesar 8% dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal.
tingkat persentase BOPO pada bulan Juni Faktor internalnya adalah penjualan produk (jasa)
2012 lebih kecil dibandingkan dengan bulan yang meningkat dan bank telah melakukan efisiensi
April 2012. cost. Kondisi pasar menjadi faktor lainnya yaitu
d. Periode Agustus 2012 faktor eksternal. Hal ini terjadi sebaliknya jika
Persentase BOPO pada bulan Agustus 2012 adanya penurunan beban operasional dan
sebesar 79% menunjukkan bahwa jika pendapatan operasional.
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1
maka beban yang harus dikeluarkan atau Kesimpulan
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.79. Bila
dibandingkan dengan bulan Juni 2012 maka Berdasarkan pembahasan pada BAB IV, maka
tingkat persentase BOPO meningkat sebesar diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1%. Hal ini disebabkan karena bank kurang Efisiensi bank yang diukur berdasarkan Rasio
efisien menghemat beban-beban operasional BOPO menerangkan bahwa selama periode 2010-
sebesar 1% sehingga mengalami peningkatan. 2012 efisiensi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Maka tingkat persentase BOPO pada bulan Cabang Batam mengalami penurunan. Tahun 2010
Agustus 2012 lebih besar dibandingkan rata-rata per tahun persentase BOPO yang
dengan bulan Juni 2012. diperoleh sebesar 86%, yang artinya setiap Rp1
e. Periode Oktober 2012 pendapatan yang diperoleh oleh bank maka sebesar
Persentase BOPO pada bulan Oktober 2012 Rp0.86 pula beban yang harus ditanggung oleh
sebesar 75% menunjukkan bahwa jika bank. Tahun 2011 rata-rata per tahun persentase
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 BOPO yang diperoleh sebesar 85,72% yang artinya
maka beban yang harus dikeluarkan atau setiap Rp1 pendapatan yang diperoleh oleh bank
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.75. Bila maka sebesar Rp0.85 pula beban yang harus
dibandingkan dengan bulan Agustus 2012 ditanggung oleh bank.
maka tingkat persentase BOPO menurun Tahun 2012 rata-rata per tahun persentase
sebesar 4%. Hal ini berarti bank mampu BOPO yang diperoleh sebesar 77% yang artinya
menghemat beban-beban operasional sebesar setiap Rp1 pendapatan yang diperoleh oleh bank
4% sehingga tingkat persentase BOPO pada maka sebesar Rp0.77 pula beban yang harus
bulan Oktober 2012 lebih kecil dibandingkan ditanggung oleh bank. Menurut kriteria peringkat
dengan bulan Agustus 2012. komponen BOPO, apabila persentase yang
f. Periode Desember 2012 diperoleh kurang dari 94% maka tingkat efisiensi
Persentase BOPO pada bulan Desember 2012 sangat baik. Persentase ini semakin menurun dari
sebesar 68% menunjukkan bahwa jika tahun 2010-2012 yang artinya tingkat efisiensi PT.
pendapatan yang diperoleh bank sebesar Rp1 Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Batam
maka beban yang harus dikeluarkan atau semakin sangat baik setiap tahunnya.
ditanggung oleh bank sebesar Rp0.68. Bila
dibandingkan dengan bulan Oktober 2012 Daftar pustaka
maka tingkat persentase BOPO kembali Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/Intern
menurun sebesar 7%. Hal ini berarti bank DPNP/2004, Perihal
lebih efisien menghemat beban-beban Pedoman Sistem Penilaian Tingkat
operasional sebesar 7% sehingga tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating),
persentase BOPO pada bulan Desember 2012 Bank Indonesia, Jakarta.
lebih kecil dibandingkan dengan bulan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10
Oktober 2012. Jadi Rasio BOPO yang paling Tahun 1998 tentang Perbankan.
efisien terjadi di bulan Desember yaitu
sebesar 68% dan yang paling tidak efisien Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21
terjadi pada bulan April yaitu sebesar 86%. Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Kasmir. (2002). Manajemen Perbankan. Edisi 1,
Analisis BOPO per 3 tahun Cetakan ke-3. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persentase BOPO dari tahun 2010-2012 adalah Persada.
86%, 85.72% dan 77%. Terjadinya penurunan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004
persentase ini mencerminkan kondisi bank yang Tentang Sistem Penilaian Tingkat
semakin efisien setiap tahunnya. Semakin rendah Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia.
BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut Jakarta.
dalam mengendalikan beban operasionalnya,
dengan adanya efisiensi beban maka keuntungan
yang diperoleh bank akan semakin besar.

146 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 140-146 | p-ISSN: 2337-7887

Anda mungkin juga menyukai