Anda di halaman 1dari 4

BAB II

METODE PELAKSANAAN KKN-DR

A. Pemetaan Sosial
Pemetaan dapat diartikan sebuah proses atau cara membuat peta, sedangkan
kata sosial berkenaan dengan masyarakat atau segala sesuatu yang lahir, tumbuh,
dan berkembang dalam kehidupan bersama. Jadi, pemetaan sosial didefinisikan
proses penggambaran masyarakat yang sistematik sertab melibatkan pengumoulan
data dan informasi mengenai masyarakat termasuk profil dan masalah sosial yang
ada pada suatu masyarakat1. Pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social
profiling atau pembuatan profile suatu masyarakat.
Pemetaan sosial merupakan suatu kegiatan untuk mengenali kondisi sosial
serta budaya masyarakat lokal atau orientasi sosial masyarakat. Pemetaan sosial
dilakukan untuk melihat hubungan sosial di antara individu, rumah tangga, atau
berbagai anggota kelompok sosial lainnya dalam pranata sosial yang ada di dalam
lingkungan masyarakat, seperti nilai-nilai yang dianut, kekuatan-kekuatan sosial,
karakteristik masyarakat, pola komunikasi dan informasi di masyarakat2.
1. Teknik Pemetaan Wilayah
Pemetaan wilayah yang dilakukan oleh kelompok KKN-DR 220 adalah
dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada seperti GPS (Global Positioning
System). Selain penggunaan teknologi, kami juga memanfaatkan data yang
tersedia di kantor desa/kelurahan masing-masing anggota kelompok KKN-DR
2. Teknik Pemetaan Masyarakat
Pemetaan masyarakat yang dilakukan oleh kelompok KKN-DR 220 adalah
dengan cara melakukan observasi sederhana mengenai kehidupan masyarakat
setempat melalui survey lokasi, wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat
serta mendapatkan data pemetaan sosial dari instansi pemerintah setempat. Dari
wawancara dan data tersebut kami mendapatkan data yang actual mengenai

1
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial,
(Bandung: Alfabeta, 2005), hlm.113
2
Sukriyah Kustanti, Moerad, dkk, “Pemetaan Sosial Budaya Masyarakat Desan Sumber Agung
Kecamatan Pesanggrahan Kabupaten Banyuwangi”, Jurnal Sosial Humaniora Vol. 7 No. 1 (2014),
hlm.64
kondasi masyarakat di desa/kelurahan masing-masing anggota kelompok KKN-
DR.
B. Intervensi Sosial
Intervensi adalah aktivitas untuk melaksanakan rencana pengasuhan
dengan memberikan pelayanan terhadap anak dalam keluarga maupun di
lingkungan lembaga kesejahteraan sosial anak.3 Dalam pengertian yang lain juga
disebutkan, Intervensi adalah tindakan spesifik oleh seorang pekerja sosial dalam
kaitan dengan sistem atau proses manusia dalam rangka menimbulkan
perubahan.4
Sedangkan menurut Isbandi Rukminto Adi intervensi sosial adalah
perubahan yang terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agent)
terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari
individu, keluarga, dan kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi
(level mezzo) dan masyarakat yang lebih luas, baik ditingkat kabupaten/kota,
provinsi, negara, maupun tingkat global (level makro).
Tujuan utama dari metode intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi
sosial orang (individu, kelompok, masyarakat) yang merupakan sasaran
perubahan. Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan
bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat
terwujud manakala jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar.
Melalui intervensi sosial, hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran
perubahan akan diatasi.
Dalam KKN DR ini kami melakukan pendekatan intervensi sosial. Dalam
pelaksanaannya hal ini dilakukan secara individual oleh anggota kelompok KKN-
DR 220, di daerahnya masing-masing. Untuk kegiatan yang dilakukan sangatlah
beragam. Salah satu kegiatan yang hampir dilakukan seluruh anggota ialah,
melakukan pembagian masker, handsanitizer, membuat tempat cuci tangan dalam
rangka pencegahan covid saat ini, hal ini dilakukan atas kepedulian kami terhadap
semakin meningkatnya kasus covid di Indonesia serta masih banyak masyarakat

