Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan
dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan
jangka panjang. Perubahan gaya hidup yang pasif, mengkonsumsi makanan
tinggi lemak, koleterol, merokok dan stres yang tinggi, dilaporkan
meningkatkan insiden penyakit kronis ((Smeltzer & Bare, 2001). Salah satu
penyakit kronis yang dikategorikan sebagai penyakit kronis adalah Diabetes
Mellitus (DM).

D M merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa


darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif
maupun absolut. Sedangkan menurut American Diabetis Association (ADA)
2003. DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau karena keduanya.

Prevalensi DM itu sendiri semakin meningkat, Organisai Kesehatsan Dunia


(WHO) menyatakan pada awal tahun 2006 sedikitnya 171 juta orang
mengalami DM dan akan terus menigkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia
tahun 2000 jumlah penderita DM sekitar 5,6 juta jiwa, dan pada tahun 2006
meningkat tajam menjadi 14 juta jiwa. Hal ini jika dirata-ratakan terdapat 1,4
juta jiwa peningkatan jumlah pasien DM tiap tahunnya. Berdasarkan pola
pertambahan penduduk seperti saat ini, diperkirakan pada tahun 2020, saat
usia penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun mencapai jumlah 178
juta jiwa dan dengan asumsi jumlah penderitsa DM 4%, maka akan terdapat
sekitar 7 juta jiwa pasien DM (Smeltzer & Bare, 2001).
2

Jumlah pengidap DM di Indonesia selalu bertambah dari tahun ke tahun.


Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2008, jumlah
pengidap DM di indonesia saat ini berada di peringkat keenam, setelah India,
Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil. Sementara riset yang dilakukan Departemen
Kesehatan pada 2008 mendapatkan hasil data sebanyak 11,4% penduduk
Indonesia yang mengalami pradiabetes. Data terbaru dari FDI (Federasi
Diabetes Internasional), Diabetes Atlas menunjukkan 285 juta orang
menderita diabetes ternyata banyak kaum muda. Lebih dari separuh jumlah
tersebut adalah penduduk usia muda antara 20-60 tahun. Data tersebut juga
menunjukkan bahwa Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara dengan
penderita diabetes terbanyak (Susilo Y & Wulandari, 2011).

Prevalensi DM menurut provinsi adalah 0,4%, menurut kabupaten dan kota


prevalensi DM sekisar 0,1-0,95 mempunyai prevalensi paling tinggi di Kota
Bandar Lampung 0,9% dan terendah berada di Lampung Utara 0,1% baik
berdasarkan diagnosis maupun gejala. Tahun 2005 – 2006 jumlah penderita
DM mengalami peningkatan 12% dari periode sebelumnya yaitu sebanyak
6.256 (Riskesdas, 2007).

Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut
maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun
makroangiopati. Salah satu komplikasi yang terjadi adalah ulkus diabetikum,
yaitu ulkus yang sering terjadi pada kaki penderita diabetes dan merupakan
komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri.

DM memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering


dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Ulkus diabetika juga merupakan
salah satu bentuk komplikasi kronik diabetes mellitus berupa luka terbuka
pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat.
Ulkus diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya
komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan
neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak
3

dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri


aerob maupun anaerob.

Di Amerika Serikat, penderita kaki diabetik mendekati angka 2 juta pasien


dengan diabetes setiap tahunnya. Sekitar 15% penderita DM di kemudian hari
akan mengalami ulkus pada kakinya. insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya
adalah 2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5-7,5% di antara pasien
diabetes dengan neuropati perifer. Menigkatnya prevalensi diabetes di dunia
menyebabkan peningkatan kasus amputasi karena komplikasi diabetes.

Studi epidemologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada
penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada kasus
amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia. Sebanyak 85% amputasi pada
ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus pada kaki. Oleh
sebab itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-lesi kaki merupakan
hal yang terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, tetapi
terutama adalah neuropati.

Prevalensi penderita ulkus diabetikum di Indonesia sebesar 15% dari penderita


DM. Sebagian perawatan DM selalu terkait dengan ulkus diabetikum. Angka
kematian dan amputasi masih tingi, masing-masing sebesar 32,5% dan 23,5%.
Nasib penderita DM paska amputasi masih sangat buruk, sebanyak 14,3%
akan meninggal dalam setahun paska amputasi dan sebanyak 37% akan
meninggal 3 tahun paska amputasi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dalam melakukan asuhan keperawatan
Ulkus Diabetikum.
2. Tujuan khusus
a. Pengkajian pada klien dengan ulkus diabetikum
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan ulkus
diabetikum
c. Membuat rencana keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum
4

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan ulkus


diabetikum
e. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
ulkus diabetikum

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam hal ini adalah metode deskriptif yaitu
menggambarkan secara langsung melalui pendekatan proses keperawatan
dengan cara teknik pengumpulan data seperti wawancara, pemeriksaan fisik,
kolaborasi dengan tim kesehatan lain serta data dari catatan rekam medik
klien.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam
melakukan asuhan keperawatan pada keluarga secara langsung.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan
Laporan makalah ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana
upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan
keperawatan keluarga.
3. Bagi RS Urip Sumoharjo
Sebagai bahan informasi bagi RS Urip Sumoharjo untuk penatalaksanaan
dan penanggulangan ulkus diabetikum
4. Bagi Pasien
Meningkatkan pengetahuan klien/ keluarga ulkus diabetikum, sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup klien.


5

E. Sitemika Penulisan
Sitematika penulisan ini terdiri dari 3 bab yang disusun secara sistematik
denga urutan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan: latar belakang, tujuan umum dan khusus, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori: konsep dasar penyakit, ulkus diabetikum, anatomi
fisiologo, pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan. Asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB III Penutup: kesimpulan dan saran, daftar pustaka.
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai