Rahma 1810517320005 Laporan 3 Mounthing Spesimen
Rahma 1810517320005 Laporan 3 Mounthing Spesimen
Oleh :
RAHMA
1810517320005
2021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................... ii
PENDAHULUAN................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................... 1
Tujuan............................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
BAHAN DAN METODE....................................................................... 6
Bahan dan Alat............................................................................... 6
Bahan................................................................................... 6
Alat....................................................................................... 6
Waktu dan Tempat......................................................................... 6
Prosedur Kerja............................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 7
Hasil............................................................................................... 7
Pembahasan................................................................................... 8
KESIMPULAN...................................................................................... 9
Kesimpulan.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 10
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat terampil dalam menata spesimen
serangga.
TINJAUAN PUSTAKA
rambut dan kulit dengan cara dikerok hal ini digunakan untuk isolasi dari bakteri patogen dan
jamur (Dermici et al., 2012).
Terdapat dua macam tipe koleksi spesimen, yaitu koleksi basah dan koleksi kering.
Koleksi basah adalah koleksi yang disimpan dalam larutan pengawet ethanol 70%, sedangkan
koleksi kering berupa tulang dan kulit yang diawetkan dengan bahan kimia formalin atau
boraks. Menurut Yayuk et al. (2010 ), pengawetan hewan dapat dilakukan dengan cara-cara
seperti berikut :
1. Pengawetan tulang (rangka).
Pembuatan preparat tulang dilakukan dengan terlebih dahulu membedah dan menguliti
spesimen hingga bersih dari kulitnya. Kemudian dilakukan perebusan selama 30 menit
hingga 2 jam agar memudahkan pemisahan otot dari rangka, lalu didinginkan secara
alami. Selanjutnya dibersihkan otot atau daging yang masih menempel pada rangka
dengan hati-hati sampai bersih, lalu dibersihkan dan direndam dalam pemutih agar
tulangnya putih bersih. Terakhir, ditata rapi, diberi label, dan diidentifikasi.
2. Pengawetan insekta (insektarium)
Pembuatan preparat awetan insekta dilakukan dengan terlebih dahulu mematikan
serangga dengan cara serangga dimasukkan ke dalam botol atau toples yang
didalamnya telah diletakkan busa berkloroform, sebelumnya diletakkan pembatas dari
kertas yang agak tebal yang telah dibolong-bolongi agar serangga tersebut mati tanpa
terkena basahan kloroform. Setelah mati, bagian luar tubuh serangga diolesi alkohol
70% lalu ditusuk dengan office pin atau jarum pentul, ditancapkan pada sterofoam.
Menurut Afifah et al. (2014), insektarium adalah awetan serangga dengan bahan
pengawet alkohol 96% dan formalin 5% yang dikemas dalam bentuk koleksi media
pembelajaran. Herbarium dan insektarium sebelum digunakan penelitian terlebih
dahulu telah divalidasi oleh pakar media, sehingga diketahui layak atau tidak
digunakan dalam penelitian.
3. Pengawetan kering (taksidermi)
Taksidermi adalah salah satu teknik pengawetan untuk mumifikasi selama berabad-
abad (Dermici et al., 2012). Pembuatan preparat taksidermi dilakukan dengan terlebih
dahulu membius spesimen dengan kloroform atau eter. Spesimen yang biasa dibuat
taksidermi adalah Mamalia dan Aves. Setelah hewan mati, dibuat torehan dari perut
5
depan alat kelamin sampai dada, kemudian lukanya dibubuhi tepung jagung.
Setelahnya, hewan dikuliti menggunakan scalpel, dihilangkan lemak-lemaknya, dam
setelah bersih lalu boraks ditaburi dan gulungan kapas dibuat sebesar atau sepanjang
tubuh hewan lalu dimasukkan sebagai pengganti dagingnya. Kemudian dibentuk
seperti perawakannya saat masih hidup. Terakhir, bekas torehannya dijahit, mulutnya
dijahit segitiga.
