Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda yang bergerak baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak
khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani.
Fidusia harus dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembebanan fidusia dan
pendaftaran fidusia. Untuk menjamin kepastian hukum bagi kreditur maka
dibuat akta yang dibuat oleh notaris dan didaftarkan ke Kantor Pendaftaran
Fidusia di Departement Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), dan
nantinya kreditur akan memperoleh sertifikat jaminan fidusia yang
berirahiyah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Dengan lahirnya pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik tersebut,
selain memberikan manfaat kemudahan dalam pendaftaran, namun disisi
lain pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik masih mempunyai
kekurangan karena dalam pendaftaran dengan sistem elektronik tidak ada
penyerahan berkas fisik dari pemohon seperti yang terdapat dalam
pendaftaran secara manual, maka tidak ada pula korektor yaitu orang
yang bertugas dari kantor pendaftaran fidusia untuk mengkoreksi
kevaliditasan dalam penyesuaian data yang dicantumkan pada formulir
pendaftaran secara elektronik yang harus sesuai dengan akta jaminan
fidusia yang dilampirkan. Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya
ketidakpastian hukum.
Notaris sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat terlebih lagi dalam
pembuatan akta otentik yang merupakan perbuatan hukum yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (yang
selanjutnya akan disebut dengan UUJN) memberi kewenangan pada notaris untuk
membuat akta otentik untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan
hukum. Peran notaris sangat penting dalam kehidupan hukum sehari-hari di
masyarakat.
sistem online.
M.Kn.
METODE PENELITIAN