Anda di halaman 1dari 11

Nama : Juwita Arman

Nim : 11180220000069

RESENSI

Novel Saujana:Diantara Pilihan

Penulis : Yulia Nursetyawathie, Tasaro GK.

Editor : Asep Ginanjar.

Penyunting : Ika Yuliana Kurniasih.

Perancang sampul : Kusye Kustria, Ismail Kusmayadi, Irfan.

Edisi : Cetakan 3, Jakarta, 2016.

Penerbit : Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Kedeputian


Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tebal buku : iv+100 halaman.

ISBN : 978-602-9488-12-8

Resume.

Novel yang berjudul “Di Antara Pilihan” menceritakan kisah kisah fiktif
namun mengandung unsur yang biasa saja dapat terjadi dalam kehidupan kita,
memberikan sebuah gambaran mengenai pilihan dalam situasi keadaan yang mungkin
saja kita hadapi, dan terjadi pada kita. Pilihan yang membawa kita pada
kejujuran atau pada kebohongan, pada kebenaran atau pada kesalahan.

Tentu apapun pilihan yang kita pilih ,ada sebuah konsekuensi yang kita
dapatkan. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh segelintir orang, ini juga merupakan
sebuah pilih , melakukannya demi mendapatkan keuntungan, atau memilih tidak
melakukannya namun tidak mendapatkan apa-apa . Dalam novel ini diceritakan
beberapah cerita pendek yang mengandung hal yang sudah dijelaskan diatas. Terdiri
dari 14 sub judul cerita.

Cerita pertama, kedua dan ketiga, dengan judul, “Biaya Pengobatan Sang
Hakim”, “Tinggal landas di kegelapan” , dan “Tak mengandai nurani” dalam ketiga
sub judul di atas menceritakan kisah seorang hakim yang memiliki keterbatasan
dalam pengelihatan, karna adanya kelainan pada kornea matanya, ia harus melakukan
pengobatan diluar negeri, dengan spesalis mata yang ahli disanah, dengan biaya yang
banyak. Itu jalan yang ditawarkan oleh seorang dokternya agar ia bias sembuh dan
pengeliatannya kembali normal.

Sang hakim pun menjalankan pekerjaanya menjadi seorang hakim, ia sedang


menangani sebuah sidang kasus korupsi, dimana terdakwa terancam pidana 20 tahun
penjara dengan denda 1 Miliar. Ketika sidang ditutup dan dilanjut 7 hari kedepan
karna adanya sanggahan dari terdakwa. Tidak lama setelah sidang selesai, rumah
seorang hakim itupun didatangi oleh seorang pengacara yang menawarkan tiket
pesawat, penginapan, serta jadwal pengobatan dengan ahli koernea mata diluar negeri,
dengan penukaran sidang terdakwa dapat berjalan mulus, dan permintaan
pengurangan hukuman pidana tidak lebih dari 5 tahun, dengan denda 50 juta.
Hakim pun dihadapkan pada dua pilihan dan tawaran, pada sub judul “Tinggal
landas di kegelapan” dalam cerita pada sub judul ini, sang hakin menerima tawaran
dan memilih untuk malakukan pengobatan dan mengurangi hukuman dan dendaan
terdakwa, yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

Pada sub judul berikutnya yaitu “Tak mengandai Nurani” , sang hakim lebih
memilih untuk tidak menerima tawaran dan tetap menegakkan hukum, serta
menegakkan keadilan, namun ia terancam dipindahkan ke daerah lain, tetapi siapa
sangka, ada buah dari kejujuran yang sang hakim lakukan.

Setelah dipindah dan dialih tugaskan ke daerah terpelosok, disana ia malah


mendaptkan informasi mengenai pengobatan tradisional untuk kesembuhan matanya,
tanpa mengeluarkan uang yang banyak, sang hakim pun dapat memiliki penglihatan
yang semakin baik.

Selanjutnya pada 3 sub bab judul berikutnya, yaitu “Pengaduk empati Sang
Penyidik”, “Cerita Palsu”, dan “Meluruskan tujuan”. Dalam tiga sub bab judul di atas
bercerita tentang seorang penyidik yang sedang menangani kasus pencucian uang atau
gratifikasi yang dilakukan oleh seorang pegawai,. Penyidik yang tengah menyusun
dan mengumpulkan data untuk persidangan, dihadapkan pada situasi memilih.

