NIM : 1810517310004 Pestisida dan Teknik Aplikasi (Praktikum 3 dan 4)
ACARA 3
APLIKASI PESTISIDA
Tujuan : Untuk mengetahui dan memahami cara kalibrasi alat aplikasi
Bahan dan Alat Bahan : Air, Herbisida kontak dan sistemik. Alat : Alat semperot punggung otomatis, Stop watch, Ember dan Takaran. Cara kerja : Ikuti tayangan cara kalibrasi oleh asisten, perhatikan langkah yang dilakukan.
ACARA 4
APLIKASI PESTISIDA CAIR (HERBISIDA) DI LAPANGAN
Tujuan : Mengetahui respon target (tumbuhan) terhadap pestisida (herbisida)
Bahan dan Alat Bahan : Herbisida sistemik dan non sistemik (kontak) serta Air. Alat : Sprayer (alat semperot) dan takaran (gelas ukur) Cara kerja (dilakukan oleh asisten): masukkan air ke dalam alat semperot dan diikuti cairan pestisida yang akan digunakan, kocok cairan larutan yang telah dimasukkan ke dalam alat semperot. Kemudian semperotkan larutan pestisida ke target (gulma).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aplikasi herbisida dilapangan yaitu pilih herbisida yang akan digunkan, baca petunjuk yang terdapat pada kemasan, tentukan konsentrasi dan dosis yang digunakan, siapkan larutan semperotny, masukkan larutan semprot seperlunya dan lakukan penyemperotan. Contoh konsentrasi 10 ml/liter air dan dosis = 500 l larutan/ha. Sebagai contoh luas bidang 500 m2 (20×25 m), alat volumenya = 10 liter, volume semprot 600 liter per Ha dengan konsentrasi 2 cc per liter. Dosis untuk 500 m2 500 ¿ ×2 cc × 600 liter 10.000 ¿ 0,06 liter per aplikasi at a u 30liter larutan Jadi (500/10.000) × 600 liter) Kalau 1 liter per menit, maka untuk menghabiskan waktu 30 × 1 menit = 30 menit. Jarak tempuh = 10 × 25 m =250 m Kecepatan per menit = 250/30 = 8,3 m Perlu perhatian : 1. Kecepatan berjalan konstan 2. Tekanan alat tetap. Biasanya 15-20 psi atau 1,0-1,5 kg/cm2 3. Tinggi nozel di atas permukaan tanah tetap, biasanya 40 cm. 4. Pemakaian jenis nozel tetap. Pada contoh dapat diketahui hasil yang didapatkan 0,06 liter per aplikasi atau 20 liter larutan dari hasil pembagian 500/10.000 dikali 600 liter, jika 1 liter per menit, maka untuk menghabiskan waktu 30 × 1 menit = 30 menit, jarak tempuh didapatkan dari hasil perkalian 10 × 25 m =250 m dan juga untuk kecepatan per menit didapat dari hasil pembagian 250/30 = 8,3 m. Dan diketahui volume semprotnya 600 liter per Ha. Dengan tekanan udara yang dipompa secara teratur maka dapat dihasilkan semprotan yang maksimal karena jika tekanan udara yang berada di tangki sprayer berkurang maka tingka hembusan mengecil. Oleh karena itu karakter sprayer dan jenis nozzle yang tapat untuk penyemprotan baik herbisida, fungisida dan insektisida sangat berpengaruh terhadap hasil penyemprotan yang dihasilkan. Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan efesien, sebelum dilakukan penyemprotan herbisida di lapangan perlu dilakukan kalibrasi alat. Tujuannya agar diperoleh dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan rekomendasi. Kalibrasi adalah cara mengukur banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Manfaat kalibrasi: 1. Menentukan takaran aplikasi dengan tepat, 2. Mencegah pemborosan, dan 3. Mengadakan penyeragaman perhitungan aplikasi. Kalibrasi merupakan kunci untuk menyeragamkan setiap perlakuan pestisida, misalnya herbisida. Jika dosis rekomendasi tidak diaplikasikan secara merata karena cara aplikasi yang tidak benar maka akan terjadi dua hal yang tidak diinginkan, yaitu: 1. Gulma tidak akan mampu dikendalikan di areal yang teraplikasi herbisida karena dosis yang lebih sedikit dari dosis rekomendasi. 2. Gulma dan/atau tanaman budidaya akan mati di areal yang teraplikasi herbisida karena dosis lebih tinggi dari dosis rekomendasi. Untuk menghindari kesalahan tersebut serta untuk menjamin teknik aplikasi yang akurat, terlebih dahulu harus ditentukan areal penyemprotan yang aktual dengan memperhatikan jumlah herbisida yang diperlukan untuk areal perlakuan dan bagaimana larutan herbisida tersebut dapat diaplikasikan secara seragam pada areal perlakuan. Hal ini melibatkan pekerjaan kalibrasi dari alat semprot (sprayer) yang akan dipergunakan dan orang yang akan melakukan aplikasi (applicator). Ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan kalibrasi, yaitu: 1. Ukuran lubang nozel (angka curah nozzle) 2. Lebar gawang penyemprotan, dan 3. Kecepatan berjalan aplikator. Ketiga faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu volume larutan herbisida tertentu yang dapat dilepaskan melalui lubang nozel pada setiap waktu yang dikehendaki. Kalibrasi juga dapat menentukan berapa volume semprot yang diperlukan. jika volume semprot sudah diketahui, selanjutnya dapat dengan mudah memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (jika konsentrasi diketahui) penggunaan yang sesuai. Kalibrasi harus dilakukan secara berkala sebelum kegiatan penyemprotan dilakukan. Setiap alat semprot memiliki perbedaan volume yang keluar. Jenis nozel yang digunakan dapat menyebabkan perubahan volume curah yang keluar dan perbedaan lebar gawang. Selain itu, kecepatan jalan aplikator juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melalukan kalibarasi pestisida. Dengan melakukan kalibrasi maka volume air atau larutan aplikasi per hektar akan didapatkan. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan kalibrasi adalah mengatur penggunaan alat agar menghasilkan angka tebaran sesuai dengan dosis tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Djojosumarto, P. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Sudarno, S. 1991. Pestisida. Kanisius. Yogyakarta.