Pertanyaan:
1. Menurut hukum perdata, perikatan bersumber dari perjanjian (kontrak) dan undang-
undang. Jelaskan dengan disertai contoh dan dasar hukumnya jenis perikatan yang
bersumber dari kontrak dan jenis perikatan yang bersumber dari undang-undang!
2. Menurut hukum perdata, suatu perjanjian dikatakan sah apabila dibuat atau dilakukan
sesuai dengan syarat sahnya perjanjian. Apa akibat hukumnya apabila suatu perjanjian
tidak memenuhi syarat subyektif dan syarat obyektif? Jelaskan dengan menyebutkan
dasar hukumnya!
Pada tanggal 13 April 2020, Presiden Republik Indonesia merilis Keputusan Presiden
(Kepres) No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional. Dengan dirilisnya Kepres
tersebut muncul spekulasi di tengah-tengah masyarakat bisnis bahwa Keppres tersebut
bisa dijadikan dasar untuk membatalkan kontrak-kontrak bisnis dengan dalih force
majeure (overmacht).
4. Apakah Pandemi Covid-19 (Bencana Non-Alam) dapat dijadikan alasan force majeure,
sehingga debitur dapat membatalkan kontrak bisnis? Jelaskan dengan menyebutkan
konsep force majeure dan dasar hukumnya menurut KUH Perdata!
5. Jika terjadi perselisihan antar para pihak dalam suatu kontrak, dimana kreditur
mendalilkan debitur berada dalam keadaan wanprestasi, sedangkan debitur mendalilkan
bahwa dirinya mengalami force majeure, maka menurut anda siapa yang berwenang
menilai perbedaan sudut pandang yang sifatnya subyektif tersebut? Jelaskan dengan
menyebutkan alasan dan dasar hukumnya!