Saat semua dalam proses, ada kejadiaan yang membuat penyidik dilema,
ketika ia dan keluarganya sedang menemani anak istrinya berlibur dan bermain ke
sebuah mall, dikarenakan adanya waktu libur yang cukup untuk menemani
keluarganya. Sesampainya di dalam Mall, saat penyidik itu sedang menemani
anaknya bermain, penyidik itu dihampiri oleh seorang wanita yang sedang
menggendong bayi dan memarahinya ditengah keramaian, meminta keadilan dan
empati dari penyidik agar kasus suaminya tidak di proses, dan membenarkan bahwa
suaminya tidak bersalah, dan tidak tau apa-apa.

Tindakannya membuat keributan di tengah mall, dan memancing perhatian


orang, ibu dari suami yang terjerat kasus itu memaki, dan terus memarahi penyidik
dan menceritakan keadaanya yang sangat memprihatikan jika suaminya harus di
penjara , Hingga akhirnya perselisihan itu diselesaikan oleh seorang petugas keamana
di mall tersebut. Kejadian itu membuat penyidik merasa resah dan mulai memikirkan
nasib istri dan anak dari suami yang sedang terjerat kasus dalam penyelidikannya.
Penyidik dilema antara membantu dan berempati pada keluarga dari suami
yang kasusnya sedang ia tangani, atau tidak mengikuti empati dan tetap memproses
kasusnya, dua pilihan yang sangat berat, ia membayangkan bagaiman nasib istri dan
anak keluarga terdakwa jika nanti suaminya akan dipenjera. Penyidik pun sama
memiliki istri dan anak yang harus dipikirkankan nasibnya. Dalam sub bab yang
berjudul “Cerita Palsu” penyidik memilih untuk mengikuti empatinya dan membuat
serta megubah semua data , dan bekerja sama dengan mengarang cerita agar kasus
dari terdakwa bisa bebas dan tidak terpidana.

Setelah masuk dalam persidangan, penyidik memantau jalannya sidang dari


kejauhan. Terdakwa dibebaskan, berkat karangan palsu dari data yang dibuat oleh
penyidik yaitu tidak lain bertujuan untuk menolong terdakwa agar ia terbebas dari
tuduhan, dan hukuman yang dihadapi. Dengan begitu penyidik merasa tenang akan
nasib anak dan istri terdakwa yang tidak akan terlantar

Namun ternyata penyidik mendengar dan meilihat dari kejauhan , istri dari
terdakwa berdialog dengan suaminya yang hampir dipenjara itu dengan mengatakan
bahwa berkat ialah suaminya terbebas dari tuduhan, karna ia memperlihatkan keadaan
yang menyedihkan dan mengancam anaknya tidak dapat minum susu lagi jika
suaminya di penjara, dan penyidik itu percaya.

Mendergarkan percakan istri dan suami terdakwa itu, tubuh penyidik seketika
kaku dan tercengang mendengarnya. Pada sub bab berikutnya, yaitu pilihan yang
kedua, dimana penyidik memilih tetap melakukan proses penyidikan yang sudah ia
dapati dan menyingkirkan empatinya, berusaha untuk tidak menghiraukan istri dan
anak dari terdakwa yang sebetulnya memang buakan menajdi urusan dan tanggung
jawabannya, dan tetap memproses terdakwa.

Seketika sang penyidik menghadiri pesta acara pernikahan temannya disebuah


gedung yang mewah, orang-orang yang datang ke acara tersebutpun memakai mobil
dan pasti bukan orang biasa-biasa saja, kemudia sang penyidik melihat wanita , dan
anak yang digendong oleh pengasuh,yang sepertinya pernah ia temui, betulnya
ternyata wanita itu adalah orang yang pernah menegur dan memakinya di mall,
bedanya ia tidak menggendong anaknya sendirian, namun ada pengasuhnya, dan
dilihat ia terlihat tidak memprihatinkan dan bahkan pulang dengan mobil yang
mewah.

Selanjutnya menceritakan tentang seorang yang bernama “Demas” yang berkeja


di lembaga Distarcip, bagian Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan , dalam
ceritanya ia mendaptakan sebuah paket tanpa ada nama pengirim, dan paket tersebut
berisi tumpukan uang yang dikarduskan. Demas menghitung tumpukan uangnya
sekitar 10 juta. Demas yang datang pagi bahkan sebelum jam kantor, merasa kaget,
melihat ada paket untuknya dan berisi tumpukan uang , Ia pun terus memikirkan siapa
yang mengirim paket tersebut.