3
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia, 2011, Standart Nasional Pengasuhan Untuk
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, hlm.14
4
Louise C. Johnson, Praktek Pekerjaan Sosial (Suatu Pendekatan Generalist), terj. Tim Penerjemah
STKS Bandung (Bandung, 2001). hlm.62.
yang belum paham terkait virus covid 19 ini. Untuk itu kami tidak hanya
memberikan bantuan masker, handsanitizer, dan lain-lain, namun kami juga
melakukan sosialisasi terkait bahaya dan pencegahan covid. Sosialisasi edukasi ini
dilakukan sebagai langkah preventif dari peningkatan covid. Keresahan dan
kebingungan masyarakat terkait covid kami jawab dan kami infokan selama
sosialisasi ini berlangsung. Tidak hanya itu, kami juga melakukan bantuan
pembagian sembako yang juga dibantu oleh beberapa pihak, untuk masyarakat
yang terkena dampak covid-19. Maksud masyarakat yang terkena dampak, bukan
yang terkena secara langsung virus ini, namun masyarakat yang terdampak pada
sektor ekonomi. Adanya covid-19 ini mengakibatkan larangan untuk berpergian,
ajuran untuk bekerja dirumah saja. Sangat berdampak bagi masyarakat kecil yang
mengandalkan usaha sehari-hari serta buruh-buruh pabrik. Akibatnya banyak yang
telah hilang pekerjaanya selama covid, dikarenakan adanya pembatasan sosial
dalam masyrakat. Untuk itu kami menyalurkan bantuan kebutuhan pokok sehari-
hari.

1.
C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang


merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam
pembangunan yang bersifat peoplecentered, participatory, empowerment and
sustainable. Lebih jauh Chamber menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan
model pemberdayaan masyarakat tidak hanya sematamata memenuhi kebutuhan
dasar (basic need) masyarakat tetapi lebih sebagai upaya mencari alternative
pertumbuhan ekonomi lokal.5

Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian


dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. 7

Salah satu pendekatan yang digunakan oleh masingmasing peserta KKN-DR


PEMANTURA 205 (Kuliah Kerja Nyata-Dari Rumah) yaitu pendekatan perencanaan dan
implementasi program KKN-PpMM berdasarkan Problem Solving Approach adalah
proses menghadapi situasi baru dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik
tertentu. Tujuannya agar agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan keinginan
yang ditetapkan. Pada saat akan implementasi program dan kegiatan, setiap kelompok
KKN melakukan analisis SWOT. Hal ini dilakukan agar bisa menentukan program dan
kegiatan mana saja yang paling memungkinkan dikerjakan oleh setiap penanggung
jawab program.
Tahap implementasi pada pendekatan ini adalah :

1. Identifikasi masalah.
2. Mempelajari dan memahami permasalahan tersebut yang kemudian
menggerakkan sumber daya yang diperlukan untuk mengaktifkan berbagai jenis
kemampuan warga.
3. Perencanaan program pengembangan masyarakat.
4. Mengupayakan penggerakan kapasitas komunitas untuk melayani dan mendukung
suatu kegiatan masyarakat.
5. Penilaian akhir dilakukan terhadap semua tahap untuk dianalisis dengan kritis
dalam hal kekuatan, kelemahan, kesuksesan, dan kegagalan. 6

5
Nazaruddin Margolang, “Pemberdayaan Masyarakat,” Dedikasi: Journal of Community Engagment
I, no. 2 (2018): 87–99, https://doi.org/10.31227/osf.io/weu8z. 7 Arif Purbantara; Mujianto,
“Pemberdayaan Masyarakat Desa,” Pemberdayaan Masyarakat I, no. 2 (2019): 1–20.
6
Fredian T. Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), 72-
74.

Anda mungkin juga menyukai