4. Pengawetan basah
Spesimen yang biasa dibuat awetan basah biasanya bangsa Crustacea atau hewan
avertebrata lainnya. Pembuatannya terbilang cukup sederhana prosesnya. Hewan
dimatikan dengan kloroform atau eter, dibersihkan, lalu dimasukkan ke dalam toples
transparan berisi alkohol 70% yang sesuai ukuran atau lebih besar ukurannya dari
hewan tersebut. Biasanya dilengkapi dengan kaca transparan untuk alas hewan agar
tetap kedudukannya, kemudian diberi keterangan menggunakan kertas kedap air.
BAHAN DAN METODE
Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kupu-kupu
2. Belalang
3. Kumbang
4. Alkohol 70%
5. Plastik
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 September – 8 Oktober 2021
bertempat rumah masing-masing.
Prosedur Kerja
Hasil
Pembahasan
Pada praktikum kali ini merupakan cara mengopset serangga yaitu kupu-kupu,
kumbang dan belalang. Alat dan bahan yang digunakan berupa jarum, pisau, gunting,
gabus, jaring dan handphone untuk bahan berupa alkohol 70%, plastik mika,
kumbang, kupu-kupu dan belalang.
Pada spesimen pertama yaitu belalang caranya yaitu pertama-pertama dengan
mematikan belalang menggunakan alkohol 70 %, kemudian di kering anginkan. Setelah itu,
mulai di bentangkan pada gabus dengan menusuk pada bagian toraksnya, membentangkan
kedua kakinya dan dijepit menggunakan tusukan jarum. Tujuannya agar bagian dari spesimen
terlihat jelas.
Pada spesimen kedua yaitu kumbang cara mounthingnya yaitu pertama-
pertama dengan mematikan kumbang menggunakan alkohol 70 %, kemudian di kering
anginkan. Setelah itu, mulai di bentangkan pada gabus dengan menusuk pada bagian
toraks sebelah kiri, sehingga terlihat jelas spesimen dari belalang tersebut.
Pada spesimen kupu-kupu caranya yaitu dengan mencelupkan kepala dari kupu-kupu
ke dalam alkohol 70 % sampai mati dan dikering anginkan. Setelah itu membuat balok kecil
yang terbuat dari gabus sebanyak buah dan ditusuk pada gabus besar dengan jarum agar tidak
bergerak, lalu tusuk kupu-kupu kemudian bentangkan sayap kupu-kupu pada kedua balok
tersebut dan lapis bagian atasnya dengan plastik mika agar sayap tetap terjaga sehingga tidak
rusak.
9
KESIMPULAN
Afifah, N., Sudarmin & Widianti, T. 2014. Efektivitas Penggunaan Herbarium Dan
Insektarium Pada Tema Klasifikasi Makhluk Hidup Sebagai Suplemen Media
Pembelajaran IPA Terpadu Kelas VII Mts. Unnes Science Education Journal, 3(2), pp.
494-501.
Demirci, B., Gultiken M.E., Karayigit, M.O. dan Atalar, K. 2012. Is Frozen Taxidermy an
Alternative Method for Demonstration of Dermatopaties. Eurasian Journal of
Veterinary Sciences, 28(3), pp.172-176.
Mukaromah, F., (2011) , Seni Insektarium Pada Serangga Bersayap, Jurnal POPT Pertama,
Surabaya, BPP2TP Surabaya.
Pratiwi, R. 2006. Bagaimana Mengkoleksi Dan Merawat Biota Laut. Oseana. 91(2), pp. 1-9.
Suhardjono, Y.R. 1999. Buku Pegangan Pengelolaan Koleksi Spesimen Zoologi. Bogor: LIPI
Press.
Winker, K. 2000. Obtaining, Preserving and Preparing Bird Specimens. Journal of Field
Ornithology, 71(2).
Yayuk, S., U. Hartini dan E. Sartiami. 2010. Koleksi, Preservasi, Identifikasi, Kurasi dan
Manajemen Data. Angkasa Data. Bandung.