Didapatinya informasi dari seorang pegawai yang masuk ke ruangan demas


untuk mebersihkan ruangan, ia melihat kotak kardus yang ada di meja dan
mengatakan bahwa memang kardus itu adalah paket pengiriman untuk bpk Demas,
dan ketika ditanyakan mngenai siapa yang mengirim paket tersebut dan bagaimana
ciri-ciri orangnya, pegawai itu hanya mengatakan, bahwa si pengirim tidak
memberitahuan namanya, hanya mengatasnamakan teman baiknya pak demas, dan
pemberi paket itu datang dengan mobil , berpakaian rapih, bahkan ia mengetahui
bahwa istri bapak sedang hamil dan sebentar lagi melahirkan.

Pegawai kebersihan itu mengira paket dalam kardus tersebut mungkin hadiah
untuk anak pak Demas yang sebentar lagi akan lahir, dan pasti paket tersebut berisi
barang yang mahal dan bagus. Begitu fikir pegawai tadi. Demas yang kebingungan
mencari tau siapa yang mengirim paket berisi uang tersebut, tiba-tiba teringat seorang
kawannya yang pernah memintanya untuk mengurus perizinan pembangunan hotel,
dan memintanya untuk mlencarkan IMB yang harus diurus agar hotel yang
dibangunnya bisa segera dibangun.

Namun alasan Demas sulit untuk mengabulkan permintaan orang tersebut


adalah karena hotel yang akan dibangunnya itu memiliki banyak masalah,
dikarenakan jumlah lantai yang ingin dibangun melebihi batasan yang telah
ditentukan dalam peraturan tata ruang kota dan area yang ingin dibangun juga
melebihi area maksimal aturan pembangunan hotel.

Saat inilah hati Nurani Demas diuji apakah dia harus menerima uang yang
diberikan oleh orang tadi sehingga istrinya dapat melahirkan ditempat yang
diinginkannya. Istrinya memang sedang menyiapkan persalinan, karna usia
kandungannya yang sebentar lagi memasuki 9 bulan, istrinya tentu ingin mendapatka
pelayanan persalinan yang terbaik dan ternyaman untuk dirinya. Karna kondisinya
yang memiliki tekanan darah yang tinggi, yang tidak memungkinkan untuknya bisa
melahirkan secara normal, dan harus di operasi, dan tentu itu akan membutuhkan
biaya yang mahal, terlebih lagi, istri dari Demas ini hanya ingin diperiksa dan
ditangani persalinannya oleh seorang dokter, dan klinik swasta, tentu ini berat bagi
keluarga Demas, mengingat kondisi pengeluaran keluarga demas akhir-akhir ini
cukup banyak. Ia dan keluarganya tentu saat membutuhkan uang tersebut, namun ia
juga harus tetap mempertahankan professionalitasnya sebagai seorang pegawai. Jika
memilih menerima uang Demas akan menerima akibat dari perbuatannya yang bisa
dibaca dibagian sub topik “Amplop dan kelahiran” dan jika tidak menerima uang
tersebut sesuatu yang tidak disangka-sangka ia dapatkan, yang bisa dibaca dibagian
sub bab dengan judul, “Berkah kejujuran”

Kisah ke 4 dalam Novel ini adalah Tender calon mertua. Disini diceritakan
mengenai Pandu seorang Pegawai Negri Sipil yang menjabat sebagai ketua bagian
penggandaan barang. Pandu seorang yang memiliki integritas, professionalitas, dan
ulet dalam bekerja. Namun ada sesuatu yang membuat dirinya diuji. Saat dia
dipercaya atasan untuk mengatasi proyek penggandaan komputer disebuah SMK,
mulai masuklah berkas calon-calon Perusahaan yang akan menjadi tender dalam
proyek penggandaan tersebut.

Pandu terkejut ketika salah satu berkas yang mengajukan tender adalah PT
Marakarya yang tidak lain adalah perusahaan calon mertuanya. Di satu sisi ada PT
Alkindo yang sudah sangat berpengalaman dalam hal computer karena sudah sangat
lama berkecimpung dalam hal tersebut, disisi yang lain Pandu tidak ingin
hubungannya dengan mertuanya memburuk karena dia tidak meloloskan PT
Maarakarya sebagai pemenang tender tersebut. Padahal PT mertuanya belum pernah
menangani proyek komputer sebelumnya.

Pilihan manakah yang akan dipilih oleh Pandu? Jika dia memilih
memenangkan mertuanya maka pembaca biasa membaca bagian Dilema Komplain,
sedangkan jika Pandu tetap jujur dan menjunjung tinggi integritasnya maka pembaca
bias membaca bagian Pilihan terbaik.
Cerita ke 5 dalam novel ini berjudul Tenggat Auditor. Disini diceritakan
mengenai Ridwan yang bekerja sebagai seorang auditor. Ridwan ingin
memberangkatkan kedua orang tuanya serta dirinya dan istrinya untuk berangkat
umroh. Tapi masalah pun datang ketika uang yang dibutuhkannya untuk
membrangkatkan umroh masih kurang sekitar 50 juta lagi.

Disatu sisi Ridwan sedang mengurus seorang auditee yang laporannya


bermasalah karena ada beberapa bagian yang tidak sesuai antara apa yang seharusnya
terjadi dengan apa yang sebenarnya terjadi. Audite pun menawarkan bagaimana jika
masalah yang tadi itu diperbaiki saja oleh Ridwan, sebagai gantinya ia akan
membayar uang untuk membereskan masalaah tadi.

Saat itu Ridwan pun diuji hatinya, apakah dia akan menggunakan wewenang
dan jabatannya sebagai auditor untuk melancarkan auditee yang bermasalah tadi atau
tidak menempuh jalan singkat dan lebih mengedepankan nilai kejujuran daripada
yang lain. Bagi pembaca yang ingin mengetahui apa yang akan terjadi dengan Ridwan
jika dia memilih jalan singkat bisa membaca bagian menukil kesempatan dan bagi
pembaca yang ingin melihat apa yang akan yang akan terjadi jika Ridawan memilih
jalan kejujuran bisa membaca bagian Rezeki Perjalanan.

Cerita terakhir yang menjadi penutup dalam novel ini berjudul Melon. Disini
diceritakan mengenai seorang anak bernama Agus yang tinggak disebuah desa.
Keluarganya memang termasuk kegolongan kurang mampu. Ayah agus sudah
berangkat ke Jakarta dari desa tempat dimana dia meninggalkan istrinya, agus, dan
adiknya asep. Tapi setelah berangkat ke Jakarta ia tidak pernah kembali lagi. Agus
yang baru saja menamatkan Sekolah Dasar ingin membantu emaknya yang sekarang
banting tulang agar dia dan adiknya bisa makan.

Asep yang baru saja pulang bermain dengan anak seumurannya tiba-tiba
meminta buah melon. Agus pun terkejut karena dia sendiri belum pernah merasakan
buah tersebut, menurut infomasi yang pernah dibacanya saat masih sekolah buah
melon itu bentuknya bulat dan harganya mahal untuk wong deso seperti dia. Karena
Asep terus merengek dan minta dibelikan melon maka agus pun tak tega dan
membujuk nya agar mengizinkan Agus merantau kejakarta agar bisa membeli Melon
yang sangat di inginkan adiknya.
Jika Asep tetap keukeuh dengan pendiriannya pembaca bisa terus membaca
bagian ini hingga habis, dan jika pembaca ingin mengetahui apa yang terjadi dengan
Agus jika ia tidak keukeuh dengan hal tersebut maka pembaca bisa membaca bagain
kedua dari cerita ini yaitu Melon(2).
Review Novel

Saujana: Diantara Pilihan merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Yulia
Nursetyawathie dan Tasaro GK yang membahas mengenai bagaimana korupsi saat
ini menjadi momok yang sangat mengancam kesehatan mental masyarakat indonesia.
Para pelaku yang tidak mengenal status ikut diseret oleh buai maut korupsi.

Saat ini, penyelahgunaan wewenang, kesempatan dan hasrat untuk terus


memperkaya diri, dan merugikan orang lain dianggap sesuatu yang sudah biasa terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Novel berupa anotologi cerpen ini adalah sebuah
kumpulan kisah yang ditulis oleh Yulia Nursetyawathie dan Tasaro GK mengenai
potret korupsi yang bisa menyerang siapa saja, baik dari hakim, penyidik, birokrat,
dan auditor.

Novel ini cocok dibaca untuk semua umur, bahasanya yang ringan serta
halamannya yang tidak tebal namun isinya penuh akan hikmah dan pelajaran yang
bisa diambil. Selain itu ukuran buku yang “portabel” membuat buku ini bisa dibawa
kemana saja. Ukuran font yang digunakan dalam buku ini juga tidak terlalu kecil
sehingga memudahkan siapa saja membacanya. Selain itu desain sampul yang absurd
dan menarik membuat orang tertarik untuk membaca novel ini.

Cerita yang disajikan dalam buku ini memang fiktif, tetapi lewat Novel ini
penulis mencoba menggambarkan realitas yang sedang terjadi di negri ini. Sesuai
dengan Judulnya Suajana: Diantara Pilihan, novel ini menceritakan bagaimana pilihan
yang kita ambil akan menentukan apa yang terjadi dalam hidup kita kedepannya.
Korupsi atau tidak korupsi adalah sebuah pilihan. Apapun jabatan anda, berapapun
usia anda, dan dimanapun anda berada ikutilah hati nurani yang senantiasa menuntun
anda kejalan yang benar.

Novel ini membuat enam kisah yaitu: Biaya pengobatan sang Hakim,
Pengaduk empati sang penyidik, Paket Tanpa Nama untuk Demas, Tender calon
mertua, Tenggat sang Auditor, dan Terakhir Melon. Masing masing kisah diberikan
dua pilihan yang akan menentukan bagaimana kelnajutan nasib dari para tokoh.

Jika memilih jalan korupsi maka para tokoh akan merasa terbantu diawal tapi
pada akhirnya ia pada akhirnya akan menghadapi masalah yang lebih berat.
Sedangkan jika memilih tidak korupsi memang akan ada masalah yang dialami oleh
para tokoh namun hal itu akan segela berganti dengan kemudahan yang didapat
karena telah berlaku jujur.

Tema

Novel ini bercerita mengenai dilema yang dialami oleh hakim, penyidik, birokrat, dan
auditor ketika dihadapi pada pilihan untuk bersedia untuk korupsi atau tidak.

Motif

Novel Saujana: Diantara pilihan menceritakan konflik batin dan pikiran yang
dialami oleh para tokoh yang bekerja sebaga hakim, penyidik, birokrat, dan auditor.
Konflik batin ini kemudian akan mengarahkan para tokoh kepada pilihan yaitu untuk
memilih korupsi atau tidak.

Jika mereka memilih korupsi maka masalah yang baru akan muncul, namun
jika mereka memilih mengikuti hati nurani maka masalah yang pada awalnya sangat
berat bisa diselesaikan dengan cara yang tidak disangka-sangka. Gejolak batin yang
digambarkan dalam novel ini sangat sesuai dengan apa yang dihadapi oleh para tokoh
yang ada dimasa kini. Anak-anak dapat membacanya sebagai cerita novel yang
berfungsi untuk menumbuhkan nilai-nilai positif, sementara orang dewasa dapat
menelisik makna dibalik cerita para tokoh dalam buku ini.

Pelajaran yang dapat diambil

Jika kita bertindak dengan hati nurani maka semua akan berjalan dengan
benar. Sedangkan jika kita memilih mengikuti hawa nafsu(korupsi) dan menyerah
kepada keadaan maka kita mungkin bisa senang dan menikmati hasil 3x2dari yang
kita dapatkan dengan korupsi, tapi hal itu tidak akan bertahan lama dan masalah baru
yang lebih rumit akan mengmpiri kita.
Sudut Pandang

Sudut pandang yang diceritakan dalam Novel ini adalah sudut pandang dari penulis
yaitu Yulia Nursetyawathie dan Tasaro GK

Komentar

Cerita ini cocok bagi semua kalangan. Anak-anak bisa mendegar sebuah
cerpen yang bisa menumbuhkan sifat jujur dan bisa belajar memilih pilihan yang tepat
dalam hidupnya. Adapun bagi orang dewasa maupun akademisi Novel ini bisa
menjadi bacaan yang bisa menyadarkan kan pentingnya profesionalitas dalam
melakukan suatu pekerjaan dan tidak terbujuk dengan cara instant yang ditawarkan
dengan melakukan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai